[Sinopsis City Hunter Episode 4]
Di dalam mobil ibu Yoon Sung bertemu dengan presiden. Presiden
mengatakan bahwa selama ini dia selalu mencoba memaksa mereka yang tidak
setuju dari konstribusi suamimu, Mu Yeol. Ibu Yoon yang mendengar
perkataan presiden terkejut."Kontribusinya? Bukankah dia menghilang?"tanya Ibu Yoon Sung. Sontak presiden pun terkejut dengan apa yang dikatakannya barusan.
"Kau pasti tahu sesuatu. Benarkan? Tolong katakan padaku"tanya ibu Yoon Sung lagi.
Presiden hanya terdiam dan mencoba mengalihkan perhatian ibu Yoon Sung dengan bertanya tentang Jin Pyo.
"Apakah kau pernah mendengar kabar tentang Jin Pyo?"tanya Presiden.
"Jin Pyo? Itulah yang ingin aku tanyakan, 28 tahun yang lalu dia mengambil anakku yang baru lahir kemudian menghilang. Itu terakhir kali aku melihatnya"ujar Ibu Yoon Sung.
"Anak? Jin Pyo?"ujar Presiden.
"Dia memberitahuku kalau Mu Yeol sudah mati dan menyuruhku untuk melanjutkan hidup. Dia meninggalkan sebuah catatan kalau dia membawa anakku dan pergi begitu saja. Apa yang sebenarnya terjadi pada Mu Yeol? tanya Ibu Yoon Sung.
"Di mana anakku? Pasti kau tahu sesuatukan?"tanya Ibu Yoon Sung lagi.
"Jika aku tahu pasti aku sudah mencarinya dari dulu"jawab Presiden.
"Sebagai Presiden negara ini ada orang yang tidak bisa kau temukan?"tanya ibu Yoon Sung mulai menangis.
"Aku tidak butuh apapun. Anakku...Anak laki-laki ku, tolong biarkan aku melihatnya walau cuma hanya sekali? Tolong bantu aku menemukan anakku?"mohon ibu Yoon Sung. Presiden pun hanya terdiam.
Di lain sisi, Jin Pyo dan Yoon Sung bicara berdua.
"Aku menyuruhmu untuk membunuhnya, tidak memberikannya pada jaksa itu"seru Jin Pyo marah.
"Sudah aku katakan sebelumnya kalau itu cara balas dendamku"jawab Yoon Sung.
"Apa kau pikir jaksa itu akan mengungkapkan kebenarannya?"ucap Jin Pyo sangsi.
"Mereka hanyalah orang-orang yang bergabung tanpa hati nurani, rasa tanggung jawab dan kesetiaan"tambah Jin Pyo.
"Maafkan aku, tapi darah dibalas darah, aku tidak ingin menjadi bagian dari itu"jawab Yoon Sung.
"Jika kau anakku, jangan biarkan mereka hidup dan menikmati hari mereka"ujar Jin Pyo.
"Jika kau benar ayah kandungku, apakah kau akan membiarkan aku melanjutkan balas dendam ini?"balas Yoon Sung.
"Aku pun juga ingin menghancurkan mereka yang telah menginjak-injak hidupku"ujar Yoon Sung.
"Tapi jika aku membunuh mereka semua, apakah keluarganya akan membiarkanku pergi? Ini akan menjadi balas dendam yang tidak akan ada akhirnya"lanjut Yoon Sung.
"Rencanakan rencanamu sendiri. Aku akan mengurus mereka sendiri nanti"ujar Jin Pyo meninggalkan Yoon Sung.
"Biarkan aku yang mengurusnya. Bukankah ini adalah takdirku? aku akan mengajari mereka tentang apa itu rasa sakit"ujar Yoon Sung.
"Baiklah, jika kau bisa menemukan target selanjutnya sebelum aku maka kau boleh melakukannya sesuai caramu. Tapi jika aku yang menemukan mereka terlebih dahulu, mereka akan mati ditanganku"ujar Jin Pyo.
"Karena kau sudah berada di sini sebaiknya kau melihatnya (Ibu Yoon Sung)"ujar Jin Pyo.
Ibu Yoon Sung sedang minum sendirian, begitu melihat Yoon Sung dia segera menyuruh Yoon Sung segera duduk dan menanyakan pesanan Yoon Sung. Yoon Sung memesan Ramen dan terus memandangi wajah ibunya yang terlihat sedih, juga dirinya.
