Sinopsis Dream High 2 Episode 9
Review sedikit di episode sebelumnya. JB datang ke kampung halaman Hye Sung di Chungju. Di sana dia menginap. Esoknya JB bersama Hye Sung mengantar adik Hye Sung ke acara lomba Ms. Apple. Di saat yang bersamaan Yoo Jin dan Ri An juga menuju Chungju dengan menaiki bis yang sama. Yoo Jin ingin menemui Hye Sung sedangkan Ri An akan tampil dalam acara lomba Ms. Apple. Yoo Jin akhirnya juga pergi ke tempat lomba tersebut karena telah diberitahu oleh tetangga Hye Sung bahwa ia pergi ke sana.
Ri An tampil dengan memakai topeng sehingga JB dan Hye Sung tidak mengenalinya. Ia malu dan gugup. Karena Ri An tidak segera menyanyi penonton mulai protes. Di seberang tempat lomba juga diadakan pertandingan sepak bola. Secara tidak sengaja bola yang ditendang mengenai Ri An. Topeng Ri An terlepas dan ia jatuh pingsan. Yoo Jin yang baru saja tiba langsung menggendongnya. JB dan Hye Sung kaget karena penyanyi bertopeng itu adalah Ri An.
Yoo Jin setengah berlari sambil menggendong Ri An. Dia bertemu JB dan Hye Sung. JB meminta Yoo Jin segera ke rumah sakit dengan menaiki mobil yang dibawanya. Hye Sung menyerahkan tas Ri An. Hye Sung hendak ikut namun adiknya memintanya tetap tinggal.
Sampai di rumah sakit. Yoo Jin langsung menggendong Ri An masuk ke dalam rumah sakit. JB yang sudah masuk ke dalam keluar lagi menuju mobil. Ia mengambil HP Ri An dari tasnya. Ia ingat Ri An pernah memberitahunya bahwa kode HPnya adalah tanggal ulang tahun JB. JB lalu menghubungi ibu Ri An.
Ri An mulai membuka matanya. “Kau sudah sadar. Kau tahu tempat ini?”kata Yoo Jin. Ri An bilang jangan terlalu berlebihan. Ri An tanya bukankah Yoo Jin ingin menemui Hye Sung. Yoo Jin bilang ia hanya bertemu Hye Sung sebentar. Ri An tanya lagi apakah Yoo Jin membencinya. Yoo Jin bilang Ri An sangat menggelikan, kalau ia membencinya untuk apa membawanya ke rumah sakit. Ini sudah terjadi untuk kedua kalinya. Apakah Ri An mengira Yoo Jin itu taksi.
Yoo Jin juga bilang kalau bukan JB pasti akan ada masalah besar. JBlah yang mengantarnya memakai mobil. JB datang. Ia menyerahkan HP Ri An. Ia bilang ia sudah menghubungi ibunya dan juga Direktur Lee. Ri An merebut HPnya. Ia dengan marah berkata siapa yang mengizinkan JB. Ia menyuruh JB pergi dan untuk tidak sok perhatian padanya lagi. “Apakah Hye Sung belum cukup?” tanyanya.
JB tidak juga pergi. Ri An tetap menyuruhnya pergi bahkan melemparnya dengan bantal. JB dengan terpaksa berjalan pergi. Yoo Jin bilang dari matanya ia bisa melihat bahwa JB benar-benar khawatir. Ri An pingsan lagi. Yoo Jin memanggil perawat dan berusaha membangunkan Ri An.
Di sekolah murid-murid menonton foto-foto Ri An saat tampil di Chungju. “Bulan ini bintang foto adalah Ri An. Ri An menggantikan posisi Hye Sung. Ri An terlihat menyedihkan. Bukankah begitu?” tanya Soon Dong pada teman-temannya. Semua membenarkan.
“Kita tidak akan kena getahnya kan? Huh, image HershE jadi buruk,”keluh Ailee.
Soon Dong bertanya pada Nana dan Ailee mengapa mereka tidak ikut? Apakah Ri An pergi sendiri? Ailee menjawab Direktur Lee tidak memberitahu mereka. Si Woo berpendapat tidak biasanya Ri An bersedia berpartisipasi dalam acara seperti itu. Adakah sesuatu yang disembunyikannya.
“Direktur pasti telah menekannya. Ri An kan bukan orang yang patuh...” belum selesai Ailee bicara Nana sudah menutup mulutnya.
Di rumah sakit Ri An mulai sadar. “Kau sudah bangun,”kata Yoo Jin. Ri An tanya apakah ia tidur terlalu lama. Yoo Jin tidak menjawab tetapi malah berkata idol ternyata juga bisa mengorok dan menggertakkan giginya. “Aku mengorok?”tanya Ri An. Yoo Jin mengangguk. Ri An beralasan mungkin karena akhir-akhir ini ia tidak bisa tidur nyenyak. “Aku biasanya tidak mengorok,”kata Ri An malu.
Yoo Jin tertawa. Ia bilang ia hanya bercanda, Ri An tidur dengan sangat tenang. Yoo Jin juga bilang sebentar lagi ibunya akan datang. “Huh..Benarkah?” keluh Ri An. Ia mengambil kaca kecil.
“Lukaku sepertinya tidak serius,”kata Ri An sambil berkaca. Yoo Jin heran mengapa Ri An seperti itu untuk ibunya sendiri. Ri An bilang ibunya akan banyak mengoceh.
Sesuai dugaan Ri An, ibunya datang dengan terus mengomel. Menanyakan keadaan Ri An. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah Ri An nyaman di rumah sakit sederhana seperti ini dll (hehe..tidak usah kutulis semua ya intinya itu). Ibunya juga memarahinya karena jarang makan.
Ri An meminta ibunya untuk berhenti bicara. Sepertinya ia malu pada Yoo Jin. Ibunya menawarkan Ri An untuk pindah ke rumah sakit Seoul. Ri An bilang habiskan dulu infusnya setelah itu ia akan meninggalkan rumah sakit.
Ibunya juga bilang akan protes ke Direktur Lee dan meminta untuk mengijinkan Ri An istirahat dulu di rumah sakit sampai sembuh.
