Monday, April 8, 2013

Dream High 2 I Episode 16/End I Drama-K

nopsis Dream High 2 Episode 16
Ri An mulai menari. Ia begitu semangat dan enerjik. Semua penonton juga ikut menikmati tariannya. Soon Dong dan guru Ji Soo juga terlihat ingin ikut menari. Tarian ditutup dengan gerakan hormat dari Ri An. Semua senang dan bertepuk tangan dengan meriahnya.
Di belakang panggung, Nana, Ailee, Yoo Jin, Hong Joo, Si Woo dan Ui Bong sedang menunggu giliran masing-masing. Ui Bong mondar-mandir karena terlalu gugup. Ailee kemudian menawari Ui Bong obat, tapi Ui Bong menolak. Ui Bong lalu melempar pertanyaan ke Hong Joo. Ia bertanya apakah Hong Joo baik-baik saja. “Tutup mata. Kosongkan pikiran. Hong Joo bukan aku. Dan aku bukanlah Hong Joo.”kata Hong Joo pelan-pelan sambil memasang kacamata, jadi terlihat seperti membaca mantra.
“Hei.. Apa yang kamu lakukan?”tanya Si Woo
Hong Joo menjawab bahwa ia sedang mengontrol pikiran. Si Woo menjawab dengan siriknya,”Tidak masalah. Tidak mungkin kau akan menangkan ini.”
“Kau tidak tahu.”elak Hong Joo

Nana kemudian angkat bicara. Ia mengatakan bahwa setiap orang memiliki kesempatan. Tapi, Si Woo jadi merasa tidak adil, kenapa Nana selalu membela Hong Joo. Nana tidak mau menjawab dengan mengalihkan perhatian pada Ri An yang baru saja datang. “Itu Ri An”kata Nana

Ri An, Nana, dan Ailee kemudian berpelukan. Ri An menanyakan penampilan dirinya. Apakah penampilan bagus atau tidak. Ailee memuji Ri An kalau Ri An benar-benar keren. Nana menimpali kalau Ri An melakukannya lebih baik dari Nana. Ri An lalu meminta Nana berkomentar, apakah Ri An bisa mendapat tempat pertama. Ri An menjawab kalau dia tidak tahu, mungkin saja kalau Nana tidak melakukannya dengan baik. Ri An kemudian menyadari sesuatu. Dia bertanya di mana JB. Ailee juga tidak tahu, bukankah JB akan segera tampil.

Tak berapa lama, JB datang dengan kondisi kaki yang masih sakit. Yoo Jin berteriak,” Hey! apakah kau ingin membuat kami semua khawatir? aku begitu takut memikirkan seandainya kamu tidak datang ke sini.”
JB menjawab, “hidup siapa yang kubuat mudah ketika aku masih hidup?”

Yoo Jin masih saja sempat mengatakan kalau JB harus memastikan untuk membayar hutangnya dengan baik. Dan Yoo Jin menambahkan kalau ia hampir saja membunuh dirinya sendiri untuk menolong JB.
JB : “Mengapa kamu melakukan itu. betapa inginnya kamu melakukan itu dan menyesal. Jika aku menang, apa yang ingin kamu lakukan.”

Tapi Yoo Jin tetap meminta JB untuk menang. Lagian JB juga belum berlutut pada Yoo Jin. “Hari ini ya hari ini,” kata Yoo Jin.
“Tidak”ucap JB. Yoo Jin tetap bersikeras kalau JB akan berlutut padanya. JB menjawab kalau hari ini adalah hari di mana Yoo Jin yang berlutut pada JB. Kemudian JB berpamitan pergi.
JB naik ke atas panggung dengan kondisi kaki yang masih sakit. Sehingga ia berjalan seperti sedang menyeret kaki kanannya itu, dan hampir saja JB terjatuh. Semua melihat dengan cemas dan khawatir dengan keadaan JB seperti itu.

JB masih berjuang dan berusaha untuk menari dengan baik. Hanya saja, penampilannya terlihat tidak maksimal. Kakinya benar-benar menjadi hambatan untuknya. Ketika sedang berusaha dengan sangat keras dan ketika orang-orang serius melihat penampilannya, hal yang mengejutkan terjadi. Tiba-tiba saja, JB jatuh tersungkur tak berdaya sambil memegangi kakinya.

Spontan semua kaget. Guru Jin Man berkata pada guru Ahn,”kenapa.. kenapa dia naik panggung dengan kondisi seperti itu? dia seharusnya menunggu untuk tampil setelah dia benar-benar sembuh.”
JB hanya merintih kesakitan menahan sakitnya sambil memegangi kakinya itu.
Di ruang gelap itu, JB duduk sendiri. Ri An kemudian datang menghampiri dan duduk di sebelahnya. Ri An kemudian berkata sambil mengeluarkan air mata,”mengapa kamu menyembunyikan ini sampai sekarang? Kau bilang kau baik-baik saja.”

“Jika mereka mengatakan padamu ini semua berakhir, bisakah kamu menyerah? Jika yang kamu lakukan sampai sekarang hanyalah menari, bisakah kamu menyerah untuk semalam? Apakah kamu berhasil atau gagal, kamu harus maju sampai akhir. Hanya dengan itulah kamu bisa maju ke tahap berikutnya.”

Ri An membalas kata-kata JB dengan menyalahkan dirinya sendiri. Menurut Ri An, JB menjadi seperti ini karena Ri An. Karena Ri An membenci JB. JB lalu memegang tangan Ri An (sepertinya bermaksud untuk menenangkan Ri An),”Tidak. Karena aku memilikimu, aku bisa sejauh ini. Terima kasih.”

“Beberapa tahun lalu, kau berada di sana untuk melihat debutku, benar? Dan penampilan terakhirku tadi, aku senang kau datang melihatku. Di awal, dan di akhir. Kau memberiku kekuatan untuk menjadi diriku sendiri.”ucap JB jujur. Kemudian ia memberikan Ri An sepatu yang dipakainya tadi sambil mengatakan,”10 pasang sepatu sport.”

