Guru
Ji Man muncul dari balik pintu dan memberikan tepuk tangan untuk
mereka. Guru Ji Man memuji kalau Yoo Jin dan teman-temannya itu sudah
melakukan dengan baik. Tapi, dia bilang kalau penampilan mereka itu ada
yang kurang. Guru Ji Man menyuruh mereka untuk menambah koreografi.
Yoo Jin sedikit kaget, “Maksud Anda menari? Kami tidak bisa menari.”
Guru Ji Man membalas,”Itu karena kamu menganggap menari itu sulit. Jika ditambahkan koreografi sederhana, tak peduli siapapun pasti bisa menari.”
Lalu guru Jin Man menyuruh Hong Joo untuk mengekspresikan bagaimana ia menunjukkan ‘B’. Hong Joo kemudian mempraktekkannya. Tapi sepertinya, yang Hong Joo praktekkan tidak sesuai dengan yang guru Ji Man inginkan.
Guru Jin Man menunjuk Hye Sung. Hye Sung juga sama seperti Hong Joo disuruh mempraktekkan bagaimana ia mengekspresikan ‘B’. Hye Sung menurut, ia menunjukkan ekspresi ‘B’nya. Yup, sesuai dengan yang guru Ji Man inginkan. Lalu ia menunjuk Soon Dong untuk menunjukkan bagaimana ekspresi ‘A’ menurut Soon Dong. Selanjutnya giliran Lee Seul, bagaimana ia mengekspresikan gerakan yang bermakna ‘tidak dipuncak’. Dan yang terakhir adalah Yoo Jin, ia disuruh untuk mengekspresikan gerakan yang bermakna ‘di puncak’.
“Oke. Koreografi sudah selesai.”kata guru Ji Man.
“Hah!!??”
Mereka semua sudah berada di atas panggung. Mereka menampilkan hasil kerja keras mereka selama ini. Dan tak lupa juga mereka menambahkan koreografi pada penampilan mereka. Semua penonton sangat menikmati penampilan mereka. Tidak terkecuali produser Shin, direktur Lee, dan guru Hyun Ji Soo.
Guru Ahn terlihat senang sekali setelah penampilan mereka berakhir. Semua juga senang dan bertepuk tangan. Mereka kemudian memberi salam pada penonton. Lee Seul kemudian ia melihat ke arah direktur Lee dan tersenyum.
Si Woo menaiki tangga dan menemui Nana. “Suaramu akan rusak jika ini terus berlanjut. Masih ada waktu. Mari kita pergi ke rumah sakit dulu. Oke?”saran Si Woo. Nana memberikan isyarat dengan menyilangkan kedua tangannya. Ia tidak mau ke rumah sakit. Ia ingin pergi setelah mereka tampil.
“Masih bisakah kamu tampil?”, Nana mengangguk. “Keras kepala” kata Si Woo. Tapi Si Woo tetap mengingatkan agar Nana ke rumah sakit setelah penampilan selesai. Nana mengangguk tersenyum.
Kemudian ia menggandeng tangan Si Woo menuruni tangga.
“Aku mengubah pendapatku tentangmu, guru Ahn.”ucap guru Ji Soo.
“Tak apa-apa. Apakah kalian sudah mempersiapkannya dengan baik.”jawab guru Ahn seraya tersenyum.
Dengan rasa percaya diri, guru Ji Soo mengatakan bahwa dia akan menunjukkan pada guru Ahn perbedaan antara profesional dan amatir. Pertunjukkan dimulai. Grup herShe dan I:dn menunjukkan penampilan terbaik mereka tanpa Ri An.
Ri An yang berada di rumah sakit, hanya melihat penampilan timnya dari ipad. Ketika penampilan dari JB, Si Woo, Ailee, dan Nana hampir berakhir, tiba-tiba terjadi sesuatu. Nana kebagian menyanyi dengan nada tinggi, dan ketika bagian itu, tiba-tiba saja suara Nana rusak. Semua melihat ke arah Nana. Tim mulai panik dan gugup.
Pertunjukkan harus terus berlanjut. Mereka tetap melanjutkan penampilan mereka walau dengan perasaan khawatir. Penonton mengira kalau Nana membuat kesalahan. Padahal sebenarnya, suara Nana memang ada masalah.
“Bagaimana Nana bisa membuat kesalahan seperti itu?”tanya guru Ahn bingung.
“Itu bukan kesalahan. Pasti ada sesuatu yang salah dengan Nana.”bela guru Ji Soo
Ri An yang melihat penampilan mereka dari ipad, juga merasa kaget, panik, takut, dan khawatir. Semua peserta telah menunjukkan penampilan mereka. Kini produser Shin memberikan evaluasi.
“Untuk semua orang yang berdiri di sini hari ini. Apakah kalian melihat keajaiban? Konsep dari misi tim saat ini adalah Konsep dari misi tim saat ini adalah ‘Rain’. Misi utama untuk semua tim adalah ‘kerja sama tim’.
Agar perbedaan yang tinggi menjadi minimal, maka yang pendek harus menjinjit. Sebaliknya, yang tinggi sedikit menurunkan ketinggiannya. Inilah yang disebut kerja sama tim. Apakah seseorang akan lebih bersinar atau meredup, ini telah menjadi tanggung jawab tim. Setiap tahap memiliki perubahannya. Dua tim di sini, meskipun mereka tampil di atas panggung dengan ‘Rain’ sebagai tema, tapi karena bertentangan dengan tema asliku, itu sesuatu yang spontan. A ke rencana B.”jelas produser Shin sambil menunjuk tim Yoo Jin dan tim herShe+I:dn.
“Sin Hye Sung! Sin Hye Sung telah membuat sedikit kesalahan hari ini. Tapi karena pasangan timnya (Ui Bong), para penonton bahkan tidak menyadari kesalahannya. Itulah yang aku sebut rencana B. Mampu mengantisipasi kesalahan rekan setimnya itu, dan segera merespon. Dan kemudian datang menjadi satu. Itulah yang aku sebut ‘profesionalisme’.”
“Bagaimana dia bisa mengetahui hal itu?”bisik Yoo Jin ke Ui Bong. “Jika tidak dia tidak akan menjadi yang terbaik dari yang terbaik.”jawab Ui Bong.
“Kesalahan tak terduga,”lanjut Produser Shin “Sama yang terjadi pada tahap kedua. Anggota dari HershE dan I:dn. Setiap orang dari mereka adalah profesional sejati. Namun, mereka tidak memakai panggung dengan baik. Apa bedanya? Ini keangkuhan. Meskipun pita suara dalam kondisi buruk, membodohi penonton dan masih naik di atas panggung. Ini keangkuhan. Itu terlalu percaya diri, telah menyebabkan kesalahan yang mematikan. Tentu saja, seleksi akhir akan ditentukan oleh suara setiap orang. Manakah dari tim-tim ini akan dipilih dalam audisi idola super pertama, dan terkenal dengan gelar di posisi pertama? Kami akan mengumumkan secepatnya.”jelas Produser Shin panjang lebar.
Nana yang merasa telah membuat kesalahan besar, hanya bisa menunduk dan merasa bersalah. Timnya juga merasa cemas. Hong Joo yang diam-diam menyukai Nana juga merasa khawatir dengan kondisi Nana. Sedangkan Ri An yang berada di rumah sakit, juga merasa kesal dan kecewa.