Ibunya datang ke sekolah. Ia menyalahkan Direktur Lee atas kejadian yang menimpa Ri An. Direktur Lee bilang ini hanya salah paham. Itu hanya kecelakaan. Ibu Ri An meminta Direktur Lee untuk meminta maaf. Direktur Lee enggan karena ia merasa tidak bersalah. Karena menurutnya Ri Anlah yang salah. Dia harus bertanggung jawab untuk dirinya sendiri sebagai penyanyi di atas panggung. Karena ibunya Ri An terus mengomel Direktur Lee mulai marah.
Ibu Ri An bilang mulai sekarang Ri An berhenti jadi penyanyi ia akan fokus berakting. Ia juga bilang Ri An tidak akan ikut audisi. Produser Shin bilang untuk penampilan kali ini Ri An tidak usah tampil untuk memulihkan kesehatan Ri An. Produser Shin juga bilang jika Ri An tidak menjadi penyanyi maka Ri An juga tidak menjadi artis.
Di rumah sakit Yoo Jin masih menemani Ri An yang sedang tidur. Hye Sung dan adiknya datang menjenguk. (adik Hye Sung membawa piala, sepertinya dia menang lomba Ms Apple).
Di luar kamar Hye Sung dan Yoo Jin sedang bicara. “Jangan katakan kalau kau ke sini untuk menemuiku. Mengapa kau ke sini?”tanya Hye Sung. Yoo Jin meminta maaf karena saat penampilan dia dan teman-teman yang lain disiarkan di radio Ri An menyanyikan lagu Hye Sung.
Yoo Jin mengira Hye Sung tidak tahu mengenai hal itu. Hye Sung membantahnya. Ia bilang ia tahu itu dan mendengar siarannya. Yoo Jin bilang itu suatu kesalahan, ia meminta maaf. Hye Sung bilang tidak perlu minta maaf karena itu bukan salah Yoo Jin. Lagipula semua juga tahu itu lagunya.
Yoo Jin bilang tidak semua orang tahu itu lagunya. Yang tahu hanya ia dan Hye Sung serta teman-teman mereka. “Semua orang menunggumu. Kau harus kembali,”pinta Yoo Jin.
“Terima kasih sudah datang. Tapi aku tidak bisa kembali. Tidak. Tidak akan kembali. Aku tidak tahu kapan ini berakhir. Bagiku musik seperti cinta yang bertepuk sebelah tangan. Ri An seharusnya sudah bangun. Pergilah ke dalam dan lihatlah dia,”kata Hye Sung.
Sementara itu Ui Bong, Hong Joo, Soon Dong dan Lee Seul sedang latihan menari. Semua merasa kesulitan kecuali tentu saja Ui Bong. Ui Bong mengeluh mengapa ini terlihat buruk.
Guru Ji Man datang dan menanyakan apa yang sedang mereka lakukan. Soon Dong bilang mereka sedang berlatih untuk tugas penampilan mereka. Tugas itu berhubungan dengan Rain (Bi - Rain).
“Menurutku aku tidak melihat ‘Rain’. Aku hanya bisa melihatmu perutmu. Perut,”kata guru Ji Man pada Hong Joo. Ui Bong mengangguk-angguk membenarkan. Ji Man bilang Lee Seul hanya mengunyah permen karet, menari dengan mengunyah permen karet, apa yang bisa dilakukan.
Lee Seul merasa tersinggung ia bertanya siapa Ji Man. Ui Bong bilang ia guru bahasa Inggris. Lee Seul heran guru bahasa Inggris tapi mengomentari penampilan mereka. Ji Man lalu mengajak mereka melihat latihan grup idol. Idol latihan dengan lagu yang sama dengan mereka. Mereka merasa minder karena idol menari dengan sangat baik.
Di ruang guru Produser Shin sedang rapat dengan para guru. Dia bilang tidak banyak waktu sebelum audisi dimulai. Mereka harus menampilkan yang terbaik di panggung. Tidak hanya murid tapi guru juga harus bertanggung jawab. Rapat selesai. Semua guru beranjak pergi kecuali guru Ahn.
Produser Shin tanya apakah Guru Ahn ingin mengatakan sesuatu. Guru Ahn bilang ini adalah tantangan yang sulit. Dari awal ini adalah persaingan yang tidak adil karena amatir melawan idol yang sudah profesional.
Guru Ahn meminta sedikit saran mengenai tugas/penampilan kali ini yang berhubungan dengan ‘Rain’ atau Bi. Menurutnya dengan membuka sedikit petunjuk tentang ‘Rain’ ini maka persaingan akan adil.
“Saat kita lahir, kita lahir dengan perbedaan kualitas. Saat kau mengikuti pertandingan olympics adakah perbedaan garis start? Mengapa ada peraturan ini? Itu berarti kita bersaing dibawah kondisi yang sama. Untuk itulah aturan itu. Bukankah kau telah mengajar murid-murid seperti ini? Bertingkah seperti anak kecil yang merusak, mematahkan peraturan sekolah dan bertanya untuk sesuatu yang merugikan,”kata Produser Shin.
“Tidak. Aku hanya ingin meminta petunjuk tentang ‘Rain’,”kata guru Ahn.
“ ‘Rain’. Petunjuknya adalah ‘Rain’. Masih perlukah aku memberitahumu segalanya? Kau tahu tipe orang yang mengecewakanku? Orang yang tidak berusaha untuk hal yang mereka lakukan. Jika potensi mereka terbatas maka hanya itulah yang mereka lakukan. Jangan mengikuti olympic dengan pikiran yang merusak,”kata Produser Shin panjang lebar.
Di luar ruangan Guru Ahn bertemu dengan Guru Hyun Ji Soo. “Aku selalu merasa heran. Ini tidak seperti kau yang biasanya. Apakah kau hanya berpikir untuk melanggar aturan? Tidakkkah murid-murid malu denganmu?”tanya Ji Soo.
“Setelah kompetisi ini berakhir ada orang yang akan benar-benar malu. Orang itu adalah kau guru Hyun,”jawab Guru Ahn.
