Sinopsis Skip Beat Episode 4
Preview . .Ketika audisi, Gong Xi membayangkan bahwa Shanglah yang berbicara ditelepon dan dengan seketika ia melempar hingga pecah dan mulai berteriak marah sehingga membuat juri kaget. Direktur Shen menjelaskan acting Gong Xi terlalu kurang sehingga menyebakan Gong Xi gagal. Gong Xi sangat kecewa dan Gong Xi sama sekali tidak sadar ketika berpapasan dengan Lian. Lian melihat Gong Xi dari atas yang berjalan dengan lemah. Gong Xi menangis dikamarnya dan selalu kelihatan lemah dan tak bertenaga.
Gong Xi mulai bekerja di pom bensin dan ternyata Shang mengisi bensin di sana tetapi Shang sama sekali tidak mengenali Gong Xi. Gong Xi pun merasa sangat kecewa karena Shang telah menghapus Gong Xi dari ingatannya.
Karena semangat dan petuah dari boss, gong Xi pun dengan hati yang mantap datang ke gedung LME dan menghadap untuk diberikan kesempatan sekali lagi dan akan berusaha dengan keras. Gong Xi dimasukkan ke dalam sebuah kelompok yang bernama “love me section”.
Round 4
Shang melihat Lian berjalan dengan Du Jin dan dengan mengangguk Shang berkata, “dia sedikit atraktif, tidak tidak, aku tidak boleh tertekan olehnya karena aku adalah orang yang paling atraktif didunia ini”. Shang pun membalikkan jempol tangannya ke arah Lian. Tiba-tiba terdengar suara benda terjatuh dan ternyata Shang sengaja menedang pot bunga itu tepat di depan Lian. Lian hanya diam memandangi Shang dengan dingin. Diam beberapa saat sampai yang dengan angkuh Shang mengatakan maaf karena kakinya terlalu panjang sehingga menyebabkan pot bunga itu terjatuh. Shang juga mengatakan seandainya Shang tahu bahwa Lian ada di sana maka Shang akan berhati-hati. Dengan tersenyum tipis dan manieeeeeeeeezzzzz (Shang juga manieeeeezzzz_aidaRf, iya haeku manieeezzzz ^___^ _iisrf) Lian menjawab tidak apa-apa karena hal seperti itu sudah sering terjadi padanya dan orang yang mempunyai kaki panjang pasti akan tidak sengaja menedang sesuatu. Lian kemudian menendang pot bunga tersebut dan langsung ditangkap Shang dengan kakinya dan tak lupa Lian menyuruh Shang untuk tidak lupa membersihkannya. Lian pun mengajak Du Jin pergi.
Shang melihat kepergian Lian sampai Lian masuk lift. Shang meringis karena kakinya sakit tetapi dengan cool Shang berpura-pura kakinya tidak sakit dan berteriak “Ja Hey”.
Du Jin tersenyum-senyum melihat Shang karena Lian terlihat sedikit bekerja keras ketika menghadapi Shang. Lian mengatakan bahwa Shanglah yang pertama memprovokasinya. Du Jin menyadari bahwa Shanglah satu-satunya seseorang yang berani memprovokasi Lian di dunia Showbiz. Mendengat kata-kata Du Jin, Lian menyadari satu hal bahwa Du Jin sangat banyak omong belakangan ini dan sangat cerewet.
Lian dan Du Jin masuk ke dalam mobil. Du Jin pun mengatakan akan memberitahu Lian kabar terakhir tentang Gong Xi dari direktur Shen tetapi Du Jin merasa kalau Lian tidak tertarik jadi Du Jin memutuskan untuk tidak memberitahu Lian. Lian hanya tersenyum dan Du Jin terus mempermainkan Lian sehingga Lian mengatakan terserah Du Jin mau memberitahu atau tidak dan Lian pun sengaja menjalankan mobilnya dengan mengebut dan Du Jin pun mengatakan akan memberitahu Lian.
Gong Xi mengerjakan pekerjaannya dengan senang. Gong Xi mengepel lantai sampai lantai sangat licin dan mengharapkan point yang banyak. Karena lantai terlalu licin, orang-orang yang lewat jadi terpeleset dan jatuh. Gong Xi pun dimarahi dan hanya diberikan 10 poin. Gong Xi duduk lemah dan menghitung point yang didapatnya setelah dihitung jumlahnya adalah nol. Gong Xi yang awalnya merasa down tetapi dengan cepat bersemangat lagi dan mengatakan bahwa akan memulai dari awal lagi dan akan bekerja lebih keras lagi agar mendapatkan poin yang tinggi.
Gong Xi mendengar suara piano dan menuju ke sumber suara piano tersebut. Gong Xi melihat seorang gadis yang sedang memainkan piano. Dan gadis itu ternyata seorang idol yang bernama Liu Li Er. Gong Xi sangat kagum melihat kecantikan Liu Li Er dan merasa iri setiap kali melihat seorang gadis seperti seorang puteri.
Liu Li Er selesai memainkan pianonya dan terkejut ketika melihat Gong Xi. Ketika Liu Li Er mendekat, Gong Xi seperti benar-benar melihat seorang puteri.
Tetapi ternyata Liu Li Er sangat angkuh dan sombong. Melihat seragam yang dipakai Gong Xi, Liu Li Er pun sadar posisi Gong Xi. Liu Li Er langsung meremehkan Gong Xi. Liu Li Er pun memanfaatkan kesempatan didepan matanya dan mengatakan kalau membutuhkan bantuan Gong Xi. Gong Xi dengan senang hati menerimanya.
Direktur Shen menemui Tuan Luo Li yang sekarang berpakaian seperti seorang pendekar dari China dan bermain pedang-pedangan dengan anak buahnya. Direktur Shen melapor bahwa Liu Li Er sedang berada dalam perjalanan menuju lokasi syuting dan membawa serta Gong Xi bersamanya.
Tanpa berhenti bermain pedang Tuan Luo Li sangat senang mendengarnya dan berharap semua sesuai rencana apalagi Gong Xi ikut serta maka semakin sempurna tetapi Direktur Shen khawatir apabila Liu Li Er tahu maka Liu Li Er pasti akan sangat marah dan akan menbuang semua barang yang ada didekatnya.
