Sinopsis Dream High 2 Episode 8
Penampilan Yoo Jin dan kawan-kawan telah selesai. “Lagunya sungguh bagus. Membuat kita bernanyi juga, benar?.”kata MC.
“Ya”jawab penonton serempak dan memberikan tepuk tangan yang meriah.
Direktur Lee, produser Shin, guru Ji Soo, dan guru Ji Man hanya saling pandang. Tapi, kepala sekolah Jung Wan dan guru Ahn ikut bertepuk tangan.
“Aku dengar bahwa siswa dari sekolah seni Kirin meminta untuk berpartisipasi dalam program acara kami untuk sebuah alasan.”lanjut MC sambil menoleh ke arah Yoo Jin.
Kemudian Yoo Jin menatap penonton dan mengatakan bahwa mereka berharap seseorang (yang dimaksud adalah kepala sekolah Jung Wan) yang telah meninggalkan mereka akan kembali lagi. Itulah sebabnya kenapa mereka berada di atas panggung itu. Kepala sekolah Jung Wan pura-pura tidak mendengarkan.
“Ketika aku mendapat masalah, kepala sekolah Jung Wan membayar 10 juta untuk membayar jaminanku. Teman-teman yang bersamaku hari ini sudah belajar untuk bebas bermimpi. Seseorang yang mengajarkan kami bagaimana bernyanyi dan dan bermimpi adalah kepala sekolah Jung Wan. Untuk kami, hanya kepala sekolah Jung Wan yang pantas dipanggil sebagai pemimpin kami.”lanjut Yoo Jin. Guru yang lain dan direktur Lee menatap kepala sekolah. Sepertinya kepala sekolah merasa tersentuh.
“Kepala sekolah aku memaafkan pengkhianatanmu. Sekarang tolong kembali.”kata Yoo Jin sambil melihat ke arah kepala sekolah.Kepala sekolah terlihat tersentuh dan matanya terlihat mulai memerah. Berpura-pura seperti tidak ada sesuatu yang terjadi pada dirinya, ia menghadapkan kepalanya ke guru Ahn dan beralasan kalau Yoo Jin kenapa bisa menjadi dramatis begini, dan hanya mempermalukan diri mereka sendiri di depan orang-orang.
“Apa yang memalukan? Itu membuatku cemburu. Aku menetapkan untuk menjadi pemimpin seperti Anda.”kata guruh Ahn dengan mata berkaca-kaca. Dia mengacungi jempol untuk kehebatan kepala sekolah.
“Hei. Kenapa kamu harus seperti ini juga?”tanya kepala sekolah dengan perasaan haru.
=DREAM HIGH=
Ui Bong, Yoo Jin, Hong Joo, dan Soon Dong tengah mengikat pita warna kuning di sebuah pohon. Lee Seul yang berada tak jauh dari situ bertanya apa yang mereka lakukan. Ui Bong balik bertanya, kira-kira apa yang akan dilakukan dengan pita warna kuning. “Tepatnya apa yang kalian lakukan dengan pita kuning?”tanya Lee Seul lagi.
“Ini adalah lanjutan dari penampilan kemarin. Aku mengikat pita ini untuk memperingati kembalinya kepala sekolah.”jawab Soon Dong
“Kenapa pakai warna kuning?”tanya Lee Seul lebih lanjut. Ui Bong kemudian menceritakan tentang sejarahnya. Dulu ada seorang pencuri yang menjadi narapidana pertama kali bilang pada istrinya, jika istrinya memaafkannya maka ia disuruh untuk mengikat pita kuning di depan pintu rumah mereka. Jika bukan pita warna kuning, lalu aku tidak akan bahkan susah-susah untuk turun dari bis. Kemudian Soon Dong melanjutkan, ketika pencuri itu kembali ke desa seluruh desa dihiasi dengan pita warna kuning yang menyentuh hati orang-orang. Lalu, Hong Joo menyanyikan lagu yang berkaitan dengan peristiwa itu. “tidakkah kamu tahu?”tanya Hong Joo pada Lee Seul
Tapi Lee Seul baru pertama kalinya dengar itu. “Apakah kepala sekolah adalah orang yang baik?”tanya Lee Seul dengan serius. Ui Bong menjawab dia tidak tahu. Dia tidak benar-benar menyukai kepala sekolah. “Aku juga tidak.”sahut Soon Dong. “Dia mengganggu sepanjang hari. Dan bahkan dia memanggilku nenek sihir.”lanjutnya lagi dengan wajah kesal.