“Ada sesuatu di mana semangat dan kerja keras saja tidak cukup. Mengajar seharusnya membawa potensi sampai ke siswa. Tidak peduli bagaimana kerasnya kau mencoba ini tidak akan ada hasilnya. Saat berakhir hanya akan ada ‘hole’ (kelemahan),”kata Ji Soo.
“Kau menyebut mereka ‘hole’?”
“Jika tidak aku menyebut mereka ‘cavity’(lubang/rongga). Oh ya, aku ingat. Shin Hye Sung. Tidakkah mengingatkanmu pada seseorang? Dia tidak tahu bagaimana menyanyi tetapi masih ingin menjadi pelatih vokal. Siapa dia? Dan juga dia tidak punya bakat yang menonjol. Dia hanya tahu bagaimana membuat masalah untuk orang di sekitarnya. Apakah kau tidak menyerah terhadap Hye Sung dan fokus untuk mengajar siswa yang lain?”tanya Ji Soo.
“Karena itulah aku tidak akan menyerah untuk Hye Sung lagi,”kata guru Ahn.
“Gadis itu sudah pindah. Akankah dia kembali?”
“Tentu. Dia akan kembali,”kata Guru Ahn. Kemudian ia pergi dengan kesal.
Sementara itu di Chungju adik Hye Sung sedang menggambar di kamar. HP Hye Sung berbunyi. Adik Hye Sung mengambil HP dan menjawab teleponnya. Rupanya telepon dari Ye Eun dari Wonder Girls. Adik Hye Sung tidak percaya ia malah bilang kalau ia adalah tante dari Wonder Girls dan ia termasuk Girls Generation. (hehe..adiknya lucu).
Hye Sung yang baru saja mandi dan masuk kamar langsung merebut HPnya. Ia marah pada adiknya dan meminta untuk tidak menjawab teleponnya lagi. Lalu ada sms masuk.
“Kau mungkin berpikir tadi adalah telepon iseng. Tapi aku adalah Ye Eun Wonder Girls. Kami ingin mengambil lagumu untuk album kami. Tolong hubungi kami.” Itulah bunyi smsnya.
Hye Sung hanya melongo. Adik Hye Sung merebut HPnya kembali. Ia baru percaya kalau itu adalah Ye Eun dari Wonder Girls. Dia akan menghubungi Ye Eun tapi dicegah oleh Hye Sung. Hye Sung heran darimana Ye Eun tahu kalau dia yang menciptakan lagu itu.
“Kau adalah composer. Kau terkenal sekarang. Itu tadi benar-benar Wonder Girls. Ini hebat. Aku akan memberitahu teman-temanku,”kata adik Hye Sung.
“Aku menjadi composer?”kata Hye Sung. Diam-diam ayah Hye Sung sedang melihat mereka.
Di sekolah, JB bertanya pada Yoo Jin apakah ia sudah bertemu Hye Sung. Apakah ia akan kembali. Yoo Jin bilang ia akan kembali. JB tanya mengapa Yoo Jin seyakin itu. Yoo Jin bilang Hye Sung sangat menyukainya, ini hampir menjadi cinta yang tak berbalas. (Hey..gak kebalik ya. Wkwkwk...)
JB membantah bahwa seseorang yang disukai Hye Sung adalah dirinya. “Tidakkah kau tahu. Cinta tidak bisa dipaksa. Inspirasi, bakat dan juga naluri musik. Hal-hal seperti itu. Jangan berpikir keren karena meniru orang lain. Mengapa kau tidak menjalin hubungan yang nyata? Hubungan yang nyata,”kata JB.
Yoo Jin ingat kata-kata JB barusan adalah nasihatnya untuk JB setelah gagal audisi masuk sekolah Kirin. “Kau adalah Jang Woo Jae?”tanya Yoo Jin kaget.
JB hanya tersenyum. “Sekarang kau ingat. Begitu lambat. Aku sudah mengujimu selama beberapa hari tetapi kau masih tidak memperhatikan.”
“Ini sangat bagus. Kau banyak berkembang,”kata Yoo Jin sambil mengusap-usap kepala JB. “Gemetar saat memegang gitar. Sepertinya itu baru kemarin. Kau benar-benar berkembang,”kata Yoo Jin senang sambil masih mengusap-usap kepala JB.
JB melepas tangan Yoo Jin. “Bukankah aku sudah bilang sebelumnya. Aku akan membuatmu berlutut padaku sebelum 3 tahun. Aku datang ke sekolah ini untuk melihatnya. Bagaimanapun juga kau membosankan sekarang, tidak menyenangkan lagi,”kata JB.
“Apapun yang kau katakan dimataku kau tetap pecundang. Jangan berpikir keren karena meniru orang lain,”kata Yoo Jin sambil menepuk-nepuk bahu JB.
“Untuk melihat siapa yang paling keren kita lihat sampai audisi nanti. Sampai tiba saatnya tolong jagalah lututmu. Oh iya, satu lagi. Kau tahu aku menjadi apa sekarang? Wajah yang kau lihat sekarang tidaklah sama dengan Jang Woo Jae 3 tahun lalu. Sekarang aku adalah JB,”kata JB gantian menepuk bahu Yoo Jin.
“Jadi kau berpikir aku mengendur selama 3 tahun ini?”tanya Yoo Jin.
“Sepertinya kau tertidur terlalu lama,”kata JB sambil tersenyum. Lalu pergi.
“Kau sungguh...”gerutu Yoo Jin. Ia lalu ingat kata-kata Produser Shin bahwa 10 tahun ini ia bersembunyi dan lari dari kenyataan.
Di ruang latihan Guru Ahn sedang menasihati murid bimbingan untuk tidak mudah menyerah. Semua malah punya rencana lain. Ui Bong dan Hong Joo ingin ikut audisi Superstar-K. Soon Dong malah ingin pindah sekolah. Sedangkan Lee Seul sudah menduga akan menjadi seperti ini.
