Skip Beat Episode 5
Preview . .Gong Xi akhirnya menggendong Liu Li Er sampai Gong Xi terjatuh dan Liu Li Er meninggalkan Gong Xi sendirian tetapi ternyata Lian menemukan Gong Xi dan membawa Gong Xi ke lokasi dengan cara menggendongnya karena kaki Gong Xi terkilir. Liu Li Er marah melihat Lian begitu memperhatikan Gong Xi dan mengira kalau Gong Xi hanya mencari perhatian Lian saja.
Liu Li Er terus bertingkah sehingga membuat sutradara memarahinya. Liu Li Er pun tidak terima dimarahi dan tidak mau syuting serta menyuruh Gong Xi yang syuting saja. Gong Xi menerima tantangan dan akhirnya Gong Xi pun syuting walaupun kakinya masih sakit tetapi Gong Xi tetap bertahan. Lian pun merawat dan membalut kaki Gong Xi yang sakit sehingga membuat Gong Xi sedikit tersentuh.
Melihat Gong Xi yang kakinya masih sakit, Liu Li Er pun mendapatkan ide yang licik. Gong Xi sangat marah ketika mengetahui kalau Liu Li Er ternyata tidak alergi sinar UV dan akhirnya Gong Xi dan Liu Li Er berantem seperti sapi yang sedang diadu dan sutradara memutuskan Gong Xi dan Liu Li Er bertanding untuk mendapatkan peran tersebut.
Liu Li Er merasa kalau Lian pasti berharap kalau Gong Xi yang akan menggantikannya tetapi Lian mengatakan bahwa tidak peduli seseorang itu superstar atau pendatang baru asalkan serius maka Lian pun akan serius juga. Liu Li Er pun sedikit menyadari kesalahannya.
Round 5
Giliran
pertama Syuting adalah Liu Li Er. Ketika syuting sedang berjalan, Liu
Li Er hanya memandangi Lian dan merasa walaupun sedang berakting dengan
Lian tetapi Liu Li Er merasa sangat jauh seperti dipisahkan oleh lautan.
Sutradara marah karena Liu Li Er lupa akan dialognya. Sutradara tidak
mau mendengarkan penjelasan Liu Li Er.Giliran Gong Xi untuk syuting dengan adegan yang sama. Gong Xi dengan semangat mulai syuting tetapi Liu Li Er protes karena adegannya belum selesai tetapi sutradara mengatakan bahwa setidaknya sudah melihat satu hal bahwa Liu Li Er sama sekali tidak serius berakting. Liu Li Er terus membantah dan memberikan alasan tetapi sutradara tetap tidak mau mendengarkan alasan Liu Li Er karena sutradara hanya mau melihat kemajuan Liu Li Er.
Gong Xi pun menyuruh Liu Li Er untuk istirahat karena tiba giliran Gong Xi untuk syuting dan akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan syuting dan merupakan bagian dari tugasnya sebagai Love Me Section. Liu Li Er bingung apa yang dimaksud Gong Xi. Gong Xi pun menjelaskan dengan sindiran bahwa Liu Li Er alergi akan sinar UV maka tugas Gong Xi untuk menggantikan syuting supaya kesehatan Liu Li Er terjaga. Sutradara tersenyum mendengar apa yang dikatakan Gong Xi.
Liu Li Er pun menantang Gong Xi karena Gong Xi pasti tidak mampu duduk dengan sempurna karena kaki Gong Xi yang masih terkilir dan menyuruh Gong Xi untuk menyerah karena akan membuat Gong Xi malu saja.
Syuting pun dimulai tetapi posisi Gomg Xi masih dalam posisi sujud. Lian mengatakan jika posisi Gong Xi masih sujud maka sutradara merasa Gong Xi meremehkan tantangannya. Gong Xi mengatakan akan duduk setelah syuting dimulai dan menyuruh Lian untuk diam.
Sembari menunggu syuting dimulai, Gong Xi mengingat-ingat apa yang dikatakan ibu Shang ketika mengajarkan Gong Xi tata cara dalam upacara minum teh. Sutradara memberikan perintah untuk bersiap. Gong Xi langsung bangkit kemudian menyiapkan dirinya.
Setelah sutradara mengatakan siap, Gong Xi perlahan duduk. Lian terkejut melihat Gong Xi yang duduk tanpa memperlihatkan rasa sakitnya. Begitu juga dengan Liu Li Er dan sutradara.
Gong Xi mulai akting menyiapkan upacara teh seperti yang telah diajarkan oleh ibu Shang. Gong Xi sama sekali tidak memperlihatkan rasa sakitnya selama syuting. Crew film memuji Gong Xi yang begitu profesional dan membandingkan dengan Liu Li Er. Liu Li Er semakin kesal melihat Gong Xi.
Gong Xi terbawa akting Lian dan dengan cepat menyadarinya. Sutradarapun merasa kalau Lian benar-benar berakting serius dan mengeluarkan semua kemampuannya. Liu Li Er pun dapat merasakan perbedaan ketika sedang berakting dengannya. Lian mengeluarkan semua auranya dan berfikir kalau Lian pasti sudah memilih Gong Xi sebagai lawan mainnya.
Melihat tatapan Lian, Gong Xi merasakan seperti perasaan yang tertekan dan Gong Xi bertekad tidak akan kalah. Sutradara melihat Gong Xi mulai berakting lagi dan mengatakan kalau Gong Xi terlihat tenang dan sangat kuat walaupun tidak memiliki pengalaman dalam berakting tetapi Gong Xi bertekad untuk melawan Lian sehingga membuat syuting semakin menarik.
Tetapi ternyata tidak semudah itu mengalahkan Lian malah Gong Xi terbawa oleh akting Lian dan bereaksi seperti yang dikatakan Lian dan seketika terlihat ekspresi terkejut dari muka Gong Xi yang memang diinginkan Sutradara seperti yang ada dalam skenario.
Sutradara memuji Gong Xi dan membuat Liu Li Er tambah kesal. Liu Li Er pergi dan bergumam bahwa dirinya juga mampu mengeluarkan ekspresi seperti itu. Ternyata Du Jin mendengarkan dan meragukan apa yang dikatakan Liu Li Er.
Du Jin : "Apakah kamu berfikir bahwa kamu bisa melakukan seperti itu hanya dengan mengetahui cara berakting?"
Liu Li Er mendekat dan duduk disebelah Du Jin
Liu Li Er : "Apa yang kamu maksud?"
Du Jin : "Akting Gong Xi sekarang ini adalah bimbingan dari Lian yang berarti tanpa menghiraukan itu kamu atau Gong Xi. Jika Lian tidak serius berakting maka kalian tidak mungkin bisa melakukan seperti itu. Jika kamu ingin mengalahkan Gong Xi maka kamu harus membuat Lian berakting serius dengan kamu. Lagipula kamu tidak akan bisa mengalahkan Gong Xi"
Liu Li Er merasa down
Liu Li Er : "Jadi apa yang harus aku lakukan supaya Lian berakting serius denganku?"