“Cheerss!”
Tim Yoo Jin mengadakan pesta kecil-kecilan. Mereka makan makanan dalam satu tempat. Makanan itu dibuat oleh guru Ahn sendiri. Guru Ahn sangat senang. Ia memuji anak didiknya itu sudah melakukan yang terbaik. Dan dia masih merasa tidak percaya.
Soon Dong lalu berceletuk, ia menanyakan kenapa untuk perayaan ini mereka tidak makan di luar dan bagaimana dengan bibimbap. Guru Ahn beralasan, bukankah itu belum lama sejak mereka terakhir makan makanan buatan sendiri.
Hye Sung mengatakan kalau bukan karena mereka semua, mungkin dirinya tidak akan behasil. Dan itu adalah tahap pertamanya. Lalu Hye Sung mengucapkan terima kasih.
“Kamu tidak perlu berterima kasih. Aku bukanlah super idol yang tidak berguna. Selama aku di sekitar kalian, kita akan selalu menjadi yang pertama”kata Yoo Jin dengan pd-nya sambil mnnjukkan telunjuknya yang mengisyaratkan angka satu.
“Itu bagus.”jawab guru Ahn.
Semua lalu tertawa dan menikmati pesta kecil mereka. Di tengah kesenangan itu, JB datang. Semua menoleh ke arahnya. Ia kikuk. Yoo Jin langsung menyambar,”Ada apa denganmu? Apakah kamu datang ke sini untuk berlutut?”
“Apa?” JB heran. Yoo Jin kemudian berdiri, mendatangi JB dan merangkulnya. Ia mengatakan pada semuanya, jika seseorang yang kalah dari audisi ini akan berlutut. Semuanya tersenyum mendengar Yoo Jin. Lalu Yoo Jin menambahkan bualannya, kalau JB tidak harus datang ke tempat mereka hanya untuk berlutut. Tapi tetap saja, Yoo Jin menyuruh JB untuk berlutut dengan pemaksaan. “Berlutut. Ayo berlutut.” . Namun JB tidak ingin berlutut. Tapi tetap saja Yoo Jin memaksanya.
Hye Sung langsung menarik tangan JB menjauh dari Yoo Jin dan mengajaknya duduk di sebelahnya. Hye Sung mengatakan pada semua orang bahwa ia mengundang JB untuk makan bersama mereka. Itu bagus kata guru Ahn. Hye Sung kemudian memberikan sendok pada JB, dan JB makan dengan lahapnya.
Yoo Jin duduk di belakang Hye Sung dan JB. Dan mengatakan pada Hye Sung, “Ini bahkan tidak cukup untuk kita. Kamu benar-benar menyebalkan.”. Hye Sung lalu cemberut pada Yoo Jin dan tersenyum pada JB yang makan dengan lahap.
“Apakah itu lezat? Makan bibimbap dengan penuh air mata. Bagaimana rasanya kalah bagimu? Bukankah kamu membual, kamu akan membuatku berlutut.”sombong Yoo Jin.
JB menjawab, selama Hye Sung menang itu bukan masalah baginya. Soon Dong spontan bilang,”Apakah kalian berpacaran?”. Semua kaget, terutama JB dan Hye Sung. Dengan paniknya, Hye Sung lalu berkilah bahwa mereka tidak berpacaran.
Yoo Jin lalu melihat JB dan tertawa,”Hei, dia mengatakan tidak. Tidak. Kamu memiliki cinta yang tak terbalas kan?”
Lalu Hye Sung berpura-pura mengalihkan perhatian,”Guru, ini benar-benar lezat. Sangat lezat.”
“Benarkah?”tanya guru Ahn senang.
Ui Bong tersenyum. Kemudian ia melihat ke arah Hong Joo. Hong Joo terlihat tidak bersemangat sekali makan. Ui Bong mengatakan kalau ia baru pertama kalinya melihat Hong Joo menghitung biji-biji makanan sambil bercanda. Hong Joo menjawab bahwa ia hanya tidak nafsu makan.
Nana memeriksakan masalah suaranya pada dokter. Dokter mengatakan bahwa yang dialami Nana adalah sejenis penyakit yang biasa disebut, gumpalan pita suara. Namun dengan kondisi Nana seperti itu, itu disebut sebagai kista pita suara dan akan menjadi kasus yang lebih serius.
Dokter menyarankan agar Nana mau di operasi, karena itu adalah solusi yang paling efektif. Tapi akan berdampak pada suara Nana. Suara Nana akan berubah dan jangkauan suaranya akan memendek.
‘Surat Pengunduran Diri’
Nana menemui guru Ji Soo dan memberikan surat itu padanya. Guru Ji Soo menolak. “Bukankah kamu mengatakan sebelum check up, itu hanya gejala flu saja. Dan kamu akan sembuh setelah beberapa hari beristirahat. Kenapa kamu harus mengundurkan diri? Apa alasan yang tepat? Apa karena kejadian kemarin? Semua orang melakukan kesalahan, coba saja lain kali lagi.”
“Ini adalah keputusan terakhirku setelah lama memikirkan. Aku akan berhenti.”kata Nana
Guru Ji Soo mengatakan apakah itu hal terbaik yang bisa dilakukan Nana. Dan dia tetap minta alasan Nana yang dapat meyakinkannya. Namun Nana tidak segera menjawabnya. Ia hanya diam. Lalu guru Ji Soo menyuruhnya untuk kembali ke rumah sakit selama seminggu. Dan menyuruh Nana beristirahat dengan baik dan memulihkan suaranya. Nana lalu mengangguk mengiyakan dan pergi.
JB mulai bersiap untuk latihan. Guru Ji Soo datang bersama dengan Si Woo dan bertanya pada Si Woo di mana yang lainnya. Si Woo menjawab, kalau Nana sudah ke rumah sakit dengan barang-barangnya dan Ailee yang mengantar Nana ke rumah sakit.
Kemudian guru Ji Soo mengatakan pada JB dan Si Woo untuk jangan terus memikirkan apa yang terjadi kemarin. Karena kecelakaan seperti itu mungkin terjadi. Masih ada peluang karena ini hanya permulaan.
“Jika itu benar-benar kecelakaan, kenapa harus Nana yang bertanggung jawab?”bentak Si Woo. Ia merasa hal itu tidak adil untuk Nana.
“Aturan adalah aturan.”guru Ji Soo menjawab
“Dia baik-baik saja, kenapa dia harus ke rumah sakit?”tanya Si Woo. “Jangan bilang ini adalah hasil dari membereskan masalah lagi? Ri An melakukannya dan sekarang Na Na juga?”
JB lalu menyuruh Si Woo untuk berhenti berbicara.
Si Woo lalu menjawab dengan nada tinggi, “Kenapa? Kemudian lagi, bagimu, ini adalah kesempatan besar.”
“Apa yang kamu maksud dengan kesempatan yang baik?”tanya JB tak mengerti
Tanpa banyak alasan lagi Si Woo berkata, “Melihat dari kemampuan bernyanyi, yang terbaik di antara kita, Nana, pergi. Bukankah itu keuntungan selama audisi, bukankah itu baik?”