Tiba-tiba Na Na, temannya juga Da Hye datang untuk makan ke kedai ibu Yoon Sung. Na Na megatakan kalau dia sering makan di situ. Mereka memesan makanan. Na Na yang akan menghampiri ibu Yoon Sung kaget karena dia bertemu dengan Yoon Sung. Da Hye yang aslinya tidak senang menjadi bersemangat dan menarik kursinya ke samping Yoon Sung. Da Hye terus memohon pada Yoon Sung untuk menjadi tutornya. Makanan Yoon Sung datang, dan Ibu Yoon Sung memuji Yoon Sung bahwa diusianya yang masih muda tapi sudah berhasil mendapatkan gelar pendidikan yang tinggi.
Na Na yang sejak tadi memperhatikan ibu Yoon Sung menanyakan keadaannya, karena wajah ibu Yoon Sung yang pucat. Ibu Yoon Sung hanya mengatakan kalau dia bertambah tua dan bekerja sering membuatnya cepat lelah.
Yoon Sung sama sekali tidak menyentuh makanannya dan langsung membayarnya dan pergi. Na Na dan Da Hye melihatnya dengan heran.
Na Na yang sedang berada di rumah dan memakan mie, tiba-tiba mendapatkan sms dari Yoon Sung yang menunggunya di suatu cafe. Na Na yang ketika itu sedang makan segera menyusul Yoon Sung.
Di cafe yang sama Jaksa Young Jo bertemu dengan seseorang. Young Jo melihat Yoon Sung. Orang yang ditemui Young Jo meminta agar Young Jo dapat menemukan orang yang telah menjebak Lee Kyung Wan.
Na Na berlari masuk ke dalam cafe dan dia bertemu dengan Young Jo dan mereka bertegur sapa sebentar lalu Na Na menghampiri Yoon Sung yang sedang mabuk. Young Jo melihatnya dengan cemburu.
"Begitu aku membaca sms mu aku langsung ke sini"ujar Na Na
"Seharusnya kau bisa lebih cepat lagi"ujar Yoon Sung. Na Na membantu Yoon Sung berjalan. Lalu tiba-tiba Na Na menjatuhkan dompetnya hingga semua uangnya terjatuh. Young Jo yang melihatnya membantu Na Na untuk memungutnya. Yoon Sung yang melihat itu meninggalkan Na Na dengan tidak peduli.
Di dalam mobil Na Na memarahi Yoon Sung karena Na Na beranggapan pasti orang tua Yoon Sung tidak tahu kalau kelakuan Yoon Sung seperti itu. Yoon Sung yang mendengarnya mengatakan agar Na Na menyetir saja. Tapi Na Na terus melanjutkannya, dia berkata apakah Yoon Sung akan menjawab telepon ibumu dengan nada suara seperti itu (mabok). Yoon Sung yang jengkel mengatakan pada Na Na bahwa dia tidak memiliki ibu dan tidak akan pernah menjawab telepon ibunya. Na Na yang mendengar itu segera berhenti bicara. Yoon Sung ingin Na Na menghentikan mobilnya.
Yoon Sung berkata pada dirinya sendiri bahwa melihat ibunya hidup tidak bahagia membuatnya membenci ibunya. Na Na datang menghampiri Yoon Sung dan memberinya minuman.
"Tentang yang tadi, aku minta maaf. Itu karena aku mendengar suaramu seperti itu membuatku marah. Tidak memiliki ibu membuat kita sama"ujar Na Na
"Mengapa kau selalu menyamakan aku dengan mu?"ujar Yoon Sung.
"Karena kita bisa saling memahami"ujar Na Na
"Aku tidak seperti kau yang tidak berguna"ujar Yoon Sung
Na Na yang awalnya akan marah mendengarkan perkataan Yoon Sung jadi terdiam.
"Aku akan membiarkanmu melakukan apapun yang kau inginkan. Karena selama 17 tahun aku hidup bersama ibuku jadi hatiku lebih tebal 3 inci daripada milikmu"ujar Na Na
"Yang penting aku akan membebaskanmu hari ini"ujar Na Na lagi.
"Lalu besok?"tanya Yoon Sung.
"Kau akan mati. Aku akan memukulmu sampai mati"ujar Na Na tersenyum membuat Yoon Sung ikut tersenyum.
"Aku pikir kau tidak terlalu buruk"ujar Na Na
"Kau bilang ketua sudah kembali? Kapan? Kenapa? Apakah ada sesuatu yang penting. Ini pasti karena kau mengirim 'Parcel' kepada jaksa itu? Sebaiknya kau minta maaf, kalau tidak kita bisa mati"tanya Shik Jong kaget.
"Apa yang harus kita lakukan, aku dan ayahku, kami sekarang bersaing"ujar Yoon Sung.
"Bersaing apa? Aish..kenapa kau selalu ingin bersaing dengan ketua?"ujar Shik Joong heran.
"Ajusshi, Jika kau tidak menyukai rencanaku kau tidak perlu berpartisipasi dalam rencanaku" ujar Yoon Sung.