=flashback=
“Hadiah.”kata JB seraya memberikan Ri An satu sepatu bagian kanan. Sepatu itu terlihat sudah jelek, dan tak layak pakai. Ri An menerimanya dengan perasaan tak nyaman dengan kondisi sepatu itu. “Dan sekarang 9 pasang. Sebelum sepatu ke-9 ku rusak. Aku akan memulai debutku. Sejak ini menjadi milikku, mulai dari sekarang aku akan memberikan 1 dari setiap pasang. Seperti cincin pasangan.”jelas JB.
=flashback end=

“Kau bermimpi dan berkeringat sepertiku. Dan kau berusaha lebih keras daripada aku. Mimpimu dan semangatmu. Aku telah melihat bagaimana kau menderita dan bekerja keras untuk itu. sekarang aku akan mendukungmu. Bernyanyilah untuk dirimu sendiri.”pinta JB tulus. Ri An masih terlihat sedih.
Saatnya Ri An bernyanyi. Perlahan-lahan, dia mulai naik ke atas panggung. Semua memberikan tepuk tangan. Di bangku penonton, juga terlihat ibu Ri An sedang menonton penampilan anaknya itu.

“Sebelum aku bernyanyi, aku ingin memperkenalkan diriku kepada kalian semua. Aku tahu dengan baik apa yang kalian semua pikirkan tentang aku. Wajah cantik untuk girlband, kelakuan tidak baik, dan artis yang duduk di kelas B. Sekarang aku akan mengatakan semua. Mengapa aku ingin bernyanyi dan mendapatkan tempat pertama dan Mengapa aku ingin berdiri di panggung ini aku telah melupakan semua alasannya. Aku bertemu dengan seorang teman asing, yang sangat ingin sekali menjadi seorang penyanyi meskipun dia tidak punya talenta apapun. Herannya, aku iri padanya. Karena, dia tahu benar apa yang dia impikan (yang dimaksud adalah Shin Hye Sung).”

Hye Sung sudah naik ke pesawat menuju Amerika. Tapi wajahnya terlihat tidak nyaman.

Ri An melanjutkan, ”dan.. aku juga bertemu dengan teman yang rela berkorban untuk melindungi seseorang yang buruk dan tidak berharga sepertiku, teman itu mengajariku bagaimana cara menghargai diriku sendiri (yang dimaksud adalah Yoo Jin. Yoo Jin selalu membantunya ketika ia sedang dalam masalah). Dan ada seorang teman yang selalu bersama sejak masa training kami. Teman itu mengatakan ‘bernyanyilah untuk dirimu sendiri’. Dia mengatakan padaku bernyanyi untuk mimpiku.”
“Ini lagu pertama yang aku buat. Jin Yoo Jin yang menulis liriknya. Judulnya hari demi hari.” Ri An mulai bernyanyi.
“Apa yang dia dapatkan setelah dia menjadi begitu cantik.”kata Ibunya Ri An terharu.
“Aku tidak tahu meskipun kita berjuang bersama setiap hari, Ri An bisa berpikir seperti itu.”komentar Ailee ketika melihat Ri An dari TV di belakang panggung. “Kau tahu, Ri An bukan tipe orang yang menunjukkan hal seperti ini. Si Woo juga menambahkan komentarnya. Selain Ailee dan Si Woo di sana ada juga guru Ji Soo dan Nana.

Kembali ke atas panggung. Ri An bernyanyi dengan penuh penghayatan. Semua yang menonton juga larut ke dalam suasana yang diciptakan Ri An ini. Mereka ikut menghayati dan menikmati lagunya. Dan ternyata Ri An bernyanyi sambil memakai sepatu yang diberikan JB padanya tadi.
Lagupun selesai dinyanyikan, semua penonton tepuk tangan dengan meriah.
“Anak ini, dia benar-benar bagus.” Soon Dong berkomentar.
“Haruskah kita menjadi fansnya Ri An?”tanya Lee Seul pada Soon Dong.
“Haruskah kita?” Soon Dong tanya balik.

Di lain tempat duduk guru Ahn dan guru Jin Man memberikan komentarnya. “Ri An yang terbaik hari ini. Bagaimana dia bisa meningkatkan kemampuannya menjadi seperti itu?”kata guru Jin Man.
“Tidakkah kau berpikir, untuk berterimakasih mempunyai guru-guru yang hebat?”tanya guru Ahn
“Heii, sejak kapan kau bersikap sombong dengan begitu natural.”kata guru Jin Man.
“Bukan aku,. Gula batu (Ji Soo).”elak guru Ahn.

Di belakang panggung. Yoo Jin menemui JB. Yoo Jin mengatakan kalau ia berpikir bahwa ia harus berhenti mengikuti JB dari belakang. JB bertanya kenapa, apakah Yoo Jin bermaksud bahwa JB sudah benar-benar berlutut sebelum Yoo Jin.
“Aku kira kau dan aku sangat berbeda”kata Yoo Jin

JB mengatakan bukankah Yoo Jin benar-benar menjadi sakit gara-gara semangat rock. Yoo Jin mengelak tidak. Dia beralasan bahwa dia tidak mau menjadi bodoh seperti JB. Lagipula, Yoo Jin merasa itu tidak cocok untuknya.
“Kamu bisa menyanyikan sebuah lagu. Tapi kenapa kamu melakukan apa yang membuatmu terlihat seperti idiot? Dan kau sungguh gagal untuk berlutut, karena apa yang kau lakukan. Berdarah seperti itu. apakah kau mencari simpati? Sehingga kau terlihat menyedihkan. Membingungkan dan membohongi mereka terlihat menyedihkan. Kamu terlihat seperti Shin Hye Sung ketika datang seperti itu.”kata Yoo Jin
“Aku kira kita mungkin bisa sedikit seperti itu.” JB bercanda. “Aiissh, aku tidak bisa berkata seperti itu.”kata Yoo Jin.

JB hanya berpesan agar Yoo Jin melakukannya dengan baik dan itu sudah cukup untuk JB. Yoo Jin kemudian berkata dengan sombongnya, “hentikan itu. meskipun kau tidak mengkhawatirkanku seperti itu, aku tetap akan melakukannya dengan baik. Tunggu dan lihatlah.” Yoo Jin kemudian pergi, sedangkan JB hanya tersenyum

Kini giliran Yoo Jin naik ke atas panggung untuk menunjukkan bakatnya. Kepala sekolah Jung Wan yang melihat Yoo Jin memberikan komentar,”Oh tidak. Itu dia. Dia adalah satu yang paling tidak layak untuk tahap ini. Orang itu adalah.. seorang rocker. Dan audisi ini, mengapa bisa begitu cocok?”. Dan di sebelah kepala sekolah, ada direktur Lee yang diajak ngomong oleh kepala sekolah.
“Kenapa? Meskipun aku bekerja sebagai presiden sebuah agensi, setelah menjadi rocker.”kata direktur Lee
“Itulah mengapa kau jadi keras kepala terhadap yang lainnya.”kata kepala sekolah.
“Bagaimana denganmu yang menjadi konselor setelah menjadi rocker?”kata direktur Lee tak mau kalah.