Du Jin : "Kamu harus bertanya pada dirimu sendiri. Jika kamu adalah orang yang kakinya sedang sakit maka apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu akan seperti Gong Xi dan menahan rasa sakit dan duduk dengan posisi berlutut dari awal hingga akhir adegan? Atau kamu akan menangis dengan keras dan crew akan membawa kamu ke rumah sakit dengan segera sehingga syuting akan tertunda seminggu agar kamu bisa istirahat di rumah. Alasan mengapa Gong Xi bisa membuat Lian berakting serius dengannya karena Gong Xi bisa terbawa dalam perannya. Bahkan orang lain tidak bisa mengatakan kalau kaki Gong Xi sedang sakit. Gong Xi telah mendapatkan hormat Lian karena sikap Gong Xi dalam bekerja secara profesional seperti seharusnya artis lakukan. Dan inilah harga diri Gong Xi terhadap pekerjaannya"
Dilihat dari ekspresinya Liu Li Er seperti mulai menyadari semua yang dikatakan Du Jin.
Gong Xi terus menahan rasa sakit dikakinya dan mengingat lagi pesan ibu Shang bahwa didepan tamu walau apapun yang terjadi harus menahannya. Gong Xi tetap tersenyum walaupun kakinya terasa sakit.
Lian dan sutradara menyadari keadaan Gong Xi dan dengan cepat sutradara menghentikan syuting. Sutradara menyuruh Gong Xi untuk bangun karena syuting sudah berhenti. Tetapi Gong Xi tetap tidak bergerak karena dalam aturan upacara minum teh apabila tamu belum pergi maka tidak boleh bangkit dari duduknya.
Liu Li Er yang juga mendekati Gong Xi merasa apa yang dilakukan Gong Xi sama dengan apa yang dilakukan dulu bahwa walaupun sudah lelah dan sedang sakit Liu Li Er tidak akan berhenti apabila rekaman belum selesai karena bisa menyebabkan album ditunda dan pada waktu itu Liu Li Er belumlah sepopuler sekarang ini.
Sutradara terus membujuk Gong Xi untuk bangkit tetapi Gong Xi tetap tidak mau karena tamu belum pulang. Sutradara akhirnya sadar dan menyuruh Lian untuk pura-pura pulang.
Lian pun pulang dan dengan seketika Gong Xi pingsan. Lian dan crew sangat terkejut dan membawa Gong Xi ke rumah sakit.
Liu Li Er menemui dan meminta sesuatu kepada sutradara. Liu Li Er meminta diberikan kesempatan untuk melakukan adegan lagi walaupun aktingnya tidak sebagus Gong Xi dan tidak bisa membuat Lian serius berakting dengannya setidaknya Liu Li Er tidak punya penyesalan. Sutradara senang mendengarnya tetapi apabila sutradara tidak puas maka akan terus mengulang adegan samapai sutradara merasa puas. Liu Li Er pun setuju melakukannya sampai sutradara merasa puas.
Manager Liu Li Er meminta maaf karena gara-gara Liu Li Er, Gong Xi sampai terluka. Dasar Gong Xi yang baik hati malah mengatakan tidak apa-apa karena retak tulang kakinya tidak begitu serius hanya saja ada seorang pejahat yang telah menyebabkan retak pada tulangku sambil menatap Liu Li Er. Liu Li Er cuek dengan Gong Xi sambil terus mempelajari skenario yang ada ditangannya.
Liu Li Er akhirnya tetap menjadi akris utama dan Du Jin khawatir bagaimana dengan perasaan Gong Xi. Lian mengatakan bahwa sejak awal memang tidak berniat mengganti Liu Li Er dengan siapapun karena sebenarnya sutradara hanya ingin Gong Xi memprovokasi Liu Li Er dan membiarkannya merasakan sensasi dari krisis. Sutradara setuju dengan pendapat Lian karena tuan Luo Li lah yang menginginkannya dan sutradara sendiri tidak bisa seenaknya mengganti seorang artis setelah syuting setengah dari drama.
Du Jin pun sadar bahwa semuanya hanyalah akting dan Gong Xi hanyalah sebagai pion atau umpan saja. Tetapi sutradara mengatakan bahwa tidak pernah merencanakan kalau Gong Xi akan menerima tantangan Liu Li Er untuk berakting dan hasilnya melebihi yang diharapkan bahkan tidak menyangka Liu Li Er akan berubah sedrastis itu.
Liu Li Er pun memberikan Gong Xi 100 poin. Gong Xi tidak menyangka Liu Li Er akan memberikannya 100 poin dan berterimakasih kepada Liu Li Er. Dasar Liu Li Er tidak mau mengakui kalau memberikan Gong Xi nilai 100 poin karena pintar berakting tetapi mengatakan kalau hanya kasihan pada Gong Xi dan karena simpati. Gong Xi termangu karena tidak mengira Liu Li Er akan bisa simpati kepada orang lain. Melihat Gong Xi diam, Liu Li Er merasa Gong Xi mentertawakannya dalam hati dan mengaku kalau ketika Gong Xi dibawa ke rumah sakit Liu Li Er telah meminta kesempatan kepada sutradara karena itulah Liu Li Er mendapatkan perannya kembali.
Gong Xi merasa tidak perlu mentertawakan Liu Li Er karena sudah benar kalau Gong Xi kalah karena Gong Xi lah orang yang hilang kesadaran ketika syuting sedang berjalan karena itulah istilahnya apabila orang yang hilang kesadaran selama pertandingan tidak punya hak untuk hidup. Liu Li Er setuju dan merasa bahwa ternyata tujuan Gong Xi tidak seperti yang difikirkan dulu. Gong Xi menunjukkan ekspresi yang heran mendengar kata-kata Liu Li Er tetapi Liu Li Er tetap tidak mengakui kalau mengatakan itu karena suka dengan Gong Xi. Liu Li Er pun pergi meninggalkan managernya dan Gong Xi.
Gong Xi hanya tersenyum sambil melihat poin yang didapatnya. Manager Gong Xi memperjelas apakah Gong Xi benar-benar merasa tepat kalau kalah dari Liu Li Er. Gong Xi tanpa ragu mengangguk tetapi merasa sedikit aneh tetapi bukan karena kalah dari Liu Li Er melainkan karena tetap merasa dibodohi Lian padahal Gong Xi telah mengikuti skrip yang ada. Managerpun menjelaskan bahwa Gong Xi seharusnya merasa terhormat karena dalam akting pertama Gong Xi telah berakting dengan aktor yang begitu hebat seperti Lian dan telah mendengar bahwa Lian benar-benar memperlakukan Gong Xi seperti artis yang bertalenta besar dan harus membuat Gong Xi bangga. Tetapi Gong Xi tetap merasa tidak enak karena seperti anak kecil yang mudah tertipu oleh Lian. Lian memergoki Gong Xi menatapnya sehingga membuat Gong Xi salah tingkah.