Shik Joong memarahi Yoon Sung karena jika memang Yoon Sung membenci mereka kenapa mengirim orang itu ke kejaksaan bukannya langsung membunuhnya. Tapi Yoon Sung ingin kalau masalah ini segera selesai dan dia dapat hidup seperti orang-orang lainnya. Tapi jika dia menjadi pembunuh maka dia tidak akan pernah menjadi bahagia.
Di dalam ruangan kerjanya Yoon Sung mengingat kejadian ketika dompet milik Na Na jatuh. Yoon Sung segera mengambil jaketnya dan pergi.
Yoon Sung pergi ke sebuah pusat perbelanjaan dia melihat-lihat dompet dan ingin membelikan satu untuk Na Na. Di tempat yang sama Yoon Sung bertemu dengan Young Jo. Mereka memiliki tujuan yang sama. Ketika melihat satu dompet pink yang bagus kedua-duanya sigap mengambil dompet tersebut. Terjadilah perebutan sengit diantara mereka, sampai seorang pelayan toko mengatakan kalau mereka masih memiliki dompet tersebut.
Di kantor kejaksaan Jaksa Young Jo menjelaskan tentang data-data yang dia dapatkan dari City Hunter mengenai daftar anak-anak penerima bantuan, dari data tersebut dapat dipastikan bahwa Lee Kyung Wan telah melakukan korupsi. Young Jo juga memberitahu bahwa City Hunter tidak dapat diidentifikasi mulai dari plat mobil sampai wajahnya yang tidak terlihat dari CCTV.
Di Blue House sendiri, Ibu Da Hye sedang membujuk anaknya untuk mengikuti kelas tambahan, tapi Da Hye terus menolak dan memohon pada ibunya agar membujuk orang itu (Yoon Sung) untuk menjadi guru lesnya. Sedang Na Na dan Eun Ah yang berada didekatnya tersenyum simpul melihat Da Ye merajuk kepada ibunya.
Di depan gedung konggres banya sekali orang yang sedang berunjuk rasa menuntut keadilan. Tiga orang yang tersisa yaitu Chun Jae Man, Kim Yong Shik, dan Seo Yong Hak berdiskusi mengkhawatirkan posisi mereka yang terancam karena banyaknya unjuk rasa yang terjadi selama beberapa hari.
Di Suatu pantai, Jin Pyo berada di situ melihat segerombolan remaja yang sedang asik berfoto mengingatkannya pada saat dia dan Mu Yeol masih hidup dan melatih tentara-tentara rahasia sampai pada kejadian dia kehilangan sahabat-sahabatnya. Sampai seorang pria datang menghampirinya. Jin Pyo memperkenalkan dirinya kepada pria tersebut.
"Kau adalah Petugas kepolisiankan? Kau membuat identitasmu sebagai seorang polisi untuk mencari data dari intelejen polisi dan NIS (Network Information Servise)"
"Aku tidak tetarik dengan itu"ujar pria itu dan berbalik pergi.
"Sersan Kim Sang Jin, bukankah kau ingin tahu tentang keberadaannya? itu mengapa kau mencari data dari NIS"ujar Jin Pyo, pria tersebut segera berbalik menghampiri Jin Pyo.
Jin Pyo akhirnya memberitahu bahwa sersan Kin adalah salah seorang yang ditugaskan dalam misi rahasia ke Korea Utara, dan hanya Jin Pyo lah yang satu-satunya tersisa, semuanya meninggal termasuk sersan Kim. Awalnya pria itu tidak peraya pada perkataan Jin Pyo. Lalu Jin Pyo memberitahu bahwa sersan Kim telah mati tertembak dan dia ditembak dari orang pihak Korea Selatan sendiri. Akhirnya pria tersebut mau berkerja sama dengan Jin Pyo.
Di kantor Blue House, Yoon Sung sedang mencari orang yang kemungkinan berkaitan dengan Lima Sekawan, Lee Kyung Wan. Tiba-tiba Ki Joon datang menghampirinya dan Yoon Sung langsung mengganti chanelnya dengan channel Baseball. Seorang karyawan mendekati Ki Joon dan Yoon Sung dan mengatakan bahwa presiden secara langsung ingin bertemu dengan mereka.
Presiden mengatakan kalau dia mendengar bahwa orang yang menyebarkan video Lee Kyung Wan menggunakan IP dari Blue House dan presiden meminta agar mereka terus menyelusuri orang tersebut.
Seo Yong Hak bertemu presiden, dan membahas masalah ini. Presiden mengatakan kalau beberapa hari yang lalu Lee Kyung Wan datang kemari dan dia mengatakan kalu dia tidak tahu apa-apa. Seo Yong Hak memberitahu pendapatnya kalau mungin ini bisa jadi seseorang memperingatkan kita tentang kejadian militer yang terjadi 28 tahun yang lau. Tapi presiden tidak yakin tentang itu. Seo Yong Hak menemui presiden untuk meminta bantuan pengawal karena dia takut setelah Lee Kyung Wan bisa jadi dia adalah sasaran berikutnya. Presiden menyetujuinya.