JB semakin merasa tersudut tak paham, menurutnya apakah itu masuk akal. Bukankah mereka itu adalah tim. “Apakah kita se-tim?”tanya Si Woo menyindir. “Selalu berbicara tentang pemecahan dan akan bersolo karir. Bagaimana ini dianggap sebagai sebuah tim. Kau kira aku lupa.” Lalu Si Woo langsung pergi begitu saja.
“Penelitian telah menunjukkan bahwa untuk penyanyi terkenal dan aktor, semakin lama seorang bintang disukai oleh orang, Citra itu punya mereka sendiri dan citra itu yang orang cari. Jadi, untuk pelajaran hari ini, semuanya akan menggambar diri mereka sendiri.”guru Ahn menjelaskan di depan kelas.
Tak lama, JB datang ke kelas guru Ahn itu. Guru Ahn lalu bertanya kenapa JB datang ke situ. JB menjawab bahwa ia datang untuk menghadiri kelas. Guru Ahn bertanya lagi bagaimana dengan kelas atas. JB menjawab lagi, kalau ia sendirian hari ini.
“Begitukah? Itu bagus, maka kalian bisa mengetahui dengan hanya melihat JB sebagai sebuah potret. Citra dirinya JB dan bagaimana ia sedang dilihat oleh orang lain. Itu begitu konsisten.”ungkap guru Ahn. “Ada satu lagi kursi di sana. Bawa itu dan duduk di sini. Kami akan menunggumu.”
JB duduk di sebelah Hye Sung. Hye Sung kemudian memberikan sesuatu pada JB. Sepertinya itu adalah buku biografi grup I:dn. JB menoleh ia bilang tidak usah. Lalu Hye Sung meletakkan bukunya kembali ke dalam tasnya.
JB kemudian meminta Hye Sung agar meminjaminya sebuah cermin. Hye Sung mengambil cermin di depannya dan langsung memberikannya pada JB. JB mengambilnya dan menghadapkan cermin itu pada Hye Sung. JB mengatakan kalau ia akan memegangi cermin itu untuk Hye Sung agar Hye Sung bisa menggambar dengan nyaman.
Hye Sung menolak. Ia mengatakan kalau ia saja yang memegang cermin itu untuk JB. JB juga ikut menolak. Ia menyuruh Hye Sung untuk menggambar duluan. Di tengah perdebatan itu, Yoo Jin kesal melihat mereka terutama JB. Maka ia melempar kapur ke kepala JB.
“JB, apakah kamu datang ke sini untuk berlutut?”kata Yoo Jin sambil menunjukkan kapur yang ada di tangannya.
“Itu lagi?” JB merasa heran dengan Yoo Jin. “Orang harus menjaga kata-katanya seperti pria.”kata Yoo Jin.
Namun JB dan Hye Sung tidak menganggap Yoo Jin dan malah mengacuhkannya. Yoo Jin merasa kesal. Dengan rasa pura-pura tidak bersalah, Yoo Jin kembali melempar kepala JB dengan kapur. “Hei!!”teriak JB kesal. Lalu ia berdiri.
“Itu benar, sekarang kamu mengerti kata-kataku. Mulai dari sana, berlututlah.”Yoo Jin tak henti-hentinya menyuruh JB berlutut.
JB kemudian mendatangi Yoo Jin. “Kenapa? Apa kamu merasa malu? Kenapa kamu tidak pergi keluar dan berlutut sendiri?”kata Yoo Jin dengan nada melecehkan. Setelah JB mendengar Yoo Jin mengucapkan kata-katanya, JB langsung pergi. Yoo Jin mengejarnya dan berusaha untuk menarik tangan JB. Tapi JB selalu menepis tarikan itu. Hingga akhirnya, tak sengaja JB menepis tarikan Yoo Jin yang berakibat Yoo Jin jatuh. Yoo Jin jatuh dengan posisi pas berlutut di hadapan JB.
Semua teman-teman yang melihat mereka, merasa itu lucu dan menertawakan Yoo Jin. Tak ketinggalan dengan Hye Sung yang juga sedang menahan tawanya. Yoo Jin merasa malu. Dan JB merasa menang.
Semua sudah kembali ke posisi masing-masing. Mereka mulai menggambar. Tapi Yoo Jin yang berada di belakang Hye Sung dan JB merasa kesal sekali melihat mereka berdua. Apalagi, JB memegangkan cermin untuk Hye Sung menggambar.
Kepala sekolah Jung Wan menaiki tangga dan tak sengaja melihat Yoo Jin dari jendela. Lalu kepala sekolah Jung Wan mendekati jendela dan melihat lebih seksama. Ia melihat Yoo Jin yang merasa kesal melihat JB dan Hye Sung bersama. Bahkan sampai-sampai Yoo Jin mematahkan pensil di tangannya.
Ketika sedang asyik melihat, tiba-tiba datanglah guru Ji Man dari samping. Guru Ji Man ini juga ingin tahu apa yang dilihat oleh kepala sekolah Jung Wan. Kepala sekolah Jung Wan merasa kaget dengan keberadaan guru Ji Man itu.
Lalu guru Ji Man bertanya pada kepala sekolah, apa yang dilihatnya begitu serius. Kepala sekolah kemudian menunjukkan JB. “Apakah menurutmu JB menyukai Shin Hye Sung?”
“Apa maksud Anda?”guru Ji Man tidak percaya.
“Dari melihatnya saja, kamu bisa mengatakan bahwa JB menyukainya.”kata kepala sekolah
“Mungkin Hye Sung menyukai JB juga.”jawab guru Ji Man
Lalu kepala sekolah menerangkan bisakah JB sebagai idola memiliki cinta yang tak terbalas. Guru Ji Man mengatakan kalau Hye Sung sebenarnya adalah anak yang baik, tapi kurang dari sisi feminin. Dia terlalu.. sehat. Meskipun tidak fatal, tapi guru Ji Man bilang kalau itu hanya terlalu biasa. Sedikit kurang biasa akan lebih baik.
Kepala sekolah lalu berkilah, dan mengatakan kalau guru Ji Man tidak tahu apa-apa. Dari sudut pandang seorang idola, apa yang spesial. “Pesona mematikan? Wajah yang cantik?”tanya kepala sekolah. Bagi seorang seperti JB, Hye Sung adalah bintang di matanya.
Guru Ji Man lalu melihat yang dibawa oleh kepala sekolah. Ia bertanya apa itu. Kepala sekolah menjawab kalau mulai hari itu kepala sekolah akan menjadi penasihat/konsultan.
“Kepala direktur, tolong pertimbangkan itu.”pinta guru Hyun Ji Soo.
Tapi direktur Lee mengatakan kalau semua sudah diputuskan. “Jika waktu memungkinkan, aku akan membujuk Nana.”kata guru Ji Soo. Direktur Lee lalu berkelit, “Ri An punya ibunya untuk melindunginya, dan Nana memiliki wakil Hyun untuk melindunginya. Bahkan di sekolah, kamu tidak bisa berasumsi bahwa kamu adalah satu-satunya guru.”
“Beri aku waktu, tidak peduli seberapa...”kata-kata guru Ji Soo dipotong oleh direktur Lee. Direktur mengatakan kalau herShe punya masalah internal, yaitu suara Nana dan masalah Ri An. Bahkan jika guru Ji Soo menghentikan kegiatan herShe, itu tidak akan membaik.