Kepala sekolah tak punya kata-kata untuk menjawab kata-kata direktur Lee itu.
Di atas panggung, Yoo Jin tak segera menyanyi. Tapi ia hanya berdiam diri. Dan memikirkan apa yang dikatakan kepala sekolah tentangnya dan JB. Lama sekali Yoo Jin berdiri di atas panggung itu.

[8 Bulan kemudian]
Banyak orang yang berkumpul di depan gerbang sekolah Kirin sambil membawa poster. Sepertinya mereka adalah fans. Di sana ada banyak wartawan juga. Mereka sedang menunggu kedatangan Ri An dan kawan-kawan.

Sebuah mobil berhenti di depan mereka. Wartawan tak mau menghilangkan kesempatan, mereka langsung menghampiri Ri An, dkk. Wartawan itu menanyakan apa perasaan mereka datang kembali setelah menyelesaikan world tour mereka. Terus ada yang bilang juga kalau album mereka direkam di Amerika.

Tak jauh dari kerumunan itu, terlihat Yoo Jin tengah memperhatikan. Karena, para wartawan itu terus saja menodongkan pertanyaan pada mereka, Lee Seul langsung bertindak. Ia meminta agar wawancara dilakukan nanti saja, karena hari itu adalah hari kelulusan mereka.
Tapi, wartawan tidak mendengarkannya. Malah masih ada yang bertanya dengan Ri An. Tiba-tiba Ri An melihat Yoo Jin di kejauhan. Ia lalu melambaikan tangannya. Diikuti dengan lambaian tangan teman-temannya yang lain. Yoo Jin membalas banyak lambaian tangan itu.

=flashback=

“Jin Yoo Jin! Heii.. Jin Yoo Jin!”panggil Ri An dari samping panggung. Jin Yoo Jin menoleh. Ri An menyuruh Jin Yoo Jin untuk segera bernyanyi. Ia heran mengapa Yoo Jin hanya berdiri saja di sana. Jin Yoo Jin kemudian mengambil nafas panjang.
“Apakah dia gugup? mengapa dia bertingkah seperti bukan dirinya?”kata guru Jin Man.
“Itu tidak bercanda”kata guru Ahn.
Yoo Jin tersenyum dan mengangkat tangannya. Sepertinya ia sudah tahu apa yang akan dia lakukan. Perlahan dia mulai memetik senar gitarnya dengan penuh gaya. Lalu.. “G-Minor” nyanyi Yoo Jin. Semua penonton yang melihatnya heran dan bahkan ada yang tertawa, karena saking anehnya penampilan Yoo Jin.

Yoo Jin mengatakan, “sekali lagi?” dengan gaya seperti seorang artis di panggung. Ia lalu menunjukkannya lagi. “G-Minor!”... “ selesaii.. The end”kata Yoo Jin.
“Mengapa dia seperti itu lagi?”tanya direktur Lee.

Juri dari luar pun sepertinya protes pada produser Shin, “Cuma itu? kau tau...kami semua datang dari jauh, dan ini yang kau tunjukkan kepada kami? Ayolah.”
“Semua ini telah aku persiapkan. Mengapa tidak ada orang yang bertepuk tangan.”kata Yoo Jin dengan pd-nya. Lalu hanya kepala sekolah yang bertepuk tangan dengan keras.
“Apakah karena semua orang kecewa? Maukah kalian mendengar ini sekali lagi?”tawar Yoo Jin. Kemudian

Yoo Jin melakukan hal yang sama untuk ketiga kalinya. “Karena inilah aku berdiri di sini sekarang. Kemudian ketika kau menemukan apa yang aku inginkan, ketika aku bertemu itu, aku akan menunjukkannya pada kalian, inilah musik asli Jin Yoo Jin.”

Yoo Jin kembali ke belakang panggung, produser Shin langsung menemui Yoo Jin. Guru Jin Man yang awalnya duduk di sebelah guru Ahn, langsung lompat ke kursi sebelah kepala sekolah dan berkata, “mengapa dia jadi seperti itu? dia bisa menang.”

Kepala sekolah menimpali, “apa yang begitu spesial dari mimpi? Mimpi bukanlah hal yang harus kau temukan secepatnya.”
“Heh??”
“Tidakkah itu adalah mimpi yang indah...untuk hidup setiap hari dengan gembira sepenuhnya? Itu bagus. Itu benar-benar mimpi yang bagus.”kata kepala sekolah.
Di samping panggung Yoo Jin bertemu dengan Ri An yang sudah menunggunya dari tadi. Ri An kemudian memukul pundak Yoo Jin. Yoo Jin merintih kesakitan.
“Kau punya cara untuk mengejutkan orang.”puji Ri An sambil memeluk Yoo Jin. “Kamu keren Jin Yoo Jin. Jin Yoo Jin keren. “
“Tidakkah kamu tahu itu. menjadi keren adalah yang utama, dan disusul dengan mengejutkan.” Jin Yoo Jin mengatakan dengan pd-nya.

Mereka kemudian beranjak untuk meninggalkan panggung. Tapi ternyata mereka bertemu dengan produser Shin. “Jin Yoo Jin.”
“Aku sudah melupakan itu untuk sementara, tapi berkembang dan dibentuk untuk seseorang, itu bukanlah kau. Aku hanya ingin memainkan musikku dengan semangat.”jelas Yoo Jin.
“Tidak ada kesempatan lain.”produser Shin mengingatkan.
“Untuk siapa kesempatan ini? Sebuah kesempatan untuk produser Shin atau sebuah kesempatan untuk idola super?”tanya Yoo Jin. “Setelah mengenakan pakaian dari Nuclear Man, aku hidup 10 tahun lalu di jalanan. Menghabiskan waktu memakai baju idola super itu membuang-buang waktu.”
“Apakah kau akan mengatakan menyerah untuk segalanya?”tanya produser
“Aku tidak menyerah.. tapi ini sebuah pilihan.”tegas Yoo Jin. Kemudian ia pergi bersama Ri An meninggalkan produser Shin. Produser Shin hanya melihat Yoo Jin berlalu, dan tersenyum bangga.
=flashback end=
Ri An menemui Yoo Jin. Yoo Jin menodongkan tangannya pada Ri An, “hadiah..”. Ri An lalu memukul tangan Yoo Jin dan berdiri di sampingnya.
“Bahkan untuk sebuah hadiah.. uughh! Setelah menjadi world star, sisi kemanusiaanmu menurun.”rajuk Yoo Jin

Ri An bertanya apakah ibunya Yoo Jin baik-baik saja.
“Karena kamu akan berhenti di masa yang akan datang, ada penurunan besar di pendapatannya.”jawab Yoo Jin.