Na Na yang baru saja membaca sebuah surat, langsung pergi dan dia berpapasan dengan Yoon Sung. Dia meminta ijin kepada Kepala Bagian untuk meninggalkan tempat sebentar.
Yoon Sung yang melihat Na Na terburu-buru heran. Yoon Sung bertanya pada seorang yang berada di situ dan dia menjawab bahwa Na Na mengatakan kalau pengadilan akan melelang rumahnya. Yoon Sung segera menghubungi Shik Joong dan memberitahu kalau rumah Na Na akn dilelang. Shik Joong khawatir dengan Na Na.
Kim Na Na pergi ke pengadilan, dan minta tolong agar pengusiran tersebut diundur karena dia sedan dalam posisi sulit. Tapi petugas pengadilan mengatakan kalau peserta lelang tersebut sudah mengeluarkan surat perintah untuk pengusiran paksa. Na Na pun tidak dapat berbuat apa-apa. Di lain sisi Shik Boong mengikuti Na Na. HP Na Na berbunyi dan dia mendapatkan sms dari Yoon Sung yang menyuruhnya untuk membuatkan kopi, tapi Na Na menolaknya karen dia sedang sibuk.
Di ruangan kerja Yoon Sung, Yoon Sung mulai mencari-cari orang selanjutnya setelah Lee Kyung wan. HP Yoon Sung bebunyi, Shik Joong menelpon Yoon Sung.
Di sebuah rumah makan, terlihat Na Na sedang memohon agar pembeli rumahnya untuk tidak mengusirnya, tapi pemilik rumah makan tersebut malah mengusir Na Na. Na Na menangis dan dari jauh Yoon Sung memperhatikannya.
Kim Na Na keluar dengan menangis. Yoon Sung yang mengawasi dari kejauhan menelepon Na Na. Di mana, ke sini cepat, perintah Yoon Sung. Na Na yang jelas merasa jengkel dan beralasan dia ada urusan penting.
Jika kau datang 30 menit, aku akan menghapus utangmu, cepat datang ke taman. Yoon Yung tidak mengungkapan bahwa dia tahu keadaan Na Na yang sebenarnya.
Na Na menghampiri Yoon Sung yang sedang duduk. Na Na meminta kunci mobil.
"Kau tidak begitu mabuk? Ah aku benar-benar bodoh yang langsung datang karena kau berjanji akan menghapus hutangku"ucap Na Na yang berfikir Yoon Sung benar-benar pria yang tak perasaan.
"Kau yang mengatakan ingin membayar hutangmu, dan aku berjanji akan mengahpus hutangmu seharusnya kau yang berterimakasih kapadaku"balas Yoon Sung santai.
Aku tidak menyangka kau benar-benar orang jahat, aku pikir kau tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaanmu, itu yang aku pikir. Namun aku salah, Lee Yoon Sung, pikiranku mengenai dirimu memang tidak salah, Na Na berbalik pergi dengan raut muka kecewa.
Yoon Sung hanya terdiam dan menghela nafas.
Na Na mengendarai mobil dan hanya diam seribu bahasa. Bagitupun Yoon Sung. Sesampainya di rumah Yoon Sung. Na Na menyerahkan kunci lalu pergi begitu saja. Yoon Sung memandang kepergian Na Na. Yoon Sung mengurungkan niat untuk masuk ke dalam namun masuk kembali ke mobil.
Na Na menaiki bus, Yoon Sung mengikutinya. Yoon Sung hanya memandang Na Na yang sedang menangis. Yoon Sung mengerti benar apa yang dirasakan Na Na.
Yoon Sung mengikuti Na Na sampai dirumahnya. Dia hanya berdiam diri di depan apartemen Na Na. Sedang Na Na yang pikirannya sedang galau karena terancam akan diusir memandang foto ayah dan ibunya.
Ibu, apa kau baik-baik saja? Hari ini orang yang membeli rumah kita berkata jika rumah kita di renovasi maka harga akan naik, namun jika tidak maka tidak ada jalan lain, sebelum ayah sadar dan pulang ke rumah, aku kan mempertahankannya, Na Na mengusap-usap foto ayah dan ibunya.
"Hari ini perasaanku benar-benar buruk, namun dia berkata akan menghapus hutangku jika aku datang kepadanya jadi aku langsung datang saat bisku tiba, aku takut dia (Yoon Sung) akan berubah pikiran. Aku berlari cepat. Hah Kim Na Na kau benar-banr licik. Kim Na Na kau benar-benar menyedihkan"gumam Na Na menumpahkan seluruh isi hatinya.
