~Sinopsis Flower Boy Next Door Episode 4 : “No such things as kind lies or white lies?” ~
Dok-mi dan Enrique akan pergi. Dok-mi terpaksa pergi dengan Enrique. Dok-mi berkata dalam hati, "aku selalu menjalani hidup dengan hati-hati, dari mana si brengsek ini datang?"
"Huh? Apa yang kamu katakan?" kata Enrique.
Dok-mi terkejut dengan yang dikatakan Enrique, lalu dia berkata, " tidak apa-apa.
“Ahjumma, tuliskan alamat tempat nenekmu tinggal di navigasi ini,” kata Enrique.
Di belakang mobil mereka Jin-rak berusaha mengejar mobil mereka, ia berteriak, "berhenti!". Mobil tiba-tiba berhenti tapi mobil berhenti bukan kerena teriakan Jin-rak melainkan ada sepeda yang melintas di depan mereka. Enrique membiarkan sepeda itu melintas, karena mengerem mendadak Enrique refleks menahan Dok-mi dengan tangannya. Dok-mi yang menyadarinya menatap tajam dan mengisyaratkan agar Enrique menjauhkan tangannya. Jin-rak sudah tidak sanggup lagi mengejar mereka.
Dong-hoon datang melihat Jin-rak ia bertanya, ada apa? Apa yang kamu lakukan?. “Kamu tidak mungkin dapat mengejar mereka. Janganlah khawatir ini tidak akan terulang lagi. Webtoon kita akan ditanda tangani. Jadi tetaplah kuat. Semangat.”
“Aku yang pertama. Aku yang melihat dia pertama. Siapa sebenarnya bangsat itu! Kenapa semuanya begitu mudah bagi bangsat itu!” Jin-rak meluapkan rasa kekesalannya kepada Dong-hoon.
Setelah mengsms pacarnya Dong-hoon berbicara dengan Jin-rak, “kenapa kamu semarah itu? aku jadi malu waktu dalam perjalanan ke rumah tadi.“
“Ada masalah apa? Apa dengan Enrique? masalah apa dengan dia? 'Zombie Soccer'? Tapi dia sudah melakukan itu kepada kita sebelumnya”,kata Dong-hoon.
“Jangan bicarakan masalah Enrique kepadaku,” balas Jin-rak. Tapi Dong-hoon tetap saja membicarakan tentang Enrique, ia bertanya kepada Jin-rak. Apakah Dok-mi berpacaran dengan Enrique. Hal itu semakin membuat marah jin rak.
Dok-mi meminta Enrique untuk menurunkan dia di depan. Tapi Enrique tidak mau. Dia berkata bukankah nenekmu dalam bahaya?
“Tapi aku tidak pernah mengatakan dia dalam bahaya,” kata Dok-mi. “Ketika orang tua sakit, itu selalu berbahaya, kita harus lebih baik dengan orang yang lebih tua... kita harus merawat mereka dengan baik.”
Lalu Dok-mi berkata, ia hanya membawa hp saja, dompet dan tas ia tidak bawa. “Aku rasa seharusnya kita pulang saja”. (sebenarnya Dok-mi membawanya tapi duit di dompetnya sudah tidak ada). Enrique tidak mau kembali, dia berkata, " tidak apa-apa. Kamu bisa memakai uangku. Kita tidak akan pernah berhenti sampai kita sampai ke sana.” Dok-mi yang mendengar penjelasan Enrique menjadi lemas.
Dong-hoon bertanya kepada Jin-rak apakah kamu benar-benar marah kepadaku?. “Apa yang terjadi padamu belakangan ini? Meskipun aku tahu kamu orangnya pemarah, tapi kamu belum pernah berteriak seperti itu kepadaku sebelumnya. Ketika hal yang kita mau tidak berjalan dengan baik, dan ada masalah keuangan, orang menjadi marah.” Jin-rak menatap Dong-hoon tajam,Dong-hoon keluar dari kamar.
Do-hwi menyuruh temannya untuk mencari surat Oh Jae Won.
“Apa Oh Jae Won?”. Melihat temannya berteriak Do-hwi langsung menutup mulutnya, ia tidak mau kedengaran oleh orang lain. Tanpa sengaja Do-hwi membaca surat untuk Dok-mi ia pun terkejut dan tidak menyangka Dok-mi tinggal di sana karena Dok-mi menyangkal ke Do-hwi bahwa ia tidak tinggal di sana.
Dong-hoon turun dan ia melihat Do-hwi yang bersama teman-temannya ada di bawah. Dong-hoon menyapa Do-hwi. “Ah yang kemarin, terima kasih atas bantuannya kemarin” kata Do-hwi. Teman-teman Do-hwi yang melihat tingkahnya menjadi ingin muntah.
Dong-hoon bertanya ada perlu apa kamu datang ke sini?. “Aku ingin melihat teman yang tinggal di sini apartemen 402.” Dong-hoon merasa berjodoh karena ia tinggal di apartemen 401.
“Bagaimana dengan pria yang tadi malam?”
“Oh, ya aku belum tahu nama kamu sebelumnya.”
“Namaku Cha Do-hwi”jawab Do-hwi. (dengan nada genit sambil memonyongkan bibirnya).
“Namaku adalah Yoo Dong-hoon” balas Dong-hoon dengan memonyongkan mulutnya. Dong-hoon memberitahukan nama temannya adalah Jin-rak.
Lalu datanglah bapak satpam dengan berpakaian formal, ia berkata bahwa seperti berada di padang rumput bunga melirik temannya Do-hwi. Dong-hoon bertanya kenapa bapak satpam berpakaian formal?
“Kamu tahu aku, sebut aku kupu-kupu di tengah padang rumput bunga.“ Jawaban itu langsung membuat 'ilfeel' teman-temannya Do-hwi.
"Aku baru saja menerima telepon dari kamar mandi...nenekku sekarang merasa baikan sekarang dan ia pergi ke spa" kata Dok-mi. Ia berlatih berbohong ke Enrique agar tidak jadi ke rumah neneknya.
Dok-mi melihat ada seorang anak sekolah yang berbohong kepada pacarnya yang mengatakan bahwa ia ada di perpustakaan. Dan pacarnya yang ke dua menelpon ia berkata bahwa ia bersama orantuanya saat ini. Pacarnya yang ketiga datang dan bertanya, "kenapa kamu lama sekali di kamar mandi? Siapa yang menelponmu dan apa yang kamu lakukan?"tanya pacar ketiga. Pacarnya merayunya dengan berkata,"kapan saja aku melihatmu, aku merasa tidak membutuhkan apapun lagi di dunia ini".
Dok-mi yang melihat percakapan wanita itu dengan pacarnya. Ia pun meyakini dirinya sendiri kalau ini bukanlah suatu kebohongan.
“Ahjumma! Toko snack Korea adalah yang terbaik. Betul-betul unik. Ada cumi-cumi yang bergerak.”kata Enrique dengan penuh semangat.
"Ahjumma, ada yang ingin aku katakan kepadamu" kata Enrique. "Tidak aku yang akan mengaku lebih dulu" kata Dok-mi.
“Nenekku sebenarnya tidak apa-apa. Aku berbohong karena aku tidak mau ikut pergi. Sekali aku berbohong maka itu akan menjadi besar. Maafkan aku. Kamu benar jika kamu marah. Kamu bisa marah jika itu membuat hati merasa lebih enak.” Mendengar pengakuan Dok-mi sebenarnya Enrique sedih, lalu mulai konyol lagi. “Kalau begitu kita bisa pulang. Tapi ada yang ingin katakan kepadamu juga. Ketika kamu mengatakan nenekmu sakit aku langsung pergi hanya dengan kunci mobil di tangan. Jadi aku tidak punya uang sekarang. Sekarang aku lapar dan mobil juga lapar. Apa yang harus kita lakukan sekarang?”.
Dok-mi meminta maafkan dan mengatakan kalau itu semua salahnya.
“Kalau kamu mengatakan minta maaf sekali lagi aku merasa akan marah,”jawab Enrique.
“Baiklah kalau begitu bisakah kita menyelesaikan masalah kita?”
Enrique pun mulai mendekati gadi-gadis yang ada di cafetaria, ia bertanya apakah mereka punya pacar?
“Tentu saja belum,” jawab mereka.
“Baiklah aku akan memperkenalkan teman-temanku asalkan kalian memberikan aku uang 10.000 Won.”
Enrique bertemu dengan paman dan bibi, mereka juga memberikan uangnya kepada Enrique. Setelah ia memberitahukan artikel tentang dirinya. Enrique juga menghibur seorang adik kecil dan orang tuanya, mereka juga memberinya uang. Lama-lama Dok-mi terenyuh melihat tingkah Enrique, namun begitu keduanya bertemu pandang\ Dok-mi segera mengalihkan pandangannya.
Lalu ada sekelompok anak SMA yang menabrak Dok-mi dan hal itu membuat Dok-mi teringat akan masa SMAnya yang di bully oleh teman-teman sekolahnya (termasuk juga dengan Do-hwi). Hal itu membuat Dok-mi keluar dari cafetaria.