Gong Xi ikut menemani Liu Li Er ke lokasi syuting. Gong Xi sangat menikmati perjalanannya sementara Liu Li Er selalu mengeluh sepanjang perjalanan sampai Gong Xi salah faham mengira kalau Liu Li Er alergi terhadap sinar UV ketika Liu Li Er mengeluh karena syuting di outdor dan matahari pasti sangat panas. Gong Xi merasa seperti cerita puteri-puteri didalam dongeng dan terus memuji Liu Li Er seperti seorang puteri.
Manager Liu Li Er mengatakan kalau tubuh Liu Li Er sangatlah lemah dan menyuruh Gong Xi untuk selalu menjaga dari sinar matahari secara langsung. Gong Xi dengan senang hati menerimanya. Liu Li Er sama sekali tidak tersentuh karena merasa bahwa Love Section hanyalah kelompok yang mengerjakan apapun untuk mendapat poin agar bisa diorbitkan menjadi seorang artis.
Tiba-tiba mobil Liu Li Er berhenti dan sopir segera memeriksa keadaan mobil dan setelah diperiksa ternyata mobil mengalami gangguan dan membutuhkan beberapa waktu untuk memperbaikinya. Sopir menyarankan untuk berjalan ke lokasi syuting karena karena jarak lokasi syuting sudah dekat.
Tentu saja Liu Li Er menolak keras untuk berjalan. Manager pun meminta Gong Xi untuk menjaga Liu Li Er. Dasar Gong Xi naïf, dengan senang hati melakukannya. Gong Xi langsung menyiapkan payung tetapi Liu Li Er masih tidak mau berjalan ke lokasi syuting. Manager terus membujuk Liu Li Er karena sebenarnya kemarin jadwal syuting Liu Li Er dan telah membuat crew menunggu. Liu Li Er marah karena merasa disalahkan dan tetap tidak mau berjalan. Gomg Xi yang dari tadi mendengar percakapan Liu Li Er dengan managernya merasa kasihan kepada Liu Li Er karena masih menganggap kalau Liu Li Er alergi terhadap matahari.
Manager megatakan kalau Lian pasti sudah ada dilokasi syuting dan kalau Liu Li Er tetap begini maka image Liu Li Er dimata Lian pasti buruk. Karena Lian tidak pernah datang terlambat dan pasti sudah menunggu seharian. Gong Xi sadar kalau Lian adalah pemeran utama prianya dan menyesal ikut karena akan bertemu dengan Lian. Akhirnya Liu Li Er pun mau berjalan kaki menuju lokasi syuting.
Belum beberapa menit, Liu Li Er sudah merasa kakinya sakit dan kelelahan sehingga tidak mau jalan kaki lagi dan ingin naik mobil. Gong Xi berusaha membujuk karena lokasi syuting sudah dekat tetapi Liu Li Er tetap tidak mau.
Akhirnya Gong Xi menggendong Liu Li Er. Sepanjang perjalanan Gong Xi merasa sudah tidak tahan karena kakinya sakit dan tulangnya terasa remuk tetapi Gong Xi tetap merasa harus bersemangat karena melindungi Liu Li Er adalah tanggung jawab Gong Xi.
Untuk menghilangkan kebosanan, para crew menghabiskan waktu dengan bermain seolah-olah sedang berada di pantai. Akhirnya Liu Li Er sampai juga di lokasi syuting. Liu Li Er menyapa semua orang dan meminta maaf tetapi semua crew cuek melihat Liu Li Er. Melihat Liu Li Er sudah datang, Sutradara bertanya kenapa Liu Li Er datang tanpa menagernya. Liu Li Er mengatakan kalau mobilnya rusak dan manager sedang menanganinya. Liu Li Er berbohong kepada sutradara karena mengatakan dirinya datang berjalan kaki sendiri.
Liu Li Er mulai di make up tetapi ekspresi Liu Li Er terlihat tidak puas dan menanyakan apakah ada ruangan yang lebih baik. Make up artis mengatakan kalau ruangan yang dipakai sekarang adalah yang paling baik kemudian memuji Liu Li Er karena Liu Li Er mau berjalan kaki sendirian padahal matahari sangat panas dan terik.
Liu Li Er kemudian mengingat ketika sedang jatuh digendong Gong Xi. Liu Li Er marah-marah karena Gong Xi menjatuhkannya. Gong Xi minta maaf dan berusaha untuk bangun tetapi dengan santainya Liu Li Er malah duduk di punggung Gong Xi sehingga membuat Gong Xi tidak bisa bangun. Liu Li Er sadar bahwa lokasi syuting sudah dekat dan tanpa merasa bersalah dan minta maaf Liu Li Er meninggalkan Gong Xi. Make up artis memanggil-manggail Liu Li Er yang masih melamun. Liu Li Er mengatakan bahwa dia hanya memang harus berdedikasi tinggi dalam pekerjaannya dan tidak masalah untuk bekerja lebih keras. Make up artis terus memuji Liu Li Er.
“Kamu memang benar, kesuksesan yang aku peroleh dari bakat dan kerja kerasku, tidak seperti beberapa orang yang jelas-jelas tidak punya bakat tetapi memaksa mereka masuk dalam perusahaan. Mereka hanya bisa mencari perhatian sepanjang hari. Sangat memalukan, aku sangat memandang rendah orang seperti itu” kata Liu Li Er didalam hatinya dengan angkuh.
Sementara itu Gong Xi masih menunggu Liu Li Er membawa bantuan tetapi tidak kunjung datang juga.
Matahari bersinar sangat terik. Gong Xi masih terkapar di atas rumput, tidak sanggup bergerak. Tenggorokannya sangat kering namun ia tidak mampu berbuat apa-apa. Samar-samar Gong Xi melihat Shang datang namun saat ia memanggilnya Shang berbalik pergi. “Padahal aku sudah bekerja keras agar dapat bersamamu,” katanya lirih.
Lalu bayangan itu berubah menjadi bayangan ibunya yang pergi meninggalkannya. “Apa yang telah aku lakukan? Mengapa semua orang meninggalkanku?” kata Gong Xi dalam hati lalu ia berbalik sehingga sekarang posisinya terlentang. “Sejak aku masih kecil, tidak ada yang peduli padaku. Jadi kalau pun aku meninggal di sini sekarang, dapat dipahami kalau tidak ada yang sadar,” kata Gong Xi dalam hati lagi.