Ibu, aku benar-benar lelah, tangis Na Na pecah. Tanpa ibu, aku benar-benar sendiri, itu terlalu menakutkan dan melelahkan. Yoon Sung tetap diluar, menatap jendela kamar Na Na, lalu memutuskan pergi.
Soo Hee lalu berterima kasih kepada Yoon Sung. "Aku tidak melakukannya untukmu, mobil pria itu menutupi jalan jadi aku tidak bisa lewat"balas Yoon Sung.
Aku Jin So Hee, sambil mengulurkan tangan. Yoon Sung pun memperkenalkan dirinya. (Klise, dan bisa ditebak, So Hee jadi terpana, kagum lantas menyukainya. Dan pada akhirnya cinta segi empat terjadi. Klise).
Keesokan harinya. Kepala pengawal memerintahkan selain mengawal Putri Presiden juga mampu melakukan tugas mengawal pejabat pemerintahan.
"Pejabat pemerintahan? Siapa dia"tanya Na Na.
"Dia adalah kandidat kuat di pemilihan berikutnya, Seo Yon Hak, Kepala Pertahanan Nasiona"jawab Kepala pengawal.
Na Na dan Eun Ah menemui Seo Yon Hak.
"Jika aku beruntung, aku akan masuk ke Blue House nanti, kalian berdua pasti akan menjadi pengawal presiden"jelas Yon Hak. Dan Yong Hak memang salah satui dari 5 orang yang dicari Jin Pyo dan Yoon Sung.
Yong Hak menahan Na Na saat mereka berdua akan meninggalkan ruangan Yon Hak. Na Na kembali menghadap Yong Hak saat asisten Yong Hak mengatakan bahwa ada repoter yang ingin mawawancarainya dan pasti berkaitan dengan kasus Lee Kyung Hwan. Na Na mendengarnya dengan jelas.
"Terima semua pertanyaan, namun hapus pertanyaan yang berkaitan dengan anggota kongres Lee"perintah Yong Hak kepada asistennya. Lalu Yong Hak meminta Na Na duduk.
Aku punya permintaan saat kita pertama kalau bertemu . "Aku harap ini tidaklah kasar, untuk wanita berumur 50 tahun bisakah kau mencarikan lagu yang cocok?"pinta Yon Hak. Kim Na Na mulanya kebingungan atas maksud Yon Hak.
"Ah, jangan salah sangka, ulang tahun pernikahan kami sebentar lagi, aku ingin memberikan kejutan untuk istriku"jelas Yon Hak. Na Na pun menyanggupinya.
"Aku tentu saja akan memilihkan lagu yang cocok untuk anda dan istri anda"pungkas Na Na.
Sedang di pihak lain, Jin Pyo menerima informasi mengenai Yong Hak dari anak buahnya. "Orang yang bertanggungjawab terhadap perjanjian perperangan dengan pihak lawan, memiliki kontribusi terhadap pertahanan nasional, jika dia ikut dalam pemilihan berikutnya sepertinya perkiraan dukungan akan besar"jelas asisten Jin Pyo.
Jin Pyo tidak menyangka Yong Hak akan mengikuti pemilihan berikutnya. Seseorang yang dianggap berjasa bagi bangsa sudah seharusnya mengikuti pemilihan! Pada tahun 1983, dia memiliki hubungan yang rumit dengan misi Korea Utara. Bagaimanapun dia pasti ikut dalam merencanakan penyerangan ke Korea Utara pada waktu itu, dia juga teman lama Lee Kyung Hwan. Dia pastilah merupakan salah satu dari lima orang itu!
Jin Pyo berfikir dan dengan kekuatannya mulai mencari siapa saja selain Lee Kyung Hwan bertanggung jawab atas pengkhianatan terhahadap 20 kawannnya.
Shik Joong memantau gerak-gerik Yong Hak dan mulai mengambil gambar kegiatan Yon Hak. Shik Joong terkejut saat mengetahui bahwa Na Na menjadi salah satu pengawal Yon Hak.
"Apa, Na Na menjadi pengawal Seo Yong hak?"tanya Yoon Sung lebih terkejut saat diberitahu oleh Shik Jong. Apa kau tidak tahu? Shik Jong berbalik bertanya. Yoon Sung hanya terdiam dan hanya melihat foto-foto Na Na yang diambil Shik Jong saat mengawal Yon Hak.
Shik Jong merasakan sesuatu yang lain dari padangan Yoon Sung!
"Apa yang terjadi diantara Na Na dan dirimu? Katakan sejujurnya! Saat ditelepon kau terdengar sangat aneh"tanya Shik Jong. Pertanyaan yang mengenai sasaran langsung. Yoong Sung berusaha mengelak.