Yoo Jin datang dan langsung bilang ke guru Ahn kalau ia ingin menjadi super idol. (wah..wah..daebak JB sudah berhasil memotivasi Yoo Jin). Guru Ahn heran bukankah ia memang sudah menjadi super idol.
“Tidak seperti itu. Aku akan menjadi Super Idol dengan usahaku sendiri. Kita akan sukses di audisi. Aku pasti akan menang. Aku akan membuat JB mengakui bahwa dia telah kalah dariku satu kali ini,”kata Yoo Jin yang membuat teman-temannya yang lain bersemangat lagi.
Sementara itu JB menunjukkan CD lagu pada teman-temannya. Nana bertanya apakah JB ingin mengubah lagu dan tariannya. Menurut JB tugas ‘Rain’ hanyalah trik, itu artinya jawabannya lebih dari satu. JB lalu meminta mereka untuk mendengarkan lagu di CD tersebut. Isi lagu itu adalah kumpulan dari beberapa lagu.
Guru Hyun Ji Soo datang. Ia bilang tetesan air hujan yang jatuh dari langit itulah ‘rain’. ‘Sad Rain’ (Rain yang buruk) juga disebut ‘rain’. Petunjuk tentang sesuatu yang berhubungan dengan ‘rain’ sudah disebutkan sekarang. Mereka semua terhubung.
JB tersenyum membenarkan ucapan guru Ji Soo. Menurut Nana ini hanyalah musik seharusnya akan menjadi menyenangkan. Si Woo bertanya heran apakah JB ingin tampil terbaik kali ini demi seseorang. Semua menunggu jawabannya.
JB hanya tertawa malu dan bertanya apa maksud mereka. Guru Ji Soo bilang itu semangat yang bagus tetapi mereka harus serius dengan waktu yang berlari cepat. Jika mereka ingin mengubah lagu dan tarian maka mereka perlu waktu untuk memulainya lagi.
“Jangan khawatir. Aku akan membiarkan semua orang tahu apa arti sebenarnya profesional itu,”kata JB yakin.
Yoo Jin dkk sedang latihan dengan lagu yang sama seperti sebelumnya. Tetapi seperti biasa latihannya kacau. Yoo Jin yang merasa jenuh mematikan tape yang memutar lagu mereka. Guru Ahn tanya apa ada yang salah. Yoo Jin bilang apa Guru Ahn merasakan sesuatu. Dia sudah merasa cukup persiapan tapi tetap saja dia merasakan ada yang mengganjal perasaannya.
Guru Ahn tanya apa maksudnya. Yoo Jin menjawab bahwa menurutnya jika mereka hanya memakai lagu yang mewakili ‘rain’ (sepertinya itu memang lagu yang dinyanyikan Rain, mian..saya gak hapal) dan mengatakan pada semua itulah jawaban mereka, tidakkah itu terlalu sederhana. Menurutnya yang paling penting dalam audisi adalah karakter mereka masing-masing. Jika mereka hanya meniru maka mereka pasti akan tereliminasi.
Guru Ahn lalu tanya apa jawabannya menurut Yoo Jin. Menurut Yoo Jin mereka akan memiliki jawaban jika mereka menyebut Rain. (gak ngerti maksudnya).
“Jadi kita tidak menyanyikan lagu Rain? Rain..Rain..,”tanya Ui Bong.
“Bukan itu. Yang kita perlukan adalah kepribadian. Kepribadian. Bukan yang lain tapi kepribadian kita,”jelas Yoo Jin.
“Jadi kita tidak menyanyikan lagu milik Rain?” tanya Ui Bong lagi.
“Bukan itu. Kita perlu untuk menemukan yang lebih baik lagi. Kepribadian,” kata Yoo Jin.
“Sebenarnya aku sependapat dengan Yoo Jin. Apa yang kita pikirkan saat kita berbicara tentang ‘Rain’?,” kata Guru Ahn.
Mereka semua tampak berpikir namun belum juga menemukan petunjuk. Yoo Jin terlihat kesal dengan keadaan ini.
Ternyata Kepala Sekolah Jung Wan sedang memperhatikan mereka. Saat dia akan beranjak pergi dia bertemu dengan Produser Shin.
“Tunggu sebentar. Saya terbiasa memproduksi musik dengan baik. Tapi saya hanya ingin bertanya sebagai senior. Apa alasanmu memilih Yoo Jin sebagai Super Idol?”tanya Kepala Sekolah.
“Oz Manajement akhir-akhir ini adalah yang terbaik di industri musik. Jika kita tidak mengubah situasi sekarang ini maka mereka hanya memelihara usaha mereka sekarang,”kata Produser Shin.
“Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan. Jadi maksudmu kau hanya membuang batu sandungan karena kau ingin mengubah situasi sekarang ini?” tanya Kepala Sekolah.
“Anggap saja ini sebagai perintis atau pembuka jalan. Selama marathon cara untuk menghilangkan penghalang adalah adanya jalan bagi para atlet yang diharapkan. Tidak peduli jika atlet itu pertama atau terakhir selama mereka dapat membantu menghalangi angin...” jelas Produser Shin.
“Ya aku tahu maksudnya,” kata Kepala Sekolah. (yang masih g ngerti aq..hehe...) “Tetapi Jin Yoo Jin bukanlah seseorang yang bisa menjadi perintis,” lanjutnya.
“Apa yang kita perlukan adalah Super Idol. Seseorang seperti Michael Jackson atau Lady Gaga. Super Star yang tidak bisa digantikan. Jadi jika mengusahakan beberapa orang menjadi Super Star kita butuh perintis. Bukankah itu menarik?” kata Produser Shin.
“Jin Yoo Jin atau bukan aku akan membiarkannya memutuskan untuk dirinya sendiri. Apa yang aku coba katakan adalah.. anak ini masih 19 tahun. Dia banyak terluka di masa lalu, dia adalah anak yang penuh bekas luka. Oleh karena itu sebaiknya tidak ada yang menekannya,” pinta Kepala Sekolah.
‘Dia telah memilih jalannya. Siapa yang tahu? Mungkin saja perintislah yang akan menang pada akhirnya,” kata produser Shin mengakhiri pembicaraan.