Lian dan Du Jin minum berdua. Du Jin memberitahu Lian kalau Gong Xi melakukan pemotretan sebagai hadiah untuk Gong Xi dan bertanya apakah Lian mau melihat pemotretan itu. Lian merasa tidak perlu tetapi Du Jin mengatakan kalau Lian terlihat peduli dengan Gong Xi dan ketika Lian berakting dengan Gong Xi sangat jarang melihat Lian yang seperti itu. Lian hanya tersenyum manieeeeeeeeeezzzz mendengar Du Jin.
Du Jin juga mengatakan bahwa perasaan sekarang ini sangat lain karena apabila setiap kali Lian selesai syuting Du Jin pasti akan bertepuk tangan dan memuji Lian tetapi sekarang itu semua tidaklah cukup dan mengatakan sangat terhormat menjadi manager Lian.
Gong Xi pun melakukan pemotretan. Tetapi walaupun pemotretan sudah selesai Gong Xi masih berpose seperti sedang pemotretan. Gong Xi sangat senang karena tidak menyangka akan bisa melakukan pemotretan dan mengucapkan terimakasih kepada sutradara karena sudah mengabulkan mimpinya dan mengatakan bahwa sebenarnya sedang berusaha mencari cara untuk mengingat kalau dirinya sedang cantik sekarang ini karena mungkin dimasa depan tidak akan punya kesempatan untuk tampil cantik dan ketika sutradara memberikannya kesempatan, Gong Xi sangat senang sekali.
Sutradara memberitahu Gong Xi telah memilih Liu Li Er bukan karena Gong Xi tidak sebagus Liu Li Er. Melihat Gong Xi hanya diam sutradara tidak melanjutkan kata-katanya. Gong Xi mengatakan bahwa bersyukur telah kalah dari Liu Li Er karena jika peran tersebut diberikan kepadanya Gong Xi merasa tidak akan mampu menghadapi dirinya sendiri karena merasa tidak mempunyai kemampuan akting. Akting yang keluar darinya itu adalah karena Lian telah berhasil menipunya dan reaksi Gong Xi bukanlah berasal dari Gong Xi sendiri. Gong Xi merasa marah karena telah terjebak. Sutradara mengatakan bahwa Lian mempunyai keahlian membuat lawan mainnya bereaksi dengan natural itulah sebabnya orang yang berakting dengan Lian akan selalu menunjukkan dirinya yang sebenarnya tanpa diketahui oleh lawan mainnya itu sendiri.
Du Jin pun mengingat kata-kata Lian bahwa pada saat itu Lian berakting natural terhadap tekad keras Gong Xi. Du Jin tersenyum dan mengatakan dalam hati bahwa hanya Gong Xi yang bisa menyebabkan Lian mengeluarkan kata-kata seperti itu. Gong Xi tetap marah-marah karena merasa mudah ditipu. (Gong Xi tidak tahu saja kalau Lian terkesan olehnya).
Tiba-tiba Lian datang ke ruangan. Du Jin berseru, “Lian kau di sini?”. Gong Xi yang menyadari kedatangan Lian kesal dan mengambil payung untuk menutupi dirinya. “Ada apa? Apa kau tidak senang dengan fotonya?” heran Lian melihat tingkah Gong Xi. Gong Xi membalas kalau tadinya ia senang sebelum melihat Lian. (Gong Xi ngatain Lian spoon bengkok wkwk…aye juga kagak ngerti artinya….^^).
Lian kebingungan dan melihat Du Jin dan Direktur Xin yang mengangkat kedua tangan mereka sebagai tanda jangan hiraukan perkataan Gong Xi. Lian tersenyum mengerti dan bilang tadi saat ia masuk ia melihat seorang pengintai di sekitar lokasi syuting. Du Jin bangkit dan mendekati Lian. Du Jin bilang mungkin orang itu reporter dari suatu majalah yang sudah mendengar kalau Gong Xi berkompetisi dengan Liu Li Er dan ingin mewawancarai Gong Xi, untung saja Direktur sudah mengusirnya. Lian berterima kasih pada Direktur. Du Jin menambahkan agar mereka membawa Gong Xi kembali ke kamar agar reporter itu tidak dapat menemui Gong Xi, kalau sampai Liu Li Er disebut kalah dalam kompetisi akting rahasia dia bisa menjadi gila. Lian tersenyum dan melihat Gong Xi yang masih saja kesal. Du Jin tertawa melihat tingkah Gong Xi.
Gong Xi meminta maaf pada Du Jin karena sudah mau menemaninya berjalan kembali ke kamar. Du Jin bilang itu tidak masalah, Gong Xi jangan membahasnya lagi. Gong Xi tak lupa berterima kasih dan bilang kalau Du Jin orang yang sangat baik. Lian yang juga ikut berjalan di samping Gong Xi mulai kesal dan bilang kalau orang yang ikut berjalan bersama Gong Xi bukan hanya Du Jin. Gong Xi lalu dengan berat hati bilang terima kasih tanpa mau melihat ke arah Lian. Lian mendekatinya dan bilang apa Gong Xi sedang bicara dengan hantu. Gong Xi kesal mendengarnya.
Du Jin lalu tanya di mana Gong Xi mempelajari upacara minum teh. Gong Xi jawab ia diajarkan di tempat ia tinggal saat kecil dulu. Du Jin pikir Gong Xi mempelajarinya di sekolah khusus pengantin wanita. Gong Xi menggeleng tidak pernah dengar nama sekolah itu. Du Jin menambahkan kalau itu bukan nama sekolah tetapi sebuah pelatihan khusus untuk calon pengantin wanita agar patuh pada ibu mertua dan menjadi istri yang baik.
Gong Xi teringat saat dulu ibu Shang bilang kalau mereka tidak mengajarkan acara minum teh pada orang lain dan meminta Gong Xi mempelajarinya dengan baik. Gong Xi lalu terduduk shock. Du Jin dan Lian yang melihatnya khawatir dan tanya apa kaki Gong Xi baik-baik saja. Sementara Gong Xi mulai mencerna kalau alasan dulu ia belajar karena ibu Shang ingin ia dan Shang menikah, agar ia dapat menjadi nyonya boss yang baik. Lian tanyapun Gong Xi tidak menggubrisnya masih sibuk berpikir kalau semua yang ia pelajari karena si brengsek itu. Bahkan kemampuan minum teh yang sangat ia banggakan juga karena Shang.
Lian khawatir dan bertanya apa Gong Xi bisa berdiri. Lian menawarkan bantuannya dan mengulurkan tangannya ke arah Gong Xi. Gong Xi melihat tangan Lian dan mulai berpikir. “Jika aku harus menerima kekalahan maka aku akan… setelah semuanya orang ini sangat berbakat. Aku akan banyak belajar darinya di masa depan” batin Gong Xi sambil menerima uluran tangan Lian.