Enrique berlari menghampirinya dan memanggilnya, “ahjumma, Gok Dok-mi ssi. Kenapa kamu duduk di sini? Tidakkah kamu kedinginan? Lihatlah dirimu, kamu sudah membeku. Apakah kamu baik-baik saja?”
Dok-mi mengajak Enrique untuk pulang sekarang. “Tapi kamu tidak kelihatan sehat,” jawab Enrique. Enrique pun mengajak Dok-mi untuk makan dan menghangatkan diri dulu.
Dok-mi berteriak kepada Enrique, "aku sudah bilang bahwa aku ingin pulang sekarang". Enrique terkejut mendengar Dok-mi berteriak seperti itu.
Watanabe memberikan Dong-hoon jus. Dong-hoon memujinya kecepatan belajar Watanabe. (karena Watanabe menggunakan bahasa gaul).
Dong-hoon sedang mengirim SMS ke Jin-rak tentang design yang ia buat., ia bertanya apakah Jin-rak suka?
"Tidak aku tidak suka kamu harus buat lagi.”jawab Jin-rak.
Melihat hal itu membuat Dong-hoon kesal. Melihat gambar Dong-hoon sebenarnya Jin-rak suka, ia tidak percaya karena Dong-hoon kerjanya pesta terus setiap malam.
Suasana hati Jin-rak sedang buruk tapi ketika ia melihat tulisan Dok-mi mengenai 'cara menghemat biaya perawatan' ia tersenyum lembut, “bahkan tulisannya pun sangat cocok dengan dirinya.”puji Jin-rak.
Dok-mi meminta maaf ke Enrique karena mengajaknya pergi tanpa makan terlebih dahulu. Mendengar Dok-mi meminta maaf Enrique meyuruh Dok-mi untuk berhenti meminta maaf.
Enrique memasangkan sabuk pengaman untuk Dok-mi, ia menjadi terkejut karena muka mereka menjadi sangat dekat. Enrique juga mengatur tempat duduk Dok-mi agar ia bisa beristirahat. “Aku akan menggunakan navigasi yang akan membuat kita pulang dengan selamat.”
Enrique melihat Dok-mi sudah tertidur, tapi terlihat tegang dalam tidurnya. Enrique teringat bagaimana tadi Dok-mi bersikeras untuk pulang, komentarnya tentang Dok-mi sebagai penjaga gawang dalam permainan sepak bola. Saat Dok-mi menangis dan memegang lengannya dengan erat lalu pingsan. Enrique pun membelokkan mobilnya menuju tempat lain.
Do-hwi pura-pura memencet bel yang salah. Ia sengeja menekan bel apartemen Jin-rak. “Maafkan aku telah salah pencet. Ini 401 yah?”. Jin-rak mengiyakan, lalu langsung menutup pintunya yang ditahan oleh kaki Do-hwi. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Jin-rak.
“Iya aku tidak apa-apa.”jawab Do-hwi. Do-hwi bertanya kepada Jin-rak,"oh yah, apakah kita pernah bertemu? Aku ingat kita pernah bertemu kamu menolongku kemarin malam. Ketika hak sepatuku putus. Tidakkah kamu ingat padaku?” Jin-rak menjawab bahwa ia mengingatnya.
Do-hwi berkata bahwa ia ke sana untuk bertemu dengan 402. “Kalau begitu permisi.”pamit Do-hwi. Mendengar nomor apartemen Dok-mi, Jin-rak menarik tangan Do-hwi untuk menahannya pergi. Karena terlalu kencang menarik membuat Do-hwi jatuh dipelukkannya. Dengan genitnya Do-hwi memonyongkan mulutnya. Melihat itu Jin-rak menjadi 'ilfeel'. Lalu melepaskan pegangannya hinga Do-hwi terhempas ke dinding. Jin-rak bertanya, "kamu ke sini untuk bertemu dengan 402"? Do-hwi menjawab, "iya".
Dok-mi terbangun dari tidurnya. Ia bingung kenapa mereka berada di pantai. Enrique meminta maaf kepada Dok-mi karena ia memberikan alamat yang salah ke alat navigasi.
Dok-mi pergi dari mobil dan berlari ke pantai.
Enrique : Dia pergi tanpa berkata apapun. Wah kenapa reaksinya seperti dia baru pertama kali melihat pantai?
Begitu melihat di pantai ada ember, cangkul yang tertinggal Enrique ingin membuat istana pasir. Dok-mi menarik nafas dan menghirup udara di laut sebanyak mungkin. Wajahnya terlihat begitu damai.
Dok-mi melihat ke belakang dan di sana ia melihat Enrique sedang membuat istana pasir.
Selang beberapa waktu Dok-mi melihat istana pasir Enrique sudah jadi. Enrique ingin memfoto Dok-mi dan menyuruhnya untuk membuat 'V'. Enrique jalan mundur tanpa ia sadari di belakangnya ada ombak. Dok-mi berkata ada ombak di belakangmu. Tapi itu sudah terlambat. Enrique pun sudah terjatuh.
Do-hwi mencoba menelpon Dok-mi tapi tidak diangkat. “Telponnya tidak diangkat,” kata Do-hwi ke Jin-rak.
Jin-rak: Mengapa kamu menutup telponnya begitu cepat? Tidak yang aku katakan adalah telepon itu berdering di sana tapi bisa saja telponnya tidak menyala. Atau kalaupun menyala ia belum sempat mengangkatnya..”
“Tapi telpon ini sudah berdering 3kali. Bahkan kalau dia ada di Halla-san akan mengangkatnya.”ujar Do-hwi marah. Jin-rak mengoreksinya, kupikir gunung Baekdu.
“Aku datang ke sini untuk mengejutkannya, jadi aku datang tanpa menelpon terlebih dahulu. “
“Tapi apa yang kamu katakan? Cha... Cha...”
Do-hwi yang mengira Jin-rak menanyakan namanya, mengatakan namanya Cha Do-hwi.
Enrique dan Dok-mi masuk ke toko terdekat. Enrique menyapa seorang kakek, “kakek apa di sini ada toko yang lebih besar? Aku menjatuhkan kameraku ke dalam air.”
Dok-mi mengkhawatirkan Enrique karena sepatunya basah, kakinya bisa membeku. "Aku tidak apa-apa" kata Enrique sambil mengerak-gerakan kakinya. “Tapi lebih penting adalah kamera ini karena aku belum memasukkan banyak foto ke dalam komputerku.”
“Kakek, bisakah aku meminjam handuk kering? Ah... lebih bagus kalau kamu memberikan pengering rambut.”tanya Enrique. Tapi kakek sama sekali tidak menjawab pertanyaan Enrique. Dok-mi melihat pakaian dan sandal kakek. Dok-mi berbisik ke Enrique, nenek. Enrique tidak mengerti. Dok-mi pun menjelaskan kalau ia bukan kakek melainkan nenek.
Enrique baru sadar dengan malu-malu ia berkata, "Ah... Nenek. Wow, nenek, anda cantik! Dengan topi dan segalanya".
Nenek menoleh dan berkata: "Aku punya pengering dan handuk. Kamera itu kalau tidak terendam, tidak usah khawatir. Kau harus makan dulu. Itu adalah keharusan". Mendengar nenek menjadi ramah Dok-mi dan Enrique saling berpandangan.
Enrique meminjam baju, celana dan kaus kaki pink nenek. Ahjumma yang melihat itu tertawa melihatnya dan berkata, "dia seperti menantu perempuan". Melihat Enrique berpakaian seperti itu dan melakukan gaya yang lucu, Dok-mi pun tertawa.
Melihat ada kimchi di meja makan, Enrique memakannya. Mereka memakan kimchi, ubi rebus, dan gorengan. Enrique ingin minum makgeolli (arak beras), tapi Dok-mi melarangnya karena ia akan menyetir nanti. Enrique mengangguk. “Oh..Apa itu?” Dok-mi langsung melihat ke arah lain. Enrique cepat-cepat menuangkannya, ia pun tersenyum sambil meminum makgeolli.
Melihat itu Dok-mi marah, ia mengambil botol itu agar tidak diminum lagi. Enrique kelihatan murung. Dok-mi jadi kasihan dan memberikan botol itu.
Enrique: "Sinar di matamu... seperti kamu mengasihani aku sekarang. Itu tidak benar". Enrique kembali meminum makgeolli.
Enrique makan gorengan sambil berkata, “Ahjumma... Meskipun Tae-joon tampak sempurna dari luar, tapi di sisi lain ia tidak kelihatan sempurna. Sebagai contoh ia pelit. Cinta tak berbalasmu tidaklah sesempurna itu. Dia hanya orang biasa.”
"Berhentilah mengatakan cinta tak berbalas. Aku yang memulainya dan aku juga yang akan mengakhirinya. Sebuah rahasia yang tidak satu orangpun yang boleh tahu. Itu tidak sebanding dengan cinta pertamamu", kata Dok-mi.