Ri An mengatakan bahwa ia akan berhenti segera dan mengganti kerugian untuk apa yang tidak dia lakukan ketika dia tidak ada.
“Biarkan aku menanyaimu satu hal.”kata Yoo Jin. “Apa?”
“Kau menang. Tapi kenapa kau tidak mengatakan kau ingin bekerja di sini? Tapi bukankah kamu ingin bekerja bersama idola super lainnya? “tanya Yoo Jin.

Ri An menjawab itu karena mereka berteman. Kenyataannya, kenapa Ri An bisa sampai di atas, itu semua terima kasihnya untuk temannya. Ri An merasa itu terlalu sulit untuk dirinya. Yoo Jin bertanya apakah itu alasan kenapa Ri An menyerah. Ri An menjawab bahwa itu bukan menyerah, tapi itu adalah sebuah pilihan.

Yoo Jin melihat Ri An dengan sungguh-sungguh. Ri An balik bertanya, apa, kenapa, apakah Yoo Jin sudah berubah. Yoo Jin mengelak, “hehe, pasti kau sekarang sedang akting bukan? Kau meskipun mencoba menjadi menyenangkan, jangan lakukan itu. aku hanya benar-benar menyukai gadis yang baik. Dan itu tidak cocok untukmu.” Lalu Yoo Jin memegang pipi Ri An dan sepertinya ingin membuat wajahnya menjadi orang yang judes lagi.

Tak lama, JB datang,”Apakah kalian benar-benar berkencan?”. Ri An dan Yoo Jin, keduanya sama-sama terkejut. “JB kau di sini.”Yoo Jin berpura-pura tak terjadi apa-apa. Dan Ri An melambaikan tangan memberi salam.

Yoo Jin bertanya apa Shin Hye Sung itu datang atau tidak. JB balik bertanya, mengapa Yoo Jin ingin tahu tentang itu. “Apa kau merasa memiliki Shin Hye Sung? Apakah aku tidak boleh memikirkannya?”tanya Yoo Jin.
“Kau sungguh bersemangat.”kata JB
“Aku pikir ini tidak akan berjalan baik. Mengapa kita tidak berkeliling?” Yoo Jin menawarkan.
“Baik, haruskah kita melakukannya.”jawab JB.

Yoo Jin melihat ke arah kaki JB. Dan berkata, “melihatmu berjalan, kelihatannya lututmu baik-baik saja. Kalau kita bertaruh, dan salah satu di antara kita kalah, dia adalah pecundang yang harus berlutut.”
“Tentu. Ah. Bagaimana jika berjalan 50 langkah dengan lutut?”usul JB
“50 langkah terlalu mudah. Bagaimana kalau 100 langkah?”usul Yoo Jin sombong.

Ri An yang memperhatikan mereka berdua daritadi, lalu mendorong kepala Yoo Jin dan kepala JB secara bersamaan. Sehingga kepala mereka saling bertabrakan,”Baiklah, lakukan itu.” kata Ri An sambil menandakan kalau pertandingan sudah dimulai.

JB dan Yoo Jin kesakitan. Yoo Jin lalu bertanya lagi pada JB, “apa Shin Hye Sung mengatakan kalau dia akan datang atau tidak?”
Ri An tanya, “mengapa kau menanyakan JB tentang Shin Hye Sung?”
JB menjawab, “tentu saja, itu karena Hye Sung menyukaiku.”
Ri An kemudian memegang lengan JB, dan berkata,”Shin Hye Sung menyukaiku.” Sambil menunjukkan kalung ‘K’. Spontan JB dan Yoo Jin kaget.

“Apa-apaan ini?”tanya Yoo Jin tak percaya.
“Ngomong-ngomong, kalau kamu memiliki ini kamu akan menjadi seorang superstar atau apapun itu.”kata JB.
“Song Sam Dong, yang memberikannya padaku.”jawab Ri An.
“Apa ini? Bukankah ini hanya mitos?”elak Yoo Jin.

Ri An mengelak kalau ini bukanlah mitos. Buktinya Ri An memenangkan juara 1 idola super. JB menambahkan bahwa itu hanya mitos. Mitos. Mitos. JB menantang Ri An, kalau Ri An pergi ke Amerika dan pulang dengan kesuksesan, maka JB akan mempercayainya.
“Tunggu dan lihatlah. Shin Hye Sung yang menang, atau aku yang menang.”ucap Ri An memastikan.
“Guru..”

Beberapa siswa datang menemui guru Ahn di ruang guru, dan memberi kenang-kenangan sebuah ember yang sudah dihias. Guru Ahn merasa terharu dan tersanjung atas perlakukan murid-muridnya itu. Dia memeluk anak-anak itu, dan mengucapkan terima kasih.
“Aku pikir sungguh menyenangkan, melihat anak-anak telah lulus. Jika kita punya sedikit waktu lagi, kita akan melakukannya lebih baik.”kata guru Ahn pada guru Ji Soo dan guru Jin Man.
“Kau benar-benar tamak. Anak-anak berkembang dengan sangat pesat.”jawab guru Jin Man.
“Benar... itulah mengapa kalau kita punya sedikit waktu lagi..”kata guru Ahn

Guru Ji Soo lalu angkat bicara, “mereka akan baik-baik saja. Kau telah mengatakan sebelumnya, anak-anak tidak menjawab tapi anak-anak bertanya. Kelulusan bukanlah akhir,tapi kelulusan adalah sebuah awal.”

Guru Jin Man merasa kagum dan memuji guru Ji Soo kalau guru Ji Soo terlihat seperti guru sesungguhnya sekarang.
“Benarkah..?”tanya guru Ji Soo sambil tersenyum. “Ada sebuah kesempatan, dan mereka belum memulainya.....”kata guru Ahn menambahkan.
“Oh Tuhan. Setelah melewati penderitaan, lihatlah kulitmu. Apa yang kamu lakukan dengan pipimu?”kata Soon Dong sambil mencubit kedua pipi Hong Joo. Lalu tanpa sengaja, Soon Dong melihat ke arah bawah. Ia melihat banyak penggemar Hong Joo berdiri di sana sambil membawa poster. Mereka diam seperti patung. Ia langsung melepaskan tangannya dari pipi Hong Joo dan menjauh.