Tiba-tiba datanglah Lian. “Apakah kau sedang mencoba berjemur di sini?” tanyanya sinis. “Di antara sekian banyak orang mengapa malah kau yang datang?” kata Gong Xi lirih lalu ia berusaha berbalik dengan susah payah. Usaha Gong Xi untuk berbalik bagaikan kura-kura yang terbalik. “Apakah kau sedang berusaha menunjukkan padaku cara kura-kura berbalik?” sindir Lian. “Liu Li Er yang memanggilmu kan?” tanya Gong Xi dengan kesal setelah ia berhasil berbalik.
Lian berbisik lalu ia ingat kalau ia baru saja menelepon Tuan Du dan beliau bilang kalau Liu Li Er sudah sampai di set. “Jadi bukan Liu Li Er yang menyuruhmu datang?” tanya Gong Xi. “Bukan,” jawab Lian pendek. “Jadi dia penyewamu?” tanya Lian namun Gong Xi mengelaknya dengan gaya sok cool. “Aneh, Liu Li Er sudah pergi sekitar 20 menit namun ia tidak menyuruh siapapun untuk menjemputku,” batin Gong Xi. “Kakimu terluka?” tanya Lian namun Gong Xi berkata kalau ia baik-baik saja. “Aku akan memeriksanya,” kata Lian lalu ia berjalan mendekati kaki Gong Xi dan memegangnya. Gong Xi berteriak-teriak kesakitan. “Sakitnya seperti neraka!” jerit Gong Xi. “Sepertinya ini bukan luka yang ringan,” kata Lian. “Sepertinya kakimu retak,” lanjut Lian lagi. Gong Xi sangat kaget mendengarnya.
Lalu Lian berdiri dan menggendong Gong Xi. Gong Xi berontak memaksa agar Lian menurunkannya.
Sementara itu di lokasi syuting Liu Li Er sudah selesai didandani dan mengenakan pakaian untuk syuting. Ia berbicara dengan Du Jin yang berkata Lian sudah menunggu dari tadi namun karena Liu Li Er tidak kunjung datang juga maka Lian pergi untuk berjalan-jalan. “Aku merasa tidak enak,” kata Liu Li Er pelan.
Tiba-tiba terdengarlah teriakan Gong Xi yang memaksa untuk diturunkan. Du Jin yang melihatnya heran mengapa Gong Xi bisa ada di sini sementara Liu Li Er kaget mengapa bisa Lian membawa Gong Xi. “Aku hanya berusaha menolongmu karena lukamu tidak ringan. Tidak masalah kau tidak mengucapkan terima kasih tapi setidaknya jangan menggigit tangan yang sudah memberimu makan,” kata Lian kesal. “Bagaimanapun aku tidak akan menyiksa orang yang sedang sakit,” lanjutnya lagi. “Aku tidak ingin berhutang budi padamu!” teriak Gong Xi lalu Lian menurunkannya. “Ada apa?” tanya Du Jin setelah mereka selesai berdebat. “Kakinya terluka saat ia sedang menolong Liu Li Er. Tolong lihat lukanya, aku akan masuk dulu agar ia tidak banyak protes lagi,” kata Lian lalu ia masuk. “Ia tidak benar-benar marah kan?” batin Gong Xi sambil melirik kepada Lian. “Sini, aku ingin melihat lukamu,” kata Du Jin. Gong Xi menyodorkan kakinya. Liu Li Er melihat mereka dengan tatapan kesal. Gong Xi merasa merinding ditatap begitu oleh Liu Li Er namun saat Gong Xi melihat ke arah Liu Li Er, Liu Li Er telah sembunyi. Du Jin bertanya ada apa dengan Gong Xi namun Gong Xi menjawab tidak ada apa-apa. Du Jin meminta Gong Xi membuka sepatunya. “Menyebalkan sekali! Bahkan aku hanya bisa mengucapkan hai pada Lian namun Lian malah menggendongnya! Aku tidak akan memaafkannya!” kata Liu Li Er kesal dari balik dinding.
Syuting baru saja akan dimulai namun hujan deras turun sehingga syuting ditunda. Liu Li Er mengintip dari balik pintu, “Lian, mengapa kau bahkan tidak mengucapkan Hai padaku?” batinnya dengan sedih. Liu Li Er keluar dari tempat persembunyiannya dan mondar-mandir di sebelah Lian namun Lian bahkan tidak menyadari kehadirannya.
Akhirnya Liu Li Er memutuskan untuk menghampiri Lian dan menyapanya dengan ceria. “Akhirnya kau datang juga,” sindir Lian lalu minum dari cangkirnya. “Maaf sudah membuatmu menunggu lama karena mobilnya rusak,” kata Liu Li Er masih dengan sok imut. “Aku sudah menunggu sangat lama dan hal itu membuatku kesal,” jawab Lian sambil tersenyum sinis. Liu Li Er kaget, ia tidak menyangka tanggapan Lian seperti itu padanya.
Sutradara yang melihat kejadian itu hanya tersenyum. Liu Li Er lalu pergi dengan kesal. “Alasan terbesar ia menerima tawaran syuting ini karena kau adalah lawan mainnya. Setidaknya bersikaplah sedikit manis,” kata sutradara kepada Lian. Lian hanya tersenyum dan berkata, “Kalau aku baik padanya maka ia tidak akan sadar apa masalahnya. Kalau seperti itu maka kerja keras Tuan Luo Li akan sia-sia,” jawab Lian. “Benar juga. Kalau ia marah, ia harusnya marah kepada Tuan Luo Li saja,” kata Sutradara. Liu Li Er yang marah melepas semua hiasan rambut dan aksesorisnya. “Aku adalah artis wanita paling terkenal dari LME. Jumlah fansku sama banyaknya denganmu, Lian. Berani-beraninya kau mengabaikanku dan malah mempedulikan Gong Xi!” seru Liu Li Er marah. “Padahal aku sudah mengambil inisiatif untuk menyapanya duluan. Beraninya kau!”