"Tapi aku sudah mengetahuinya. Itu bukan diam-diam, kamu mengetahuinya" kata Enrique. Dok-mi ingin tahu bagaimana Enrique mengetahuinya?
Enrique menjawab karena itu kelihatan mirip. “Cara kamu menatap Tae-joon dan caraku melihat Seo Young itu sama. Karena itulah aku mengetahuinya. Hanya karena kamu menyembunyikannya, bukan berarti orang lain tidak tahu.”
Jin-rak bertanya kepada Do-hwi apakah ia dengan Dok-mi teman baik? Do-hwi menjawab, "tentu saja. Dok-mi dan aku SD - SMA satu sekolah bareng. Apakah kamu sering melakukan telepon atau hal lainnya? Atau bahkan sms? Aku tidak menanyakan sms grup atau semacamnya. Tapi aku tinggal di sini selama 3tahun. Bagaimana kau mengatakan bahwa kalian teman baik padahal kamu tidak pernah terlihat selama 3tahun?“. Do-hwi berkata ia tinggal di luar negeri. “Dan ketika aku kembali, aku sibuk bekerja di shopping mall. Dan telah capek secara fisik maupun mental. Jadi aku tak sempat bertemu dengan teman-teman lamanya. Kemarin aku bertemu dengannya dan itu membuat aku bahagia bertemu dengan dia lagi. Tapi... kamu mengatakan sudah tinggal di sini selama 3 tahun?”. Jin-rak mengiyakan.
Dok-mi dan Enrique sudah selesai makan. Enrique sudah mabuk setelah menghabiskan 2 botol makgeolli. Enrique mengecek kameranya, ternyata tidak rusak.
“Sepatuku sudah kering... dan kurasa bajuku juga sudah kering, aku bisa berganti baju sekarang.” Dok-mi mengajak Enrique ke pantai menyegarkan diri untuk menghilangkan mabuk.
“Kamu ingin aku tidak mabuk, jadi kita bisa kembali ke rumah? Kamu sangat menyukai tinggal di dalam rumah? Tidakkah merasa tercekik berada di dalam terus sepanjang waktu? Bukti keberadaan manusia di dunia ini adalah mereka mencuci muka saat bangun pagi dan berjalan sambil memberikan aroma pada dunia ini. Apakah kamu tidak pernah mendengar hal itu? Tapi kenapa kamu menggangap keluar itu begitu menakutkan? Atau kau tak suka mencuci muka?”
Pada awalnya Dok-mi mendengar pertanyaan Enrique diam saja, ia pun menjawab, "aku merasa damai di tempatku yang kecil. Aku menyukainya".
Do-hwi bertanya apakah kamu mengambar komik? Jin-rak tidak mudah melakukan hal itu. Do-hwi mengira tidak mudah menggambar komik. Jin-rak meralatnya, "tidak. Maksudku tidak mudah sekolah SD - SMA bersama". Do-hwi kembali bertanya, “Oh...kamu tidak melakukan yang lain selain menggambar komik?”.
“Aku mengerjakan Webtoon.”jawab Jin-rak.
“Jadi kamu mengerjakan Webtoon? Jadi kamu punya pekerjaan yang lain, dan membuat komik itu sekedar hobby?”. Do-hwi mengajak Jin-rak pergi makan di luar. Tapi Jin-rak menyuruhnya untuk menelpon Dok-mi lagi. Mendengar Jin-rak hanya tertarik pada Dok-mi, Do-hwi menjadi kesal dan ia pun berkata aku akan pergi dari sini. Melihat hal itu Jin-rak menahannya. Do-hwi mengira Jin-rak menanyakan namanya. Sebenarnya Jin-rak ingin mengajaknya minum teh. (Cha=teh.)
“Kenapa kamu tidak menunggu sambil minum teh dan mencoba menelpon dia sekali lagi?”tanya Jin-rak. Do-hwi menggangukan kepalanya menjawab ajakan Jin-rak.
Dok-mi dan Enrique kembali ke pantai. Ia lari mengeliling Dok-mi lalu mengelilingi istana pasir. Enrique pun terjatuh.
Enrique menunjuk ke Dok-mi dan berkata, "aku mengambil yang aku katakan kemarin. Cinta sudah selesai... Sudah putus... Aku merasa mengatakan itu tidak benar. Karena cinta sudah selesai dan putus. Seharusnya aku mengatakan "YA, selamat datang tamu yang lain." Apakah kamu tidak berpikir demikian? Semua selesai dengan sendirinya. Jika kita meninggalkan membiarkannya, mereka akan kembali dengan sendirinya. Ahjumma, sepertinya melihat laut membuat aku merasa lebih baik. Hatiku lebih terbuka.”
Dok-mi melihat telponnya berdering, ia malas menjawab telepon karena ia tahu itu telepon dari Do-hwi dan ia tidak mau mengangkatnya.
“Kamu tidak mengangkatnya? Itu sudah berdering seharian. Oh, apa itu?” Dok-mi menoleh. Enrique menekan tombol terima dan langsung melarikan diri. Melihat itu Dok-mi kesal.
“Dok-mi-ahh. Dok-mi, kamu ada di mana? Aku datang untuk mengunjungimu. Surprise...” Dok-mi dengan dingin berkata, kamu tak tahu di mana aku tinggal. Do-hwi menjawab, “kamu tinggal di Ocean Village, apartement 402. Kapan kamu akan pulang?“ Jin-rak berbisik, “katakan padanya kamu akan tinggal sampai dia akan kembali ke rumah.” Do-hwi mengatakan bahwa ia akan menunggu sampai Dok-mi pulang. Dok-mi menjawab bahwa dia sekarang sudah jauh dari rumah.
“Jangan menunggu.” Dok-mi pun mematikan teleponnya. “Biarlah kita bersikap tidak saling mengenal.”
Do-hwi tidak percaya kalau Dok-mi mematikan telponnya. Do-hwi berkata kepada Jin-rak kalau Dok-mi tidak akan pulang, karena ia pergi jauh. Mendengar hal itu Jin-rak terkejut. Ia tidak percaya kalau Dok-mi menginap di luar.
Jin-rak pun menyuruh Do-hwi untuk menelponnya lagi dan menanyakan pada dok-mi dimana dia sekarang berada?
“Aku mengenal dia karena aku telah mengamatinya selama beberapa tahun ini. Dia bukanlah tipe orang yang akan keluar sepanjang malam seperti itu.” Sebagai temannya, Do-hwi memilih lebih baik Dok-mi memiliki alasan untuk bermalam di luar dibandingkan Dok-mi tidak pernah keluar selama bertahun-tahun.
Jin-rak membentaknya, “omong kosong macam apa itu?” Do-hwi terkejut mendengarnya. Jin-rak merasa bersalah dan meminta maaf. Jin-rak merasa Dok-mi sedang berada dalam masalah. Tapi Do-hwi tidak merasa ia dalam suatu masalah. Dengan genitnya Do-hwi meminta teh. Dok-mi berkata bahwa ia tidak akan pulang malam ini. “Apakah kamu akan tetap akan di sini? Aku akan keluar.” Mendengar hal itu Do-hwi hanya tersenyum pahit.
Dong-hoon akan masuk ke dalam apartemen, bertemu dengan seorang petugas. Ia pun bertanya apakah kamu datang ke sini?. “Iya saya mengirim berkas dari pengadilan.” Mendengar dari pengadilan Dong-hoon kaget, apa mereka akan dituntut karena kasus plagiat?
Petugas berkata, “tunggu yang bisa membuka berkas ini hanya Oh Jae Won. Dong-hoon heran, dan berkata di sini tidak ada yang bernama Oh Jae Won.
Jin-rak membuka pintunya. Dong-hoon nyengir, “wah apa yang kalian lakukan berdua saja? Apa aku pulang terlalu cepat?”.
"Omong kosong apa yang kamu bicarakan", jawab Jin-rak. Dia hendak mengunjungi 402, tapi tidak ada seorang pun di sana. Jin-rak lalu menyuruh Do-hwi untuk pergi.
Petugas bertanya ke Jin-rak, “apakah kamu Oh Jae won?”. Jin-rak membenarkan. Dong-hoon kaget. Do-hwi juga kaget. Petugas meminta kartu identitasnya. Jin-rak memberikan kartu identitasnya. Petugas itu mengecek kartu identitas Jin-rak.
Do-hwi sengaja menunggu petugas di lift, karena ia ingin mengetahui apakah Oh Jae Won itu Jin-rak. Saat petugas masuk ke dalam lift ia bertanya, “apa kamu sudah mengecek IDnya? Apakah benar ia Oh Jae Won?” Petugas hanya bengong dan menganggukkan kepalanya, ia terkejut melihat sifat Do-hwi yang seperti preman.
Jin-rak membuka surat dari pengadilan. Dong-hoon kesal dengannya karena mengira Jin-rak mengganti namanya agar tidak tertangkap karena kasus plagiat. Dong-hoon bertanya mengapa ia mengganti namanya. Jin-rak tidak mau menjelaskan, yang pasti aku bukan penjahat. “Tidak perlu khwatir. Meskipun kau ingin tahu, jangan tanya. Kau mengerti?.”