Gong Xi mengucapkan terima kasih dan Lian membantu Gong Xi berdiri dan membantunya berjalan. “Ya sudah kuputuskan, aku akan belajar dengan baik. Suatu hari nanti aku harus memiliki kemampuan akting yang sebanding dengan orang ini” batin Gong Xi sambil terus memandang Lian. Du Jin yang melihatnya bingung, “Apa yang terjadi? Bukankah dua orang ini sedang dalam perang dingin beberapa saat yang lalu? Bagaimana mungkin atmosfernya tiba-tiba berubah sepenuhnya?”. Du Jin mengikuti Lian dan Gong Xi dari belakang.
Gong Xi sudah duduk manis di kamarnya. Ia mengucapkan terima kasih karena sudah diantarkan sampai ke kamarnya. Lian bilang sama-sama dan mereka pamit kembali ke kamar. Tak lupa Lian menasehati Gong Xi untuk istirahat lebih awal dan jangan berlari-lari. Gong Xi pun mengucapkan selamat malam. Saat Lian dan Du Jin hendak pergi, penata rias datang dan tanya apa mereka membawa Gong Xi kembali ke kamar? Lian mengiyakan dan ia pamit akan kembali ke kamarnya. Penata rias lalu bilang ia akan membantu Gong Xi membersihkan make up nya. Gong Xi yang mendengarnya langsung terkejut. Ia lalu teriak-teriak histeris dan berlari tidak mau make upnya dihapus. Ia beranggapan wajah cantiknya akan cepat hilang maka ia ingin agar make up nya itu hilang dengan sendirinya. Penata rias mulai mengejar Gong Xi dan bilang jika wajahnya tidak dibersihkan bisa rusak. Tapi Gong Xi tetap tidak mau mendengar dan menolak dibersihkan wajahnya. Ia melemparkan bantal kursi dan menyembunyikan wajahnya dibalik bantal.
Lian dan Du Jin yang tadinya mau pergi mengurungkan niatnya dan tertawa melihat tingkah Gong Xi. Du Jin tanya apa yang membuat Gong Xi seperti itu. Lian tersenyum dan bilang Cinderella sindrom, Gong Xi takut kekuatan sihir di wajahnya akan hilang. Penata riasnya tanya, “Lalu apa yang harus aku lakukan?”. Du Jin tersenyum evil dan bilang, “kita hanya bisa melakukannya dengan kekerasan”. Lian menaikkan alisnya saat mendengarnya.
Du Jin mulai mendekati Gong Xi sambil mengulurkan tangannya. Gong Xi kaget dan Tanya, “Apa yang mau kau lakukan?”. Du Jin terus mendekati Gong Xi sambil mengusap-ngusap pipinya memperagakan membersihkan make up. Gong Xi takut dan mulai teriak histeris. (wkwkwk…kocak banget itu Gong Xi ampe minta tolong ama Pikachu wkwkwk). Lian menahan tawa melihatnya.
Gong Xi berdiri di atas kasur dan dia tetap tidak mau dibersihkan wajahnya. Lian lalu bilang, “Luminous kulit, menjadi pribadi baru, kumpulan orang muda”. Lian menyebutkan slogan iklan Shang membuat Gong Xi teringat saat ia melihat iklan Shang. Lian menambahkan jika kulit wajah Gong Xi rusak maka ia akan kehilangan semua itu. Gong Xi kembali teringat iklan Shang yang seolah-olah bilang kalau kulit yang kasar akan membuat diri menjadi keliatan tua dan bau dan itu akan membuatmu ingin mati. Gong Xi bimbang tapi ia melihat Lian yang tersenyum meyakinkan.
Du Jin dan Lian berjalan ke kamar.
“Wow! Aku baru pertama kali bertemu dengan orang seperti itu. Yang menganggap membersihkan make up seolah-olah akan membunuhnya. Mengapa dia begitu putus asa seakan akan melepas mantra sihir yang melekat” seru Du Jin takjub.
“Mungkin karena dia Cinderella” sahut Lian.
“Benar… Oh apa tadi yang kau ucapkan? Bukankah itu slogan iklan kosmetik yang dibintangi Shang? dan kau tadi menyebutkan tentang kehilangan? kenapa? aku tidak mengerti maksud ucapanmu?” tanya Du Jin.
“Ah, itu bukan apa-apa. Oh ya, tapi berbicara tentang sihir, aku khusus meminta penata rias untuk meninggalkan sedikit sihir pada dirinya.” Lian tersenyum menjawabnya. Du Jin terkejut dan menebaknya, “Apa mungkin hanya menghapus setengah make upnya? Apa dia bisa tampil seperti itu?”. Du Jin menaruh telapak tangannya menutupi sebagian wajahnya memperagakan. Lian hanya bisa tersenyum kecil menanggapinya.
Gong Xi selesai di bersihkan wajahnya. Penata rias lalu membebaskan ikatan Gong Xi. Gong Xi menatap cermin dan berteriak sedih karena semuanya sudah hilang. “Aku punya kesempatan langka untuk menjadi cantik, dan sekarang semuanya sudah hilang. Kenapa kau begitu kejam” gumam Gong Xi sambil memegang wajahnya. Lalu ia sadar sesuatu dan memiringkan kepalanya. “Kenapa rambutku seperti ini? Apakah ini wig? Di mana tatanan rambut asliku?” tanya Gong Xi.
Penata rias hanya bilang kalau seseorang memerintahkannya memberikan tatanan rambut ajaib pada Gong Xi. Gong Xi bilang ia tidak peduli tentang tatanan rambut ajaib karena tatanan rambut aslinya tidaklah murah, itu kenang-kenangan baginya saat memasuki dunia hiburan. Penata rias hanya bisa minta maaf, ia hanya mengikuti perintah seseorang. Gong Xi tanya, “Perintah seseorang? Apakah orang seperti itu masih layak disebut manusia? Dia benar-benar tidak manusiawi. Siapa?”. Penata rias hanya bisa tersenyum menyesal. Gong Xi kesal dan mulai bisa menebak siapa orangnya ia berteriak, “Dun He Lian!!!aku benci kamu!”.
Sementara di luar satpam yang dulu jaga di apartemen Gong Xi mulai kaget karena mendengar suara-suara aneh lagi. Salah satunya frustasi karena mereka sudah minta dipindahkan ke daerah terpencil tapi masih mendengar suara aneh itu. (wkwkwk…. kocak dah tuh petugas keamanan)
Gong Xi duduk menunggu, lalu Lian dan Du Jin menghampirinya.
“Selamat pagi” ucap Gong Xi seraya bangkit dari duduknya.