Du Jin masih mengobati kaki Gong Xi. “Ini akan sedikit sakit setelah ini,” kata Du Jin setelah selesai membebat kaki Gong Xi dengan perban. “Terima kasih, Tuan Du. Kau sangat baik,” kata Gong Xi sambil tersenyum.
“Apakah Lian tidak baik?” goda Du Jin. Gong Xi memasang wajah masam. “Saat aku melihat ia menggendongmu aku merasa ia sangat baik,” lanjut Du Jin. “Apakah kau membencinya?” tanyanya kemudian.
“Ia yang membenciku!” jawab Gong Xi. “Saat aku pertama kali ke LME ia menendangku keluar dan setiap ia ada di sekitarku ia selalu membuatku marah,” kata Gong Xi kesal. “Kalau ada waktu kau akan bisa mengenal Lian lebih dalam. Ia bukan lah orang yang sulit dimengerti. Tapi kalau mengenai pekerjaan ia akan sangat serius. Orang yang bekerja dengannya selalu merasa di bawah tekanan,” kata Du Jin. “Benarkah?” tanya Gong Xi. “Baiklah, aku akan menyuruh orang membawamu ke rumah sakit untuk mengobati kakimu,” kata Du Jin.
“Tidak perlu. Kemampuanku untuk mengobati diri sangat hebat. Luka kecil seperti ini tidak akan dapat menghentikanku! Lagipula aku memiliki tugas yang sangat penting,” kata Gong Xi. Du Jin bertanya tugas apakah itu. “Menjaga Liu Li Er!” seru Gong Xi dengan bangga. Du Jin memasang tampang tidak percaya sekaligus menahan tawa mendengar perkataan Gong Xi.
Tiba-tiba datanglah Liu Li Er dengan marah. Gong Xi mengejarnya dengan terpincang-pincang. “Liu Li Er, mau ke mana?” tanya Gong Xi dengan senyum ceria. Liu Li Er menoleh lalu melihatnya dengan tatapan kesal. “Dia tidak marah padaku kan?” tanya Gong Xi dalam hati. “Kau marah pada siapa?” tanya Gong Xi kepada Liu Li Er. “Kau, dan divisi bodohmu itu, pergilah ke neraka! Aku sangat muak padamu! Kau seperti anjing yang hanya bisa mengibaskan ekor dan meminta belas kasihan dari orang lain. Sejak awal aku sudah tidak setuju denganmu dan divisimu yang konyol itu. Kau kira hanya dengan dicintai oleh orang-orang maka kau akan terkenal? Hanya orang yang berbakat dan memiliki kemampuan yang dapat bertahan di dunia hiburan. Kalau kau memiliki waktu mengapa kau tidak pulang dan berlatih saja?” seru Liu Li Er dengan emosi. Gong Xi yang tidak merasa salah heran mendengar Liu Li Er marah padanya.
Sementara itu Du Jin memperhatikan semuanya sambil pura-pura menelepon. “Aku benar-benar serius mengerjakan semua pekerjaan yang diberikan. Bukan demi nilai,” elak Gong Xi. Liu Li Er menyelanya, ia berkata kalau Gong Xi menjijikkan dan ia tidak akan memberikan nilai bagus untuk Gong Xi. “Kalau bukan karena nilai, kau tidak akan rela menggendongku naik gunung,” kata Liu Li Er. Gong Xi mengelak dan berkata kalau ia benar-benar ingin menjaga Liu Li Er. “Aku hanya bermain-main denganmu. Aku ingin agar kau menyerah dan meninggalkan LME,” kata Liu Li Er tanpa merasa berdosa sedikit pun. “Namun kalau kau tidak mau menyerah juga, aku rasa pasti menyenangkan memiliki orang sepertimu sebagai asisten sampai akhirnya kau sadar diri,” lanjut Liu Li Er lagi.
Gong Xi sangat marah. Setan-setan dalam dirinya mulai berontak, “Dia bukanlah putri melainkan ratu yang jahat,” kata Gong Xi dalam hati dengan emosi meluap-luap. Setan dalam diri Gong Xi ingin keluar namun Gong Xi menahannya. Ia sadar kalau bagaimanapun ia harus menyelesaikan tugasnya agar Tuan Luo Li dan Direktur Shen tidak kecewa. Liu Li Er heran melihat tingkah Gong Xi yang aneh. “Liu Li Er, kau sudah selesai bicara? Ayo kita mulai syutingnya sekarang. Semua orang menunggumu,” bujuk Gong Xi dengan sabar. Liu Li Er malah berkata kalau ia ingin semua orang menunggu agar mereka sadar kalau Liu Li Er adalah bintang yang sesungguhnya. “Bagaimanapun aku harus menyelesaikan tugasku hari ini,” kata Gong Xi lalu ia memanggil Du Jin dan membisikkan sesuatu padanya. Du Jin mengerti lalu ia dan Gong Xi tersenyum licik sambil berjalan ke arah Liu Li Er.
“Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang panjang. Untungnya aku sudah meminta orang-orang untuk menyiapkan kopi ekstra,” kata Sutradara kepada Lian. “Selain itu mereka juga sudah menyiapkan komik, kartu, snacks,” kata Lian. “Kita sudah mengalami hal ini kemarin jadi sudah tahu cara mengantisipasinya,” jawab Sutradara. Tiba-tiba terdengar teriakan Liu Li Er dari dalam. Gong Xi dan Du Jin menyeretnya ke tempat crew sedang berkumpul. Crew-crew di sana hanya melihat Liu Li Er dengan sinis lalu kembali melanjutkan aktifitasnya. Liu Li Er heran mengapa tidak ada crew yang senang melihatnya telah datang. “Kau adalah asisten Liu Li Er?” tanya sutradara kepada Gong Xi. “Bisa dibilang begitu,” jawab Gong Xi sambil tersenyum. Lian bertanya kepada Gong Xi mengapa ia tidak ke rumah sakit padahal kakinya sedang terluka.