Hari sudah malam, Dok-mi dan Enrique tidak bisa pulang karena pengaruh alkohol Enrique belum hilang. Nenek menutup tokonya.
Nenek: Selalu ada pasangan anak muda seperti yang kamu tanyakan. Dan selalu aku menjawab seperti ini bis menuju Seoul sudah tidak ada. Jadi kamu perlu bermalam di sini. Aku akan memberikan harga yang murah dan berikut dengan sarapan.
Enrique berkata ke Dok-mi, “ahjumma kau ingin tetap pulang aku tidak punya pilihan yang lain menyetir dalam keadaan mabuk. Tapi aku bukanlah seseorang yang bisa kena masalah dengan media (karena ia seorang artis). Kita hanya menunggu 5 jam saja. Kita tunggu saja beberapa jam lagi. Nenek memiliki kamar yang bisa disewakan.”
Setelah penghuni apartemen selesai berdemo, mereka pulang ke tempat masing-masing. Jin-rak melihat ke atas ia sebenarnya melihat apartemen Dok-mi. Jin-rak bertanya ke Dong-hoon, kenapa tidak mematikan lampu apartemen mereka. Apakah ia tidak membaca tips menghemat dari Dok-mi? Dong-hoon hanya mengingat bagian kencing itu saja. Jin-rak menendangnya dan berkata hanya mengingat itu dan melupakan bagian lainnya?
Nenek mengantar Enrique dan Dok-mi ke kamar. Enrique membawa kayu bakar. Ia berkata, “setidaknya di sini lebih baik daripada kedinginan di dalam mobil. Tapi...hal seperti ini selalu terjadi di malam tahun baru.” Nenek meminta mereka berhati-hati karena para arwah berada di sekeliling mereka. Dok-mi dan Enrique yang mendengar hal itu hanya terdiam sambil menatap satu sama lain dengan takut.
Jin-rak mencari di internet, "alasan seorang gadis menginap di luar rumah?. Ada yang menjawab, melarikan diri dari cintamu? Mencoba menjadi pertapa? Ia tidak menyukaimu. Mereka mencoba berlari darimu. Mungkin mencoba menipumu?. Melihat jawaban tersebut Jin-rak menjadi tertekan.
Ia marah-marah sendiri, “di mana jawaban yang polos dan jujur? Kenapa tidak ada? Seharusnya ada walaupun hanya satu.”
Dong-hoon dan Watanabe bingung melihat tingkah Jin-rak yang marah-marah. Watanabe pun kembali ke dapur.
Dong-hoon bertanya, “kenapa kamu bersikap seperti ini? Memang wanita cenderung bersifat histeris dan suka berbicara seperti itu.” Ia menyuruh Jin-rak untuk memakan makannya. Dong-hoon bertanya, kenapa Jin-rak tidak mulai berkencan?.
“Aku dengar kamu belum pernah ciuman sebelumnya?”
Jin-rak: Siapa yang mengatakan hal itu?
Dong-hoon: Aku hanya menebak, tapi aku melihat kalau itu benar. Hyung, ia (Do-hwi) mendekati tipeku. Tapi aku tahu bahwa ia menyukaimu. Aku bisa tahu dari caranya melihatmu. Standar dia terhadap pria begitu rendah.
Jin-rak: Jika dia itu tipemu, kenapa kamu tidak mendekatinya? Aku dengar dia akan pindah ke apartemen kita secepatnya.
Dong-hoon: Kalau begitu seperti apa seleramu?
Dok-mi dan Enrique menghangatkan diri mereka di api unggun. Enrique bertanya kepada Dok-mi, “ahjumma...apakah kamu merasa buruk dipanggil ahjumma?”.
Dok-mi tidak merasa keberatan sama sekali. Enrique bertanya apa pekerjaannya. Dok-mi menjawab bahwa ia seorang editor. “Aku mengedit untuk memastikan tidak ada kesalahan sebelum buku itu diterbitkan.”
“Benarkah berarti banyak kata sulit yang kamu tahu,” tanya Enrique. Dok-mi menjawab, “kadang aku menggunakan kamus ketika aku mengedit.”
"Oh,ya? Aku tahu aku buruk sebagai penulis. Aku begitu bagus dalam berbicara, tapi tidak dalam menulis", kata Enrique.
Enrique mengatur kayu bakar, “rasanya hangat kan?”
Dok-mi meminta maaf karena kebohongannya mereka terjebak di sana. Enrique berkata, “ia juga berbohong jadi tak perlu meminta maaf. “
“Kau bohong apa? Dan karena apa? Aku sudah mengatakan alasanku berbohong.” Enrique berpikir sejenak, ia bertanya kepada Dok-mi kenapa ia meninggalkan gedung yang begitu hangat dan pergi duduk di luar sendirian di taman seorang diri? “Daripada bertemu dengan orang, kamu lebih memilih mati kedinginan? Kau takut bertemu dengan orang? Ketika kamu tidur di mobil, aku berpikir aku tak mau membawamu pulang. Karena jika aku mengantarmu maka kamu akan kembali ke persembunyianmu lagi. Jika kamu takut terhadap orang. Kenapa kamu tidak mencoba mendekatkan diri ke dunia lebih dulu? Aku yakin jika kamu bisa melakukan hal itu maka kamu bisa berdiri di sekitar orang banyak. Sampai aku kembali ke Spanyol. Aku akan mengajakmu jalan-jalan dan menunjukkan dunia ini kepadamu.” Dok-mi diam saja mendengar Enrique. Dok-mi ada permintaan ke Enrique. Enrique pun berjanji akan mengabulkan apapun itu.
Dok-mi memintanya ketika mereka sudah pulang ke Seoul. Mereka berpura-pura tak saling mengenal. “Bisakah kamu pura-pura tidak mengenalku?”
Enrique terkejut mendengar permintaan Dok-mi, “bagaimana mungkin kamu begitu kejam ketika kamu mengetahui apa yang terjadi padaku. Kita berdua sudah mengenal satu sama lain.”
Dok-mi: Karena kamu sudah mengenalku begitu banyak. Hal itu membuat aku menjadi tidak nyaman.
Enrique: Bagaimana mungkin kita tidak saling kenal? Padahal kita sudah saling dekat.
Dok-mi: Karena itulah aku tidak menyukainya. Jangan mengatakan kamu mengetahui siapa aku? padahal kamu hanya mengenalku beberapa hari saja, kamu tidak mengenalku. Kalaupun nanti kita saling bertemu, abaikan saja aku. Mendengar itu Enrique cemberut. Ia terkejut Dok-mi bisa berkata seperti itu padanya. Padahal Dok-mi juga mengetahui banyak hal tentangnya, apa ia juga merasa tak nyaman dengan keberadaan Dok-mi?
Enrique: Okay, setuju! Kita akan tidak saling mengenal satu sama lain. Enrique mengatakan itu sambil tersenyum. Ia berjalan menuju mobil.
Jin-rak mengatakan tipe wanita yang ia sukai, wanita yang mengalah. Wanita yang mengucapkan kata maaf lebih dahulu. Wanita yang tidak serakah. Dan seorang wanita yang selalu jujur walaupun di dunia ini tidak ada seorangpun yang melihatnya.
Dong-hoon berkata, mana ada yang seperti itu. “Apa tipe wanita idealmu adalah pemenang nobel perdamaian?”.
Jin-rak: Wanita seperti itu ada. Apa yang diketahui anak muda sepertimu?
Dong-hoon: Apa maksudmu wanita seperti 402? Hyung, apa kamu menyukai wanita itu?
Jin-rak: (Tidak menjawab.) Tapi dengan tatapannya mengatakan bahwa ia sangat menyukainya.
Di mobil Enrique melihat hasil foto di kameranya. Ia melihat foto Dok-mi. Ia menghela napas panjang dan tersenyum pahit.
Dok-mi duduk di dalam kamar. Ia mengetik di Hpnya. Apa kebenaranmu? Katakan padaku sejujurnya. Apapun yang orang lain tanyakan padanya ia menutup mulutnya. Kebenaran adalah sesuatu yang muncul seperti sepotong permen atau coklat yang manis saat bungkus luarnya dibuka. Sama seperti kulit dibutuhkan untuk melindungi daging dan darah di bawahnya, sebuah kebohongan diperlukan untuk menutupi kebenaran. Daripada jujur dan membuka semua lukanya, memasang senyuman di wajahnya dan berbohong terasa lebih aman baginya.
Selesai mengetik, tiba-tiba kamar tersebut lampunya kedap-kedip. Dok-mi teringat akan yang dikatakan nenek tentang roh yang gentayangan. Ia pun ketakutan dan berteriak.
Mendengar Dok-mi berteriak, Enrique langsung berlari menuju kamar. Ia membuka pintu, menabrak Dok-mi yang hendak menuju pintu untuk keluar. Saat lampu menyala Enrique berada di atas badan Dok-mi tanpa sengaja keduanya pun berciuman.