“Selamat pagi. Sudah duduk saja!” ucap Du Jin. Du Jin lalu tanya apa Gong Xi akan kembali sekarang. Gong Xi mengiyakan. Du Jin tanya lagi bagaimana Gong Xi pulang. Gong Xi bilang ia akan pulang di antar mobil van Liu Li Er dan manajernya. Lian menatap Gong Xi tajam.
“Apa kau suka dengan tatanan rambut ajaibnya?” tanya Lian sambil tersenyum evil.
“Dasar evil. Kali ini kau kulepaskan, namun kau masih biasa memberi komentar ceroboh” batin Gong Xi.
“Puas..puas…puas! Tapi jika suatu hari aku bisa memberimu model rambut ajaib juga, aku akan lebih puas” jawab Gong Xi. Lian tersenyum mendengarnya.
Du Jin tanya apa Gong Xi baik-baik saja untuk berjalan. Gong Xi bilang tak usah khawatir karena ia sudah jauh lebih baik. Tak lupa Gong Xi berterima kasih atas perhatian Du Jin. Lian mengingatkan semalam saat kembali ke kamar, Gong Xi tampak buruk dan kesakitan sampai tidak bisa berjalan. Gong Xi menjawab kalau itu bukan karena rasa sakit tapi karena menyebutkan upacara minum teh, membuatnya teringat kepada seseorang yang dibencinya.
Lian bertanya apa orang itu yang menginspirasi Gong Xi untuk masuk dunia hiburan dan membuatnya mati-matian bersaing dengan Liu Li Er untuk membalas dendam padanya. Gong Xi kesal dipojokkan dan berdiri dan mengiyakan semuanya.
“Ya. Itu tujuanku. Jadi… aku harus membalas dendam” jawab Gong Xi.
“Berikan bukletmu” pinta Lian.
“Kenapa?” tanya Gong Xi ragu.
“Melihat kau bekerja keras bahkan memicu daya saing Liu Li Er. Aku ingin mengucapkan terima kasih atas nama perusahaan” Lian menyodorkan tangannya meminta buklet nilai Gong Xi. Gong Xi ragu namun tetap memberikan bukunya. Van artis telah tiba dan berhenti di samping mereka.
Lian dan Du Jin berjalan bersama. Du Jin tanya kenapa Lian melakukan itu, bukankah Lian mengagumi Gong Xi. Lian tersenyum dan bilang ia mengagumi kemauannya tapi motifnya untuk balas dendam, ia tidak setuju sama sekali. Du Jin bilang Lian harus memberi Gong Xi kesempatan menjelaskan kenapa ia begitu benci Bu Pou Shang. Lian berhenti dan menatap Du, Jin “Apa aku harus bertanya? Itu bukan urusanku. Aku sama sekali tidak tertarik”. Lian kembali meneruskan jalannya. Du Jin mencibir, “Tidak tertarik? Kau sungguh orang yang sulit berbicara. Apa ada orang yang sengaja membawa poin cap saat jogging pagi”.
Gong Xi melihat buku nilainya dan shock melihat cap point -10 dari Lian. Gong Xi kesal karena tadi Lian bilang ia ingin berterima kasih ternyata ia tertipu lagi. Gong Xi kesal kenapa Lian selalu saja menekannya dan menyebabkan masalah untuknya. Gong Xi bilang, “Dun He Lian, suatu hari nanti aku akan menggunakan kemampuan aktingku untuk membuatmu mengaku kalah sepenuhnya. Ingat itu!” teriak Gong Xi. Van tepat melaju didepan dua petugas saat Gong Xi teriak. Kedua petugas itu shock dan mulai melempar tas dan memukul-mukul udara di sekitar karena masih juga mendengar suara-suara aneh.
Direktur Shen menemui Tuan Luo Li. Direktur Shen bilang kalau memang benar sekarang temperamen Liu Li Er sudah dikekang dan itu semua berkat Gong Xi sesuai dengan yang dikatakan Tuan Lou Li kepadanya. Semua orang cukup puas dengan hasilnya, itu benar-benar indah. Lalu Direktur Shen bilang, “Tapi Pak, bisakah kau turun dari sana? Leherku sakit melihat dari bawah”. Tuan Luo Li berhenti menoleh dan bertanya apa rasa sakit itu masalah? Direktur Shen langsung menggeleng dan bilang itu bukan masalah. Ia lalu menambahkan kalau tadinya ia pikir amarah Liu Li Er dapat dikendalikan oleh Lian dan Direktur Xin namun ternyata semuanya harus diserahkan kepada Gong Xi juga. Lalu direktur Shen tanya mana yang lain. Tuan Luo Li bertanya, “Maria? Akhir-akhir ini ia sering pergi ke tempat pelatihan dan membuat keonaran. Membuat semua orang tidak bisa konsentrasi pada latihan drama itu”. Direktur Shen mengatakan ia pernah mendengar hal itu bahwa Maria membenci drama itu dan sering pergi ke sana membuat keonaran. Tuan Luo Li menerawang kalau Maria itu seperti malaikat kecil, semua orang mencintainya, namun jika ada yang menyinggung tentang lukanya ia akan berubah menjadi setan kecil.
Direktur tanya jika Tuan Luo Li ingin menenangkan Maria seharusnya meminta bantuan Lian karena Maria sangat mengagumi Lian. Tuan Luo Li menjawab “Tidak..tidak..bahkan Lian tidak bisa menanganinya”. Direktur Shen tanya “Kenapa?”.
Lalu onta yang dinaiki Tuan Luo Li bergetar. Direktur Shen dengan takut bilang kalau ontanya sepertinya ada masalah. Tuan Luo Li dengan entengnya bilang kalau itu telponnya. Lalu ontanya mengeluarkan kotoran. (wkwkk… tempat hpnya lucu amat). Tuan Luo Li menyuruh direktur Shen mengambilkan telponnya. Direktur Shen dengan ogah mengambil tempat Hp berbentuk kotoran dan mengambil hp di dalamnya untuk diserahkan ke Tuan Luo Li. Tuan Luo Li menerima telpon dan ia bilang mengerti. Ternyata Maria membuat onar lagi. Tuan Luo Li mengembalikan hp kepada direktur Shen.
Gong Xi sedang melihat brosur pelatihan. Ia senang karena ternyata LME mempunyai kelas pelatihan dan kenapa ia tidak diberitahu. Apalagi setelah tahu jika lulus dengan skor terbaik ia bisa menjadi artis ekslusif LME. Gong Xi semangat ingin mendaftar tapi setelah melihat daftar harga pelatihannya ia terkejut. Ternyata untuk pelatihan selama 3 bulan harganya cukup mahal sebesar 15.000 NT.
