Sinopsis Flower Boy Next Door Episode 11
~ Can I Go Back To Being The Old Me? ~
Jin Rak sedang ditata rambutnya oleh Dong Hoon. Jin Rak tertawa senang dan masih belum percaya kalau Dok Mi mengajaknya keluar. Jin Rak tanya bagaimana penampilannya. Tentu saja dijawab penampilannya keren, tapi Dong Hoon langsung kabur keluar hahaa. Jin Rak tertawa lalu balik badan untuk bercermin. Saat melihat di cermin, dia kesal karena rambutnya terlihat seperti mulut bebek. Jin Rak teriak murka "YOO DONG HOON!!!"
Acara jumpa fans Enrique telah selesai. Di luar dia merekam dirinya sendiri dengan latar pemandangan sekitar. Dia tertawa-tawa sendiri, tapi tiba-tiba diam sedih. Apalagi saat melihat papan broadcast yang menayangkan pengumuman kalau hari ini hari terakhir pameran Van Gogh, dia makin kesal. Di belakangnya, ada seorang wanita yang menguntit. Saat Enrique menengok ke belakang, wanita itu langsung sembunyi. Enrique kembali jalan, tanpa sepengetahuannya ahjuma bercadar yang waktu itu mencuri ponselnya juga mengikutinya. Sementara Jin Rak dan Dok Mi sudah sampai di gedung pameran.
Ternyata wanita penguntit yang tadi sembunyi juga mengikuti Enrique, dialah Bae Bok yang berpenampilan seperti Seo Young, membawa tas gitar juga. Di depan Bae Bok tiba-tiba ahjuma bercadar menyerang Enrique. Kamera Enrique terlempar, dan tubuh Enrique juga jatuh ke tengah jalan. Saat itu mobil melaju kencang ke arah Enrique.
Dok Mi sedang melihat pamflet pameran lukisan Van Gogh. Tangannya tergores hingga berdarah saat membuka kertas itu.
Enrique sudah terbaring di jalanan, dikerumuni orang banyak. Enrique melihat Dok Mi yang tiba-tiba muncul di tengah kerumunan orang. Dok Mi terlihat sangat cemas dan menangis melihat keadaan Enrique. "Ahjuma, kau pergi ke pameran bersama Jin Rak hyung.. Kenapa, kenapa kau ada di sini?" Enrique tersenyum, kemudian air mata menetes ke pipinya. "Aku pasti telah jatuh cinta"
Tapi ternyata Dok Mi yang ada di situ itu hanya bayangan Enrique. Sebenarnya Bae Bok yang berdiri di sana, dia khawatir melihat keadaan Enrique.
Dok Mi memandangi serius lukisan Van Gogh di pameran. Jin Rak sampai meminta pengunjung lain diam supaya tidak mengganggu Dok Mi, dia bahkan meminta mereka melewati jalan lain agar tidak mengganggu konsentrasi Dok Mi.
Tiba-tiba Dok Mi mendengar suara Enrique, bahkan sosok Enrique telah berdiri di hadapannya.
"Kau tahu, aku sangat menyukai Van Gogh. Jadi, dalam seminarku aku selalu menyebutnya. Aku bertanya-tanya kenapa Van Gogh banyak sekali melukis potret dirinya sendiri. Ada sebuah surat yang dia tulis untuk adiknya Theo, dia bilang 'di satu sisi, aku membuat upaya untuk bahagia' Setiap kali aku melihat gambar dirinya, aku jadi ingat surat itu. Ahjuma, ikuti aku" kata Enrique.
Dok Mi diam saja memandangi Enrique, dia berjalan melihat lukisan yang lain sementara Enrique mengikutinya.
"Jika kau melihat lukisanku begitu saja tanpa berpikir, berarti kau melihat lukisanku tanpa pikiran. Sementara kau melihat hasil karyanya, lihatlah dengan penuh perhatian" kata Enrique ceria.
Dok Mi masih terlihat bingung dengan kehadiran Enrique di sana. Dia melihat Enrique dengan tatapan kesal, tapi Enrique tetap tersenyum. Jin Rak menyusul Dok Mi, saat Dok Mi menoleh dia justru kaget melihat Jin Rak. "Apakah aku terlalu lama?" tanya Dok Mi. Jin Rak jawab, "Tidak, tidak sama sekali. Silakan gunakan seluruh waktu yang kau perlukan".
Jin Rak memandang ke bawah, melihat tangan Dok Mi yang sedang memegang pamflet. Timbul keinginan Jin Rak untuk menyentuh tangan Dok Mi. Walaupun takut2 tapi Jin Rak sudah hampir memegang tangan Dok Mi ketika tiba2 Dok Mi bicara.
"Apakah kau tahu apa yang Van Gogh tulis untuk adiknya Theo di saat2 terakhirnya?"
"Aku ingin menggenggam tanganmu" ups, Jin Rak keceplosan hahaa.