“Apa? Lalu kenapa ... “kata Seul
“Kamu bisa bilang aku berterima kasih banyak padanya. Jika ini bukan untuk kepala sekolah aku sudah mengundurkan diri. Selama 3 tahun dia mendorongku terus. Berapa banyak waktu dia menggangguku. Karena dia, aku berhasil melalui kelas 3.”jelas Ui Bong.
“Jadi kemudian dia adalah orang baik?”tanya Lee Seul.
“Baik? Apa iya? Kemudian apakah adil mengkritik seseorang yang tidak pada tingkatan yang sama sepertimu?”kilah Ui Bong
Soon Dong kemudian membenarkan apa yang dikatakan Ui Bong. Ia menambahkan bahwa tidak hanya itu saja yang dilakukan kepala sekolah. Tapi, juga dia membagi kamu ke dalam kelas bawah dan kelas atas. Dan bahkan mengirim mereka semua ke camp pelatihan. Menurutnya itu sangat kejam.
Lee Seul tiba-tiba membantah, dia tidak begitu buruk. Ui Bong tertawa sinis, kenapa Seul berada di pihak kepala sekolah. Kata Soon Dong itu mungkin karena Seul belum menderita di tangan kepala sekolah. Soon Dong bilang hanya tinggal menunggu, pada akhirnya Seul akan melihat itu dari sisi mereka. Lee Seul terlihat kesal lalu menendang kotak yang berada di dekatnya dan berlalu pergi.
Guru Ji Man terlihat sibuk membersihkan halaman dari sampah. Di saat dia menyerok sampah, dia dilempar sesuatu. Ternyata setelah dilihat, itu adalah guru Ahn. “Untuk mengesankan direktur Lee, seseorang membimbing sebuah band. Berakting lemah di depan seseorang yang kuat, bahkan menggunakan siswa-siswa. Guru Ji Man, Anda tipe orang seperti apa?”
“Apa yang kamu maksud dengan menggunakan siswa? Aku hanya memberikan kelas tambahan.”jelas guru Ji Man dengan wajah pura-pura tidak bersalah.
Guru Ahn lalu bertanya, selama penampilan anak-anak kemarin apakah guru Ji Man tidak merasakan apapun. Mulai dari sekarang guru Ahn bilang ia tidak akan memperlakukan siswa yang baik dan siswa yang buruk secara berbeda dan menjadi seperti kepala sekolah. Dia akan memperlakukan mereka dengan tulus. Dan dia menyuruh guru Ji Man cepat-cepat bangun dari mimpinya.
“Kenapa kamu memperlakukanku seperti ini?”tanya guru Ji Man dengan memelas.
Guru Ahn bertanya balik. Apa yang direktur Lee katakan pada guru Ji Man. Guru Ji Man agak tidak mengerti, “Berkata apa?”.
“Apakah dia tidak mengatakan apapun?”tanya guru Ahn.
Guru Ji Man hanya menggeleng yang menandakan tidak. Guru Ahn kemudian menjelaskan kemarin saat penampilan, kepala sekolah terang-terangan menghina direktur Lee. “Bukankah itu aneh dia tidak berkata apapun?”guru Ahn tidak mengerti. “Pada kasus normal, itu akan mengeluarkan Yoo Jin serta yang lainnya. Dan juga, menembak guru Ji Man untuk membuat hal itu seimbang.”lanjut guru Ahn.