Gong Xi kesal dan teriak, “Ini tidak adil, ini diskriminasi warga miskin”. Teriakannya berbarengan dengan Nan Qin yang juga melihat brosur itu. Gong Xi kaget kenapa Nan Qin bisa ada di situ, bukankah dia lolos audisi putaran kedua seharusnya ia sudah jadi artis tapi ia malah melihat brosur pelatihan. Nan Qin juga tanya kenapa Gong Xi di situ seharusnya sudah dieliminasi. Nan Qin berdalih kalau ia sedang membiasakan diri sebagai anggota LME, akan memalukan jika tidak tahu tentang perusahaan. Keduanya menutupi kalau mereka anggota Love Me Section (Wo Ai Ba Bu) karena takut ditertawakan.
Tiba-tiba direktur Shen datang dan menyapa Nan Qin. Direktur Shen khawatir Nan Qin tidak datang karena kemarin pergi sambil marah-marah saat dijelaskan departemen baru. Nan Qin berusaha berbisik pada Direktur Shen agar mereka berbicara di kantornya saja. Direktur Shen lalu memberi semangat kalau ia tidak perlu khawatir hanya perlu bersungguh-sungguh maka akan melewati rintangannya.
Direktur Shen lalu mengenalkan Nan Qin sebagai anggota Love Me Section. Nan Qin lalu bilang bisakah nama departemennya diubah. Direktur Shen bilang ia tidak punya wewenang untuk itu. Nan Qin tertunduk lesu dan menyalahkan kenapa nasibnya begitu sial. (wkwkwk) Gong Xi kaget karena bukankah Nan Qin lolos audisi putaran kedua kenapa ia masuk departemen ini. Direktur Shen menceritakan kalau Nan Qin sangat berbakat kecuali saat audisi babak final melakukan kesalahan fatal. Gong Xi tanya apa kesalahannya sangat serius? Direktur Shen membenarkan, sebenarnya itu ronde termudah tujuannya untuk menguji seberapa baik peserta memahami script.
Direktur Shen menceritakan kalau itu adalah sebuah drama tentang cinta keluarga untuk keluarganya, karakter utama mengorbankan kebahagiaan sendiri , semua peserta begitu sangat tersentuh oleh pengorbanan tanpa pamrih yang dibuat oleh karakter utama hingga meneteskan air mata. Hingga sampai pada pendapat Nan Qin yang menjijikan yang menganggap ia sedih dan menggelikan dengan tokoh utama karena ia mengorbankan kebahagiannya dengan kebahagiaan keluarganya, itu sama saja ia mengkhianati dirinya sendiri bahkan orang itu tidak layak untuk hidup. Direktur Shen menambahkan sulit untuk dibayangkan, seseorang berani mengatakan hal itu di depan Tuan Luo Li. Gong Xi tanya bukankah itu sama seperti saat ia menghancurkan ponsel terakhir kali. Direktur Shen menolak karena situasinya jauh lebih mengerikan dari kejadian Gong Xi waktu itu, karena Nan Qin tahu Tuan Luo Li adalah orang yang sangat menjunjung cinta dan dicintai tetapi ia tidak bisa menahan dorongan untuk mengungkapkan dorongan paling dalam dari sudut pandangnya, bahkan ia tidak bisa berpura-pura.
Nan Qin protes kenapa direktur Shen berkata begitu? Direktur Shen lalu menasehati Nan Qin untuk menjelaskan kenapa ia memilih sudut pandang itu untuk menjelaskan karakter. Nan Qin kesal, “Untuk apa aku menjelaskannya, toh aku juga sudah dieliminasi”. Nan Qin lalu berkata sinis ke Gong Xi menyuruhnya tertawa saja jika ingin tertawa. Gong Xi bingung punya hak apa ia harus menertawakan Nan Qin, ia juga sama karena kurangnya cinta dalam hati dan telah kehilangan bagian paling suci dari emosi manusia. Gong Xi lalu bersorak, “Selaamt datang di Love Me Section”. Nan Qin bingung dan tanya apa Gong Xi juga anggota Love Me Setion? Direktur Shen mengiyakan. Gong Xi mengangguk dan bilang kalau ia anggota pertama Love Me Section. Nan Qin mencibir kalau departemen itu menggelikan. Gong Xi sedih “Apa kau mempertimbangkan perasaanku saat mengatakannya? Jika aku tahu bagaimana menjadi perhatian dari perasaan orang lain. Aku tidak akan bergabung di Love Me Section". Direktur Shen membenarkannya. Lalu Gong Xi memberitahu walau nama Love Me Section terdengar lucu tapi ia sudah mengujinya dan hanya cukup diucapkan berulang kali maka akan jauh lebih baik. Gong Xi tanya apa Nan Qin mau mencobanya?
Gong Xi dan Direktur Shen mulai mengucapkan ‘Ai Wo Ba Bu’ berulang kali dengan gaya rap. Orang-orang yang ada di ruangan itu juga mulai menari-nari mengikuti Gong Xi. “Saat aku bilang konyol itu bukan berarti lucu, tapi memalukan!” teriak Nan Qin memutus Gong Xi dan Direktur Shen yang sedang menari. “Memalukan? Apa begitu memalukannya?” tanya Gong Xi pelan. Nan Qin mengiyakan dengan kesal. “Aku memiliki bakat, tidak sepertimu yang hanya bermain-main saja. Daripada bergabung di ‘Ai Wo Ba Bu’ lebih baik aku mengikuti kursus akting saja,” kata Nan Qin kesal.
Mendadak Direktur Shen yang mulanya sedang duduk langsung berdiri dan bilang kalau Gong Xi dipanggil oleh Tuan Luo Li. Gong Xi bingung dan bertanya mengapa ia dipanggil. Direktur Shen berkata kalau cucu Tuan Luo Li membuat masalah lagi dan beliau sudah habis akal mengatasinya karena itu meminta bantuan Gong Xi. Lalu Direktur Shen menunjukkan foto Maria kepada Gong Xi. Gong Xi mengenalinya sebagai anak yang ditemuinya saat audisi. “Ya, dia adalah cucu Presiden. Walau bagaimanapun aku tetap tidak bisa melupakan wajahnya yang sangat menyebalkan,” kata Nan Qin sinis. “Jadi kau sudah mengenalnya? Bagus sekali!” seru Direktur Shen kegirangan lalu ia menyuruh Gong Xi segera menemui Tuan Luo Li. “Lalu apa yang aku lakukan?” tanya Nan Qin dengan sinis lalu ia bersiap-siap pergi. Gong Xi melarangnya pergi dan berkata kalau sekarang mereka adalah partner. “Tidak mungkin, siapa yang mau jadi partnermu?” kata Nan Qin sinis.
Gong Xi yang kesal langsung memeluk kaki Nan Qin agar ia tidak pergi dan menyuruh Nan Qin berkata seperti itu sekali lagi. Nan Qin mengucapkannya sekali lagi sementara Gong Xi yang kesal mulai liar dan hantu-hantu dalam dirinya keluar mengelilingi Nan Qin. Nan Qin mendadak tidak bisa menggerakkan badannya. Gong Xi melepaskan pelukannya pada kaki Nan Qin dan menyuruh Nan Qin mengucapkan kalimat yang baru saja diucapkannya sekali lagi namun Nan Qin tidak bisa. Sambil memainkan rambut Nan Qin Gong Xi berkata agar Nan Qin mau mengikutinya dan mengenakan seragam 'Ai Wo Ba Bu'. Direktur Shen melihat kejadian itu sambil merinding dan berkata, “Pada akhirnya ada juga orang di muka bumi ini yang paham dengan apa yang aku rasakan”.