Dok Mi kaget sampai menengok. "Ya, kamu benar. Tentang berjabat tangan. 'Sebuah jabat tangan yang baik dari kakak yang sangat mencintaimu'. Kerinduan tangan yang dipakai untuk melukis, juga merindukan untuk menggenggam hati adiknya, itulah yang aku rasa" kemudian Dok Mi melihat Jin Rak dan langsung menyelipkan tangannya ke dalam syal yang dia pegang. (berarti Dok Mi sebenarnya ngerti kalau barusan Jin Rak pengen pegang tangannya :D)
"Ah, yeah. Ada sebuah lukisan yang ingin aku lihat lagi. Jadi, aku akan kembali" alasan Jin Rak untuk menutupi rasa malu.
Di rumah sakit, seseorang sedang dibawa oleh tim medis, berlumuran darah. 3 fans pria Enrique sangat khawatir, mereka langsung update status di social media berbeda milik masing2 yang memberitakan kalau "Enrique di ruang gawat darurat dan terluka parah" dan "Enrique diserang oleh teroris sekarang berada di ruang gawat darurat". Dong Hoon, Watanabe, Do Hwi dan ketiga temannya melihat update berita di ponsel mereka. Do Hwi kaget karena ternyata Enrique orang yang cukup terkenal. Dia lebih tidak percaya lagi karena Enrique menyukai Dok Mi.
"Nyonya, kau tidak bisa lagi menganggapnya sebagai temanmu kan? Karena apa yang telah kau rencanakan saat pesta sebelumnya" ujar Dong Hoon. Do Hwi tersinggung, kemudian Dong Hoon kembali menambahkan "Lagipula aku akan memberitahu Jin Rak kabar ini, tapi aku tidak yakin dia akan memberitahu wanita kamar 402 (Dok Mi). Saat ini dia tidak perlu khawatir tentang apapun"
"Oh, jika aku yang menghubungi Dok Mi kupikir itu akan menjadi sedikit aneh setelah yang terjadi saat pesta. Dan sepertinya tidak mungkin bagi Jin Rak mengetuk pintunya hanya untuk menyampaikan kabar ini kan?"
"Dia tidak perlu mengetuk pintunya. Mereka sedang pergi berkencan".
Do Hwi terkejut "Kencan, maksudmu mereka sedang kencan sekarang? Wow, tidak masuk akal. Ada apa dengan mereka" Do Hwi ngomel2 sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan. Mungkin bukan cuma wajah tapi hatinya juga pasti panas. Ketiga temannya mengingatkan Do Hwi kalau disitu masih ada Dong Hoon dan Watanabe. Dong Hoon sepertinya sudah paham dengan watak asli Do Hwi, begitupun Watanabe.
"Ada seseorang yang kukenal, dia sangat menyukai Van Gogh. Dia bahkan menyukai Theo adiknya Van Gogh. Theo membantu kakaknya dalam melukis, dan ingin orang lain tahu hasil karya kakaknya. Setelah kakaknya meninggal kita seharusnya juga mengingat adiknya yang sangat mempercayai kakaknya itu" kata Dok Mi.
"Orang yang sedang kau bicarakan, aku pikir aku tahu siapa orangnya" kemudian Jin Rak meminta Dok Mi untuk duduk.
Setelah mereka berdua duduk, Jin Rak berkata kalau ini pertama kalinya selama 3 tahun dia keluar dari apartemennya seperti ini. Jin Rak bilang pasti lingkungan apartemennya aneh, karena setelah masuk ke dalam mereka pasti benar2 tidak ingin pergi. Yang ingin Jin Rak katakan adalah bukan hanya Dok Mi (yang suka tinggal di dalam apartemen dan tidak ingin keluar, tapi Jin Rak juga).
"Sementara kau tinggal di sebelahku, aku tidak pernah merasa tidak nyaman. Aku tidak tahu kalau kamulah yang menggambar memo di kotak susu setiap hari"
"Oh, baiklah, mulai sekarang aku akan menggambarnya lagi untukmu. Supaya kamu mendapatkan hari yang bahagia, hari yang ceria, hari yang menyegarkan , sesuatu seperti itu. Bahkan kemudian hari merah, hari biru, hari kuning, itu juga yang aku pikirkan untuk kutulis. Jadi kamu harus menunggunya" kata Jin Rak senang.
"Tidak, sebenarnya.. aku ingin meminta kamu untuk berhenti. Aku memutuskan akan pindah"
"Aku sudah tahu, pak satpam yang memberitahu" Dok Mi jadi tidak enak hati. Jin Rak kembali bercerita. "Ketika aku kecil, kapanpun aku mendapatkan hadiah besar yang bahkan tidak berani kubayangkan, sesuatu yang buruk pasti akan terjadi. Jadi setiap aku menerima hadiah besar itu aku bertanya pada diriku sendiri 'kejadian mengerikan apa yang akan terjadi sekarang?' dan aku menjadi sedih. Ketika kamu mengajakku ke pameran lukisan, meskipun aku merasa sangat senang, aku berpikir 'Aah, ini seperti hadiah besar lagi' 'ini ucapan selamat tinggal terakhir darinya untukku' itulah yang kupikirkan. Tetapi jika itu yang terbaik untukmu, aku tidak apa2" Jin Rak sampai nangis, dia mengusap air matanya. "Apakah mungkin itu karena aku? Jika kau memutuskan untuk pindah karena aku maka seperti 3 tahun sebelumnya ketika aku tidak mengganggumu, aku tidak akan melakukan apa2 dan membiarkanmu sendiri. Tapi juga, apakah mungkin karena apa yang baru saja terjadi? Jika orang itu pergi, itu akan menjadi sulit untukmu? Karena mungkin kamu akan memikirkan dia untuk waktu yang lama? Apakah karena itu kamu ingin bersembunyi dan menghapus fakta bahwa kamu pernah bertemu orang itu?" kata2 terakhir Jin Rak ini sepertinya sangat kena di hati Dok Mi. Bisa jadi itu sebenarnya yang menjadi alasan kenapa Dok Mi ingin pindah. Karena kata-kata Jin Rak membuat Dok Mi berpikir dan menahan tangis.