Sutradara bertanya kepada Gong Xi ada apa dengan kakinya lalu Liu Li Er mendorongnya dan berkata kalau Gong Xi hanya berpura-pura demi mendapat perhatian dari Lian. Orang-orang di sana bergegas menolong Gong Xi termasuk Lian. Liu Li Er terus menjelekkan Gong Xi lalu Lian berkata agar ia berhenti dan meminta maaf kepada Gong Xi. Sutradara juga menyuruh agar Liu Li Er meminta maaf. Semua crew memandang Liu Li Er dengan sinis. “Apa-apaan!” tolak Liu Li Er dengan kesal. Akhirnya Sutradara sendiri yang meminta maaf kepada Gong Xi lalu membantu Gong Xi berdiri. Gong Xi berkata kalau ia tidak apa-apa dan menyuruh syuting segera dimulai.
Syuting di mulai, Gong Xi hanya melihat dari kejauhan. “Pekerjaan hari ini benar-benar mimpi buruk. Aku sangat bodoh. Bagaimana mungkin ada putri dari negeri dongeng yang muncul dalam dunia nyata,” keluh Gong Xi dalam hati. Lalu datanglah Lian sambil membawa kursi lipat. Gong Xi langsung bergeser menjauh. “Apakah aku menakutkan?” tanya Lian sambil tersenyum. “Mengapa kau tiba-tiba baik padaku?” tanya Gong Xi heran. “Orang selalu lebih baik kepada orang yang terluka,” jawab Lian sambil bersandar di pagar.
Gong Xi menyuruh Lian agar tetap menjaga jarak darinya karena kalau Liu Li Er melihat mereka bersama maka ia akan marah lagi. “Kau tidak harus menyalahkan dirimu,” kata Lian kepada Gong Xi. “Liu Li Er bilang kalau kau hanya mencari perhatian kan? Lihatlah orang-orang itu, mereka berkerja keras demi memuaskan apa yang diminta Sutradara dan karena mereka mencintai pekerjaannya. Bukan untuk mencari perhatian,” lanjut Lian. Lalu terdengar teriakan marah Liu Li Er yang tidak terima disuruh mengulang seperti yang diminta oleh Sutradara. Ia tidak mau disuruh mengulang karena merasa aktingnya sudah bagus. “Kau adalah anak bangsawan. Tapi gaya jalannya seperti model yang memakai kimono,” kata Sutradara kesal. Ia lalu menerangkan kepada Liu Li Er bagaimana mestinya ia bersikap. Gong Xi jadi teringat ilmu yang dulu diajarkan oleh ibu Shang. Ia ingat kalau kata-kata Sutradara tadi seperti kata-kata ibu Shang. “Saat memakai kimono kita harus elegan dan sopan. Namun hal seperti itu bukan hal yang bisa dipelajari sehari dua hari,” batin Gong Xi.
Sutradara datang menghampiri Liu Li Er sambil membawa tongkat bambu dan menyuruh Liu Li Er menaruh bambu di punggungnya untuk latihan berjalan. Liu Li Er melemparkan bambu itu dan menolak berakting lagi. “Ini pertama kalinya aku berakting, kalau kau mengharapkanku akan sama seperti artis profesional maka carilah orang lain saja. Aku berhenti!” kata Liu Li Er. Sutradara menahan tangannya agar Liu Li Er bisa pergi dan berkata kalau Liu Li Er tidak bisa pergi begitu saja. Liu Li Er menunjuk Gong Xi dan berkata agar Sutradara menyuruh Gong Xi menggantikannya. “Demi mendapatkan poin ia tidak akan menolak walau disuruh berlutut dan menjilat lantai!” seru Liu Li Er. Gong Xi sangat kesal karena Liu Li Er bertingkah lagi.
Gong Xi mengangkat kedua tangannya dan bilang ia menerima tantangan itu dan Liu Li Er tidak bisa lagi menarik ucapannya. Liu Li Er terkejut dan tanya apa maksud Gong Xi. Gong Xi tersenyum sinis kepada Liu Li Er dan bilang kalau Liu Li Er sejujurnya telah memberikan Gong Xi kesempatan masuk dunia hiburan, tiket itu akan Gong Xi ambil dengan senang hati. Keduanya saling menatap tajam. Lian tersenyum melihat perseteruan dua gadis itu.
Gong Xi menunjukkan tersenyum evilnya, setan-setan dalam dirinya keluar semua.
Liu Li Er menelpon manajernya dan kesal karena telponnya tidak aktif. Liu Li Er meninggalkan pesan sambil marah-marah karena manajernya sampai saat ini belum datang juga. Ia kesal, manajernya tidak profesional karena membiarkan artisnya di bully oleh kru film.
Lian tanya ke directur Xin Huan apa ia benar ingin Gong Xi berkompetisi dengan Liu Li Er? Directur Xin mengangguk dan bilang, “apa salahnya?”. Namun Du Jin mengingatkan direktur Xin kalau dalam konpres kemarin sudah diumumkan kalau artis utamanya adalah Liu Li Er. Direktur Xin bilang untuk artis yang baru saja syuting sebagian film, itu tidak masalah, orang-orang mungkin pertama-tama akan membuat catatan kecil tapi setelah itu mereka tidak akan peduli. Semua hanya memperhatikan hasilnya, tak seorangpun yang akan peduli alasan kenapa pemeran utama diganti.
Lian mendengarkan penjelasan direktur Xin dengan seksama. Du Jin kembali bertanya apa maksud Tn. Luo Li meminta mereka melakukan itu untuk menolong Liu Li Er untuk memperbaiki pembawaannya dan memperbaiki sikap temperamennya, tapi tidak berniat untuk mengganti artis utamanya. Direktur Xin tersenyum dan bilang, “biarkan saja kemampuan akting Liu Li Er yang menentukannya dan membiarkan Gong Xi mencobanya. Aku hanya mengikuti perkataannya dan membiarkan mereka berkompetisi sebentar”. Du Jin kembali bilang, “ tapi Direktur, kata-kata Liu Li Er tadi penuh dengan amarah, bagaimana bisa kau menanggapinya serius?”. Lalu salah seorang kru berdiskusi tentang naskah hari ini dan direktur Xin menyetujuinya. Lian tampak berpikir. Sesudah tanda tangan, direktur Xin bilang dia tidak seperti orang yang mengarahkan pisau di leher mereka. Lian tersenyum mendengarnya dan bilang ok, ia akan mengikuti kemauan direktur. Du Jin terkejut bagaimana bisa Lian menyetujuinya. Lian bilang tidak seorang pun tahu siapa yang akan mendapatkan peran ini akhirnya, tapi yang Lian tangkap jika Liu Li Er ingin mendapatkan perannya ia tidak bisa mengeluarkan semua amarahnya namun menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya. Direktur Xin tersenyum karena Lian mengerti maksudnya. Du Jin hanya memandang bingung Lian dan Direktur.