Guru Ahn masih memikirkan jawaban ‘teka-teki Rain’. Lama-lama dia pusing karena belum menemukan petunjuk. Tiba-tiba dia ditelepon oleh salah satu stasiun radio yang memberitahu bahwa Hye Sung bersedia datang untuk siaran. Guru Ahn tersenyum gembira.
Sementara itu Hye Sung datang ke stasiun radio. Di sana ia bertemu dengan Ye Eun Wonder Girls. Ye Eun senang bertemu dengannya. Ia bilang Hye Sung sangat cantik.
Hye Sung bertanya bagaimana Ye Eun tahu bahwa ia yang menciptakan lagu itu. Ye Eun bilang gurunya lah yang mengirim CD berisi lagu itu ke stasiun radio. Hye Sung tanya apakah Guru Ahn yang mengirimnya. Ye Eun mengangguk membenarkan.
Ri An datang, ternyata ia juga diundang. Ri An dan Ye Eun saling berpelukan, mereka senang bisa bertemu. Ye Eun menanyakan apakah tubuh Ri An tidak apa-apa. Menurutnya Ri An terlihat kurus dan pucat. Ri An bilang ia tidak apa-apa. Karena ini permintaan Ye Eun maka ia hadir meskipun sakit.
Ri An juga menyapa Hye Sung dan bertanya apakah ia baik-baik saja. (Wah ..sok akrab). Hye Sung hanya tersenyum.
Guru Ahn menyetel radio. Guru Ji Man tanya apa yang dia lakukan. Guru Ahn menjelaskan bahwa Hye Sung sedang siaran di radio untuk pertama kalinya. Guru Ji Man ikut antusias. Mereka bersama-sama mendengarkan radio.
“Hari ini kita kedatangan dua orang tamu. Belum lama ini mereka menyanyikan lagu Hello to My Self yang disiarkan di radio. Ri An HershE dan pencipta lagu Shin Hye Sung. Halo..”kata Ye Eun mengawali siaran kali ini.
Ri An dan Hye Sung masing-masing mengenalkan diri pada pendengar radio.
“Aku bahagia melihat kalian berdua. Kalian berdua sepertinya terlihat akrab,” kata Ye Eun.
“Ya. Setelah pindah sekolah aku memiliki teman. Dan dia juga adalah teman sekamarku. Dia benar-benar teman yang baik,”kata Ri An bersemangat. Hye Sung hanya tersenyum. (kali ini akting Ri An bener-bener OK).
“Setelah disiarkan pertama kali di Hug The Radio kami belum mengumumkan secara resmi tetapi banyak yang meminta lagu Hello to My Self. Bagaimana ini? Apa yang dirasakan?” tanya Ye Eun.
“Aku merasa ini seperti mimpi. Aku tidak pernah menyangka bahwa laguku akan disiarkan secara langsung,” jawab Hye Sung.
“Sebenarnya banyak orang yang percaya bahwa lagu ini adalah ciptaan Ri An,” kata Ye Eun.
“Karena alasan keluarga Hye Sung pindah sekolah. Jadi aku menggantikan Hye Sung tampil. Itu adalah hari saat Hye Sung pergi. Jadi itu sebagai hadiah perpisahan,” kata Ri An dengan mimik sedih. “Dan aku menyanyikan lagunya. Tidak peduli kemanapun kau pergi kau melakukan yang terbaik. Aku menggunakan musik untuk membesarkan hatinya,” lanjutnya.
Hye Sung heran tetapi ia diam saja tidak membantah. “Jadi seperti itu. Ri An bernyanyi sebagai hadiah perpisahan,” kata Ye Eun.
Soon Dong, Ui Bong, Hong Joo, Yoo Jin dan Lee Seul heran mendengarnya. Mereka juga sedang mendengarkan radio. “Sungguh menyebalkan. Ia bernyanyi seperti lagu itu miliknya dan sekarang ia berkata itu hadiah perpisahan,” gerutu Soon Dong.
“Ini sungguh mengagumkan. Apa Hye Sung tahu tentang ini?” tanya Ye Eun.
“Mungkin dia tidak tahu. Kami menyiapkan itu sebagai hadiah kejutan baginya. Kami berencana memberitahunya kemudian,” jelas Ri An cepat.
“Oh..jadi begitu? Hye Sung?” Ye Eun menanyakan pendapat Hye Sung. Ri An meminum air mineral. Sepertinya dia gugup jika Hye Sung berkata sebaliknya.
“Ya aku sungguh-sungguh berterima kasih pada Ri An. Jika bukan karenanya mungkin lagu ini tidak terkenal,” kata Hye Sung.
“Hye Sung, kau sungguh rendah hati,” puji Ye Eun.
“Tidak. Itu adalah kenyataan. Sebenarnya lagu ini tidak seluruhnya aku susun,” kata Hye Sung. Di saat yang bersamaan JB sedang di rumah sakit sambil membawa bunga.
“Temanku yang menyempurnakannya untukku. Aku hanya menulis liriknya. JB yang mengaransemennya. Band Kirin yang menampilkannya. Dan Ri An yang menyanyikannya. Jika bukan karena temanku lagu ini tidak akan tersiar di dunia. Jadi aku berterima kasih pada teman-temanku yang telah membuat lagu ini hidup,” jelas Hye Sung.
“Sejujurnya saat aku mendengarkan lagu ini pertama kali aku merasa ini adalah ceritaku. Ada alasan spesial di balik penulisan lagu ini?” tanya Ye Eun.
“Sekolah kami memiliki banyak murid berbakat. Setiap aku melihat mereka aku merasa aku banyak sekali memiliki kekurangan. Seperti kura-kura yang tidak bisa menyaingi kelinci. Meskipun kurang tidur dan giat berusaha banyak murid-murid yang sudah pergi ke tempat lain. Aku merasa aku sudah mengeluarkan semua usahaku tapi tidak ada gunanya. Sepertinya aku tidak terlahir seperti mereka. Aku adalah kura-kura tetapi yang lain adalah kelinci. Aku merasa frustasi. Seperti menulis diary aku menulis lirik,” jawab Hye Sung panjang lebar.