"Itu adalah salah satu mimpiku. Selama setahun tidak melakukan apa2 kecuali hal yang kuinginkan. Keputusanku hanya telah datang lebih cepat".
Jin Rak membaca sms dari Dong Hoon "Hyung, Enrique menjadi nomor satu dalam topik pencarian saat ini! Mereka bilang dia diserang. Sepertinya dia dalam kondisi kritis!" Jin Rak kaget, dia memandang Dok Mi yang sudah berdiri akan beranjak pergi. "Apakah kamu akan tetap di sini sampai pameran hari ini usai?" tanya Dok Mi.
"Tidak" kemudian Jin Rak juga berdiri. "Dok Mi-sshi, berita di internet mengatakan kalau Enrique telah diserang dan dibawa ke rumah sakit. Dia dalam keadaan serius" Dok Mi sangat shock mendengarnya. Dengan tangan gemetar dan menahan tangis dia mengambil ponsel dari tasnya. Jin Rak menghalangi Dok Mi untuk melihat berita itu langsung, yang semakin membuat Dok Mi yakin kalau memang benar Enrique dalam keadaan parah. Dok Mi lemas, dia jatuh terduduk. Di dalam taksi menuju rumah sakit Jin Rak memperhatikan Dok Mi yang terus berdoa demi keselamatan Enrique.
Dokter keluar dari ruang UGD, para wartawan sudah menunggunya dan langsung mewawancarai. Mereka bertanya seputar keadaan Enrique. Saat itu Jin Rak dan Dok Mi tiba dan ingin masuk. Dokter menghalangi mereka, tidak boleh masuk. Jin Rak beralasan kalau mereka perwakilan dari perusahaan Enrique dan minta ijin masuk. Tapi dokter hanya membolehkan satu orang saja yang masuk. Jin Rak menyuruh Dok Mi masuk. Perawat berlarian memanggil-manggil Enrique supaya sadar. Dok Mi tiba di sana, dia melihat seseorang yang terbaring dan sedang dilakukan tindakan oleh para dokter dan suster. Orang itu mengeluarkan banyak darah. Dok Mi sangat khawatir, dia teringat percakapannya dengan Enrique yang menanyakan kenapa Enrique tidak jadi pergi dan kembali. Saat itu Enrique menjawab kalau dia mengkhawatirkan Dok Mi. Tapi Dok Mi malah berkata ketus kalau dia tidak perlu khawatir. Dok Mi juga teringat ketika Enrique bilang kalau dia merasa aneh karena sebelumnya bisa mendengar suara hati Dok Mi, tapi sekarang tidak bisa lagi.
Dok Mi mendengar perawat memanggil nama Enrique dan memintanya untuk CT Scan karena mereka perlu memeriksa luka dalamnya. Saat itu Dok Mi melihat Enrique berjalan mendekati orang yang terbaring itu dan merasa sangat lega. Enrique tidak melihat kehadiran Dok Mi, dia masih mengkhawatirkan keadaan orang itu. "Kenapa, kenapa kamu melakukan ini?" ternyata orang itu seorang ahjuma yang sangat mungkin adalah ahjuma bercadar. Bae Bok masuk dan mengajak Enrique untuk segera CT Scan, karena dokter bilang Enrique perlu perawatan segera. "Dokter, Enrique adalah orang yang tangannya tidak boleh terluka, tolong rawat dia segera" ujar Bae Bok sangat khawatir. Lalu perawat dan Bae Bok menggiring Enrique ke ruangan lain. Dok Mi melihat Enrique lewat, tapi sayang Enrique jalan menunduk tidak melihatnya.
Dok Mi menghampiri Jin Rak yang menanyakan kondisi Enrique. Dok Mi jawab kalau Enrique baik2 saja dan tidak terluka parah. Jin Rak juga tanya apakah Dok Mi sudah bertemu Enrique, tapi Dok Mi hanya jawab kalau dia sudah lega.
"Dok Mi-sshi, aku hanya akan mengatakan ini dan membiarkanmu pergi. Satu kali ini saja, pergilah untuk menemaninya. Hari ini adalah hari untuk itu. Tapi lain kali, aku tidak akan pernah mengatakan itu lagi" kemudian Jin Rak pergi meninggalkan Dok Mi sendiri.
Tangan Enrique sudah diperban dokter, dokter bilang kalau Enrique akan segera sembuh paling akan terasa sakit hanya selama 2 atau 3 minggu. Enrique menanyakan bagaimana kondisi ahjuma yang terluka itu. Dokter bilang kalau dia sudah sadar dan lukanya juga sudah dirawat dengan baik, jadi masa2 kritis sudah lewat.