Hong Joo lalu menaruh perhatian ke bawah. Ia melihat ada fans-fansnya. Kemudian ia menurunkan kacamata hitam dari atas kepalanya menuju mata, dan tersenyum. Para fans yang tadi seperti patung, berubah selayaknya para fans. Tersenyum, dan mengangkat-angkat poster.
“Ada apa dengan situasi ini? Aku tidak bisa melakukannya.”kata Soon Dong
“lakukanlah. Aku adalah bintang. Seorang world star.”jawab Hong Joo
“Seorang world star?? Hh..” Soon Dong mengejek
“Apanya yang world star? Kalau kau world star, berarti seharusnya aku adalah top star dunia.”teriak Si Woo emosi. “seseorang perlu untuk menjadi lebih rendah hati, agar lebih sukses.”
“mengapa kamu marah-marah, ketika semuanya terlihat bagus? Apa kamu cemburu?”bela Ailee

Si Woo heran mengapa Ailee selalu berada di sisi Hong Joo terus. “Apa Hong Joo itu lebih menarik dari dirinya,” pikir Si Woo.

Ailee menjawab dengan menjulurkan lidahnya. Hong Joo senang, karena ada yang membelanya
Semua siswa sudah berkumpul di aula. Mereka duduk dengan tertib dan memperhatikan ke panggung.
Produser Shin naik ke atas podium dan mulai berpidato. Dalam pidatonya, produser Shin mengatakan bahwa banyak sudah di antara murid-murid yang akan tampil di panggung yang lebih besar. Ia juga menambahkan apakah mereka akan mengisi panggung itu, semua terserah pada mereka.
Guru Jing Man mendokumentasi suasana saat itu dengan mengambil gambar menggunakan kameranya.
Dan di saat bersamaan direktur Lee yang memberikan pidato. “Meskipun aku seorang pengusaha, ada satu hal yang aku tahu kau tidak bisa dengan hutang. Hutang yang harus kau bayar dari temanmu dan semua gurumu saat ini.. hutang dari belajar semuanya saat ini. Pastikan kamu membayar hutangmu ke temanmu mulai dari sekarang.”

Direktur Lee selesai membacakan pidatonya. Guru Ahn yang menggantikan direktur Lee di podium. Ia mengatakan akan ada perwakilan kelas. Dan Shin Hye Sung yang mewakili. Semua menoleh ke kanan-kiri mencari keberadaan Hye Sung. Namun, Hye Sung tidak ada. Ternyata Hye Sung diwakili oleh Ri An untuk berbicara di atas panggung. Semuanya merasa heran.

Ri An kini sudah berada dipodium. ”Hye Sung akan mengatakan sesuatu. Tapi dia tidak punya waktu yang tepat untuk itu. Jadi dia mengirimkan surat dari Amerika. Aku akan membacakan surat dari Shin Hye Sung di sini.”kata Ri An sambil menunjukkan sebuah surat.

Di deretan kursi penonton, JB mengeluh karena Hye Sung tak pernah mengatakan itu padanya. Yoo Jin lalu ikut bicara, ia bilang bahwa Hye Sung telah mencampakkan JB. Tapi JB diam saja. Perlahan-lahan Ri An membuka suratnya.
untuk temanku di sekolah Kirin, orang-orang yang aku rindukan. Sejak kecil, kita mempunyai sebuah mimpi. Orang tua selalu mengatakan semakin besar mimpi semakin besar kita akan tumbuh. Selama kamu berusaha, mimpi itu akan terwujud. Mereka tidak pernah lupa untuk memberikan kita harapan. Tetapi jalan untuk mencapai mimpi tidaklah selalu mudah. Setiap kali itu terjadi... Kamu bisa terjatuh dan menghilang jika kemampuanmu buruk. Kau bisa merasakan dikalahkan oleh kenyataan. Dan mungkin kamu menyerah pada mimpimu karena kecelakaan yang tidak terduga. Bagaimanapun, situasi di mana kamu bertabrakan,tersandung dan jatuh dalam keputusasaan yang tidak berakhir. Alasan mengapa kamu tidak menyerah pada impianmu, karena kamu percaya di suatu tempat ada teman yang mendukungmu. Meskipun, tantangan untuk merealisasikan mimpimu akan terus berlanjut di kehidupan nyata setelah kamu meninggalkan sekolah ini setelah kelulusan, itulah mengapa jalannya tidak menjadi sepi, aku yakin kita semua akan tetap menjadi teman yang saling mendukung satu sama lain. Hari ini benar-benar menyenangkan. Seperti kamu berdiri menjauh untuk melihat bintang bersinar. Karena kita menjadi bagian satu sama lain. Dan yang melihat, bahwa kita semua adalah bintang yang bersinar.’

“Semuanya! Selamat! dan terakhir, aku akan mengatakan hal yang ingin kalian dengar. Kelulusan!Selesai.”kata kepala sekolah menutup acara hari itu.
Semua berteriak dan bergembira.

Guru Jin Man sibuk mengambil foto untuk kenang-kenangan di masa depan. Semuanya terlihat bahagia dan bersahabat.

[8 Tahun kemudian]