Gong Xi dan Nan Qin keluar dari ruang ganti bersama-sama. Nan Qin memasang tampang kesal sementara Gong Xi sangat senang. Gong Xi memuji penampilan Nan Qin dengan seragam pink cerahnya namun Nan Qin dengan kesal berkata kalau ia terpaksa memakai seragam itu karena ada kekuatan aneh yang menahannya. Tiba-tiba muncullah dua wanita yang membicarakan ‘Ai Wo Ba Bu’ dan tertawa saat melihat Nan Qin. Seperti biasa mereka salah mengucapkan ‘Ai Wo Ba Bu’ dengan ‘Ai Wo Babu’. Gong Xi menahan dua wanita itu dan membenarkan perkataan mereka. Namun mereka berdua malah tertawa dan meninggalkan Gong Xi dan Nan Qin. “Apakah menurutmu kami sangat serasi?” kata Gong Xi kegirangan sedangkan Nan Qin dengan kesal berteriak mencegat dua wanita itu dan menyuruh mereka menelan kembali perkataannya. Namun saat Nan Qin berbalik ternyata dua wanita itu sudah pergi. “Selama kau mengenakan seragam kutukan itu maka tidak akan ada yang mendengarmu,” kata Gong Xi sambil tersenyum lalu ia menepuk pundak Nan Qin namun Nan Qin menepisnya.
“Kau tahu, mungkin kita sudah ditakdirkan untuk bertemu. Mungkin ada senar yang menghubungkan kita,” kata Gong Xi kepada Nan Qin saat mereka berdua ada di dalam lift bersama. “Kadang-kadang saat aku sedang sendiri aku sering merasa kesepian. Namun sekarang aku sudah memiliki partner. Ayo kita bekerja bersama-sama,” lanjut Gong Xi lagi. “Ada banyak keuntungan menjadi anggota ‘Ai Wo Ba Bu’. Selama kita mengumpulkan poin kadang ada kesempatan bagi kita untuk muncul di TV. Dan bila poin kita sudah terkumpul banyak maka kita akan memiliki kesempatan untuk debut,” kata Gong Xi. Nan Qin yang awalnya malas-malasan langsung bersemangat dan bertanya pada Gong Xi cara mengumpulkan poin. Gong Xi menjawab kalau Nan Qin harus mengerjakan tugas dengan baik. Nan Qin langsung lemas lagi.
Gong Xi sampai terlebih dahulu ke ruangan latihan. Ia melihat ruangan yang sangat berantakan dan bertanya kepada orang-orang di situ mereka latihan untuk peran apa. Salah satu peserta berkata kalau itu adalah perbuatan Maria. “Padahal ia sangat kecil namun kemampuannya untuk menghancurkan sangat besar,” kata Gong Xi takjub. “Maria marah saat melihat kami latihan untuk pementasan ini,” terang seorang peserta sambil tetap serius membaca naskahnya.
Gong Xi masuk ke ruangan Tuan Luo Li dan mendapati ruangan itu kosong hanya ada naskah yang diletakkan di atas meja. Saat Gong Xi mendekati naskah itu mendadak terdengar suara Tuan Luo Li yang berkata kalau Maria mengamuk setelah membaca naskah itu. “Di dalam hati Maria ada luka yang mendalam. Dan latihan kemarin telah menyentuh lukanya sehingga ia marah,” terang Tuan Luo Li. Gong Xi bertanya luka apakah itu. “Berhubungan dengan kematian ibunya,” terang Tuan Luo Li. “Dua tahun lalu ibunya meninggal dalam kecelakaan pesawat. Alasan ibunya menaiki pesawat karena ingin menghandiri ulang tahun Maria,” kata Tuan Luo Li.
Sementara itu Nan Qin baru memasuki ruang latihan. Seorang peserta mengejek ‘Ai Wo Babu’ dan berkata kalau perusahaan sangat konyol karena membuat divisi seperti itu. Nan Qin membenarkan pengucapan ‘Ai Wo Ba Bu’ kepada orang yang mengejeknya dengan gaya yang persis seperti Gong Xi. Orang-orang di sana menertawakannya dan berkata kalau divisi itu sama konyolnya dengan orang-orang yang tergabung di dalamnya. “Kalian berani mengejek calon artis paling hebat di dunia. Kalian tidak tahu seperti apa orang yang berbakat. Biar aku menunjukkannya pada kalian,” tantang Nan Qin sambil berjalan mengitari ruangan.
“Kecelakaan ibunya merubah hidup Maria serta membuat hubungannya dengan ayahnya semakin jauh,” kata Tuan Luo Li. Gong Xi berdiri lalu mulai mencari-cari kamera disekeliling ruangan. “Presiden, aku tidak yakin bisa menyelesaikan tugas ini. Aku tidak terlalu bisa berurusan dengan anak kecil apalagi dengan masalah yang rumit seperti Maria,” kata Gong Xi sambil memeriksa di balik sandaran sofa. “Kalau begitu kenapa kau bisa merubah Liu Li Er. Dia juga berkepribadian seperti Maria,” kata Tuan Luo Li. “Aku tidak tahu cara lainnya. Aku sangat meminta tolong padamu karena Maria sepertinya menyukaimu. Setelah mendengar kau dieleminasi ia berkali-kali menanyakan kabarmu,” kata Tuan Luo Li.
“Mengapa? Padahal pertemuan pertamaku dengan Maria tidak berlangsung baik,” tanya Gong Xi heran. “Aku juga tidak dapat memahami cara berpikir Maria. Selain kau aku berpikir satu orang lagi untuk membantuku, yaitu Lian,” kata Tuan Luo Li. Gong Xi terdiam mendengar nama Lian disebut. “Lian bisa memperbaiki perasaan Maria namun hanya sementara,” kata Tuan Luo Li. “Kalau aku bisa menyelesaikan masalah ini berarti aku lebih baik dari Lian. Bagus sekali!” pikir Gong Xi senang sambil tersenyum kegirangan. Tuan Luo Li kembali bertanya apakah Gong Xi mau menerima tugas ini atau tidak. Akhirnya Gong Xi menerimanya karena ia merasa tidak ada alasan untuk menolak.