Enrique pergi menemui ahjuma itu. Ahjuma itu buang muka tidak ingin melihatnya. Ditolak seperti itu Enrique malah duduk di kursi samping tempat tidur. "Hari ini beristirahatlah" ujar Enrique kemudian berdiri akan pergi.
"Sudah 5 tahun.. 5 tahun.. Sudah 5 tahun sejak terakhir kalinya aku berbincang dengan anakku" ucapan ahjuma ini membuat Enrique berhenti, diam terpaku.
"Di kamar anakku, seluruh ruangannya ditempeli poster2 game dan juga wajahmu terpampang di seluruh poster2 itu. Itulah ketika masalah dimulai. Dasar kau setan kecil. Dunia menjadi gila. Bajingan sepertimu seharusnya tidak boleh ada. Sekarang hentikan semua, sekarang juga! Hentikan itu sekarang!!" Ahjuma berteriak memaki Enrique, bahkan mengguncang-guncangkan tubuh Enrique. Tapi Enrique hanya diam saja, pasrah diperlakukan seperti itu.
Lalu anak ahjuma itu menghambur masuk "Ibu, hentikan itu.. hentikan.. Apakah kau sudah gila? Sekarang, apa kau gila?" anak itu malah memarahi ibunya karena bertindak sejauh itu. Ahjuma kaget dibentak anaknya, perlahan tangannya melepaskan Enrique.
Enrique menarik anak itu keluar untuk bicara. Saat itu dia melihat Dok Mi ada di sana.
"Beberapa hari lalu, saat dia bilang kalau dia mencuri ponselmu aku tidak percaya. Seharusnya aku sudah menghentikan dia. Maafkan aku. Apakah kamu akan melaporkan ibuku ke polisi? Tidak, kau harus melaporkan dia" ujar anak itu.
"Berapa jam sehari kamu menghabiskan waktu bermain game? Apakah kamu main tanpa sepengetahuan dia? Apa kau main semalaman? Kamu main tanpa makan kan, kamu pasti tidak punya teman kan?".
"Aku bukan seorang pecandu game. Aku hanya ingin membuat game, seperti dirimu. Ketika impianmu menjadi seorang penyanyi, kamu bernyanyi. Kamu menari. Itulah yang kulakukan" semua perkataan anak ini didengar oleh ibunya yang ditemani Dok Mi di dalam ruang perawatan.
"Kamu bahkan tidak bisa membahagiakan orang yang sangat mencintaimu. Game macam apa yang akan kau buat? Kau harus mencintai orang lain kalau ingin membuat game".
Sang anak sekarang mulai paham, begitupun ibunya.
"Apa kamu tahu kalau dia ingin menjadi seorang pembuat game?" tanya Dok Mi ke ahjuma, tapi dia diam saja tidak menjawab. Dok Mi pun melanjutkan "Kupikir, seharusnya jangan mencari kesalahan kepada orang lain. Alasan kenapa kamu sakit hati, marah, dan sedih, carilah alasannya bersama anakmu. Enrique adalah orang yang baik. Dia seseorang yang suka membuat orang lain bahagia".
"Tidak" Enrique menyahut saat memasuki ruangan bersama anak ahjuma.
"Aku tidak ingin menjadi orang baik bagimu. Aku sangat menghormati pekerjaanku. Jika kau ingin melanjutkan penderitaanmu, maka teruslah menyalahkan aku. Tapi, jika kamu ingin bahagia, jika kamu ingin merasa bahagia walaupun sedikit, mainkan gameku sekali saja. Minta anakmu untuk mengajari. Aku tidak memintamu untuk menyukai gameku. Aku hanya minta supaya kau mengerti perasaan anakmu yang menyukai gameku. Cinta adalah memahami orang lain" perkataan Enrique ini membuat ahjuma menangis.
Do Hwi membuat makanan untuk Jin Rak di apartemen Jin Rak. Tentu saja dia ditemani 2 orang model prianya, Dong Hoon dan Watanabe.
"Apa kau pikir kau akan mendapatkan beberapa poin dari kakakku karena melakukan ini? Aku sudah bilang, nomor 402 (Dok Mi) sudah terkunci di hatinya" kata Dong Hoon.
"Lalu apa yang harus kulakukan? Saat Oh Jin Rak sudah terkunci di dalam hatiku. Ini tidak banyak, jadi jangan coba mencuri dan memakannya. Katakan kepada Jin Rak, ketika aku membuat ini aku mendapatkan aakkh di jariku. Pastikan untuk mengatakan padanya". (maksud Do Hwi jarinya terluka, kalau tiba2 jari kita terluka kan spontan bilang "aakkhh" gitu :D)
"Aku sudah bilang padanya untuk kemari, jadi kamu bisa bilang sendiri padanya kalau kamu mendapatkan aakkh di jarimu" Do Hwi hanya senyam senyum mendengar perkataan Dong Hoon.