‘I dream high nan kkumeol kkujyo’
“Lakukan sekali lagi.”kata seorang pemuda berkacamata
“Lagi???? Aku baru saja tampil tadi. Berapa lama kita akan melakukan ini?”protes seorang gadis di dalam studio
“Karena itu, lakukan dengan benar agar aku bisa mendapatkannya di one shot.”jawab pemuda itu
“Ayolah..”rengek gadis itu
“Tidak”
Ternyata seorang pemuda berkacamata itu adalah JB dan gadis itu Ailee. Mereka sedang melakukan rekaman. Ailee sedang rekaman lagu yang diciptakan oleh JB. Untuk itu, JB meminta Ailee lebih sungguh-sungguh.
“1, 2, 3 and 4, 5....6, 7,8.”
“Guru kita seorang idola super.”bisik seorang siswi pada temannya
“Aku adalah penggemarnya. Dia terlihat keren.”jawab temannya
“Kalian yang dibelakang.Apakah kalian akan terus mengobrol di belakang sana? apa kamu menari dengan mulutmu? Serius. Ke depan sekarang. cepat.”teriak guru lelaki di depan.
Guru itu adalah Ui Bong. Sekarang ia mengajar menari. Tak lama, seorang perempuan masuk. “Sayang!”teriak perempuan itu
Dia adalah Lee Seul. Kini, ia berpasangan dengan Ui Bong. Melihat kejadian itu, Lee Seul langsung mendatangi Ui Bong dan menariknya menjauh dari siswi-siswi itu. Ia mengatakan bahwa orangtua murid menelponnya, jadi Ui Bong jangan memarahi mereka terus. Lee Seul menambahkan, kalau mereka mengajar lebih ketat dari semua agensi.
Si Woo perlahan-lahan masuk ke ruangan seorang cenayang. Cenayang lalu mempersilakannya duduk. Namun,cenayang itu duduk dengan posisi membelakangi Si Woo.
“Apa yang membawamu ke sini?”tanya cenayang itu
“Aku.. gagah, tampan, dan baik hati. Aku tidak ada kekurangan dan aku sempurna. Hhh, tapi kenapa..aku tersingkir oleh laki-laki yang tidak punya hal yang bisa dibanggakan??”
“Bukan masalah bagaimana kamu melihatnya menunjukkan untuk siapa dan seberapa baiknya. Seseorang seperti Park Hong Joo?”tanya cenayang itu lagi
Si Woo langsung kaget sekali. Ia melihat ke sekeliling. Mungkin ia bingung bagaimana cenayang itu bisa tahu seseorang yang dia maksud.
“Setiap kesempatan.. apa kau memiliki kekuatan sihir?”tanya Si Woo
Cenayang itu kemudian membalikkan badan. Surprisee... ternyata cenayang itu adalah Soon Dong.
“Hhhh.. ap.. app.. apa itu..” Si Woo terkejut bukan kepalang
Soon Dong ingin menegaskan,apakah Si Woo masih suka menggoda wanita lain. Si Woo mengelak kalau dia tidak suka menggoda wanita lain.
“Ini tidak berjalan dengan semestinya. Aku ingin melihat diriku sendiri. Ikuti aku.”kata Soon Dong
Kemudian mereka Soon Dong berdiri diikuti Si Woo. Lalu, Soon Dong berjalan keluar. Namun, Si Woo tidak mengikutinya.
“Mengapa kau tidak mengikutiku? Kau tidak percaya aku?”tanya Soon Dong. Si Woo mengangguk. “Dengan tingkat keberhasilan 100%.”lanjut Soon Dong meyakinkan.
“Guru Ahn, Benarkah ini?”guru Jin Man memakai kostum yang aneh. Kostum yang ia kenakan, berbahan plastik dan berwarna transparan.
“Ooh.. bagus. Guru Jin Man, kamu tidak percaya selera fashionku?”kata guru Ahn sambil merapikan kostum yang dipakai guru Jin Man.
“Gaya ini menunjukkan kepada semua orang apa yang kamu miliki. Kamu mengekspresikan gayamu dengan pakaian ini.”guru Ahn menjelaskan
Guru Jin Man mengeluh. Ia merasa kostumnya aneh. Kemudian, guru Ji Soo memanggilnya. Ia mengatakan bahwa ia sudah menciptakan sebuah koreografi untuk guru Jin Man.
“Kau ingin aku melakukannya ketika menyanyi?”tanya guru Jin Man kaget.
“Tentu. Coba lakukan ini.”kata guru Ji Soo sambil mencontohkan gerakannya. Guru Jin Man kemudian mencoba mengikuti tarian itu. Guru Ji Soo dan guru Ahn memberikan tepuk tangan untuk guru Jin Man, karena ia melakukan gerakan itu dengan cukup baik.
Guru Ji Soo memberikan keyakinan pada guru Jin Man,”dengan kostum dan koreografi seperti ini, aku rasa ini akan berjalan baik.”
“Bagus sekali.Fighting!”guru Ahn memberikan semangat
“Kamu serius kan?”
“Ya”
“Kamu serius?”
“Ya. Oke selamat berjuang. Fighting!”
Guru Jin Man masuk ke dalam ruang audisi. Ia memberikan salam kepada jurinya. “Halo..”
Jurinya melihat ke arahnya. Dan merasa terkejut. Karena wajah guru Jin Man mirip sekali dengan wajah jurinya.
“Anda guru sekolah Kirin kan?”
“Ya. Sebelum api semangat padam di hatiku, aku ingin mencoba sekali lagi untuk terakhir kalinya.”
Juri kemudian bertanya ada apa dengan kostum yang dikenakan guru Jin Man. Guru Jin Man menjelaskan bahwa dengan kostum itu, ia ingin menunjukkan apa yang ada pada dirinya. Setelah menjelaskan itu, juri memintanya langsung bernyanyi.
“Paaarrrrtttyyy pppeeeooppplee... yeah!”guru Jin Man memulai lagunya dengan penuh semangat.

Belum selesai lagu dinyanyikan, juri memintanya berhenti. Juri bertanya apakah ia pernah belajar bernyanyi. Guru Jin Man menjawab belum pernah. Lalu juri menjelaskan bahwa guru tidak memiliki dasarnya. Seharusnya setelah mengambil nafas yang dalam, ia seharusnya bernyanyi secara bersamaan ketika ia menghembuskan nafas. Karena guru Jin Man tidak bisa bernyanyi dengan teknik yang ia gunakan tadi.

Namun, juri memujinya. Bagaimanapun semangat guru Jin Man terlihat luar biasa. Dan visualisasi guru Jin Man adalah visualisasi yang tidak pernah ada di Korea sebelumnya.
Guru Jin Man keluar dari ruangan dengan wajah yang sedih dan kecewa. Guru Ahn dan guru Ji Soo langsung mendatanginya.
“Guru Jin Man. Apa kau gagal lagi?”
“Aku. . . .. LOLOSSS!!”
Semuanya berteriak dan berlompat-lompat kegirangan.
Hong Joo kini duet bersama Nana. Karena Nana hampir kehilangan pita suaranya, maka ia tak bisa bernyanyi solo. Setelah selesai tampil di sebuah acara, Hong Joo dan Nana bertemu dengan Soon Dong dan Si Woo. Hong Joo langsung menanyakan bagaimana penampilan mereka tadi pada Si Woo dan Soon Dong.
Si Woo menjawab dengan ketus dan terdengar iri,”tidak peduli apa yang kau lakukan. Kau benar-benar buruk.”
Lalu Si Woo melirik ke arah Nana dan berjalan ke samping Nana,”tapi, kau menyelamatkan Nanaku.”
“Apa kau sudah selesai bicara?”tanya Nana. Si Woo mengangguk
“Apa kau memerankan peran yang buruk di hubungan percintaan lagi? Kau tetap bertahan di image yang buruk.”tanya Hong Joo

Si Woo membalas dengan nada tidak senang,”itu hanya pekerjaan. Dan sebagai laki-laki sejati.” Si Woo kemudian merangkul tangan Nana. Hong Joo yang melihat itu tidak tinggal diam. Ia berusaha untuk melepaskan tangan Si Woo dari Nana.
“Kauu..” Si Woo kesal dan langsung mendatangi Hong Joo sambil mengacungkan kepalan tangannya.
Nana menyela,”kami harus segera pergi. Kami terlambat. Kami harus menyelesaikan jadwal kami sebelum tampil jam 8 nanti.”
“Jam 8?”tanya Hong Joo sedikit bingung. Nana mengiyakan. Lalu mengajaknya cepat-cepat pergi dari tempat itu.