"Ini bukan saatnya untuk membicarakan hal tersebut"elak Yoon Sung. Jika kita membiarkan ayahku menemukan orang ini terlebih dahulu maka akan sulit. Shik Jong tidak menyinggung masalah Na Na lagi.
"Aku merasa Seo Yong Hak adalah orang yang memiliki kekuasaan"ucap Yoon Sung.
"Aku juga berfikir demikian namun tidak ada bukti"balas Shik Jong. Dan tidak ada catatan dirinya yang berkaitan dengan kejadian dulu.
"Ada satu orang yang tahu"ucap Yoon Sung tiba-tiba.
"Siapa?"Shik Jong bertanya. Lee Kyung Hwan. Yoon Sung berniat untuk mengorek informasi dari dirinya.
Shik Jong : Bagaimana kau menemuinya? Dia mengenali wajahmu.
Yoon Sung : Ya dia mengenali wajahku, tetapi dia tidak akan mengenalimu paman.
Shik Jong mulanya menolak mentah-mentah karena takut.
Shik Jong : Yoon Sung! Kau harusnya tahu kenapa seharusnya kau tidak seperti ini.
Yoon Sung : Jangan khawatir, aku akan menunggui paman dari luar. Jika paman mengikuti instruksi menanyai dia itu sudah cukup.
Shik Jong : Dan juga, kau harus memperlakukan Na Na dengan baik, ok?
Keesokan harinya, Na Na kebingungan komputernya tidak mau menyala.
"Apa masalahnya? Apa terkena virus?"gumam Na Na. Eun Ah pun berinisatif untuk meminta bantuan bagian keamanan yang ahli dalam jaringan komunikasi. Go Gi Jun oppa, :p
Eun Ah pun menelepon Gi Jun dan Na Na pun meminjam komuter Eun Ah.
"Aku pasti berterima kasih jika kamu bisa datang"ucap Eun Ah. Sepertinya Eun Ah menaruh hati kepada my Kwang Soo! Sigh.
"Kenapa dia menganggap tempat ini sebuat tempat servis komputer"Gi Jung membanting teleponnya. Jelas dia enggan untuk datang. Gi Jung yang sedang sibuk memandang Yoon Sung. "Aku bukan teknisi komputer"ucap Yoon Sung sebelum Gi Jun bertanya apa-apa.
"Mereka bilang, komputer Kim Na Na sedang bermasalah"jelas Gi Jun. Demi mendengar nama Kim Na Na disebut Yoon Sung pun berubah pikiran. Dia sadar ini kesempatannya untuk memberikan hadiah yang sudah dibelinya. Baiklah, aku akan pergi.
Yoon Sung pergi ke tempat Na Na. Namun senyum Na Na langsung hilang saat melihat Yoon Sung. Dia langsung teringat kejadian yang membuat dirinya kesal beberapa waktu lalu.
"Wah, sungguh sangat mengesankan bagian pengawal! Karena menyuruh orang lulusan MIT untuk memperbaikinya"ucap Yoon Sung. Na Na semakin masam dan menanggapi dengan dingin Yoon Sung. Dan Yoon Sung tersenyum melihat catatan-catatan yang ditempel Na Na di komputernya. Aku adalah target peluru. Haha.
"Kau sudah lama mencari-cari musik di internet, musk apa yang kau cari?"tanya Eun Ah. Na Na tersenyum.
"Hari ini adalah hari perkawinan Seo Yon Hak, dia berencana untuk makan malam bersama disebuah restoran barat malam ini"jelas Na Na.
Yoon Sung yang dicueki hanya bisa mendengar dan memperbaiki komputer Na Na. Lalu mendengar lagu yang dipilih Na Na. Dengarkan baik-baik Yan Yoon Sung, lagu ini nantinya akan menjadi petunjuk, :)
Yoon Sung pun mengatakan masalah komputer Na Na. Dan hanya menerima terimakasih Na Na yang bercampur dengan muka masam Na Na.
Yoon Sung pergi dengan perasaan jengkel. Tanpa disangka Na Na menerima sebuah kiriman paket. Na Na senang karena Young Joo yang mengirimnya. Saat Na Na membukanya, berisi sebuah dompet cantik beserta gantungan kuncinya. Kesenangan Na Na terusik dengan pesan singkat dari Yoon Sung.
Kau bahkan tidak menyebutkan apapun setelah aku membuatkan kopi dan memperbaiki kumputermu.
Yoon Sung hanya tersenyum sendiri melihat bungkusan hadiah yang akan diberikan kepada Na Na. Yoon Sung pun cepat-cepat menyembunyikan saat melihat Na Na berjalan menghampirinya sambil membawa kopi dan dompet yang diberikan Young Joo.
"Hal seperti membuat kopi seharusnya aku tidak perlu mengingatkan bukan?"Yoon Sung langsung mengatakan kata-kata yang semakin membuat Na Na marah.