Dong Hoon dapat sms, saat membacanya Do Hwi ingin ngintip mungkin dia kira itu sms dari Jin Rak. Don Hoon segera menutupinya supaya Do Hwi tidak bisa ngintip. Setelah membacanya, Dong Hoon hanya menghela nafas. Watanabe yang melihat bertanya apakah itu sms yang buruk dengan bahasa Korea yang tidak pas. Dong Hoon hanya mengiyakan saja, mungkin biar cepet gitu hahaa.
Dong Hoon bertanya ke Do Hwi apakah bayarannya sebagai model bisa ditambah, tapi saat dia akan melanjutkan tiba2 Jin Rak masuk. Pastinya perhatian Do Hwi langsung ke Jin Rak. Melihat Do Hwi ada di dalam apartemennya, Jin Rak yang masih kesal padanya langsung buka pintu keluar lagi. Do Hwi memanggil dan mengejarnya keluar.
"Yaa, Oh Jin Rak" teriak Do Hwi, Jin Rak pun terpaksa berhenti. "Bisakah kita bicara? Kenapa, apa yang telah kulakukan? Aku.."
Tapi Jin Rak langsung memotong, "Aku telah mengundang guru bahasa itu dengan niat yang baik. Kamu tidak tahu kalau Dok Mi akan begitu trauma. Kamu ingin menebus kesalahan. Apakah hal2 seperti itu yang akan kamu katakan? Ada sesuatu yang orang tidak akan pernah bisa sembunyikan. Cha Do Hwi, penampilanmu di depan maupun belakang, semuanya itu.. bukanlah tipeku" setelah mengatakan itu Jin Rak sudah akan pergi tapi tangannya ditahan Do Hwi.
Do Hwi menunduk, menangis, "Tidakkah itu terlalu berlebihan?". Melihat Do Hwi menangis Jin Rak hanya menghela nafas kemudian berkata, "Baiklah, datanglah kembali saat kamu ingin mengatakan semua kebenarannya. Jangan menyembunyikan apapun, jangan membuat alasan apapun. Ketika kamu bisa jujur, aku akan mendengarkanmu" Do Hwi melepaskan tangannya dari tangan Jin Rak, mungkin dia merasa belum siap.
Di dalam taksi, Enrique diam saja sambil memegangi tangannya yang diperban. Dok Mi tanya apakah sangat sakit?
"Aku baik2 saja, tapi hatiku yang sangat sakit" ujar Enrique menahan air mata. "Aku berpikir, setelah dia mendorongku dia akan merasa menyesal. Tiba2 dia berada di tengah antara aku dan mobil yang mengarah padaku, menyebabkan dia terluka lebih parah. Itulah yang membuat hatiku sangat sakit".
Mereka sudah berdiri di persimpangan jalan menuju apartemen masing2. Enrique mengucapkan terima kasih dan selamat malam ke Dok Mi. Dia berjalan pelan, menunduk. Dok Mi hanya memandanginya prihatin. Dan sepertinya Dok Mi memutuskan untuk mengajak Enrique tinggal bersamanya malam itu, karena ketika Dok Mi buka pintu apartemennya Enrique juga berada di situ, berdiri termenung. Dok Mi mengajaknya masuk.
Di dalam, Enrique hanya duduk diam di kursi depan tv. Tidak seperti Enrique biasanya yang sangat ceria bahkan sangat pecicilan waktu pertama dia masuk ke apartemen itu. Dok Mi memberikan remote tvnya, menyuruh Enrique nonton pertandingan sepak bola. Enrique mengambil remote itu dengan wajah murung tapi dia tidak menyalakan tvnya. Dok Mi yang sedang membuat masakan untuk makan malam heran melihatnya. "Masih banyak orang lain yang bahagia dan tersenyum karena game buatanmu. Ibu itu bukannya membencimu. Ketika orang merasa sulit untuk bertahan dalam sebuah situasi, mereka mencoba mencari kesalahan pada diri orang lain, karena itu lebih mudah. Itu tidak akan memecahkan masalah, tapi manusia itu lemah" Dok Mi mencoba menghibur Enrique, tiba2 handphone Enrique bunyi. Dia menjauh untuk menjawabnya. Sambil mengocok telur, Dok Mi tetap memperhatikan Enrique. Tenyata yang menelepon adalah Seo Young. Dia khawatir setelah melihat pemberitaan di internet. Enrique bilang dia sudah menghubungi orang tuanya dan sepertinya dia akan tinggal lebih lama. Enrique juga minta Seo Young mampir ke rumahnya karena sepertinya orangtuanya sangat khawatir. Enrique memastikan kembali kalau dia baik2 saja. Setelah Enrique menutup telepon, Dok Mi pura2 sibuk masak lagi. Mata Enrique tertuju pada tumpukan buku2. Dia tanya kenapa buku2 itu ada di sana, kenapa Dok Mi packing buku2 itu. Tapi Dok Mi bilang kalau dia hanya ingin mengatur ulang posisi buku2nya. Dok Mi bilang, seandainya Enrique jadi pulang ke Spanyol maka hal seperti ini tidak akan terjadi. Dia merasa ini adalah salahnya dan meminta maaf.
"Apakah kau benar2 berpikir kalau aku adalah orang yang baik? Aku sendiri bahkan tidak tahu" Enrique kembali duduk di kursinya.