Kepala sekolah melihat banyak poster dirinya. Ia telah menjadi seorang rocker besar bersama direktur Lee. Namun ia tetap menjadi seorang guru di pagi hari. Lalu ia mendatangi Jin Yoo Jin yang sedang mengajar di sebuah kelas di dekat situ. Kepala sekolah mengetuk pintu. Yoo Jin menoleh. Kepala sekolah ingin meminta waktu Jin Yoo Jin sebentar.
“Aku sedang mengajar sekarang. Apa yang mau Anda katakan?”tanya Yoo Jin
“Biarkan aku berbicara denganmu. Tolong keluar dulu sekarang.”pinta kepala sekolah
Yoo Jin akhirnya keluar dan menemui kepala sekolah. “kau seriuslah.. mengapa kau membuat masalah.”kata kepala sekolah

Yoo Jin bertanya, apa masalah yang ia buat. “direktur Lee memintamu untuk segera ke sana.”
Direktur Lee menunjukkan sebuah iklan di koran. “Konser inagurasi yang ada dengan siswa yang sudah lulus tanpa diskusi terlebih dahulu? Ini sudah tersebar di semua tempat. Apa kau akan bertanggung jawab mengenai hal ini?”kata direktur Lee
“Itu tidak bisa dibatalkankan? Ya sudah. Anda tahu, ini kesempatan bagus. Ini waktu yang tepat sejak kami 7 tahun di sekolah seni Kirin. Aku pikir ini akan menjadi event penting untuk menciptakan sejarah baru.”jawab Yoo Jin.
“Meskipun aku mengizinkannya 100 kali, dan bilang itu ide yang bagus. Bagaimana dengan skripnya?Sutradaranya? Siapa yang menghubungi siswa yang sudah lulus untuk tampil.”tanya direktur
Yoo Jin sedikit tertawa. Ia mengatakan agar tidak usah khawatir mengenai masalah itu karena ia yang akan mengurusnya.
“Apa yang kau maksud kau yang mengurusnya?? kau!” kepala sekolah tiba-tiba berteriak. Karena ia merasa teriakannya itu mengganggu, ia kemudian mengurangi nada bicaranya,”bagaimana kau mengurusnya, guru Jin? Apa yang akan kau lakukan?”
Yoo Jin mengambil sesuatu dari kantong celananya. Ia menunjukkan bahwa itu adalah skripnya.
“Dream High???”
Di pesawat Ri An sedang membaca skrip. Ia terlihat serius sekali membacanya. Kemudian, secepat kilat ia langsung menutup skripnya, terlihat raut kekesalan di wajahnya. Lalu ada seseorang yang menawarkan tisu pada Ri An.
“Kamu harus menghayati skripnya, untuk meneteskan air mata.”kata orang itu
“Aku bisa merasakan ketulusan.”jawab Ri An
Orang itu kemudian duduk di sebelah Ri An. Dia adalah Shin Hye Sung. “Itu adalah pujian yang baik. Aku sutradara yang mengirimkan skrip ini kepadamu.”katanya pada Ri An
Ri An terlihat sedikit kaget. Namun ia menutup-nutupinya. “Ketulusannya ada di sini. Tapi bagaimana aku mengatakannya? Tidak memiliki gerakan sama sekali. Aku pikir ini harus banyak diedit lagi.”
“Oh Tuhan. Kau tidak menangis?”tanya Hye Sung dengan nada sedikit mengejek
“Oh Tuhan. Siapa bilang aku menangis?”jawab Ri An. Hye Sung hanya tertawa. Ri An kemudian mengatakan,karena surat-surat itu mereka tetap dekat satu sama lain.
Sambil sedikit tertawa Hye Sung mengungkapkan bahwa Ri An masih sama seperti dulu. “Siapa yang bilang sutradara sukses Shin Hye Sung datang untuk opera Korea?”tanya Ri An
“Siapa yang tahu.. mengapa kamu membatalkan semua jadwalmu dan datang kembali ke Korea?”tanya Hye Sung balik.
“Jin Yoo Jin?”jawab Ri An. Ri An ternyata dihubungi Jin Yoo Jin juga. Ri An lalu mengalihkan pertanyaan,ia bertanya apakah Hye Sung masih berhubungan dengan JB. Namun Hye Sung langsung terdiam. Dan berniat tak menjawabnya.

Hye Sung dan Ri An dalam perjalanan menuju sekolah Kirin. Saat mereka tiba, mereka tertawa karena para siswa angkatan yang baru menari ala ‘B..B..B..’ yang pernah dibawakan Hye Sung dan kawan-kawan.
Kemudian seorang gadis berlari menghampiri Ri An dan dengan cepat memegang kalung ‘K’ yang dikenakan Ri An. Ri An merasa tak nyaman. Gadis itu berkata, karena dia telah melihat pertunjukkan mereka, maka ia harus membayarnya. Ternyata gadis itu adalah adiknya Hye Sung.