Guru Ji Soo tetap beruasaha keras meyakinkan direktur Lee dan produser Shin. Ia akan bertanggungjawab untuk semuanya. Produser Shin lalu menyangkal, bahwa anak-anak sudah dewasa. Mereka harus mampu menanggung konsekuensi atas tindakan mereka sendiri. Guru Ji Soo tidak bisa selalu mengganti atas nama mereka.
Direktur Lee menyimak apa yang dibicarakan produser Shin. Kemudian tiba-tiba ia melihat Lee Seul sudah menguping pembicaraan mereka dari tadi. Produser Shin dan guru Ji Soo juga melihat Lee Seul. Lee Seul kemudian pergi.
Di rumah sakit, Ri An menerima sms dari Si Woo yang mengatakan kalau Nana terkena flu dan sedang berada di rumah sakit yang sama dengannya di nomor kamar 702.
Ri An lalu pergi ke kamar yang dimaksud. Nana ditemani oleh Ailee di kamar. Ketika Ri An datang mengunjungi. Kemudian sebelum suster yang sudah berada di kamar itu sejak tadi pergi, ia mengatakan kalau Nana akan melakukan check up dalam 10 menit lagi dan harus datang ke lantai tujuh.
Ri An merasa cemas, “Check up apa? Bukankah kata Si Woo kalau kamu hanya terkena flu saja?”
Ailee menjawab kalau itu hanya check up rutin saja. Ailee langsung melihat Nana, dan Nana mengangguk. Ri An lalu mendekati Nana dan Ailee. Ia mengatakan kalau ia sudah melihat penampilan Ailee, Nana, Si Woo dan JB kemarin.
“Kamu flu kan? Apakah tenggorokanmu sudah lebih baik?”tanya Ri An sambil menyentuh bahu Nana.
Nana refleks menepis sentuhan itu. Nana tidak ingin Ri An menyentuhnya. “Oke. Kamu di rumah sakit tapi aku tidak akan datang melihatmu. Seperti kamu tidak pernah datang mengunjungiku. Aku akan melakukan hal yang sama.”kata Ri An sedih. Kemudian ia keluar dari kamar itu dengan langkah gontai. Nana melihat punggung Ri An yang menjauh dengan perasaan sedih dan bersalah.
“Citra seorang bintang adalah ... tentu saja seperti bintang.”kata Yoo Jin yang kemudian menggambar bintang di atas kanvasnya.
Lee Seul menggambar wajahnya sendiri. Itu masih terlihat bagus, sampai ketika Ui Bong datang dan mengatakan kalau karakter yang digambar Lee Seul itu salah. Dan dia menambahkan garis-garis di gambar Seul dan membuat gambarnya memiliki karakter yang jahat. Lee Seul membalasnya, ia melihat gambaran Ui Bong dan mulai memberi garis-garis di gambaran Ui Bong itu.
Hong Joo terlihat sedang menggambar Nana. Dan di gambarannya itu ada tulisan kalau Nana mencintainya. Ui Bong dan Soon Dong melihat gambaran Hong Joo. Ui Bong kemudian berkomentar, “Tak peduli dia tertidur ataupun terjaga itu semuanya tentang Nana.”
Guru Ahn melihat gambaran JB. “Itu gadis. Jangan bilang itu kamu. Apakah itu Ri An?”sahut guru Ahn. JB mengatakan kalau itu bukan Ri An tapi itu Hye Sung. Hye Sung kaget. Teman-teman yang lain kemudian melihat gambaran JB. “Kamu bilang ini Hye Sung? Sepertinya roti ditarik ke dalam sebuah jagung.”celetuk Yoo Jin.
“Oke selanjutnya milik Hye Sung.”kata guru Ahn. Kini giliran melihat gambaran Hye Sung, tapi dengan cepat kilat Hye Sung langsung menutup gambarannya dan bilang kalau itu belum selesai. JB hanya tersenyum melihat Hye Sung.
Yoo Jin sedang menemui kepala sekolah Jung Wan. Ia ingin berkonsultasi tentang masalahnya. Kepala sekolah memberikannya secangkir teh hangat. “Hei bagaimana gurumu ini terlihat sebagai seorang penasihat?”tanya kepala sekolah pada Yoo Jin.
“Apakah Anda punya keahlian untuk menjadi seorang penasihat?”ejek Yoo Jin
“Apakah kamu ingin mendapat pukulan dari seorang penasihat?”gertak kepala sekolah. “Anak ini masih suka berbicara omong kosong, selalu main-main. Jin Yoo Jin untuk apa kamu butuh konseling? Tolong katakan apa yang menyusahkanmu.”
Yoo Jin bertanya pada kepala sekolah, apa dia sudah melakukan yang terbaik sebagai super idol. Kepala sekolah langsung menutup laptopnya, “Benar, aku ingin bertanya padamu. Kenapa kamu melakukan itu? Bukankah kamu mengatakan kamu tidak mau menjadi idola? Kamu ingin membuat musikmu sendiri.”
Yoo Jin bilang dia juga tidak tahu. Apa musik yang ingin dia buat. “Apa maksudmu tidak tahu? Rock. Rock. Semangat rock. Kenapa, apakah kamu berubah pikiran?”tanya kepala sekolah.
Yoo Jin membantah, sepertinya bukan seperti itu. tapi, ia merasa kalau ia harus menang. Karena Yoo Jin mengakui bahwa ada seseorang yang ingin dia kalahkan.
“Kebetulan. Apakah kamu pernah mendengar tentang alat pacu jantung?”tanya kepala sekolah
“Kenapa Anda tiba-tiba bertanya seperti itu?”
“Kamu masih tidak tahu?”tanya kepala sekolah lagi
“Tentu aku sudah tahu.”jawab Yoo Jin
“Bagus, bagaimana jika kamu adalah alat pacu jantung. Bagaimana dengan itu?”
“Kenapa aku harus menjadi alat pacu jantung?” Yoo Jin bingung. “Jika aku berpartisipasi dalam marathon, tidak diragukan lagi aku harus menjadi yang pertama. Kenapa Anda peduli dengan orang lain? Aku harus menjadi yang pertama.”
“Benarkah?.. ya, tentu saja kamu harus menjadi yang pertama. Kamu akan melakukan yang hebat super idol.”jawab kepala sekolah. Kemudian ia membuka laptopnya kembali. “Apa lagi?”
Hye Sung masih melanjutkan gambarannya ditemani JB. Hye Sung sangat serius sekali menggambar wajahnya, sedangkan JB hanya melihatnya diam tanpa kata. Kemudian JB melihat tas Hye Sung yang berada di belakang Hye Sung.
Ia melihat tasnya terbuka dan ada satu buku keluar dari tasnya itu. diam-diam JB mengambil buku itu dan melihat isi di dalamnya. Ternyata ia melihat bahwa di dalam buku itu, ada gambar dirinya. Seluruh isi buku berisikan dirinya.
“Pada kenyataannya aku lebih baik.” JB berkomentar tentang gambar itu.
Hye Sung melihat kalau JB membuka bukunya. Kemudian ia berusaha untuk merebut kembali buku miliknya itu. “Kamu harus membayar biaya model. Apa kamu pikir, aku bukan artis? Tidakkah kamu tahu tentang hak cipta? Kamu harus membayar biaya model.” JB menolak untuk mengembalikan buku itu.