"Aku rasa aku tahu kenapa kamu tidak ingin meninggalkan ruangan ini. Mungkin seharusnya aku hidup mengunci diri seperti ini, jadi kejadian seperti tadi tidak akan terjadi lagi".
Dong Hoon menyerahkan kotak makanan buatan Do Hwi ke atas meja di hadapan Jin Rak. Dia bilang kalau ini buatan Do Hwi, kenapa Jin Rak tidak memakannya. Dong Hoon juga tanya bagaimana kencannya, apakah tidak berjalan dengan baik karena Enrique? Di internet bahkan dikatakan kalau Enrique tidak terluka parah, jadi itu bukan masalah yang besar. Jin Rak hanya diam mendengarkan, dia menyingkirkan kotak makanan Do Hwi. Tapi Dong Hoon kembali meletakkannya ke hadapan Jin Rak. Dong Hoon bilang kalau Jin Rak seperti ini pasti karena nomor 402, jadi dia juga minta supaya Jin Rak mengerti perasaan wanita yang telah membuat makanan ini. Tapi Jin Rak tetap diam sama sekali tidak tertarik untuk membicarakannya.
Dong Hoon merasa ini bukan saatnya membicarakan masalah orang lain, dia lantas duduk di atas tempat tidurnya.
"Hyung, sepertinya kemungkinan aku ingin berhenti membuat webtoon. Tidak, aku akan berhenti" perkataan Dong Hoon ini membuat Jin Rak menoleh.
"Apa yang kau katakan?"
"Aku berharap aku benar2 anak satu2nya dari perusahaan kaya yang meninggalkan rumah demi mewujudkan impiannya. Tapi itu bukan kenyataannya. Benar2 bukan kebenarannya. Aku bekerja keras untuk mendapatkan uang selama 3 tahun"
Tiba2 Jin Rak mengajak Dong Hoon keluar ikut dengannya. Dong Hoon ketakutan dan mengira Jin Rak ingin memukulinya di atap. Tapi Jin Rak langsung menarik kerah baju Dong Hoon supaya keluar segera.
Di luar ada bibi genit yang sedang berbincang dengan pak satpam sambil melihat2 beberapa kiriman surat. Mereka heran melihat Dong Hoon yang ditarik2 bajunya oleh Jin Rak.
Makanan buatan Dok Mi sudah terhidang. Enrique mencicipi dan memberinya jempol tanda masakan Dok Mi enak, Dok Mi tersenyum senang.
"Begini, bagaimana kalau membuat seminar untuk orang2 seperti ahjuma tadi dan anaknya?"
"Dia membenci gameku. Itu sama dengan membenciku. Apa kau pikir dia akan mendengarkanku?"
"Hal itu sangat membantu. Bagiku.. Aku membaca kisahmu lagi dan lagi saat aku mengeditnya. Kisah yang tidak sepenuhnya berbeda dari kisahku tapi juga kurasa tidak sama. Kupikir hidup itu adalah serupa. 'Dia mengenalku' 'Dia bicara demi kebaikan kita' mereka akan merasakan itu. Setelah mendengarkan sekali, dua kali, bahkan beberapa kali itu akan membuat mereka nyaman" ujar Dok Mi memberikan saran, membuat Enrique terpana memandangnya. Dok Mi jadi salah tingkah, dia menunduk makan makanannya cepat2 sementara Enrique masih tetap memandangnya. Karena Dok Mi terlalu nunduk kepalanya hampir menyentuh meja, Enrique menaruh telunjuknya di kening Dok Mi dan mengangkat kepala Dok Mi perlahan "makan pelan2, kau akan tersedak" Dok Mi diam menurut. "Dengan kepala tegak" Dok Mi pun mengangkat kepalanya tegak. "Dengan posisi bahu yang lurus" kembali Dok Mi menuruti perkataan Enrique, dia menegakkan badannya. "Pelan2, nikmati makanannya" ujar Enrique tersenyum. Dok Mi terus mengunyah sambil memandangi Enrique, kemudian dia tersenyum senang.
Dok Mi kembali mengetik catatan di komputernya.
"Manusia bukanlah mesin atau mainan buatan pabrik, kami itu special dan rumit. Apa tujuan kita dalam hidup adalah apa yang hati kita inginkan.
"Wanita itu tidak mempercayainya". Dok Mi melihat Enrique yang sedang duduk termenung menonton game buatannya. Tidak seperti Enrique dulu yang selalu ceria saat nonton tv atau main game.
Jin Rak dan Dong Hoon tiba di kantor editor. Dong Hoon yang menyadari buru2 kabur tanpa sepengetahuan Jin Rak. Editor baru saja selesai makan mie ramen lalu menyeruput kuahnya langsung dari panci. "Hanya karena.." editor belum melanjutkan perkataannya tapi Jin Rak sudah menempelkan telunjuknya di bibir editor tanda supaya dia diam dan mendengarkan omongan Jin Rak.
"Aku tahu kau tidak suka kalau aku datang kapan saja semauku. Tapi hari ini ada hal penting yang ingin kuberitahu secara pribadi. Sebab itulah aku datang" kata Jin Rak.