Dok-mi dan Enrique akan pergi. Dok-mi terpaksa pergi dengan Enrique. Dok-mi berkata dalam hati, "aku selalu menjalani hidup dengan hati-hati, dari mana si brengsek ini datang?"
"Huh? Apa yang kamu katakan?" kata Enrique.
Dok-mi terkejut dengan yang dikatakan Enrique, lalu dia berkata, " tidak apa-apa.
“Ahjumma, tuliskan alamat tempat nenekmu tinggal di navigasi ini,” kata Enrique.
Di belakang mobil mereka Jin-rak berusaha mengejar mobil mereka, ia berteriak, "berhenti!". Mobil tiba-tiba berhenti tapi mobil berhenti bukan kerena teriakan Jin-rak melainkan ada sepeda yang melintas di depan mereka. Enrique membiarkan sepeda itu melintas, karena mengerem mendadak Enrique refleks menahan Dok-mi dengan tangannya. Dok-mi yang menyadarinya menatap tajam dan mengisyaratkan agar Enrique menjauhkan tangannya. Jin-rak sudah tidak sanggup lagi mengejar mereka.
Dong-hoon datang melihat Jin-rak ia bertanya, ada apa? Apa yang kamu lakukan?. “Kamu tidak mungkin dapat mengejar mereka. Janganlah khawatir ini tidak akan terulang lagi. Webtoon kita akan ditanda tangani. Jadi tetaplah kuat. Semangat.”
“Aku yang pertama. Aku yang melihat dia pertama. Siapa sebenarnya bangsat itu! Kenapa semuanya begitu mudah bagi bangsat itu!” Jin-rak meluapkan rasa kekesalannya kepada Dong-hoon.
Setelah mengsms pacarnya Dong-hoon berbicara dengan Jin-rak, “kenapa kamu semarah itu? aku jadi malu waktu dalam perjalanan ke rumah tadi.“
“Ada masalah apa? Apa dengan Enrique? masalah apa dengan dia? 'Zombie Soccer'? Tapi dia sudah melakukan itu kepada kita sebelumnya”,kata Dong-hoon.
“Jangan bicarakan masalah Enrique kepadaku,” balas Jin-rak. Tapi Dong-hoon tetap saja membicarakan tentang Enrique, ia bertanya kepada Jin-rak. Apakah Dok-mi berpacaran dengan Enrique. Hal itu semakin membuat marah jin rak.
Dok-mi meminta Enrique untuk menurunkan dia di depan. Tapi Enrique tidak mau. Dia berkata bukankah nenekmu dalam bahaya?
“Tapi aku tidak pernah mengatakan dia dalam bahaya,” kata Dok-mi. “Ketika orang tua sakit, itu selalu berbahaya, kita harus lebih baik dengan orang yang lebih tua... kita harus merawat mereka dengan baik.”
Lalu Dok-mi berkata, ia hanya membawa hp saja, dompet dan tas ia tidak bawa. “Aku rasa seharusnya kita pulang saja”. (sebenarnya Dok-mi membawanya tapi duit di dompetnya sudah tidak ada). Enrique tidak mau kembali, dia berkata, " tidak apa-apa. Kamu bisa memakai uangku. Kita tidak akan pernah berhenti sampai kita sampai ke sana.” Dok-mi yang mendengar penjelasan Enrique menjadi lemas.
Dong-hoon bertanya kepada Jin-rak apakah kamu benar-benar marah kepadaku?. “Apa yang terjadi padamu belakangan ini? Meskipun aku tahu kamu orangnya pemarah, tapi kamu belum pernah berteriak seperti itu kepadaku sebelumnya. Ketika hal yang kita mau tidak berjalan dengan baik, dan ada masalah keuangan, orang menjadi marah.” Jin-rak menatap Dong-hoon tajam,Dong-hoon keluar dari kamar.
Do-hwi menyuruh temannya untuk mencari surat Oh Jae Won.
“Apa Oh Jae Won?”. Melihat temannya berteriak Do-hwi langsung menutup mulutnya, ia tidak mau kedengaran oleh orang lain. Tanpa sengaja Do-hwi membaca surat untuk Dok-mi ia pun terkejut dan tidak menyangka Dok-mi tinggal di sana karena Dok-mi menyangkal ke Do-hwi bahwa ia tidak tinggal di sana.
Dong-hoon turun dan ia melihat Do-hwi yang bersama teman-temannya ada di bawah. Dong-hoon menyapa Do-hwi. “Ah yang kemarin, terima kasih atas bantuannya kemarin” kata Do-hwi. Teman-teman Do-hwi yang melihat tingkahnya menjadi ingin muntah.
Dong-hoon bertanya ada perlu apa kamu datang ke sini?. “Aku ingin melihat teman yang tinggal di sini apartemen 402.” Dong-hoon merasa berjodoh karena ia tinggal di apartemen 401.
“Bagaimana dengan pria yang tadi malam?”
“Oh, ya aku belum tahu nama kamu sebelumnya.”
“Namaku Cha Do-hwi”jawab Do-hwi. (dengan nada genit sambil memonyongkan bibirnya).
“Namaku adalah Yoo Dong-hoon” balas Dong-hoon dengan memonyongkan mulutnya. Dong-hoon memberitahukan nama temannya adalah Jin-rak.
Lalu datanglah bapak satpam dengan berpakaian formal, ia berkata bahwa seperti berada di padang rumput bunga melirik temannya Do-hwi. Dong-hoon bertanya kenapa bapak satpam berpakaian formal?
“Kamu tahu aku, sebut aku kupu-kupu di tengah padang rumput bunga.“ Jawaban itu langsung membuat 'ilfeel' teman-temannya Do-hwi.
"Aku baru saja menerima telepon dari kamar mandi...nenekku sekarang merasa baikan sekarang dan ia pergi ke spa" kata Dok-mi. Ia berlatih berbohong ke Enrique agar tidak jadi ke rumah neneknya.
Dok-mi melihat ada seorang anak sekolah yang berbohong kepada pacarnya yang mengatakan bahwa ia ada di perpustakaan. Dan pacarnya yang ke dua menelpon ia berkata bahwa ia bersama orantuanya saat ini. Pacarnya yang ketiga datang dan bertanya, "kenapa kamu lama sekali di kamar mandi? Siapa yang menelponmu dan apa yang kamu lakukan?"tanya pacar ketiga. Pacarnya merayunya dengan berkata,"kapan saja aku melihatmu, aku merasa tidak membutuhkan apapun lagi di dunia ini".
Dok-mi yang melihat percakapan wanita itu dengan pacarnya. Ia pun meyakini dirinya sendiri kalau ini bukanlah suatu kebohongan.
“Ahjumma! Toko snack Korea adalah yang terbaik. Betul-betul unik. Ada cumi-cumi yang bergerak.”kata Enrique dengan penuh semangat.
"Ahjumma, ada yang ingin aku katakan kepadamu" kata Enrique. "Tidak aku yang akan mengaku lebih dulu" kata Dok-mi.
“Nenekku sebenarnya tidak apa-apa. Aku berbohong karena aku tidak mau ikut pergi. Sekali aku berbohong maka itu akan menjadi besar. Maafkan aku. Kamu benar jika kamu marah. Kamu bisa marah jika itu membuat hati merasa lebih enak.” Mendengar pengakuan Dok-mi sebenarnya Enrique sedih, lalu mulai konyol lagi. “Kalau begitu kita bisa pulang. Tapi ada yang ingin katakan kepadamu juga. Ketika kamu mengatakan nenekmu sakit aku langsung pergi hanya dengan kunci mobil di tangan. Jadi aku tidak punya uang sekarang. Sekarang aku lapar dan mobil juga lapar. Apa yang harus kita lakukan sekarang?”.
Dok-mi meminta maafkan dan mengatakan kalau itu semua salahnya.
“Kalau kamu mengatakan minta maaf sekali lagi aku merasa akan marah,”jawab Enrique.
“Baiklah kalau begitu bisakah kita menyelesaikan masalah kita?”
Enrique pun mulai mendekati gadi-gadis yang ada di cafetaria, ia bertanya apakah mereka punya pacar?
“Tentu saja belum,” jawab mereka.
“Baiklah aku akan memperkenalkan teman-temanku asalkan kalian memberikan aku uang 10.000 Won.”
Enrique bertemu dengan paman dan bibi, mereka juga memberikan uangnya kepada Enrique. Setelah ia memberitahukan artikel tentang dirinya. Enrique juga menghibur seorang adik kecil dan orang tuanya, mereka juga memberinya uang. Lama-lama Dok-mi terenyuh melihat tingkah Enrique, namun begitu keduanya bertemu pandang\ Dok-mi segera mengalihkan pandangannya.
Lalu ada sekelompok anak SMA yang menabrak Dok-mi dan hal itu membuat Dok-mi teringat akan masa SMAnya yang di bully oleh teman-teman sekolahnya (termasuk juga dengan Do-hwi). Hal itu membuat Dok-mi keluar dari cafetaria.