"Hanya dengan memperbaiki komputer lalu aku harus membuatkan kopi untukmu pasti orang-orang akan salah sangka, di lain hari aku benar-benar tidak ingin ada hubungan lagi dengan dirimu"ujar Na Na dingin.
"Aku maksud aku bersikap kejam? Kau juga tidak mudah seperti yang aku sangka". Na Na hendak pergi namun ditahan oleh Yoon Sung. Na Na pun meminta stempel dari Yoon Sung dan menyimpannya di dompetnya.
Yoon Sung : "Oh dompet itu"
Na Na : "Kenapa, ini bukan dompet yang kotor. Apa ini menakutimu? Ini hadiah dari seseorang".
Yoon Sung : "Siapa?"
Na Na : "Seseorang yang paling aku sukai di dunia ini setelah ayahku".
"Selepas Na Na pergi. Yoon Sung marah-marah sendiri. Aku membeli ini hanya karena aku memikirkanmu! Aku malu kau memiliki dompet yang rusak, seperti pengemis! Aku membelikan ini hanya karena memikirkan mu! Apa? Dia orang yang paling kau sukai setelah ayahmu?" Lalu Yoon Sung membanting hadiah itu di lemari mejanya.
Sedang Shik Jong berkeringat dingin saat akan menemui Lee Kyung Hwan di penjara. Namun dari petugas, bahwa Lee Kyung Hwan akan di pindahkan oleh pihak kejaksaan. Jadi Shik Jong tidak mungkin untuk bertemu dengannya.
Sedang Lee Kyung Hwan dengan tangan diborgol dipindahkan ke mobil tahanan oleh petugas yang tak lain adalah Jin Pyo yang menyamar!
Yoon Sung diberi tahu oleh Shik Jong mengenai pemindahan Lee Kyung Hwan. Dan melihat mobil yang ditumpangi oleh Lee Kyung Hwan. Yoon Sung memadang terus mobil yang lewat dan syock melihat Jin Pyo, ayahnya yang sedang menyamar. Yoon Sung pun bergegas tancap gas mengikuti bus tersebut.
Di perjalanan, Jin Pyo mulai beraksi dan menodongkan senjata kepada supir bus lalu melemparnya keluar tanpa menyakitinya. Yoon Sung mengejar Jin Pyo sedang Lee Kyung Hwan berteriak siapa Jin Pyo, apa yang diinginkannya?
Yoon Sung memepet bus yang dikendarai Jin Pyo. Berusaha menghentikannya. Jin Pyo yang menyadari Yoon Sung berusaha menghentikannnya tak mau kalah. Jin Pyo mulai memepet balik mobil Yoon Sung. Yoon Sung yang hampir kehilangan kendali berusaha tetap mengejar Jin Pyo.
Yoon Sung mencoba melampaui bus, dan Jin Pyo pun menabrak dari belakang mobil Yoon Sung yang mencoba mengentikan bus Jin Pyo. Yoon Sung syok. Lantas Yoon Sung pun melajukan kendaraannya lebih cepat meninggalkan bus Jin Pyo. Mulanya Jin Pyo mengira Yoon Sung menyerah dan pergi namun nyatanya Yoon Sung menghentikan mobilnya di tengah jalan dan memblokir jalan bus Jin Pyo.
Kini Yoon Sung berdiri di atas mobilnya, siap mengehentikan Jin Pyo. Jin Pyo pun tetap tidak mau kalah dan tetap melajukan busnya. Keduanya saling berhadapan secara langsung. Yoon Sung berharap Jin Pyo menghentikan apa yang sedang dilakukannya.
Jin Pyo tetap tidak mengentikan busnya, dan membanting stir sehingga hanya mengenai mobil Yoon Sung sedikit. Yoon Sung terpelanting namun tidak terluka. Jin Pyo tetap pada pendiriannya. Yoon Sung tidak menyangkanya. Kini dirinya dan ayahnya jelas telah mengambil jalan masing-masing.
Jin Pyo berhenti di sebuah tempat yang jauh dari keramaian. Jin Pyo menghampiri Lee Kyung Hwan yang terlihat sangat ketakutan.
"Apa yang kau inginkan? Apa kau ingin membunuhku?" Lee Kyung Hwan sangat gemetaran.
"Kematian sungguh sangat mewah untuk dirimu, 28 tahun yang lalu saat teman-temanku mati di dinginnya kegelapan malam kini gilaranmu sekarang yang merasakannya"ucap Jin Pyo penuh kemarahan.
Lee Kyung Hwan terbelalak mendengar ucapan Jin Pyo. 28 tahun yang lalu.. Lee Kyung Hwan teramat ketakutan.