Yoo Jin sedikit kaget, “Maksud Anda menari? Kami tidak bisa menari.”
Guru Ji Man membalas,”Itu karena kamu menganggap menari itu sulit. Jika ditambahkan koreografi sederhana, tak peduli siapapun pasti bisa menari.”
Lalu guru Jin Man menyuruh Hong Joo untuk mengekspresikan bagaimana ia menunjukkan ‘B’. Hong Joo kemudian mempraktekkannya. Tapi sepertinya, yang Hong Joo praktekkan tidak sesuai dengan yang guru Ji Man inginkan.
Guru Jin Man menunjuk Hye Sung. Hye Sung juga sama seperti Hong Joo disuruh mempraktekkan bagaimana ia mengekspresikan ‘B’. Hye Sung menurut, ia menunjukkan ekspresi ‘B’nya. Yup, sesuai dengan yang guru Ji Man inginkan. Lalu ia menunjuk Soon Dong untuk menunjukkan bagaimana ekspresi ‘A’ menurut Soon Dong. Selanjutnya giliran Lee Seul, bagaimana ia mengekspresikan gerakan yang bermakna ‘tidak dipuncak’. Dan yang terakhir adalah Yoo Jin, ia disuruh untuk mengekspresikan gerakan yang bermakna ‘di puncak’.
“Oke. Koreografi sudah selesai.”kata guru Ji Man.
“Hah!!??”
Mereka semua sudah berada di atas panggung. Mereka menampilkan hasil kerja keras mereka selama ini. Dan tak lupa juga mereka menambahkan koreografi pada penampilan mereka. Semua penonton sangat menikmati penampilan mereka. Tidak terkecuali produser Shin, direktur Lee, dan guru Hyun Ji Soo.
Guru Ahn terlihat senang sekali setelah penampilan mereka berakhir. Semua juga senang dan bertepuk tangan. Mereka kemudian memberi salam pada penonton. Lee Seul kemudian ia melihat ke arah direktur Lee dan tersenyum.
Si Woo menaiki tangga dan menemui Nana. “Suaramu akan rusak jika ini terus berlanjut. Masih ada waktu. Mari kita pergi ke rumah sakit dulu. Oke?”saran Si Woo. Nana memberikan isyarat dengan menyilangkan kedua tangannya. Ia tidak mau ke rumah sakit. Ia ingin pergi setelah mereka tampil.
“Masih bisakah kamu tampil?”, Nana mengangguk. “Keras kepala” kata Si Woo. Tapi Si Woo tetap mengingatkan agar Nana ke rumah sakit setelah penampilan selesai. Nana mengangguk tersenyum.
Kemudian ia menggandeng tangan Si Woo menuruni tangga.
“Aku mengubah pendapatku tentangmu, guru Ahn.”ucap guru Ji Soo.
“Tak apa-apa. Apakah kalian sudah mempersiapkannya dengan baik.”jawab guru Ahn seraya tersenyum.
Dengan rasa percaya diri, guru Ji Soo mengatakan bahwa dia akan menunjukkan pada guru Ahn perbedaan antara profesional dan amatir. Pertunjukkan dimulai. Grup herShe dan I:dn menunjukkan penampilan terbaik mereka tanpa Ri An.
Ri An yang berada di rumah sakit, hanya melihat penampilan timnya dari ipad. Ketika penampilan dari JB, Si Woo, Ailee, dan Nana hampir berakhir, tiba-tiba terjadi sesuatu. Nana kebagian menyanyi dengan nada tinggi, dan ketika bagian itu, tiba-tiba saja suara Nana rusak. Semua melihat ke arah Nana. Tim mulai panik dan gugup.
=DREAM HIGH=
Pertunjukkan harus terus berlanjut. Mereka tetap melanjutkan penampilan mereka walau dengan perasaan khawatir. Penonton mengira kalau Nana membuat kesalahan. Padahal sebenarnya, suara Nana memang ada masalah.
“Bagaimana Nana bisa membuat kesalahan seperti itu?”tanya guru Ahn bingung.
“Itu bukan kesalahan. Pasti ada sesuatu yang salah dengan Nana.”bela guru Ji Soo
Ri An yang melihat penampilan mereka dari ipad, juga merasa kaget, panik, takut, dan khawatir. Semua peserta telah menunjukkan penampilan mereka. Kini produser Shin memberikan evaluasi.
“Untuk semua orang yang berdiri di sini hari ini. Apakah kalian melihat keajaiban? Konsep dari misi tim saat ini adalah Konsep dari misi tim saat ini adalah ‘Rain’. Misi utama untuk semua tim adalah ‘kerja sama tim’.
Agar perbedaan yang tinggi menjadi minimal, maka yang pendek harus menjinjit. Sebaliknya, yang tinggi sedikit menurunkan ketinggiannya. Inilah yang disebut kerja sama tim. Apakah seseorang akan lebih bersinar atau meredup, ini telah menjadi tanggung jawab tim. Setiap tahap memiliki perubahannya. Dua tim di sini, meskipun mereka tampil di atas panggung dengan ‘Rain’ sebagai tema, tapi karena bertentangan dengan tema asliku, itu sesuatu yang spontan. A ke rencana B.”jelas produser Shin sambil menunjuk tim Yoo Jin dan tim herShe+I:dn.
“Sin Hye Sung! Sin Hye Sung telah membuat sedikit kesalahan hari ini. Tapi karena pasangan timnya (Ui Bong), para penonton bahkan tidak menyadari kesalahannya. Itulah yang aku sebut rencana B. Mampu mengantisipasi kesalahan rekan setimnya itu, dan segera merespon. Dan kemudian datang menjadi satu. Itulah yang aku sebut ‘profesionalisme’.”
“Bagaimana dia bisa mengetahui hal itu?”bisik Yoo Jin ke Ui Bong. “Jika tidak dia tidak akan menjadi yang terbaik dari yang terbaik.”jawab Ui Bong.
“Kesalahan tak terduga,”lanjut Produser Shin “Sama yang terjadi pada tahap kedua. Anggota dari HershE dan I:dn. Setiap orang dari mereka adalah profesional sejati. Namun, mereka tidak memakai panggung dengan baik. Apa bedanya? Ini keangkuhan. Meskipun pita suara dalam kondisi buruk, membodohi penonton dan masih naik di atas panggung. Ini keangkuhan. Itu terlalu percaya diri, telah menyebabkan kesalahan yang mematikan. Tentu saja, seleksi akhir akan ditentukan oleh suara setiap orang. Manakah dari tim-tim ini akan dipilih dalam audisi idola super pertama, dan terkenal dengan gelar di posisi pertama? Kami akan mengumumkan secepatnya.”jelas Produser Shin panjang lebar.
Nana yang merasa telah membuat kesalahan besar, hanya bisa menunduk dan merasa bersalah. Timnya juga merasa cemas. Hong Joo yang diam-diam menyukai Nana juga merasa khawatir dengan kondisi Nana. Sedangkan Ri An yang berada di rumah sakit, juga merasa kesal dan kecewa.
“Cheerss!”