Enrique berlari menghampirinya dan memanggilnya, “ahjumma, Gok Dok-mi ssi. Kenapa kamu duduk di sini? Tidakkah kamu kedinginan? Lihatlah dirimu, kamu sudah membeku. Apakah kamu baik-baik saja?”
Dok-mi mengajak Enrique untuk pulang sekarang. “Tapi kamu tidak kelihatan sehat,” jawab Enrique. Enrique pun mengajak Dok-mi untuk makan dan menghangatkan diri dulu.
Dok-mi berteriak kepada Enrique, "aku sudah bilang bahwa aku ingin pulang sekarang". Enrique terkejut mendengar Dok-mi berteriak seperti itu.
Watanabe memberikan Dong-hoon jus. Dong-hoon memujinya kecepatan belajar Watanabe. (karena Watanabe menggunakan bahasa gaul).
Dong-hoon sedang mengirim SMS ke Jin-rak tentang design yang ia buat., ia bertanya apakah Jin-rak suka?
"Tidak aku tidak suka kamu harus buat lagi.”jawab Jin-rak.
Melihat hal itu membuat Dong-hoon kesal. Melihat gambar Dong-hoon sebenarnya Jin-rak suka, ia tidak percaya karena Dong-hoon kerjanya pesta terus setiap malam.
Suasana hati Jin-rak sedang buruk tapi ketika ia melihat tulisan Dok-mi mengenai 'cara menghemat biaya perawatan' ia tersenyum lembut, “bahkan tulisannya pun sangat cocok dengan dirinya.”puji Jin-rak.
Dok-mi meminta maaf ke Enrique karena mengajaknya pergi tanpa makan terlebih dahulu. Mendengar Dok-mi meminta maaf Enrique meyuruh Dok-mi untuk berhenti meminta maaf.
Enrique memasangkan sabuk pengaman untuk Dok-mi, ia menjadi terkejut karena muka mereka menjadi sangat dekat. Enrique juga mengatur tempat duduk Dok-mi agar ia bisa beristirahat. “Aku akan menggunakan navigasi yang akan membuat kita pulang dengan selamat.”
Enrique melihat Dok-mi sudah tertidur, tapi terlihat tegang dalam tidurnya. Enrique teringat bagaimana tadi Dok-mi bersikeras untuk pulang, komentarnya tentang Dok-mi sebagai penjaga gawang dalam permainan sepak bola. Saat Dok-mi menangis dan memegang lengannya dengan erat lalu pingsan. Enrique pun membelokkan mobilnya menuju tempat lain.
Do-hwi pura-pura memencet bel yang salah. Ia sengeja menekan bel apartemen Jin-rak. “Maafkan aku telah salah pencet. Ini 401 yah?”. Jin-rak mengiyakan, lalu langsung menutup pintunya yang ditahan oleh kaki Do-hwi. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Jin-rak.
“Iya aku tidak apa-apa.”jawab Do-hwi. Do-hwi bertanya kepada Jin-rak,"oh yah, apakah kita pernah bertemu? Aku ingat kita pernah bertemu kamu menolongku kemarin malam. Ketika hak sepatuku putus. Tidakkah kamu ingat padaku?” Jin-rak menjawab bahwa ia mengingatnya.
Do-hwi berkata bahwa ia ke sana untuk bertemu dengan 402. “Kalau begitu permisi.”pamit Do-hwi. Mendengar nomor apartemen Dok-mi, Jin-rak menarik tangan Do-hwi untuk menahannya pergi. Karena terlalu kencang menarik membuat Do-hwi jatuh dipelukkannya. Dengan genitnya Do-hwi memonyongkan mulutnya. Melihat itu Jin-rak menjadi 'ilfeel'. Lalu melepaskan pegangannya hinga Do-hwi terhempas ke dinding. Jin-rak bertanya, "kamu ke sini untuk bertemu dengan 402"? Do-hwi menjawab, "iya".
Dok-mi terbangun dari tidurnya. Ia bingung kenapa mereka berada di pantai. Enrique meminta maaf kepada Dok-mi karena ia memberikan alamat yang salah ke alat navigasi.
Dok-mi pergi dari mobil dan berlari ke pantai.
Enrique : Dia pergi tanpa berkata apapun. Wah kenapa reaksinya seperti dia baru pertama kali melihat pantai?
Begitu melihat di pantai ada ember, cangkul yang tertinggal Enrique ingin membuat istana pasir. Dok-mi menarik nafas dan menghirup udara di laut sebanyak mungkin. Wajahnya terlihat begitu damai.
Dok-mi melihat ke belakang dan di sana ia melihat Enrique sedang membuat istana pasir.
Selang beberapa waktu Dok-mi melihat istana pasir Enrique sudah jadi. Enrique ingin memfoto Dok-mi dan menyuruhnya untuk membuat 'V'. Enrique jalan mundur tanpa ia sadari di belakangnya ada ombak. Dok-mi berkata ada ombak di belakangmu. Tapi itu sudah terlambat. Enrique pun sudah terjatuh.
Do-hwi mencoba menelpon Dok-mi tapi tidak diangkat. “Telponnya tidak diangkat,” kata Do-hwi ke Jin-rak.
Jin-rak: Mengapa kamu menutup telponnya begitu cepat? Tidak yang aku katakan adalah telepon itu berdering di sana tapi bisa saja telponnya tidak menyala. Atau kalaupun menyala ia belum sempat mengangkatnya..”
“Tapi telpon ini sudah berdering 3kali. Bahkan kalau dia ada di Halla-san akan mengangkatnya.”ujar Do-hwi marah. Jin-rak mengoreksinya, kupikir gunung Baekdu.
“Aku datang ke sini untuk mengejutkannya, jadi aku datang tanpa menelpon terlebih dahulu. “
“Tapi apa yang kamu katakan? Cha... Cha...”
Do-hwi yang mengira Jin-rak menanyakan namanya, mengatakan namanya Cha Do-hwi.
Enrique dan Dok-mi masuk ke toko terdekat. Enrique menyapa seorang kakek, “kakek apa di sini ada toko yang lebih besar? Aku menjatuhkan kameraku ke dalam air.”
Dok-mi mengkhawatirkan Enrique karena sepatunya basah, kakinya bisa membeku. "Aku tidak apa-apa" kata Enrique sambil mengerak-gerakan kakinya. “Tapi lebih penting adalah kamera ini karena aku belum memasukkan banyak foto ke dalam komputerku.”
“Kakek, bisakah aku meminjam handuk kering? Ah... lebih bagus kalau kamu memberikan pengering rambut.”tanya Enrique. Tapi kakek sama sekali tidak menjawab pertanyaan Enrique. Dok-mi melihat pakaian dan sandal kakek. Dok-mi berbisik ke Enrique, nenek. Enrique tidak mengerti. Dok-mi pun menjelaskan kalau ia bukan kakek melainkan nenek.
Enrique baru sadar dengan malu-malu ia berkata, "Ah... Nenek. Wow, nenek, anda cantik! Dengan topi dan segalanya".
Nenek menoleh dan berkata: "Aku punya pengering dan handuk. Kamera itu kalau tidak terendam, tidak usah khawatir. Kau harus makan dulu. Itu adalah keharusan". Mendengar nenek menjadi ramah Dok-mi dan Enrique saling berpandangan.
Enrique meminjam baju, celana dan kaus kaki pink nenek. Ahjumma yang melihat itu tertawa melihatnya dan berkata, "dia seperti menantu perempuan". Melihat Enrique berpakaian seperti itu dan melakukan gaya yang lucu, Dok-mi pun tertawa.
Melihat ada kimchi di meja makan, Enrique memakannya. Mereka memakan kimchi, ubi rebus, dan gorengan. Enrique ingin minum makgeolli (arak beras), tapi Dok-mi melarangnya karena ia akan menyetir nanti. Enrique mengangguk. “Oh..Apa itu?” Dok-mi langsung melihat ke arah lain. Enrique cepat-cepat menuangkannya, ia pun tersenyum sambil meminum makgeolli.
Melihat itu Dok-mi marah, ia mengambil botol itu agar tidak diminum lagi. Enrique kelihatan murung. Dok-mi jadi kasihan dan memberikan botol itu.
Enrique: "Sinar di matamu... seperti kamu mengasihani aku sekarang. Itu tidak benar". Enrique kembali meminum makgeolli.
Enrique makan gorengan sambil berkata, “Ahjumma... Meskipun Tae-joon tampak sempurna dari luar, tapi di sisi lain ia tidak kelihatan sempurna. Sebagai contoh ia pelit. Cinta tak berbalasmu tidaklah sesempurna itu. Dia hanya orang biasa.”
"Berhentilah mengatakan cinta tak berbalas. Aku yang memulainya dan aku juga yang akan mengakhirinya. Sebuah rahasia yang tidak satu orangpun yang boleh tahu. Itu tidak sebanding dengan cinta pertamamu", kata Dok-mi.
"Tapi aku sudah mengetahuinya. Itu bukan diam-diam, kamu mengetahuinya" kata Enrique. Dok-mi ingin tahu bagaimana Enrique mengetahuinya?