“Ditembak? Aku tidak bisa ditembak. Aku sungguh tidak bisa ditembak.”kata guru Ji Man panik.
Tanpa disadari, direktur Lee berjalan ke arah mereka dan mendengar mereka sedang berdebat. “Apa yang kalian lakukan di sini?”tanya direktur. Spontan guru Ji Man dan guru Ahn diam dan melihat direktur. Ternyata di belakang direktur Lee ada kepala sekolah Jung Wan.
“Kepala sekolah, kamu kembali.”sambut guru Ahn dengan girangnya. Kepala sekolah justru menyuruhnya untuk diam. Kepala sekolah tidak enak dengan direktur. Tapi, guru Ahn tak menghiraukannya dan berlari ke arah kepala sekolah kemudian memeluknya dengan girang.
Direktur Lee kemudian memberikan isyarat agar kepala sekolah segera pergi.”Tidakkah Anda ada kelas?”kata direktur Lee pada kepala sekolah. Lalu kepala sekolah bilang pada guru Ahn bahwa ia mau bersiap untuk mengajar. Dan lalu pergi diikuti direktur Lee.
Direktur Lee jalan duluan. Kepala sekolah sedikit berlari untuk mengejarnya. Kemudian dari dalam tasnya ia mengeluarkan sesuatu. Ia memberikan sebuah amplop kepada direktur Lee. Ternyata itu adalah uang yang ia pinjam dari direktur Lee sebelumnya. Ia menjual toko ayam goreng seperti yang dikatakan direktur Lee padanya untuk membayar utangnya itu.
“Melakukan 2 pekerjaan sedikit berlebihan untuk aku tangani.”kata kepala sekolah.
Direktur Lee bertanya apa alasan dibalik keputusan kepala sekolah kembali lagi ke Kirin. Kepala sekolah beralasan sangat berat untuknya tidak melihat anak-anak didiknya. “Walaupun aku benci mengganggu mereka, dan mendengar penghinaan mereka, tapi ketika mendengar mereka bernyanyi di depanku aku bisa melihat mereka menghidupkan impian mereka. Itu membuatku bahagia. Ngomong-ngomong terima kasih menerimaku kembali,” terang kepala sekolah
Direktur Lee bilang dia menerima bukan sebagai kepala sekolah tapi sebagai seorang guru biasa. Dan bilang seharusnya dia satu-satunya yang meminta maaf. Namun kepala sekolah menolak permintaan maaf itu. Dan untuk membantu para siswa mencapai impiannya, kepala sekolah akan melakukan yang terbaik. Direktur menjawab bahwa dia tidak akan menghalangi siapapun yang ingin melakukan yang terbaik. Kepala sekolah berjanji jika dia tidak melakukan pekerjaan yang baik direktur bisa menembaknya. Keduanya hanya tersenyum dan kemudian direktur Lee pergi meninggalkan kepala sekolah. Dan kepala sekolah mengucapkan terimakasih.
Kepala sekolah Jung Wan berbalik. Dia lalu berjalan. Tak berapa lama, ia melihat sebatang pohon besar yang diikat dengan banyak pita warna kuning. Ia merasa terharu.
Guru Hyun Ji Soo naik ke atas panggung. Dan berbicara di depan para siswa. Dia bercerita tentang itik buruk rupa. “Ada seekor itik buruk rupa. Hanya karena terlihat berbeda, dia harus menerima penganiayaan dari itik lain.”
Ui Bong lalu bilang kepada Hong Joo, kenapa guru Ji Soo bercerita tentang itik buruk rupa di pagi hari seperti itu dan mengumpulkan mereka. Guru Ji Soo melihat ke arah Ui Bong ,”Kamu, siswa yang berbisik di sana.”
Ui Bong menyadari kalau guru Ji Soo menegurnya. Kemudian guru Ji Soo bertanya apa yang terjadi pada itik buruk rupa itu. Ui Bong menjawab bahwa ia tak pernah mendengar kisah itu di TK. Semua tertawa. Lalu guru Ji Soo bertanya pada semuanya,”Adakah yang tahu apa akhir dari kisah itik buruk rupa ini?”