Liu Li Er mondar-mandir gelisah. Ia berpikir dulu saat ia bilang tidak mau menyanyi lagi, direktur membujuknya, tapi kenapa sekarang saat ia bilang tidak mau akting, direktur malah membiarkan orang lain mencuri perannya. Semua orang sudah tahu kalau dia adalah artis utama film itu, bagaimana mungkin direktur berencana menggantinya. Liu Li Er mencoba meyakinkan diri kalau tidak ada jalan untuk mengganti perannya. Tiba-tiba ia mendengar suara orang berbincang yang mengatakan kalau artis utama mungkin saja diganti ditengah syuting film. Kedua orang itu juga bilang kalau tingkah Liu Li Er yang seenaknya membuat Direktur tidak tahan. Liu Li Er juga mendengar kalau kedua orang itu berkomentar siapa dirinya hingga dunia hiburan ini dipercayakan padanya. jika kedua orang itu ditanya pendapatnya, mereka memilih untuk mengganti peran utama dengan gadis lain. Liu Li Er yang mendengarnya tambah kalut.
Gong Xi berjalan bersama dua orang kru film. Keduanya memuji Gong Xi kalau ia bisa mendapatkan peran itu, ia akan terkenal karena berhasil mengalahkan Liu Li Er. Gong Xi akan terlihat seperti cinderela dan namanya akan terkenal di semua berita. Gong Xi terdiam lalu mulai tersenyum. Gong Xi tertawa senang mengeluarkan aura hitam. (wkwkwk…..) kedua kru yang di depannya berhenti dan melihat Gong Xi dengan aneh. Gong Xi tertawa dan bilang ia sangat beruntung karena hanya membuat Liu Li Er marah dan membuatnya mendapatkan peran itu. Setan-setan dalam diri Gong Xi keluar dan bilang sudah saatnya membully Liu Li Er seperti yang sudah Liu Li Er lakukan padanya. Gong Xi lalu bilang kalau ia akan membuktikannya dan menunjukkan pada Shang. Gong Xi bergaya seolah menunjuk Shang. Kedua kru yang melihatnya tiba-tiba kedinginan. Mereka melihat Gong Xi horor dan bilang apa Gong Xi berencana main film supranatural dan sedang latihan. Gong Xi buru-buru berdiri tegak dan minta maaf.
Keduanya lalu menarik Gong Xi. Mereka bilang akan mendadani Gong Xi. Gong Xi yang baru sadar kata “make up” langsung kaget dan meminta untuk mengulangi lagi. Gong Xi berjalan dengan senang sambil meminta kru tadi mengucapkan kata mendadaninya. (wkwkwk…. Jyahhh heboh banget Gong Xi mau di dandani).
Liu Li Er melihat direktur Xin dan Lian mengobrol dengan santai. Ketiganya terlihat akrab, membuat Liu Li Er berpikir kalau situasinya sekarang tidak menguntungkan baginya. Ia tidak menyangka kalau direktur juga berada di pihak Gong Xi. Ia beranggapan jika begini terus ia bisa kalah, padahal tadinya ia hanya mau menunjukkan ke direktur kalau ia adalah orang penting dalam drama ini. Liu Li Er terduduk sedih dan matanya berkaca-kaca, ia berpikir jika perannya diganti maka seluruh dunia akan menertawakannya. Ia tidak bisa membiarkan dirinya jadi bahan tertawaan. Liu Li Er duduk menahan tangis. Lian melewati tempat itu dan mendekati Liu Li Er. Lian mengajak Liu Li Er berbincang sebentar dengannya. Liu Li Er mengiyakan. Lian lalu duduk sebelah Liu Li Er. Lian bersedekap dan tersenyum (jyahhh lama-lama aye mabok siwon nih liat dia senyummmm mulu… duh gak kebagian hae nih T_T)
Lian meminta Liu Li Er berhenti bertindak seenaknya dan mengatakan pada direktur akan keluar. Karena jika terus melakukan hal itu tak seorangpun yang akan merasa kehilangan melainkan Liu Li Er sendiri. Jika tidak ingin hal itu terjadi, Liu Li Er harus menunjukkan kemampuan aktingnya dan fokus pada perannya serta tidak mengeluarkan amarahnya maka semua akan baik-baik saja. Lian tersenyum melihat Liu Li Er yang tampak berpikir. Liu Li Er berpikir Lian akan membantunya tapi ia hanya memperingatkannya. Liu Li Er berpikir pasti Lian sangat tidak senang karena ditinggalkan sendirian kemarin. Liu Li Er melihat Lian dan mulai berpikir apa ia seharusnya meminta maaf dan berharap jika ia minta maaf maka Lian akan memaafkannya. Liu Li Er memanggil Lian, Lian menoleh. Tapi saat akan mengucapkan maaf datang kru film yang mengganggu dan tanya kenapa mereka berdua bisa duduk di sana. Kru film itu langsung bilang, “ah, aku tahu pasti kalian sedang menunggu Gong Xi” lalu pergi meninggalkan Lian dan Liu Li Er. Lian dan Liu Li Er menoleh dan tercengang melihat sesuatu.
Kru film tadi mendatangi direktur dan Du Jin yang sedang duduk. Ia melaporkan kalau Gong Xi sudah selesai dirias. Setelah dirias Gong terlihat sangat cantik. Lian masuk dan duduk kembali sambil tersenyum. Liu Li Er datang sambil cemberut. Direktur yang melihatnya bertanya ada apa? Liu Li Er hanya menjawab tidak apa-apa.