Enrique menjawab karena itu kelihatan mirip. “Cara kamu menatap Tae-joon dan caraku melihat Seo Young itu sama. Karena itulah aku mengetahuinya. Hanya karena kamu menyembunyikannya, bukan berarti orang lain tidak tahu.”
Jin-rak bertanya kepada Do-hwi apakah ia dengan Dok-mi teman baik? Do-hwi menjawab, "tentu saja. Dok-mi dan aku SD - SMA satu sekolah bareng. Apakah kamu sering melakukan telepon atau hal lainnya? Atau bahkan sms? Aku tidak menanyakan sms grup atau semacamnya. Tapi aku tinggal di sini selama 3tahun. Bagaimana kau mengatakan bahwa kalian teman baik padahal kamu tidak pernah terlihat selama 3tahun?“. Do-hwi berkata ia tinggal di luar negeri. “Dan ketika aku kembali, aku sibuk bekerja di shopping mall. Dan telah capek secara fisik maupun mental. Jadi aku tak sempat bertemu dengan teman-teman lamanya. Kemarin aku bertemu dengannya dan itu membuat aku bahagia bertemu dengan dia lagi. Tapi... kamu mengatakan sudah tinggal di sini selama 3 tahun?”. Jin-rak mengiyakan.
Dok-mi dan Enrique sudah selesai makan. Enrique sudah mabuk setelah menghabiskan 2 botol makgeolli. Enrique mengecek kameranya, ternyata tidak rusak.
“Sepatuku sudah kering... dan kurasa bajuku juga sudah kering, aku bisa berganti baju sekarang.” Dok-mi mengajak Enrique ke pantai menyegarkan diri untuk menghilangkan mabuk.
“Kamu ingin aku tidak mabuk, jadi kita bisa kembali ke rumah? Kamu sangat menyukai tinggal di dalam rumah? Tidakkah merasa tercekik berada di dalam terus sepanjang waktu? Bukti keberadaan manusia di dunia ini adalah mereka mencuci muka saat bangun pagi dan berjalan sambil memberikan aroma pada dunia ini. Apakah kamu tidak pernah mendengar hal itu? Tapi kenapa kamu menggangap keluar itu begitu menakutkan? Atau kau tak suka mencuci muka?”
Pada awalnya Dok-mi mendengar pertanyaan Enrique diam saja, ia pun menjawab, "aku merasa damai di tempatku yang kecil. Aku menyukainya".
Do-hwi bertanya apakah kamu mengambar komik? Jin-rak tidak mudah melakukan hal itu. Do-hwi mengira tidak mudah menggambar komik. Jin-rak meralatnya, "tidak. Maksudku tidak mudah sekolah SD - SMA bersama". Do-hwi kembali bertanya, “Oh...kamu tidak melakukan yang lain selain menggambar komik?”.
“Aku mengerjakan Webtoon.”jawab Jin-rak.
“Jadi kamu mengerjakan Webtoon? Jadi kamu punya pekerjaan yang lain, dan membuat komik itu sekedar hobby?”. Do-hwi mengajak Jin-rak pergi makan di luar. Tapi Jin-rak menyuruhnya untuk menelpon Dok-mi lagi. Mendengar Jin-rak hanya tertarik pada Dok-mi, Do-hwi menjadi kesal dan ia pun berkata aku akan pergi dari sini. Melihat hal itu Jin-rak menahannya. Do-hwi mengira Jin-rak menanyakan namanya. Sebenarnya Jin-rak ingin mengajaknya minum teh. (Cha=teh.)
“Kenapa kamu tidak menunggu sambil minum teh dan mencoba menelpon dia sekali lagi?”tanya Jin-rak. Do-hwi menggangukan kepalanya menjawab ajakan Jin-rak.
Dok-mi dan Enrique kembali ke pantai. Ia lari mengeliling Dok-mi lalu mengelilingi istana pasir. Enrique pun terjatuh.
Enrique menunjuk ke Dok-mi dan berkata, "aku mengambil yang aku katakan kemarin. Cinta sudah selesai... Sudah putus... Aku merasa mengatakan itu tidak benar. Karena cinta sudah selesai dan putus. Seharusnya aku mengatakan "YA, selamat datang tamu yang lain." Apakah kamu tidak berpikir demikian? Semua selesai dengan sendirinya. Jika kita meninggalkan membiarkannya, mereka akan kembali dengan sendirinya. Ahjumma, sepertinya melihat laut membuat aku merasa lebih baik. Hatiku lebih terbuka.”
Dok-mi melihat telponnya berdering, ia malas menjawab telepon karena ia tahu itu telepon dari Do-hwi dan ia tidak mau mengangkatnya.
“Kamu tidak mengangkatnya? Itu sudah berdering seharian. Oh, apa itu?” Dok-mi menoleh. Enrique menekan tombol terima dan langsung melarikan diri. Melihat itu Dok-mi kesal.
“Dok-mi-ahh. Dok-mi, kamu ada di mana? Aku datang untuk mengunjungimu. Surprise...” Dok-mi dengan dingin berkata, kamu tak tahu di mana aku tinggal. Do-hwi menjawab, “kamu tinggal di Ocean Village, apartement 402. Kapan kamu akan pulang?“ Jin-rak berbisik, “katakan padanya kamu akan tinggal sampai dia akan kembali ke rumah.” Do-hwi mengatakan bahwa ia akan menunggu sampai Dok-mi pulang. Dok-mi menjawab bahwa dia sekarang sudah jauh dari rumah.
“Jangan menunggu.” Dok-mi pun mematikan teleponnya. “Biarlah kita bersikap tidak saling mengenal.”
Do-hwi tidak percaya kalau Dok-mi mematikan telponnya. Do-hwi berkata kepada Jin-rak kalau Dok-mi tidak akan pulang, karena ia pergi jauh. Mendengar hal itu Jin-rak terkejut. Ia tidak percaya kalau Dok-mi menginap di luar.
Jin-rak pun menyuruh Do-hwi untuk menelponnya lagi dan menanyakan pada dok-mi dimana dia sekarang berada?
“Aku mengenal dia karena aku telah mengamatinya selama beberapa tahun ini. Dia bukanlah tipe orang yang akan keluar sepanjang malam seperti itu.” Sebagai temannya, Do-hwi memilih lebih baik Dok-mi memiliki alasan untuk bermalam di luar dibandingkan Dok-mi tidak pernah keluar selama bertahun-tahun.
Jin-rak membentaknya, “omong kosong macam apa itu?” Do-hwi terkejut mendengarnya. Jin-rak merasa bersalah dan meminta maaf. Jin-rak merasa Dok-mi sedang berada dalam masalah. Tapi Do-hwi tidak merasa ia dalam suatu masalah. Dengan genitnya Do-hwi meminta teh. Dok-mi berkata bahwa ia tidak akan pulang malam ini. “Apakah kamu akan tetap akan di sini? Aku akan keluar.” Mendengar hal itu Do-hwi hanya tersenyum pahit.
Dong-hoon akan masuk ke dalam apartemen, bertemu dengan seorang petugas. Ia pun bertanya apakah kamu datang ke sini?. “Iya saya mengirim berkas dari pengadilan.” Mendengar dari pengadilan Dong-hoon kaget, apa mereka akan dituntut karena kasus plagiat?
Petugas berkata, “tunggu yang bisa membuka berkas ini hanya Oh Jae Won. Dong-hoon heran, dan berkata di sini tidak ada yang bernama Oh Jae Won.
Jin-rak membuka pintunya. Dong-hoon nyengir, “wah apa yang kalian lakukan berdua saja? Apa aku pulang terlalu cepat?”.
"Omong kosong apa yang kamu bicarakan", jawab Jin-rak. Dia hendak mengunjungi 402, tapi tidak ada seorang pun di sana. Jin-rak lalu menyuruh Do-hwi untuk pergi.
Petugas bertanya ke Jin-rak, “apakah kamu Oh Jae won?”. Jin-rak membenarkan. Dong-hoon kaget. Do-hwi juga kaget. Petugas meminta kartu identitasnya. Jin-rak memberikan kartu identitasnya. Petugas itu mengecek kartu identitas Jin-rak.
Do-hwi sengaja menunggu petugas di lift, karena ia ingin mengetahui apakah Oh Jae Won itu Jin-rak. Saat petugas masuk ke dalam lift ia bertanya, “apa kamu sudah mengecek IDnya? Apakah benar ia Oh Jae Won?” Petugas hanya bengong dan menganggukkan kepalanya, ia terkejut melihat sifat Do-hwi yang seperti preman.
Jin-rak membuka surat dari pengadilan. Dong-hoon kesal dengannya karena mengira Jin-rak mengganti namanya agar tidak tertangkap karena kasus plagiat. Dong-hoon bertanya mengapa ia mengganti namanya. Jin-rak tidak mau menjelaskan, yang pasti aku bukan penjahat. “Tidak perlu khwatir. Meskipun kau ingin tahu, jangan tanya. Kau mengerti?.”