"Kau pastinya belum melupakannya bukan?"ucap Jin Pyo dingin. Memusnahkan seluruh dokumen, membuat tidak diketahui keberadaannya, membatalkan seluruh kartu identitas! Apa kau pikir bisa menyembunyikan segalanya?!.
20 tentara di tembak oleh pihak kawannya sendiri, tepat di depan mataku! Dendam yang aku tunggu selama 28 tahun kini akan di mulai. Katakan, siapa 5 orang yang lain?
Jin Pyo pun mengeluarkan foto-foto keluarga Lee Kyung Hwan dan mengancam akan membunuh mereka jika Lee Kyung Hwan tetap bungkam.
"Aku mohon, jangan seperti ini, kau bisa melakukan apapun kepadaku tapi jangan kepada keluargaku". Lee Kyung Hwan mulai memohon.
"Jadi katakan kepadaku siapa mereka?"tanya Jin Pyo sekali lagi. Lee Kyung Hwan diam.
"Apa dia Seo Yong Hak?"ucap Jin Pyo yang diikuti rasa terkejut Lee Kyung Hwan. Maka tidak salah lagi. Jin Pyo berniat membunuh Lee Kyung Hwan namun saat mengambil senjatanya terdengar suara sirine polisi. Jin Pyo buru-buru pergi.
Yoon Sung kesal karena tidak menghubungi Jin Pyo.
"Kita harus menghentikan ayah, dia akan membunuhnya"ucap Yoon Sung. Shik Joong malah sebaliknya dia menyarankan agar Yoon Sung jangan lagi melawan kehendak ayahnya, Jin Pyo.
"Bagaimanapun sepertinya kita harus memasang alat pelacak untuk ayahku".Yoon Sung mulai kesal.
"Ya! Apa masalahmu sebenarnya? Apa kau masih belum mengerti ayahmu? Jika kita tetap seperti ini kita akan mati dan seorangpun tidak akan tahu!"Shik Jong ikut kesal.
Shik Jong meminta Yoon Sung untuk meminta maaf kepada Jin Pyo. Jelas Yoon Sung menolak mentah-mentah! "Aigoo..sepertinya aku benar-benar akan mati"Shik Jong benar-benar cemas.
Di sebuah restoran Kim Na Na dan Eun Ah sedang mempersiapkan acara makan malam keluarga Yong Hak. Na Na tetap bersiaga di dekat Yong Hak. Keluarga Yong Hak terlihat sangat bahagia dengan apa yang direncanakan Yong Hak. Musik mulai berbunyi, musik yang dipilih oleh Na Na.
Jin Pyo datang dan melihat Yong Hak sekeluarga. Dia menerima panggilan dari Yoon Sung.
Jin Pyo : Kau patut dipuji, kau mampu mengejar diriku.
Yoon Sung : Ayah, aku mohon hentikan biar aku yang mengurusnya.
Jin Pyo : Sudah aku katakan, siapa yang mengetahuinya terlebih dahulu dia yang mengurusnya.
Yoon Sung melajukan mobilnya berusaha membujuk ayahnya.
"Ah, musiknya benar-benar cocok dengan ulang tahun perkawinan"ucap Jin Pyo. Yoon Sung mendengar musik yang mengalun dari telepon Jin Pyo. Ingatannya pun melayang saat Na Na menyebutkan dimana dia akan mengawal Yon Hak! Kim Na Na, Yoon Sung mencemaskan Na Na dan segera menghubunginya, namun sayang Na Na malah mematikan teleponnya.
Yoon Sung pun buru-buru mencari tempat itu berada dengan sistem GPS. Sedang Jin Pyo segera ke atap gedung yang posisinya berhadapan langsung dangan Yong Hak. Terlihat Na Na berdiri di belakang Yong Hak. Jin Pyo mulai membidik Yong Hak.
Yoon Sung tiba di restoran, dan mengedarkan pandangan di atas gedung-gedung. Matanya menangkap bayangan orang yang berada diposisi menembak. Yoon Sung bergegas masuk ke dalam.
Jin Pyo siap menarik pelatuk saat tiba-tiba ruangan restoran gelap gulita. Jin Pyo kaget, namun tetap membidik. Sedang di restoran Yon Hak dan keluarga panik.
"Pak, jangan panik dan segera bersembunyi di bawah meja"perintah Na Na.
Namun tidak disangka, sebuah sinar merah tepat berada di kepala Na Na. Dan sepertinya Jin Pyo tidak menyadari targetnya. Na Na diam tak bergerak. Jin Pyo menarik pelatuknya! Sebuah peluru melesat tepat ke Kim Na Na.
Tepat sebelum mengenai Na Na, peluru meleset karena seseorang menerjang Na Na sehingga dia terjatuh. Kim Na Na terbelakak terkejut!
No comments:
Post a Comment