Ri An lalu melepaskan kalungnya, dan memberikannya pada adiknya Hye Sung itu.
“Drama musikal yang akan kita tampilkan adalah 'Dream High'. Hanya karena ini sekolah musik, bukan berarti kamu bisa menganggapnya enteng. Karena profesional sejati melakukan yang terbaik tidak peduli dia berada di panggung mana. Itulah kenapa, dengan musik kali ini, aku tidak akan membeda-bedakan antara siswa dan alumni. Dan aku akan mengaudisi pemerannya. Ri An, yang ada di sini tidak ada pengecualian.”jelas Shin Hye Sung di depan seluruh siswa.
Sedang di sebelah Hye Sung, ada Ri An yang duduk di atas meja sambil memakan permen karet. Ia heran. Berusaha menggertak Hye Sung. Namun Hye Sung bilang, peraturan adalah peraturan. Ri An beralasan, dia datang ke Korea setelah menunda semua jadwalnya, dan Hye Sung memintanya untuk ikut audisi.
Hye Sung mengiyakan. Ia mengatakan bahwa, tak sekalipun ia pernah melanggar aturan. Menurut Hye Sung, jika Ri An yang bisa melakukannya, lalu apa masalahnya. Ri An bisa membuktikannya saat itu juga.
“Seseorang coba hentikan mereka.”pinta Ui Bong.
“Kita tidak bisa melakukannya sekarang. Hye Sung si beruang, akhirnya bisa sejajar degannya.”jawab Soon Dong
“Melihat Hye Sung seperti itu, dia tidak terlihat seperti sutradara.” Lee Seul menambahkan
“Bahkan Al Pacino akan turun dari helikopter untuk ikut audisi ketika melihat peran yang diinginkannya. Kau tahu itu lebih baik dari siapapun. Bukankah kamu world star?”tambah Hye Sung
“Bagus Shin Hye Sung. Kau telah berada di tingkat ini, membuatku percaya dan mengikutimu. “jawab Ri An sambil mengacungkan jempolnya.
“Itu gadis berpipi roti gulung kami.”kata seseorang
Dia adalah Yoo Jin. Hye Sung tersenyum. Diikuti dengan yang lainnya. “Aku terkejut beberapa saat, ketika melihat berita ini. Karena roti gulung yang aku tahu tiba-tiba menjadi terkenal.”kata Yoo Jin
“Siapa yang memanggilmu begitu? Mengatakan kau roti gulung. Apa yang telah kau lakukan hingga baru bisa muncul sekarang.”kata JB
Ri An dan Hye Sung langsung fokus pada arah suara itu. Hye Sung kemudian langsung berdiri.
“Kau tahu aturan pemeran utama adalah tampil di akhir.”tambah JB
Yoo Jin lalu menunjukkan pada JB bahwa semua alumni yang ada di depan mereka adalah bintang. Semuanya idola super yang keren. Dan dia menunjuk Ri An sebagai artis hallyu top. JB menjawab, bahwa hanya dia yang pertama dan satu-satunya fans Hye Sung.

Adiknya Hye Sung sedang menunggu di depan pintu masuk. Ia sedang menunggu ayahnya. Ketika ayahnya terlihat, dia kemudian memeluknya. Ayahnya menanyakan di mana Hye Sung. Adiknya menjawab Hye Sung mungkin sedang sibuk di ruang ganti dan ayahnya bisa melihatnya setelah selesai.
Ayahnya mengeluh, bukankah ini sudah 7 tahun. Adiknya mengatakan, kalau Hye Sung tidak berubah sama sekali.

Di saat tengah berbincang dengan anaknya, seorang wanita paruh baya tak sengaja menabraknya. Wanita itu langsung meminta maaf. Setelah diperhatikan sekilas, ayahnya Hye Sung ternyata kenal dengan wanita itu. Ia adalah ibunya Ri An. Dan ayahnya memperkenalkan diri sebagai ayahnya Hye Sung.
Adiknya Hye Sung sedang bersiap-siap di ruang ganti. Ia juga memakai kalung ‘K’. Ketika ia berbalik, tak sengaja ia menabrak Ri An yang berdiri di situ. Ri An lalu memegang wajahnya. Dan menghapus riasan di wajahnya.

Ri An menjelaskan, karena adiknya Hye Sung itu akan memerankan tokoh Hye Sung, maka penampilannya harus biasa saja.
Ternyata Hye Sung memperhatikan apa yang dilakukan Ri An. Ia tertawa kecil. Ri An langsung menunjukkan sebuah pakaian pada Hye Sung bahwa ia ingin mengubah cara berpakaian si pemeran. Hye Sung menyetujuinya.
“Sekarang persiapan terakhir.”kata Hye Sung pada Ui Bong, Lee Seul dan Soon Dong.
“Yang ini atau yang ini?”tanya Soon Dong sambil menunjukkan beberapa rubik

Lalu Hye Sung melihat apel yang akan dipakai. Ia mengatakan bahwa apelnya jelek. Ia ingin apel yang lebih merah agar terlihat bagus. Karena menurutnya itu akan terlihat bagus walau dilihat dari jauh. Ui Bong mengeluh kalau Hye Sung benar-benar pemilih. Dan Ui Bong menyatakan ia benci opera.

Ketika sedang membereskan apel-apel itu, Lee Seul ingat sesuatu. “Sendok dan sumpit.”katanya
Hye Sung hanya punya sumpit. Berarti yang kurang adalah sendok.
“Ah, CD yang kita gunakan untuk tema utama kita sudah disiapkan?”tanya Hye Sung pada Soon Dong. Seseorang kemudian memberikannya CD. Dia adalah JB.

Pertunjukkan dimulai.
“Kami adalah B. Bukan A tapi B. Kelas B yang tidak pernah bisa menjadi A. Kita adalah kelas bawah yangdiberi nama siswa kelas B.”
“Bukan hanya sekolah kita yang memisahkannya seperti ini. Di sekolah manapun, ada anak yang membanggakan diri di depan anak bodoh. Kelas atas, kelas bawah. Mungkin mereka disebut dengan nama yang berbeda, tapi kelas seperti itu tetap ada.”
“Hanya beberapa hari yang lalu, aku meninggalkan sekolah ini. Aku lari karena aku malu aku tidak punya kemampuan menyanyi.”
“Aku ingin bertanya pada kalian semua. Apakah mimpi hanya boleh ada pada orang yang memiliki bakat? Jika kamu tidak punya bakat, bisakah kamu tidak bermimpi?”
“Jika kamu ingin bermimpi, pertama, kamu harus menutup matamu. Jika kamu menutup matamu, itu tidak penting apa yang orang pikirkan tentangmu.”
“Kamu hanya menutup matamu, untuk bertemu dengan dirimu sendiri yang bisa melihat dirimu yang lain.”
“Seseorang yang bisa aku temui ketika aku menutup mataku mengatakan seperti ini. Jangan pernah menyerah dengan mimpi. Alasan mengapa kita bermimpi adalah bukan karena kita memiliki bakat, tapi untuk siapa kita bermimpi.”
“Dengan keyakinan akan masa depan yang samar, dengan hati yang bersinar terang, kita sekarang bermimpi untuk sebuah mimpi yang besar dengan bakat yang kita punya.”
“Lagu ini untuk siapapun yang menderita karena mimpinya, dan siapapun yang terpaksa menyerah terhadap mimpinya. Kami dedikasikan untuk orang bodoh, dan semua anggota kelas B.”
*Sing dream high song*

No comments:

Post a Comment