Hari sudah malam, Dok-mi dan Enrique tidak bisa pulang karena pengaruh alkohol Enrique belum hilang. Nenek menutup tokonya.
Nenek: Selalu ada pasangan anak muda seperti yang kamu tanyakan. Dan selalu aku menjawab seperti ini bis menuju Seoul sudah tidak ada. Jadi kamu perlu bermalam di sini. Aku akan memberikan harga yang murah dan berikut dengan sarapan.
Enrique berkata ke Dok-mi, “ahjumma kau ingin tetap pulang aku tidak punya pilihan yang lain menyetir dalam keadaan mabuk. Tapi aku bukanlah seseorang yang bisa kena masalah dengan media (karena ia seorang artis). Kita hanya menunggu 5 jam saja. Kita tunggu saja beberapa jam lagi. Nenek memiliki kamar yang bisa disewakan.”
Setelah penghuni apartemen selesai berdemo, mereka pulang ke tempat masing-masing. Jin-rak melihat ke atas ia sebenarnya melihat apartemen Dok-mi. Jin-rak bertanya ke Dong-hoon, kenapa tidak mematikan lampu apartemen mereka. Apakah ia tidak membaca tips menghemat dari Dok-mi? Dong-hoon hanya mengingat bagian kencing itu saja. Jin-rak menendangnya dan berkata hanya mengingat itu dan melupakan bagian lainnya?
Nenek mengantar Enrique dan Dok-mi ke kamar. Enrique membawa kayu bakar. Ia berkata, “setidaknya di sini lebih baik daripada kedinginan di dalam mobil. Tapi...hal seperti ini selalu terjadi di malam tahun baru.” Nenek meminta mereka berhati-hati karena para arwah berada di sekeliling mereka. Dok-mi dan Enrique yang mendengar hal itu hanya terdiam sambil menatap satu sama lain dengan takut.
Jin-rak mencari di internet, "alasan seorang gadis menginap di luar rumah?. Ada yang menjawab, melarikan diri dari cintamu? Mencoba menjadi pertapa? Ia tidak menyukaimu. Mereka mencoba berlari darimu. Mungkin mencoba menipumu?. Melihat jawaban tersebut Jin-rak menjadi tertekan.
Ia marah-marah sendiri, “di mana jawaban yang polos dan jujur? Kenapa tidak ada? Seharusnya ada walaupun hanya satu.”
Dong-hoon dan Watanabe bingung melihat tingkah Jin-rak yang marah-marah. Watanabe pun kembali ke dapur.
Dong-hoon bertanya, “kenapa kamu bersikap seperti ini? Memang wanita cenderung bersifat histeris dan suka berbicara seperti itu.” Ia menyuruh Jin-rak untuk memakan makannya. Dong-hoon bertanya, kenapa Jin-rak tidak mulai berkencan?.
“Aku dengar kamu belum pernah ciuman sebelumnya?”
Jin-rak: Siapa yang mengatakan hal itu?
Dong-hoon: Aku hanya menebak, tapi aku melihat kalau itu benar. Hyung, ia (Do-hwi) mendekati tipeku. Tapi aku tahu bahwa ia menyukaimu. Aku bisa tahu dari caranya melihatmu. Standar dia terhadap pria begitu rendah.
Jin-rak: Jika dia itu tipemu, kenapa kamu tidak mendekatinya? Aku dengar dia akan pindah ke apartemen kita secepatnya.
Dong-hoon: Kalau begitu seperti apa seleramu?
Dok-mi dan Enrique menghangatkan diri mereka di api unggun. Enrique bertanya kepada Dok-mi, “ahjumma...apakah kamu merasa buruk dipanggil ahjumma?”.
Dok-mi tidak merasa keberatan sama sekali. Enrique bertanya apa pekerjaannya. Dok-mi menjawab bahwa ia seorang editor. “Aku mengedit untuk memastikan tidak ada kesalahan sebelum buku itu diterbitkan.”
“Benarkah berarti banyak kata sulit yang kamu tahu,” tanya Enrique. Dok-mi menjawab, “kadang aku menggunakan kamus ketika aku mengedit.”
"Oh,ya? Aku tahu aku buruk sebagai penulis. Aku begitu bagus dalam berbicara, tapi tidak dalam menulis", kata Enrique.
Enrique mengatur kayu bakar, “rasanya hangat kan?”
Dok-mi meminta maaf karena kebohongannya mereka terjebak di sana. Enrique berkata, “ia juga berbohong jadi tak perlu meminta maaf. “
“Kau bohong apa? Dan karena apa? Aku sudah mengatakan alasanku berbohong.” Enrique berpikir sejenak, ia bertanya kepada Dok-mi kenapa ia meninggalkan gedung yang begitu hangat dan pergi duduk di luar sendirian di taman seorang diri? “Daripada bertemu dengan orang, kamu lebih memilih mati kedinginan? Kau takut bertemu dengan orang? Ketika kamu tidur di mobil, aku berpikir aku tak mau membawamu pulang. Karena jika aku mengantarmu maka kamu akan kembali ke persembunyianmu lagi. Jika kamu takut terhadap orang. Kenapa kamu tidak mencoba mendekatkan diri ke dunia lebih dulu? Aku yakin jika kamu bisa melakukan hal itu maka kamu bisa berdiri di sekitar orang banyak. Sampai aku kembali ke Spanyol. Aku akan mengajakmu jalan-jalan dan menunjukkan dunia ini kepadamu.” Dok-mi diam saja mendengar Enrique. Dok-mi ada permintaan ke Enrique. Enrique pun berjanji akan mengabulkan apapun itu.
Dok-mi memintanya ketika mereka sudah pulang ke Seoul. Mereka berpura-pura tak saling mengenal. “Bisakah kamu pura-pura tidak mengenalku?”
Enrique terkejut mendengar permintaan Dok-mi, “bagaimana mungkin kamu begitu kejam ketika kamu mengetahui apa yang terjadi padaku. Kita berdua sudah mengenal satu sama lain.”
Dok-mi: Karena kamu sudah mengenalku begitu banyak. Hal itu membuat aku menjadi tidak nyaman.
Enrique: Bagaimana mungkin kita tidak saling kenal? Padahal kita sudah saling dekat.
Dok-mi: Karena itulah aku tidak menyukainya. Jangan mengatakan kamu mengetahui siapa aku? padahal kamu hanya mengenalku beberapa hari saja, kamu tidak mengenalku. Kalaupun nanti kita saling bertemu, abaikan saja aku. Mendengar itu Enrique cemberut. Ia terkejut Dok-mi bisa berkata seperti itu padanya. Padahal Dok-mi juga mengetahui banyak hal tentangnya, apa ia juga merasa tak nyaman dengan keberadaan Dok-mi?
Enrique: Okay, setuju! Kita akan tidak saling mengenal satu sama lain. Enrique mengatakan itu sambil tersenyum. Ia berjalan menuju mobil.
Jin-rak mengatakan tipe wanita yang ia sukai, wanita yang mengalah. Wanita yang mengucapkan kata maaf lebih dahulu. Wanita yang tidak serakah. Dan seorang wanita yang selalu jujur walaupun di dunia ini tidak ada seorangpun yang melihatnya.
Dong-hoon berkata, mana ada yang seperti itu. “Apa tipe wanita idealmu adalah pemenang nobel perdamaian?”.
Jin-rak: Wanita seperti itu ada. Apa yang diketahui anak muda sepertimu?
Dong-hoon: Apa maksudmu wanita seperti 402? Hyung, apa kamu menyukai wanita itu?
Jin-rak: (Tidak menjawab.) Tapi dengan tatapannya mengatakan bahwa ia sangat menyukainya.
Di mobil Enrique melihat hasil foto di kameranya. Ia melihat foto Dok-mi. Ia menghela napas panjang dan tersenyum pahit.
Dok-mi duduk di dalam kamar. Ia mengetik di Hpnya. Apa kebenaranmu? Katakan padaku sejujurnya. Apapun yang orang lain tanyakan padanya ia menutup mulutnya. Kebenaran adalah sesuatu yang muncul seperti sepotong permen atau coklat yang manis saat bungkus luarnya dibuka. Sama seperti kulit dibutuhkan untuk melindungi daging dan darah di bawahnya, sebuah kebohongan diperlukan untuk menutupi kebenaran. Daripada jujur dan membuka semua lukanya, memasang senyuman di wajahnya dan berbohong terasa lebih aman baginya.
Selesai mengetik, tiba-tiba kamar tersebut lampunya kedap-kedip. Dok-mi teringat akan yang dikatakan nenek tentang roh yang gentayangan. Ia pun ketakutan dan berteriak.
Mendengar Dok-mi berteriak, Enrique langsung berlari menuju kamar. Ia membuka pintu, menabrak Dok-mi yang hendak menuju pintu untuk keluar. Saat lampu menyala Enrique berada di atas badan Dok-mi tanpa sengaja keduanya pun berciuman.
-Bersambung-
Drama Editor:Putri/Drama-K
No comments:
Post a Comment