Tim Yoo Jin mengadakan pesta kecil-kecilan. Mereka makan makanan dalam satu tempat. Makanan itu dibuat oleh guru Ahn sendiri. Guru Ahn sangat senang. Ia memuji anak didiknya itu sudah melakukan yang terbaik. Dan dia masih merasa tidak percaya.
Soon Dong lalu berceletuk, ia menanyakan kenapa untuk perayaan ini mereka tidak makan di luar dan bagaimana dengan bibimbap. Guru Ahn beralasan, bukankah itu belum lama sejak mereka terakhir makan makanan buatan sendiri.
Hye Sung mengatakan kalau bukan karena mereka semua, mungkin dirinya tidak akan behasil. Dan itu adalah tahap pertamanya. Lalu Hye Sung mengucapkan terima kasih.
“Kamu tidak perlu berterima kasih. Aku bukanlah super idol yang tidak berguna. Selama aku di sekitar kalian, kita akan selalu menjadi yang pertama”kata Yoo Jin dengan pd-nya sambil mnnjukkan telunjuknya yang mengisyaratkan angka satu.
“Itu bagus.”jawab guru Ahn.
Semua lalu tertawa dan menikmati pesta kecil mereka. Di tengah kesenangan itu, JB datang. Semua menoleh ke arahnya. Ia kikuk. Yoo Jin langsung menyambar,”Ada apa denganmu? Apakah kamu datang ke sini untuk berlutut?”
“Apa?” JB heran. Yoo Jin kemudian berdiri, mendatangi JB dan merangkulnya. Ia mengatakan pada semuanya, jika seseorang yang kalah dari audisi ini akan berlutut. Semuanya tersenyum mendengar Yoo Jin. Lalu Yoo Jin menambahkan bualannya, kalau JB tidak harus datang ke tempat mereka hanya untuk berlutut. Tapi tetap saja, Yoo Jin menyuruh JB untuk berlutut dengan pemaksaan. “Berlutut. Ayo berlutut.” . Namun JB tidak ingin berlutut. Tapi tetap saja Yoo Jin memaksanya.
Hye Sung langsung menarik tangan JB menjauh dari Yoo Jin dan mengajaknya duduk di sebelahnya. Hye Sung mengatakan pada semua orang bahwa ia mengundang JB untuk makan bersama mereka. Itu bagus kata guru Ahn. Hye Sung kemudian memberikan sendok pada JB, dan JB makan dengan lahapnya.
Yoo Jin duduk di belakang Hye Sung dan JB. Dan mengatakan pada Hye Sung, “Ini bahkan tidak cukup untuk kita. Kamu benar-benar menyebalkan.”. Hye Sung lalu cemberut pada Yoo Jin dan tersenyum pada JB yang makan dengan lahap.
“Apakah itu lezat? Makan bibimbap dengan penuh air mata. Bagaimana rasanya kalah bagimu? Bukankah kamu membual, kamu akan membuatku berlutut.”sombong Yoo Jin.
JB menjawab, selama Hye Sung menang itu bukan masalah baginya. Soon Dong spontan bilang,”Apakah kalian berpacaran?”. Semua kaget, terutama JB dan Hye Sung. Dengan paniknya, Hye Sung lalu berkilah bahwa mereka tidak berpacaran.
Yoo Jin lalu melihat JB dan tertawa,”Hei, dia mengatakan tidak. Tidak. Kamu memiliki cinta yang tak terbalas kan?”
Lalu Hye Sung berpura-pura mengalihkan perhatian,”Guru, ini benar-benar lezat. Sangat lezat.”
“Benarkah?”tanya guru Ahn senang.
Ui Bong tersenyum. Kemudian ia melihat ke arah Hong Joo. Hong Joo terlihat tidak bersemangat sekali makan. Ui Bong mengatakan kalau ia baru pertama kalinya melihat Hong Joo menghitung biji-biji makanan sambil bercanda. Hong Joo menjawab bahwa ia hanya tidak nafsu makan.
Nana memeriksakan masalah suaranya pada dokter. Dokter mengatakan bahwa yang dialami Nana adalah sejenis penyakit yang biasa disebut, gumpalan pita suara. Namun dengan kondisi Nana seperti itu, itu disebut sebagai kista pita suara dan akan menjadi kasus yang lebih serius.
Dokter menyarankan agar Nana mau di operasi, karena itu adalah solusi yang paling efektif. Tapi akan berdampak pada suara Nana. Suara Nana akan berubah dan jangkauan suaranya akan memendek.
‘Surat Pengunduran Diri’
Nana menemui guru Ji Soo dan memberikan surat itu padanya. Guru Ji Soo menolak. “Bukankah kamu mengatakan sebelum check up, itu hanya gejala flu saja. Dan kamu akan sembuh setelah beberapa hari beristirahat. Kenapa kamu harus mengundurkan diri? Apa alasan yang tepat? Apa karena kejadian kemarin? Semua orang melakukan kesalahan, coba saja lain kali lagi.”
“Ini adalah keputusan terakhirku setelah lama memikirkan. Aku akan berhenti.”kata Nana
Guru Ji Soo mengatakan apakah itu hal terbaik yang bisa dilakukan Nana. Dan dia tetap minta alasan Nana yang dapat meyakinkannya. Namun Nana tidak segera menjawabnya. Ia hanya diam. Lalu guru Ji Soo menyuruhnya untuk kembali ke rumah sakit selama seminggu. Dan menyuruh Nana beristirahat dengan baik dan memulihkan suaranya. Nana lalu mengangguk mengiyakan dan pergi.
JB mulai bersiap untuk latihan. Guru Ji Soo datang bersama dengan Si Woo dan bertanya pada Si Woo di mana yang lainnya. Si Woo menjawab, kalau Nana sudah ke rumah sakit dengan barang-barangnya dan Ailee yang mengantar Nana ke rumah sakit.
Kemudian guru Ji Soo mengatakan pada JB dan Si Woo untuk jangan terus memikirkan apa yang terjadi kemarin. Karena kecelakaan seperti itu mungkin terjadi. Masih ada peluang karena ini hanya permulaan.
“Jika itu benar-benar kecelakaan, kenapa harus Nana yang bertanggung jawab?”bentak Si Woo. Ia merasa hal itu tidak adil untuk Nana.
“Aturan adalah aturan.”guru Ji Soo menjawab
“Dia baik-baik saja, kenapa dia harus ke rumah sakit?”tanya Si Woo. “Jangan bilang ini adalah hasil dari membereskan masalah lagi? Ri An melakukannya dan sekarang Na Na juga?”
JB lalu menyuruh Si Woo untuk berhenti berbicara.
Si Woo lalu menjawab dengan nada tinggi, “Kenapa? Kemudian lagi, bagimu, ini adalah kesempatan besar.”
“Apa yang kamu maksud dengan kesempatan yang baik?”tanya JB tak mengerti
Tanpa banyak alasan lagi Si Woo berkata, “Melihat dari kemampuan bernyanyi, yang terbaik di antara kita, Nana, pergi. Bukankah itu keuntungan selama audisi, bukankah itu baik?”
JB semakin merasa tersudut tak paham, menurutnya apakah itu masuk akal. Bukankah mereka itu adalah tim. “Apakah kita se-tim?”tanya Si Woo menyindir. “Selalu berbicara tentang pemecahan dan akan bersolo karir. Bagaimana ini dianggap sebagai sebuah tim. Kau kira aku lupa.” Lalu Si Woo langsung pergi begitu saja.