"Baiklah, good timing.. But, 5 menit sebelumnya saat aku selesai masak mie ramen, jika saja kamu muncul tepat saat aku akan makan mie ramen menurutmu apa yang akan terjadi? Jika seseorang minta mie ramen ku satu suap bahkan satu sendok kecil saja maka aku akan menyingkirkan orang itu dari dunia ini.. And, karena kamu sudah datang ke sini maka aku akan mengatakan ini.. Rating webtoonnya sudah sangat kacau, tapi kemudian wanita itu pindah. Pertanyaan tentang cinta pasti akan ditanyakan. Kepadaku. Kenapa kepadaku?? Apa kau pikir aku mengerti tentang cinta?? Sebelum mereka menanyakan pertanyaan itu mereka harus memberikan rating bintang dulu. 5 bintang, BAM!" Editor memarahi Jin Rak sambil menunjuk2 muka Jin Rak. Suaranya sangat keras saat mengatakan BAM, hingga semua karyawan disitu berdiri ingin tahu asal suara dan apa yang sedang terjadi. Jin Rak melihatnya dan merasa malu.
"Aku juga tidak tahu banyak tentang cinta. Tapi bisakah aku beri tips padamu tentang berkencan?" Editor tertarik dengan perkataan Jin Rak, dia pun mendekatkan wajahnya untuk mendengarkan dengan seksama.
"Turunkan suaramu" kata Jin Rak pelan.
"Apa?" Editor tidak mendengar jelas, dia semakin mendekatkan kepalanya.
"Turunkan suaramu. Maka orang akan bergerak lebih dekat padamu seperti ini. Karena dia harus mendengar perkataanmu. Lalu kau perlu sedikit wangi mawar, harus memiliki wangi yang sangat samar ketika kau bicara. Dan diatas aroma samar itu semua, kulihat kau belum mencuci rambutmu" editor langsung menciumi rambutnya sendiri. "Keharuman rambut juga sangat penting" tambahnya.
Editor langsung mencatat semua perkataan Jin Rak.. pelankan suara.. wangi mawar..
Tiba2 Dong Hoon datang dan memberikan editor bingkisan. Dong Hoon bilang lebih baik mereka membawa bingkisan jika tidak ingin dimarahi, karena editor pasti akan menyukainya. Editor berkata pelan kalau Dong Hoon tidak perlu begitu. Dia bahkan pikir kalau Dong Hoon begitu pasti karena dia telah membantu tanda tangan sebagai penjamin penggantian kerusakan mobil. Dong Hoon tidak dengar perkataan editor, maka dia mendekatkan wajahnya. Editor girang karena saran Jin Rak untuk menurunkan suara langsung berhasil.
Editor kaget karena Jin Rak ingin nama Dong Hoon dicantumkan di webtoon. Jin Rak bilang kalau Dong Hoon menggambar lebih banyak, jadi dia bukan lagi sebagai murid. Maka mencantumkan nama Dong Hoon adalah hal yang benar untuk dilakukan. Dong Hoon menangis terharu, dia bilang dia tidak bisa. Tapi Jin Rak memberi semangat kalau Dong Hoon pasti bisa. Editor memukul-mukul meja tidak suka dengan tingah mereka yang terlalu dramatisir. Editor bilang dengan pelan, kalau dia tidak peduli soal itu yang penting mereka terus menggambar melanjutkan webtoon dan meminta mereka pergi sekarang. Kedua pria itu otomatis mendekatkan wajah mereka ke editor karena tidak mendengar perkataannya. Editor senang menahan senyum, dengan tanpa suara dan hanya menggunakan isyarat dia meminta mereka pergi. Jin Rak dan Dong Hoon mengerti, tapi editor minta Dong Hoon menemuinya dulu untuk bicara. Jin Rak bingung ada apa diantara mereka, sedangkan Dong Hoon jadi ketakutan dan berharap Jin Rak jangan pergi meninggalkannya sendirian bersama editor, hahaa..