Ayah dan adiknya sedang mendengar radio juga di rumah. Guru Ahn merasa terharu. Guru Ji Man memberinya tisu. Tiba-tiba Guru Ahn mendapat petunjuk tentang ‘Rain’ dari perkataan Hye Sung barusan. Guru Ahn merasa sangat senang karena sudah tahu jawabannya.
“Saat aku masih menjadi pendatang baru, seorang pencipta lagu terkenal mengatakan hal ini ‘Musik yang sebenarnya bukanlah diciptakan tapi ditemukan’,” kata Ye Eun.
“Ditemukan?” tanya Hye Sung.
“Bisa menemukan sebuah lagu adalah keterampilan juga. Selama kau memiliki hati yang tulus seperti sekarang maka di masa depan kita pasti akan bertemu lagi. Ini adalah nasihat untuk teman yang baik,” kata Ye Eun sambil memandang Hye Sung dan Ri An secara bergantian.
“Baiklah sekarang kita akan mendengarkan lagu Hye Sung, Hello to My Self,” lanjut Ye Eun. Ri An hendak bersiap-siap menyanyikan lagu itu namun dicegah Ye Eun. Ye Eun meminta izin Hye Sung untuk menyanyikannya. Hye Sung dengan senang hati mengizinkannya. Akhirnya terdengarlah suara Ye Eun menyanyikan lagu Hye Sung.
Teman-temannya di sekolah mendengarkan lagunya termasuk para idol. Guru Ahn dan Guru Ji Man juga menikmatinya. Tidak ketinggalan ayah Hye Sung dan adiknya. Sedangkan JB masih di rumah sakit dan menaruh dua bunga tulip warna kuning di meja kamar di mana Ri An dirawat.
Sebelum berpamitan Ye Eun meminta Hye Sung agar ia juga diizinkan mendengar lagu yang akan diciptakannya lagi. Dia ingin menggunakan lagu yang diciptakan Hye Sung untuk album selanjutnya.
Sebelum pergi Hye Sung dicegat Ri An. Ri An bilang jangan salah mengira hanya karena siaran di radio satu kali. Menurutnya Hye Sung boleh berharap menjadi bintang tapi orang tidak akan mengingatnya dengan baik.
Hye Sung bilang jangan khawatir karena ia sudah merasa cukup puas seperti ini. “Akhirnya aku menemukan jalanku sendiri. Aku tidak akan menyimpang lagi,” kata Hye Sung mantap.
Akhirnya Hye Sung kembali ke Kirin. JB yang sedang latihan dance melihat Hye Sung yang baru saja datang ia langsung menghampirinya. Hye Sung menyapanya. Ia bilang ia sudah kembali. JB mengucapkan selamat datang sambil mengulurkan tangan mengajak bersalaman. Hye Sung hendak menjabat tangan JB namun JB menarik tangannya dan malah menari mengelilingi Hye Sung.
Hye Sung tersenyum melihat cara JB menyambutnya. Saat menari JB menarik tas Hye Sung. Lalu ia membukanya dan mengambil pendant bersimbol huruf K. Ini untuk membayar tariannya tadi. Hye Sung belum mengizinkan tapi JB sudah mengucapkan terima kasih. Ia juga berterima kasih karena Hye Sung mau kembali ke Kirin.
Hye Sung menuju lantai dua. Sepertinya ia akan menemui guru-guru di sana. Teman-temannya serta Guru Ahn sudah menunggu untuk menyambutnya. Mereka mengucapkan selamat karena Hye Sung sudah siaran. Soon Dong bilang Hye Sung yang gagal ujian ternyata akan memulai debutnya dulu.
Hye Sung mengucapkan terima kasih pada Guru Ahn karena sudah mengirimkan lagunya. Guru Ahn bilang ia sebenarnya ingin merahasiakannya tapi ternyata pihak stasiun radio memberitahu Hye Sung. Guru Ahn memberikan semacam formulir. Hye Sung tanya apakah ia bisa kembali sekolah. Guru Ahn bilang tentu saja seorang pencipta lagu terkenal diterima kembali ke Kirin.
Semua berkumpul untuk membahas penampilan mereka. Guru Ahn menulis huruf B di papan. Ia bilang jawaban atas tugas ‘Rain’ adalah ‘B’. Ia juga bilang ini karena Hye Sung. Ui Bong tanya apakah yang dimaksud adalah alfabet dalam bahasa Inggris yaitu B. Guru Ahn membenarkan. “Bukan A tapi B,” katanya.
Hye Sung lalu mengerti maksud ucapan Guru Ahn. “B yang tidak bisa menjadi A,” katanya. Hye Sung lalu menulis di papan. Ia menjelaskan kelas B ingin menjadi kelas A. Orang yang ingin berada di kelas atas tapi ia bukan di kelas atas.
Hong Joo lalu mulai memetik gitar dan menyanyi. Diikuti oleh Yoo Jin yang juga memetik gitar. Lalu Lee Seul juga ikut menyanyi. Soon Dong memainkan drum. Ui Bong memainkan bass dan Hye Sung main keyboard. Akhirnya mereka menemukan lagu mereka. Mereka senang sudah mendapatkan jawabannya.
Setelah itu mereka memikirkan tariannya. Ui Bong memeragakan tariannya. Tapi menurut teman-temannya itu terlalu sulit. Ui Bong lalu mencontohkan yang lebih mudah namun itu masih dirasa sulit bagi teman-temannya. Ui Bong mencontohkan yang lebih mudah lagi. Kali ini teman-temannya menyetujuinya.
Lalu mereka latihan untuk tariannya. Guru Hyun Ji Soo melihatnya. Ia terlihat tertawa mengejek. Guru Ahn memergokinya. Ia menuduh Ji Soo memata-matai mereka. Ji Soo membantah. Menurutnya tidak ada yang perlu dimata-matai.
Mereka lalu melihat bersama Hye Sung dkk latihan. Hye Sung terlihat yang paling kesulitan mengikuti gerakan. Ji Soo bilang Hye Sung adalah titik lemah mereka. Jika mereka tidak menghilangkannya maka itu tidak akan baik.