“Penelitian telah menunjukkan bahwa untuk penyanyi terkenal dan aktor, semakin lama seorang bintang disukai oleh orang, Citra itu punya mereka sendiri dan citra itu yang orang cari. Jadi, untuk pelajaran hari ini, semuanya akan menggambar diri mereka sendiri.”guru Ahn menjelaskan di depan kelas.
Tak lama, JB datang ke kelas guru Ahn itu. Guru Ahn lalu bertanya kenapa JB datang ke situ. JB menjawab bahwa ia datang untuk menghadiri kelas. Guru Ahn bertanya lagi bagaimana dengan kelas atas. JB menjawab lagi, kalau ia sendirian hari ini.
“Begitukah? Itu bagus, maka kalian bisa mengetahui dengan hanya melihat JB sebagai sebuah potret. Citra dirinya JB dan bagaimana ia sedang dilihat oleh orang lain. Itu begitu konsisten.”ungkap guru Ahn. “Ada satu lagi kursi di sana. Bawa itu dan duduk di sini. Kami akan menunggumu.”
JB duduk di sebelah Hye Sung. Hye Sung kemudian memberikan sesuatu pada JB. Sepertinya itu adalah buku biografi grup I:dn. JB menoleh ia bilang tidak usah. Lalu Hye Sung meletakkan bukunya kembali ke dalam tasnya.
JB kemudian meminta Hye Sung agar meminjaminya sebuah cermin. Hye Sung mengambil cermin di depannya dan langsung memberikannya pada JB. JB mengambilnya dan menghadapkan cermin itu pada Hye Sung. JB mengatakan kalau ia akan memegangi cermin itu untuk Hye Sung agar Hye Sung bisa menggambar dengan nyaman.
Hye Sung menolak. Ia mengatakan kalau ia saja yang memegang cermin itu untuk JB. JB juga ikut menolak. Ia menyuruh Hye Sung untuk menggambar duluan. Di tengah perdebatan itu, Yoo Jin kesal melihat mereka terutama JB. Maka ia melempar kapur ke kepala JB.
“JB, apakah kamu datang ke sini untuk berlutut?”kata Yoo Jin sambil menunjukkan kapur yang ada di tangannya.
“Itu lagi?” JB merasa heran dengan Yoo Jin. “Orang harus menjaga kata-katanya seperti pria.”kata Yoo Jin.
Namun JB dan Hye Sung tidak menganggap Yoo Jin dan malah mengacuhkannya. Yoo Jin merasa kesal. Dengan rasa pura-pura tidak bersalah, Yoo Jin kembali melempar kepala JB dengan kapur. “Hei!!”teriak JB kesal. Lalu ia berdiri.
“Itu benar, sekarang kamu mengerti kata-kataku. Mulai dari sana, berlututlah.”Yoo Jin tak henti-hentinya menyuruh JB berlutut.
JB kemudian mendatangi Yoo Jin. “Kenapa? Apa kamu merasa malu? Kenapa kamu tidak pergi keluar dan berlutut sendiri?”kata Yoo Jin dengan nada melecehkan. Setelah JB mendengar Yoo Jin mengucapkan kata-katanya, JB langsung pergi. Yoo Jin mengejarnya dan berusaha untuk menarik tangan JB. Tapi JB selalu menepis tarikan itu. Hingga akhirnya, tak sengaja JB menepis tarikan Yoo Jin yang berakibat Yoo Jin jatuh. Yoo Jin jatuh dengan posisi pas berlutut di hadapan JB.
Semua teman-teman yang melihat mereka, merasa itu lucu dan menertawakan Yoo Jin. Tak ketinggalan dengan Hye Sung yang juga sedang menahan tawanya. Yoo Jin merasa malu. Dan JB merasa menang.
Semua sudah kembali ke posisi masing-masing. Mereka mulai menggambar. Tapi Yoo Jin yang berada di belakang Hye Sung dan JB merasa kesal sekali melihat mereka berdua. Apalagi, JB memegangkan cermin untuk Hye Sung menggambar.
Kepala sekolah Jung Wan menaiki tangga dan tak sengaja melihat Yoo Jin dari jendela. Lalu kepala sekolah Jung Wan mendekati jendela dan melihat lebih seksama. Ia melihat Yoo Jin yang merasa kesal melihat JB dan Hye Sung bersama. Bahkan sampai-sampai Yoo Jin mematahkan pensil di tangannya.
Ketika sedang asyik melihat, tiba-tiba datanglah guru Ji Man dari samping. Guru Ji Man ini juga ingin tahu apa yang dilihat oleh kepala sekolah Jung Wan. Kepala sekolah Jung Wan merasa kaget dengan keberadaan guru Ji Man itu.
Lalu guru Ji Man bertanya pada kepala sekolah, apa yang dilihatnya begitu serius. Kepala sekolah kemudian menunjukkan JB. “Apakah menurutmu JB menyukai Shin Hye Sung?”
“Apa maksud Anda?”guru Ji Man tidak percaya.
“Dari melihatnya saja, kamu bisa mengatakan bahwa JB menyukainya.”kata kepala sekolah
“Mungkin Hye Sung menyukai JB juga.”jawab guru Ji Man
Lalu kepala sekolah menerangkan bisakah JB sebagai idola memiliki cinta yang tak terbalas. Guru Ji Man mengatakan kalau Hye Sung sebenarnya adalah anak yang baik, tapi kurang dari sisi feminin. Dia terlalu.. sehat. Meskipun tidak fatal, tapi guru Ji Man bilang kalau itu hanya terlalu biasa. Sedikit kurang biasa akan lebih baik.
Kepala sekolah lalu berkilah, dan mengatakan kalau guru Ji Man tidak tahu apa-apa. Dari sudut pandang seorang idola, apa yang spesial. “Pesona mematikan? Wajah yang cantik?”tanya kepala sekolah. Bagi seorang seperti JB, Hye Sung adalah bintang di matanya.
Guru Ji Man lalu melihat yang dibawa oleh kepala sekolah. Ia bertanya apa itu. Kepala sekolah menjawab kalau mulai hari itu kepala sekolah akan menjadi penasihat/konsultan.
“Kepala direktur, tolong pertimbangkan itu.”pinta guru Hyun Ji Soo.
Tapi direktur Lee mengatakan kalau semua sudah diputuskan. “Jika waktu memungkinkan, aku akan membujuk Nana.”kata guru Ji Soo. Direktur Lee lalu berkelit, “Ri An punya ibunya untuk melindunginya, dan Nana memiliki wakil Hyun untuk melindunginya. Bahkan di sekolah, kamu tidak bisa berasumsi bahwa kamu adalah satu-satunya guru.”
“Beri aku waktu, tidak peduli seberapa...”kata-kata guru Ji Soo dipotong oleh direktur Lee. Direktur mengatakan kalau herShe punya masalah internal, yaitu suara Nana dan masalah Ri An. Bahkan jika guru Ji Soo menghentikan kegiatan herShe, itu tidak akan membaik.