Editor menggeser kursinya ke arah jendela dan menyuruh Dong Hoon mendekat. Dong Hoon juga menggeserkan kursinya mendekat. Editor bisa mengambil kesimpulan kalau Oh Jin Rak pasti tidak tahu kalau dia menjai penjamin Dong Hoon. Dong Hoon membenarkan, karena dia telah berhutang banyak pada Jin Rak. Editor tanya bagaimana dengan dirinya yang mengalami gangguan tidur bahkan selalu mimpi buruk karena Dong Hoon lari dari tanggung jawab untuk bayar hutang. Lalu editor mengarang cerita yang sangat dramatis soal mimpinya yang dikejar2 penagih hutang karena dirinya menjadi penjamin Dong Hoon. Dia bahkan menunjukkan lingkar hitam di matanya yang bertambah panjang 5 cm, LOL!! Dong Hoong bilang kalau dia sudah punya uang dia pasti akan bayar. Selama Dong Hoon membayar dengan baik pasti mereka tidak akan mencari editor. Jadi Dong Hoon minta supaya editor sedikit menaruh kepercayaan padanya. Tapi editor tidak ingin mendengar jawaban rasional yang seperti itu. Dong Hoon bingung apa yang harus dia lakukan agar editor merasa tenang, kan dia tidak bisa datang ke dalam mimpinya editor. Dong Hoon minta supaya editor langsung katakan saja keinginannya, karena dia akan melakukan apapun yang editor minta. Editor malah marah, dia minta Dong Hoon pergi saja karena dengan melihat wajahnya membuat dia ingat kembali akan uang itu. Dong Hoon bilang kalau dia hanya bercanda, dia meraih tangan editor dan menggenggamnya, editor bisa meneleponnya jika nanti mendapatkan mimpi buruk lagi baik itu di waktu subuh, pagi, sore, atau malam, kapanpun. (wow, akankah ada loveline di antara mereka?! :D)
Editor syok mendengar Dong Hoon yang sangat perhatian padanya. Dia berkata okay dengan suara sangat pelan. Dong Hoon tidak dengar, dia mendekatkan wajahnya, membuat editor semakin melotot tidak percaya. Lalu Dong Hoon tersenyum saaanggaatt manis padanya (aku mau doong disenyumin Dong Hoon kayak begituuu!! *mupeng abis*)
Dok Mi sedang memandangi Enrique yang tidur telungkup di posisi duduk. Dok Mi mendapat panggilan telpon dia mengangkatnya dan bicara pelan. Dok Mi bilang kalau dia tidak keberatan walaupun jauh, daerah Gyunggi juga tidak apa2 (sepertinya dari orang yang dimintai tolong untuk mencari apartemen baru). Dok Mi juga menanyakan masalah uang mukanya. Setelah Dok Mi menutup telepon, dia kaget melihat Enrique sudah berdiri tidak jauh dari sana. Enrique mendengar semua pembicaraan Dok Mi di telepon. Enrique marah dan kecewa, dia hendak mengambil jaketnya ingin pergi tapi dia taruh kembali jaketnya untuk berbicara.
"Apakah Oh Jin Rak tahu kau akan pindah?"
"Aku sudah mengatakan padanya"
"Jadi itu sebabnya kau mengajaknya ke pameran bersama, jadi kamu bisa merasa lebih baik sebelum pindah. Sama seperti saat kau datang mencariku untuk mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal. Apakah hati seseorang sama seperti uang yang kau pinjam, yang bisa kau atur seperti itu? Kamu sendiri yang mengatakan sebelumnya di rumah sakit. Alasan dari kesakitanmu dan alasan dari kesedihanmu. Jangan mencarinya pada diri orang lain. Kau hanya tinggal di persembunyianmu, jadi kau merasa kau tidak seperti itu kan? Tidak, kau juga sama. Orang lain membuat masalah padamu dan membuatmu menderita jadi kamu melarikan diri dari mereka. Pengajaran dalam seminarku? Pengajaran dalam seminarku telah membantumu? Jangan bohong. Kau tidak berubah sedikit pun" Enrique menahan amarahnya, sementara Dok Mi hanya menunduk diam merasa bersalah dan sedih.
"Saat aku mengalami kecelakaan.. di sana.. kau berdiri di sana. Kupikir kau mulai menyukaiku juga, walau sedikit. Tapi kutebak kau tidak menyukaiku. Aku akan berhenti di sini. Aku akan menghilang. Jadi, jangan lagi bersembunyi. Jangan juga melarikan diri. Entah bagaimana, pada akhirnya aku hanya meninggalkan penderitaan untukmu saat aku pergi. Aku bahkan tidak tahu apakah aku bisa kembali ke diriku yang lama. Aku minta maaf dan.. jaga dirimu" Enrique berbalik badan mengambil jaketnya. (entah kenapa setiap perkataan Enrique ke Dok Mi selalu bikin aku sedih, Ya Tuhan berilah kebahagiaan untuk Enrique *oke, agak lebay ya* huahahaa)
"Tidak boleh, kembalilah. Berbicara sepanjang waktu dan tertawa dengan mudah, kembalilah ke Kkae Geum yang hangat, yang bisa mendengar kata2 dalam hati. Aku sangat terluka. Ketika kamu tiba2 bilang akan kembali ke Spanyol, aku sangat terluka. Kupikir aku tidak akan pernah terluka lagi. Orang ini terus menggangguku, tolong tinggalkan aku. Aku menyembunyikan perasaanku seperti itu. Tapi aku sudah menyukaimu. Aku sudah sangat menyukaimu" Dok Mi terus menangis.
Enrique yang sedari tadi membelakangi Dok Mi akhirnya membalikkan tubuhnya dan memandang Dok Mi. Masih dalam tangisannya Dok Mi tersenyum, "Tolong, kembalilah pada Kkae Geum yang sebelumnya dan pergilah. Lupakan semua yang telah terjadi di sini. Kau hanya perlu membuka pintu itu dan keluar" Enrique masih terus memandangi Dok Mi yang sedang bicara, sekarang mata Enrique sudah berkaca-kaca.
Dok Mi melanjutkan, "Aku akan melakukan hal itu juga. Aku akan membuka pintu itu dan keluar. Aku akan baik2 saja" Dok Mi semakin banyak mengeluarkan air mata, begitupun Enrique yang sudah tidak bisa lagi menahan air mata nya.
Enrique menghampiri Dok Mi dan terus memandanginya, "Itu kembali lagi. Suara hati ahjuma". Enrique langsung mencium Dok Mi, mereka berciuman dengan uraian air mata T_T
No comments:
Post a Comment