Guru Ahn membalas ucapan Ji Soo dengan berkata bahwa tim Ji Soo juga punya titik lemah yang besar yaitu Ri An karena ia sakit maka tidak bisa tampil. Ji Soo terlihat kesal.
Sebelum pergi Guru Ahn bilang bahwa siswa adalah pertanyaan bukan jawaban. Kita sebagai guru memberikan mereka jawaban dengan bimbingan kita. Guru Ahn bilang ia juga baru mengerti itu sekarang.
Hye Sung sedang latihan tari sendiri. Diam-diam JB melihatnya. Ia tersenyum melihat gerakan-gerakan Hye Sung apalagi saat Hye Sung kesal karena gerakannya yang salah. Hye Sung kaget saat menyadari kehadiran JB. JB bertepuk tangan untuknya. Hye Sung tanya sudah berapa lama JB melihatnya. JB malah balik bertanya apakah Hye Sung tidak lapar.
JB lalu mengajak Hye Sung makan di restoran. JB bilang tarian Hye Sung tidaklah buruk tapi pada kenyataannya itu tidaklah mudah. JB lalu tanya Hye Sung tidak akan memakai bajunya sekarang yang ia pakai untuk tampil bukan.
Hye Sung bilang bajunya sangat nyaman. JB lalu bilang gaun wanita akan menggantikan baju latihannya, sepatu berhak akan menggantikan sepatu ketsnya. Seharusnya Hye Sung memakai yang seperti itu untuk menari.
Hye Sung membantah. Bagaimana ia menari dengan pakaian seperti itu. JB bilang ia akan membantunya. JB lalu mengajak Hye Sung ke salon. Setelah di make-up Hye Sung tampak kaget melihat wajahnya sendiri yang tampak cantik.
Mereka lalu ke toko pakaian untuk memilih baju. JB memilihkan beberapa baju akhirnya pilihan mereka jatuh ke kaos putih dan rok mini warna pink. Hye Sung memakainya lalu berkaca. JB bilang ini cocok untuk Hye Sung, ia terlihat benar-benar cantik. Hye Sung tanya apa ia tidak merasa aneh melihatnya.
JB menggeleng. Ia bilang ia sudah belajar untuk hal-hal seperti ini saat ia mulai debut. Ia juga bilang jika ia menjadi profesional maka perilakunya juga harus profesional. JB meminta Hye Sung menunjukkan latihannya di sini. Hye Sung kaget. Lalu ia berputar seperti saat ia latihan. JB bilang Hye Sung terlihat baik saat latihan pasti penampilannya nanti juga bagus.
Saat berjalan pulang Hye Sung berterima kasih atas dukungan JB sejak kemarin. JB bilang itu karena Hye Sung adalah penggemar nomor satunya maka ia memberikan hadiah (jadi pakaian Hye Sung, JB yang belikan). Hye Sung tanya mengapa JB bersikap manis padanya padahal mereka tidak satu tim. “Jangan bilang karena aku penggemarmu,” kata Hye Sung.
“Apa yang terjadi saat di gereja (waktu di rumah Hye Sung) ...,” Hye Sung tidak melanjutkan ucapannya.
“Oh..itu...” gumam JB yang terlihat bingung.
“Jika kau bersikap manis padaku karena takut aku salah paham maka kau tidak perlu seperti ini. Jangan khawatir,” kata Hye Sung.
“Itu bukan karena aku khawatir tentang hal itu. Itu hanya...” JB bingung mengatakannya.
“Waktu latihan hampir tiba. Aku harus pergi. Terima kasih,” kata Hye Sung sambil mengambil tas yang dibawa JB. Ia lalu pergi.
Di rumah sakit, Ri An sedang menaruh bunga tulip warna kuning pemberian JB di sebuah vas. “Dia tidak pernah lupa,” gumam Ri An. Ia ingat saat JB bertanya bunga kesukaannya. Ia menjawab bahwa ia menyukai dua bunga tulip warna kuning. Ia tidak menyukai begitu banyak mawar yang terlihat kompleks dan berantakan. Ri An lalu berkaca dan memoleskan lipstik di bibirnya.
Sementara itu, Yoo Jin dan Soon Dong membawakan makanan untuk dimakan bersama teman-teman yang lain. Mereka sangat menikmati makanannya.
Hye Sung datang. Soon Dong bilang tidak ada yang salah dengan seorang wanita yang mengubah penampilannya. Soon Dong memuji Hye Sung bahwa ia sangat cantik. Yoo Jin tersenyum. Soon Dong lalu menebak pasti JB yang membuatnya seperti ini. Hye Sung membantah. Namun Soon Dong tetap yakin dengan pendapatnya. Hye Sung tidak bisa mengelak. Ia hanya tersenyum malu. Teman-temannya yang lain tersenyum kecuali tentu saja Yoo Jin.
Lalu Soon Dong bertanya apakah Hye Sung tidur di suatu tempat tadi malam karena ia tidak melihat Hye Sung di tempat tidurnya pagi ini.
“Apa? Tidur di luar? Apa kau gila? Kau juga telat latihan hari ini. Sekarang kau harus berlatih keras. Ini bukan waktunya untuk kencan,” teriak Yoo Jin. (walah.. Yoo Jin dibakar cemburu. Wkwkw..) Hye Sung terlihat tersinggung. Ia lalu pergi.
Sementara itu JB sedang memainkan rubik. Teman-temannya heran melihatnya. JB berhasil membuat kotak sewarna hanya satu sisi namun ia terlihat senang. Ia lalu pergi meninggalkan teman-temannya.
Ri An sedang berada di kamar asramanya. Dia melihat sepatu-sepatu pemberian JB dalam kardus. Ia lalu mengambil salah satu sepatu dan mengusap-usapnya. Ia ingat saat dulu JB bilang akan memberikan sepatunya yang telah robek padanya. Ia juga ingat saat JB menanyakan apakah Ri An masih menyimpan sepatunya.
“Hye Sung aku sudah berhasil memainkannya,” teriak JB yang masuk ke dalam kamar tanpa tahu ada Ri An di sana.