Lian duduk dan bilang ke direktur kalau Gong Xi sangat berbeda. Menakjubkan. (ihhh aku gak suka liat Siwon senyum-senyum gitu jadi mirip Hae waktu liat Eun So wkwkwwk… plakkk)
Gong Xi berjalan dengan anggun. Dalam pikirannya ia harus melupakan rasa sakit pada kakinya. Gong Xi memasuki ruangan dan tersenyum manis kepada Direktur dan Lian, semuanya terpesona. Du Jin berkomentar apa ia benar-benar Gong Xi karena perubahannya begitu besar. Kru film juga memujinya cantik. Gong Xi mengucapkan terima kasih. Liu Li Er berkomentar kalau semua gadis yang dimakeover pasti terlihat lebih cantik. Liu Li Er juga mengakui kalau Gong Xi sekarang terlihat cantik. Gong Xi langsung bilang kalau ia merasa seperti seorang cinderela yang dengan bantuan ibu peri “kla” lalu semuanya berubah. Semuanya tersenyum mendengar celotehan Gong Xi. Liu Li Er kesal dan menyuruh Gong Xi berhenti berkhayal karena itu kekanak-kanakan, Gong Xi tidak ingat umur.
Gong Xi tersenyum senang dan bilang ia tidak pernah membayangkan hari ini, selama 20 tahun ini ia memimpikan menjadi seorang putri seperti cinderela, ini adalah saat yang membahagiakan seumur hidupnya. Gong Xi mengekspresikan kegembiraannya sambil merentangkan tangan. Lian hanya tersenyum geli mendengarnya. Du Jin takjub dan bertanya kehidupan seperti apa yang dijalankan Gong Xi sebelumnya. Lian bilang pasti sangat berbeda dengan kehidupan orang normal.
Gong Xi lalu berbalik menghadap Liu Li Er dan bilang ini semua karena sikap angkuh, arogan, dan sombong Liu Li Er. Gong Xi mengucapkan sangat berterima kasih dan membungkuk. Liu Li Er marah dan bilang apa Gong Xi sedang mencoba memancing amarahnya. Gong Xi bilang ia sungguh-sung mengucapkan terima kasih. Ia juga akan berusaha sekuat tenaga untuk bersaing. Liu Li Er marah dan bilang Gong Xi jangan bermimpi karena peran itu adalah miliknya. Keduanya saling menatap tajam. Direktur tersenyum melihat keduanya. Du Jin merasa persaingan keduanya menarik dan menoleh ke arah direktur dan Lian yang juga memandang penuh arti. (wkwkwk bahasanya….)
Syuting dimulai. Direktur Xin memberikan arahan pada pemain agar Gong Xi mencoba scene yang tadi dilakukan Liu Li Er. Liu Li Er hanya berdiri melihat di pinggir. Ia berpikir kalau ia tidak akan kalah dari Gong Xi, karena Gong Xi belum pengalaman di depan kamera.
Syuting dimulai. Gong Xi berjalan melewati lorong dengan anggun. Semuanya takjub melihatnya. Gong Xi teringat semua pelajaran saat kecil, ia belajar berjalan membawa nampan dengan anggun dan menampilkan senyumnya. Gong Xi menyelesaikan scenenya dengan sempurna. Direktur Xin bahkan bilang itu terlalu sempurna. Liu Li Er melihatnya dengan gelisah. Semua kru memujinya dan bilang ia terlihat anggun dan seperti sudah biasa dengan budaya Jepang. Gong Xi hanya tersenyum berterima kasih. Direktur Xin lalu menyuruh Gong Xi istirahat sejenak untuk persiapan scene selanjutnya. Direktur Xin sempat melihat sekilas Liu Li Er yang tampak gelisah. Gong Xi lalu pamit duluan dan keluar ruangan. Lian bertopang dagu dan melihat kalau Gong Xi jalan tergopoh karena kakinya masih sakit.
Sesampainya di luar, Gong Xi langsung berjingkat dan memukul-mukul tembok menahan sakit. Lian lalu datang menghampirinya dan tanya apa Gong Xi bisa menahannya. Gong Xi bilang ia tidak tahu. Lian lalu ingin memeriksa kaki Gong Xi. Gong Xi langsung memegang tangan Lian yang sedang memegang kakinya sambil menahan sakit. Gong Xi kembali memukul tembok untuk mengurangi rasa sakitnya. Lian bilang sepertinya memar di kaki Gong Xi cukup serius dan meminta Gong Xi jangan terlalu membebani kakinya. Gong Xi menolak karena ia harus tampil di depan kamera dan harus berjalan seimbang dengan kedua kakinya. Gong Xi mencoba berjalan tapi ia kesakitan. Lian lalu membantu memapah Gong xi untuk berjalan. (aku pikir bakal digendong lagi wkwkwk…..)
Liu Li Er mondar-mandir sambil berpikir kalau akting Gong Xi sangat berbeda dengan aktingnya. Akhirnya ia mengerti maksud direktur tentang perasaan menjadi seorang nona muda kaya. Liu Li Er bingung kenapa ia harus tahu itu dari Gong Xi. Ia meyakinkan diri untuk mencari jalan untuk menang. Tak sengaja Liu Li Er melihat Lian sedang mengobati kaki Gong Xi. Liu Li Er terkejut lalu bilang kelihatannya memar di kaki Gong Xi serius, lalu ia teringat sesuatu dan mulai membuka-buka naskah film ditangannya. Liu Li Er tersenyum menang setelah tahu scene selanjutnya.
Sementara itu, Lian serius membalut luka di kaki Gong Xi. Setelah selesai, Lian memandang Gong Xi dan berpikir. Lian meminta Gong Xi tidak usah ikut scene berikutnya karena akan membuat kakinya tambah sakit. Gong Xi tanya memang apa scene berikutnya, apa mendaki gunung. Lian menggeleng bukan itu tapi sebuah upacara minum teh. Lian menambahkan dalam upacara minum teh akan duduk lama, dan kaki Gong Xi tidak akan kuat untuk itu.
Gong Xi terdiam mendengarnya. Lian juga menambahkan kalau dalam scene itu Gong Xi akan duduk dalam posisi berlutut dan semua beban tubuh akan bertumpu di pergelangan kaki. Lian tanya apa Gong Xi tetap akan melakukannya. Gong Xi terdiam melihat Lian yang memandangnya tajam.