Guru Ji Soo tetap beruasaha keras meyakinkan direktur Lee dan produser Shin. Ia akan bertanggungjawab untuk semuanya. Produser Shin lalu menyangkal, bahwa anak-anak sudah dewasa. Mereka harus mampu menanggung konsekuensi atas tindakan mereka sendiri. Guru Ji Soo tidak bisa selalu mengganti atas nama mereka.
Direktur Lee menyimak apa yang dibicarakan produser Shin. Kemudian tiba-tiba ia melihat Lee Seul sudah menguping pembicaraan mereka dari tadi. Produser Shin dan guru Ji Soo juga melihat Lee Seul. Lee Seul kemudian pergi.
Di rumah sakit, Ri An menerima sms dari Si Woo yang mengatakan kalau Nana terkena flu dan sedang berada di rumah sakit yang sama dengannya di nomor kamar 702.
Ri An lalu pergi ke kamar yang dimaksud. Nana ditemani oleh Ailee di kamar. Ketika Ri An datang mengunjungi. Kemudian sebelum suster yang sudah berada di kamar itu sejak tadi pergi, ia mengatakan kalau Nana akan melakukan check up dalam 10 menit lagi dan harus datang ke lantai tujuh.
Ri An merasa cemas, “Check up apa? Bukankah kata Si Woo kalau kamu hanya terkena flu saja?”
Ailee menjawab kalau itu hanya check up rutin saja. Ailee langsung melihat Nana, dan Nana mengangguk. Ri An lalu mendekati Nana dan Ailee. Ia mengatakan kalau ia sudah melihat penampilan Ailee, Nana, Si Woo dan JB kemarin.
“Kamu flu kan? Apakah tenggorokanmu sudah lebih baik?”tanya Ri An sambil menyentuh bahu Nana.
Nana refleks menepis sentuhan itu. Nana tidak ingin Ri An menyentuhnya. “Oke. Kamu di rumah sakit tapi aku tidak akan datang melihatmu. Seperti kamu tidak pernah datang mengunjungiku. Aku akan melakukan hal yang sama.”kata Ri An sedih. Kemudian ia keluar dari kamar itu dengan langkah gontai. Nana melihat punggung Ri An yang menjauh dengan perasaan sedih dan bersalah.
“Citra seorang bintang adalah ... tentu saja seperti bintang.”kata Yoo Jin yang kemudian menggambar bintang di atas kanvasnya.
Lee Seul menggambar wajahnya sendiri. Itu masih terlihat bagus, sampai ketika Ui Bong datang dan mengatakan kalau karakter yang digambar Lee Seul itu salah. Dan dia menambahkan garis-garis di gambar Seul dan membuat gambarnya memiliki karakter yang jahat. Lee Seul membalasnya, ia melihat gambaran Ui Bong dan mulai memberi garis-garis di gambaran Ui Bong itu.
Hong Joo terlihat sedang menggambar Nana. Dan di gambarannya itu ada tulisan kalau Nana mencintainya. Ui Bong dan Soon Dong melihat gambaran Hong Joo. Ui Bong kemudian berkomentar, “Tak peduli dia tertidur ataupun terjaga itu semuanya tentang Nana.”
Guru Ahn melihat gambaran JB. “Itu gadis. Jangan bilang itu kamu. Apakah itu Ri An?”sahut guru Ahn. JB mengatakan kalau itu bukan Ri An tapi itu Hye Sung. Hye Sung kaget. Teman-teman yang lain kemudian melihat gambaran JB. “Kamu bilang ini Hye Sung? Sepertinya roti ditarik ke dalam sebuah jagung.”celetuk Yoo Jin.
“Oke selanjutnya milik Hye Sung.”kata guru Ahn. Kini giliran melihat gambaran Hye Sung, tapi dengan cepat kilat Hye Sung langsung menutup gambarannya dan bilang kalau itu belum selesai. JB hanya tersenyum melihat Hye Sung.
Yoo Jin sedang menemui kepala sekolah Jung Wan. Ia ingin berkonsultasi tentang masalahnya. Kepala sekolah memberikannya secangkir teh hangat. “Hei bagaimana gurumu ini terlihat sebagai seorang penasihat?”tanya kepala sekolah pada Yoo Jin.
“Apakah Anda punya keahlian untuk menjadi seorang penasihat?”ejek Yoo Jin
“Apakah kamu ingin mendapat pukulan dari seorang penasihat?”gertak kepala sekolah. “Anak ini masih suka berbicara omong kosong, selalu main-main. Jin Yoo Jin untuk apa kamu butuh konseling? Tolong katakan apa yang menyusahkanmu.”
Yoo Jin bertanya pada kepala sekolah, apa dia sudah melakukan yang terbaik sebagai super idol. Kepala sekolah langsung menutup laptopnya, “Benar, aku ingin bertanya padamu. Kenapa kamu melakukan itu? Bukankah kamu mengatakan kamu tidak mau menjadi idola? Kamu ingin membuat musikmu sendiri.”
Yoo Jin bilang dia juga tidak tahu. Apa musik yang ingin dia buat. “Apa maksudmu tidak tahu? Rock. Rock. Semangat rock. Kenapa, apakah kamu berubah pikiran?”tanya kepala sekolah.
Yoo Jin membantah, sepertinya bukan seperti itu. tapi, ia merasa kalau ia harus menang. Karena Yoo Jin mengakui bahwa ada seseorang yang ingin dia kalahkan.
“Kebetulan. Apakah kamu pernah mendengar tentang alat pacu jantung?”tanya kepala sekolah
“Kenapa Anda tiba-tiba bertanya seperti itu?”
“Kamu masih tidak tahu?”tanya kepala sekolah lagi
“Tentu aku sudah tahu.”jawab Yoo Jin
“Bagus, bagaimana jika kamu adalah alat pacu jantung. Bagaimana dengan itu?”
“Kenapa aku harus menjadi alat pacu jantung?” Yoo Jin bingung. “Jika aku berpartisipasi dalam marathon, tidak diragukan lagi aku harus menjadi yang pertama. Kenapa Anda peduli dengan orang lain? Aku harus menjadi yang pertama.”
“Benarkah?.. ya, tentu saja kamu harus menjadi yang pertama. Kamu akan melakukan yang hebat super idol.”jawab kepala sekolah. Kemudian ia membuka laptopnya kembali. “Apa lagi?”
Hye Sung masih melanjutkan gambarannya ditemani JB. Hye Sung sangat serius sekali menggambar wajahnya, sedangkan JB hanya melihatnya diam tanpa kata. Kemudian JB melihat tas Hye Sung yang berada di belakang Hye Sung.
Ia melihat tasnya terbuka dan ada satu buku keluar dari tasnya itu. diam-diam JB mengambil buku itu dan melihat isi di dalamnya. Ternyata ia melihat bahwa di dalam buku itu, ada gambar dirinya. Seluruh isi buku berisikan dirinya.
“Pada kenyataannya aku lebih baik.” JB berkomentar tentang gambar itu.
Hye Sung melihat kalau JB membuka bukunya. Kemudian ia berusaha untuk merebut kembali buku miliknya itu. “Kamu harus membayar biaya model. Apa kamu pikir, aku bukan artis? Tidakkah kamu tahu tentang hak cipta? Kamu harus membayar biaya model.” JB menolak untuk mengembalikan buku itu.
"Bersambung"
"Next Episode:Part 2"
No comments:
Post a Comment