“Ri An, bukankah kau ada di rumah sakit?” tanya JB terkejut. “Sepertinya kau masih menyimpannya,” kata JB saat melihat sepatu-sepatunya.
Hye Sung hendak masuk ke kamarnya. Sampai di pintu ia berhenti karena melihat JB dan Ri An. JB tidak menyadari kehadiran Hye Sung. Hanya Ri An yang melihatnya.
“Kata-kata yang kau ucapkan setelah memberiku sepatu ini, apakah kau masih mengingatnya? Kau bilang tentang mimpi dan semangatmu. Kata-kata yang kau ucapkan kemudian. Akankah menjadi kenyataan? Dan sekarang? Perasaanmu terhadapku, kemanakah ia? Apakah kau menyukai Hye Sung?” tanya Ri An.
“Aku hanya berharap Hye Sung bisa sukses. Oleh karena itu aku membantunya. Aku ingin mendukungnya,” jawab JB. Hye Sung tersenyum membenarkan. “Aku tidak tahu apakah itu disebut suka,” lanjut JB. Hye Sung agak terkejut mendengarnya.
Ri An mengambil kardus berisi sepatu-sepatu JB lalu membuang isinya ke lantai. Ia bilang kata-kata JB tadi lebih buruk daripada jika dia berkata dia menyukai Hye Sung. Dia lalu keluar kamar dan berpapasan dengan Hye Sung.
JB memungut sepatu-sepatunya dan memasukkannya ke dalam kardus. Hye Sung hanya bisa melihatnya. JB baru menyadari kehadiran Hye Sung. Hye Sung pergi dan tidak mengucapkan sepatah katapun.
Hari audisi telah tiba. Produser Shin menjadi MC kali ini.
“Dalam setiap lomba ada yang menang dan ada yang kalah. Hari ini kita akan mendengar sorak sorai pemenang dan air mata kekalahan. Setelah melihat semua penampilan, melalui pemilihan suara, yang menang dan yang kalah akan ditetapkan. Pemain baseball legendaris ‘Yogi Berra’ pernah mengucapkan perkataan yang terkenal.
Yoo Jin dkk bersiap-siap. Masing-masing membawa ember yang sudah dihiasi kecuali Hye Sung.
“Meskipun tidak akan terjadi tapi jika kau melakukan kesalahan di panggung janganlah gugup. Kemenangan bukan apa-apa. Lakukan saja seperti saat latihan dan menikmati penampilan kita sendiri,” kata Yoo Jin pada Hye Sung sambil menepuk pundaknya.
“Jin Yoo Jin, janganlah berlagak sok tenang. Aku tahu kau ingin menang jadi janganlah berlagak tenang,” kata Hye Sung yang gantian menepuk pundak Yoo Jin.
“Aku bangga pada kalian semua,” kata Guru Ahn yang datang menyemangati mereka. “Apapun hasilnya nanti aku tetap berterima kasih pada kalian karena telah membuatku bangga. Kalian telah berusaha maksimal jadi nikmatilah panggung hari ini. Jangan takut dan gugup! Mari kita berteriak semangat,” pinta Guru Ahn.
Semua menyodorkan embernya. Hye Sung dan Guru Ahn menyodorkan tangannya. Lalu mereka berteriak kompak “Fighting!”
Penampilan mereka diawali dengan pidato Hye Sung. Sedangkan teman-teman yang lain menutupi kepala mereka dengan ember yang bertuliskan “We Are The B”.
“Kami adalah B. Bukan A tapi B. Yang tidak pernah menjadi level A. Tapi level B. Di sekolah ini kita telah dianggap sebagai level B, kelas siswa rendah. Bukan hanya sekolah kita yang memiliki pembagian seperti ini. Tidak peduli sekolah apapun akan ada selalu pembagian siswa yang unggul dan siswa yang rendah. Kelas maju dan kelas kejuruan. Hanya namanya saja yang beda. A dan B akan tetap ada. Sampai beberapa hari yang lalu aku adalah siswa yang meninggalkan sekolah karena aku tidak mempunyai bakat menyanyi. Jadi aku melarikan diri,” kata Hye Sung.
Teman-temannya mulai membuka embernya.
“Aku akan bertanya pada setiap orang. Apa mimpi hanya dimiliki oleh orang yang berbakat? Jika kau tidak memiliki bakat apakah kau tidak diijinkan untuk bermimpi? Jika kau ingin bermimpi maka kau harus menutup matamu dulu. Jika matamu tertutup bagaimana orang lain akan melihatmu tidak penting? Hanya saat kau menutup matamu kau akan berhenti memperhatikan bagaimana orang lain akan melihatmu dan percayalah pada wajahmu sendiri. Setelah menutup matamu, berkacalah dan katakan pada dirimu sendiri ‘aku tidak boleh menyerah untuk bermimpi’. Mengapa? Karena mimpi tidak hanya milik yang punya bakat saja tapi semuanya bisa bermimpi. Hanya menggunakan payung kecil yang kotor menerjang angin dan hujan, kita harus menggunakan sedikit bakat yang kita punya untuk mewujudkan mimpi kita yang besar. Aku ingin mempersembahkan lagu ini untuk orang-orang yang terluka karena mimpi mereka, untuk orang yang dipaksa menyerah pada mimpi mereka, untuk orang yang tidak diunggulkan, untuk siswa kelas tiga, untuk siswa terendah. Untuk semua orang yang menjadi kelas kedua dalam hidup.”
Dimulailah penampilan mereka. Mulanya Ui Bong dan Lee Seul yang menari dan menyanyi lalu kemudian diikuti yang lain.
Direktur Lee terkejut melihat putrinya yang tampil dengan bersemangat. Sedangkan Produser Shin memperhatikan Yoo Jin.
Semua orang menikmatinya termasuk Hyun Ji Soo yang awalnya mengejek mereka. Guru Ahn terharu bangga. Sedangkan Ri An juga melihat mereka dari rumah sakit.
Penampilan mereka berakhir dan semua penonton bertepuk tangan.
No comments:
Post a Comment