“Presiden, apakah Anda bersembunyi karena ingin meminta tolong padaku namun malu untuk berkata langsung?” tanya Gong Xi. Tuan Luo Li tidak menyangkalnya dan berkata kalau Gong Xi sangat pintar. Lalu Gong Xi melakukan penawaran kalau ia berhasil ‘menyembuhkan’ Maria. Gong Xi keluar ruangan dan melihat Tuan Luo Li di luar ruangan namun beliau tidak mau melihat Gong Xi. “Karena kau sudah mau menerima tugas ini, tidak hanya aku akan menaikkan gajimu tapi juga akan mengizinkanmu ikut kursus akting gratis,” kata Tuan Luo Li tanpa melihat wajah Gong Xi. Dengan girang Gong Xi mengucapkan terima kasih lalu pergi.
Di ruang latihan, Nan Qin sedang menunjukkan kemampuan aktingnya di depan peserta kursus akting. Ia berakting dengan memerankan peran dua karakter sekaligus. Peserta di sana berkata kalau akting Nan Qin sangat bagus padahal ia hanya membaca naskah satu kali. “Bagaimana bisa kita kalah dengan anggota ‘Ai Wo Babu’,” kata salah seorang peserta. Nan Qin marah mendengarnya. “Sudah berulang kali aku bilang kalau tidak semua anggota ‘Ai Wo Ba Bu’ itu bodoh. Aku berbeda, tidak seperti …” pembicaraan Nan Qin terputus dengan kedatangan Gong Xi dan Tuan Luo Li. “… kalian.
“Aku sangat senang menjadi bagian ‘Ai Wo Ba Bu’,” lanjut Nan Qin, berusaha mencari muka di depan Tuan Luo Li. “Presiden, serahkan saja urusan cucu Anda kepada ‘Ai Wo Ba Bu’, di mana ia sekarang? Kami ingin berbicara dengannya,” tanya Nan Qin sambil tersenyum. Gong Xi heran karena awalnya Nan Qin sangat malas menjadi anggota ‘Ai Wo Ba Bu’. “Ia pasti ada di suatu tempat di ruangan ini,” kata Tuan Luo Li sambil melayangkan pandang ke seluruh ruangan.
Seorang peserta latihan naik ke atas panggung dan mengajak peserta yang lain untuk memulai latihan karena pertunjukkan akan dimulai beberapa hari lagi. “Berhenti! Tidak akan ada yang mau melihat pertunjukkan bodoh seperti ini!” sela Maria yang baru keluar dari balik panggung. Gong Xi kaget melihat kedatangan Maria. “Maria, jangan mengacaukan pertunjukkan!” kata Tuan Luo Li. “Siapa juga yang mau melihat pertunjukkan bodoh macam ini. Ceritanya tidak masuk akal. Semua orang sangat baik pada An Qi Er padahal ia yang menyebabkan ibunya meninggal. Ayahnya pun akhirnya memaafkannya. Bahkan anak kecil sepertiku pun tahu kalau itu sangat bodoh” kata Maria. Tuan Luo Li menegurnya namun mendadak Gong Xi berkata kalau ia menyetujui Maria. Maria langsung berlari ke arah Gong Xi dengan ceria. “Menurutku sikap kakak perempuannya agak aneh. Ibunya baru meninggal namun ia bisa sangat menyayangi adiknya” kata Gong Xi.
“Jadi maksudmu naskahnya salah?” sela seorang peserta latihan. “Kami sudah latihan selama tiga minggu dan menurutmu naskahnya salah? Kenapa kau tidak coba memerankannya saja?” lanjut peserta itu. Gong Xi kaget mendengar tantangan itu. “Tapi naskahnya tidak sesuai dengan yang aku inginkan. Bagaimana bisa aku memerankannya?” elak Gong Xi. “Kau berani mengkritiknya padahal belum membacanya? Kalian anggota ‘Ai Wo Ba Bu’ berani-beraninya bersikap sangat arogan. Yang satu beraninya berkata kalau ia akan menjadi artis paling hebat di Korea dan yang lainnya berani mengkritik tanpa membaca naskah terlebih dahulu” kata seorang peserta latihan. Dalam hati Gong Xi membenarkan perkataan gadis itu.
“Apa-apaan aku ini? Aku belum tau cara menyelesaikan tugas dari Tuan Luo Li dan sekarang aku tidak tahu cara menyelesaikan tantangan ini” keluh Gong Xi sambil memainkan naskah dengan kruknya. “Bagaimana aku memerankan seorang wanita yang membenci adiknya namun di lain sisi ia harus melindungi adiknya dari rasa benci sang ayah” lalu Gong Xi berteriak frustasi.
Ia berusaha membayangkan kalau Lian yang berakting maka langkah apa yang akan diambil olehnya. “Kalaupun aku bertanya padanya pun tidak akan banyak membantu” kata Gong Xi. Lalu ia mulai berpikir serius memposisikan dirinya sebagai pemeran utama dalam pertunjukkan itu yaitu Laura.
Sementara itu Maria dan Tuan Luo Li duduk di bangku penonton paling atas. Maria tampak mengkhawatirkan Gong Xi. Ia menyuruh Tuan Luo Li untuk menolong Gong Xi. “Gong Xi sedang membuktikan kepada mereka kalau ia bisa berakting. Ia ingin mengikuti kursus akting” kata Tuan Luo Li. Maria menyela untuk membela Gong Xi namun Tuan Luo Li tidak menerima pembelaan apapun. Lalu beliau bertanya kepada Maria apakah ia benar-benar menyukai Gong Xi. Maria mengangguk sambil tersenyum. Ia berkata kalau Gong Xi berbeda dari orang dewasa lainnya. “Orang dewasa memperlakukanku seperti anak kecil namun ia tidak” kata Maria lalu ia bercerita tentang pertemuan pertamanya dengan Gong Xi. “Ia tidak hanya mengatakan hal yang manis kepada anak kecil. Ia sangat keren” puji Maria. “Dan ia memang benar, menangis tidak akan menyelesaikan masalah” kata Maria dengan wajah murung. Ia lalu teringat kenangan saat ibunya meninggal dulu.
Ayah Maria menangis di depan peti mati ibunya sambil berkata kalau bukan karena merayakan ulang tahun Maria maka ibunya tidak akan meninggal. Tuan Luo Li menegur ayah Maria dan berkata bagaimana kalau Maria mendengar. Ayah Maria tidak peduli dan berkata kalau memang semua adalah salah Maria. Lalu Tuan Luo Li tidak sengaja melihat Maria yang sedang berdiri di depan pintu dan mendengar semuanya.
“Papa tidak akan memaafkan Maria” keluh Maria sedih. Tuan Luo Li menegurnya dan berkata kalau semua bukan salah Maria. Kalau Maria terus menyalahkan diri sendiri maka Tuan Luo Li akan marah. “Ibumu selalu bepergian setiap ulang tahunmu. Baru tahun itu saja kau baru memintanya merayakan ulang tahun dan ia juga sudah berjanji. Jadi semua bukan salahmu” kata Tuan Luo Li sementara Nan Qin mendengarkan semuanya dari bawah.
No comments:
Post a Comment