Liu Li Er sedang latihan upacara minum teh. Para kru memujinya karena ia terlihat sangat baik. Liu Li Er bilang waktu kecil neneknya mengajaknya ke upacara minum teh. Ia tidak menyangka kalau keterampilan itu cukup berguna di masa depan. Liu Li Er menawarkan Gong Xi untuk latihan. Gong Xi menolak dan bilang ia akan duduk saat di depan kamera nanti. Liu Li Er tersenyum meremehkan. Dalam hati ia berkata kalau dentang jam tengah malam akan berbunyi, cinderela seperti Gong Xi yang menolak pulang ke rumah dan memilih bersaing dengannya, kakinya nanti akan terluka dan tidak bisa lagi memakai sepatu kaca. Gong Xi meregangkan otot kepalanya lalu ia ingat sesuatu.
Gong Xi, “ Liu Li Er”.
“Apa? Apa kau punya pertanyaan yang mau kau ajukan?” jawab Liu Li Er sambil menoleh ke Gong Xi.
“Bukankah kau alergi sinar UV? Kenapa kau berlama-lama di bawah sinar matahari?” tanya Gong Xi khawatir.
“Kau salah paham. Aku tidak pernah bilang kalau aku alergi sinar matahari”.
“apa? Jadi kau tidak alergi sinar matahari?” Gong Xi bangkit dan kesal.
“Memang kenapa? Kau hanya orang yang tahu berpura-pura dan bertingkah menyedihkan”.
“Beraninya kau? Katakan sekali lagi!” Gong Xi kesal dibohongi.
Liu Li Er tak mau kalah dan mengulang perkataannya. Gong Xi pura-pura menghitungnya. Liu Li Er sadar kalau Gong Xi menipunya. Gong Xi memeletkan lidahnya dan menantang Liu Li Er. Keduanya saling memandang tak mau kalah. (wkwkwk….. keduanya sama childish….)
Lian sedang mendiskusikan scene selanjutnya bersama direktur Xin dan manajernya. Lian ingin sedikit improvisasi untuk semakin meningkatkan kemampuan lawan mainnya. Direktur Xin melihat naskah film dan menyetujuinya. Ia tidak menyangka Lian akan memikirkan sampai sejauh ini. Lalu terdengar suara ribut-ribut. Ketiganya segera menghampiri asal keributan. (jyahhh….. lebay amat sampe ada orang yang terbang wkwkwk…..)
Gong Xi dan Liu Li Er bertengkar mereka saling dorong. Gong Xi kesal karena merasa dibohongi. Ia pikir semua gara-gara Liu Li Er tidak mengklarifikasi semuanya. Karena mengira Liu Li Er alergi sinar matahari, ia menjaganya dengan sekuat tenaga sampai menggendongnya di punggung dan kakinya terkilir. Sementara Liu Li Er tak mau kalah, ia tidak pernah berbohong karena dari awal bukan ia sendiri yang bilang ia alergi sinar matahari, tapi Gong Xi sendiri yang mengambil kesimpulan aneh dari khayalannya. Keduanya terus mendorong. Da Jun berusaha melerai tapi tidak dihiraukan. Direktur Xin menggulung kemejanya dan mulai masuk ke tengah-tengah mereka dan meminta mereka berhenti karena mereka masih butuh energi banyak untuk scene selanjutnya. Keduanya akhirnya berhenti bertengkar.
Direktur Xin lalu menyuruh semua kru mempersiapkan semua peralatan untuk scene berikutnya. Direktur Xin juga memarahi Gong Xi dan Liu Li Er karena mereka tidak bisa syuting dengan keadaan berantakan seperti itu. Gong Xi dan Liu Li Er masih memandang sengit dan mulai merapikan rambut mereka. Setelah marah-marah, direktur Xin pergi diikuti Liu Li Er. Gong Xi kembali merasakan sakit saat akan berjalan. Lian langsung membantunya berjalan.
Lian membantu Gong Xi duduk dan memarahinya, apa Gong Xi tidak punya otak. Dalam keadaan kaki terkilir seperti itu masih sempat-sempatnya berkelahi. Lian lalu memegang pergelangan kakinya, Gong Xi meringis menahan sakit. Lian bilang dengan kondisi seperti ini, Gong Xi tidak bisa melakukan scene selanjutnya. Gong Xi terdiam dan berpikir, ia tak terima Liu Li Er berbohong dan tidak mengakuinya. Ia tidak bisa membiarkan gadis itu menghancurkan masyarakat. Gong Xi lalu teriak, “tunggu dan lihat saja. Rasa sakit di kakiku tidak akan menghalangi untuk menunjukkan kepada semua orang seperti goresan di huruf keadilan”. Lian dan Du Jin yang mendengarnya tersenyum lucu dan saling melirik. Lian tanya ada berapa semuanya? Gong Xi bingung lalu mulai menghitung dengan menuliskan kata keadilan. Du Jin langsung bilang semuanya ada 18 goresan. Gong Xi menghitungnya dan tersenyum mengiyakan.
Liu Li Er yang sedang dirias melihat Lian melintas dan memanggilnya. Liu Li Er muncul di depan Lian dan bertanya apa Lian sungguh benci berakting dengan orang yang dibencinya dan berniat menggantinya. Lian menatap Liu Li Er bingung. Liu Li Er menambahkan kalau Lian sepertinya sangat peduli dan menjaga Gong Xi. Lian tersenyum mendengarnya dan bilang ia peduli pada Gong Xi karena ia sedang terluka. Tidak ada hubungannya dengan siapa yang akan menjadi lawan mainnya nanti. Ia tidak keberatan dengan siapa saja lawan mainnya nanti asalkan ia orang yang bersungguh-sungguh dalam pekerjaan.
Liu Li Er Tanya, “bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya?”.
Lian tersenyum mengiyakan, “benar. Siapapun kau. Artis terkenal ataupun pendatang baru. Asal kau bekerja keras, bertanggung jawab dan sepenuh hati menghayati peranmu. Aku akan merasa senang berakting bersamamu”. Liu Li Er tersenyum ternyata Lian tidak mengungguli siapapun. Ia netral akan berakting dengan siapa saja.
No comments:
Post a Comment