Ailee kemudian mengangkat tangannya dengan senyum yang lebar. Ia mengatakan bahwa itik buruk rupa itu bukanlah itik, melainkan seekor angsa. Dan hal itulah yang membuat orang-orang takjub di masa depan.
“Benar.”kata guru Hyun Ji Soo. “Jika angsa itu tidak tahu sebenarnya dia adalah angsa, dia akan mendapatkan penganiayaan dari itik lain di sisa hidupnya. Bahkan tanpa mencoba untuk terbang sekali. Dia akan mati.”
Guru Ahn datang menyaksikan guru Ji Soo bercerita di depan para siswa. Dia berpikir kenapa di depan para siswa, guru Ji Soo malah menceritakan sesuatu yang mengerikan seperti itu. Dan dia berpikir apakah siswa-siswanya itu seperti itik buruk rupa yang di benci semua orang.
“Apa yang akan terjadi untuk seterusnya yang tidak tahu bahwa itik buruk rupa adalah seekor angsa? Dianiaya, diabaikan. Hanya seperti teman kita di kelas bawah, diantara itik buruk rupa itu aku sudah menemukan seekor angsa. Siswa Jin Yoo Jin, kamu terpilih sebagai Super Idol pertama.”
Semua kaget dan kemudian bertepuk tangan. Ji Soo menjelaskan, di depan semua orang Yoo Jin telah tampil dengan kharisma yang luar biasa. Kemampuan bernyanyi, dan bahkan punya kemampuan untuk menggubah lagu. Pada penampilan band kemarin, guru Ji Soo melihat Jin Yoo Jin dengan sinar yang berbeda. Dari sekarang, Yoo Jin akan menjadi seorang Super Idol pertama. Dan Yoo Jin akan menjalani pelatihan intensif di perusahaan mereka. Mulai dari sekarang akan dibagi kelas bawah dan kelas atas. Tapi, Super Idol pertama akan dipilih dari kelas bawah.
Selesai menjelaskan itu semua, guru Ji Soo pergi meninggalkan panggung. Para siswa kemudian mengerumuni Yoo Jin dan bilang kalau dia hebat. Kecuali JB dan Ri An. Mereka terlihat tidak senang dengan pemilihan itu. Yoo Jin pun ternyata sama, wajahnya juga tidak terlihat senang dan bergairah.
Yoo Jin kemudian pergi. Dia datang ke ruang direktur Lee dengan wajah kesal. Tanpa ketuk pintu, ia langsung menyerobot masuk ke dalam. “Apa-apaan ini?”tanpa ba-bi-bu ia melemparkan kemarahannya. Ternyata direktur Lee sedang bersama produser Shin.
“Anda bahkan tidak mendiskusikannya denganku,”protes Yoo Jin.
Direktur Lee menjawab kalau mereka sudah mendiskusikan masalah ini. Dan bahkan hal ini sudah disambut baik oleh guru-guru. Menjadi salah satu bintang top di Korea, Super Idol Jin Yoo Jin. Bukankah itu bagus.
Jin Yoo Jin mengelak kalau ia ingin jadi idola. Direktur Lee hanya tertawa dan mempersilakan produser Shin yang ada di sampingnya itu berbicara dengan Yoo Jin. Dan kemudian keluar dari ruangan itu.
“Jin Yoo Jin. Kamu menyanyi dengan baik, tidak ada alat musik yang tidak bisa kamu mainkan, dan komposisi kamu tampaknya tidak buruk. Kenapa kamu hanya buang-buang waktu di sekolah semacam ini? Aku selalu penasaran,” Produser Shin memulai pembicaraannya.
Yoo Jin bilang kalau ia ingin menjadi penyanyi rock. Kenapa dia harus ikut pelatihan. Produser Shin pada awalnya juga berpikir seperti apa yang dipikirkan Yoo Jin. Namun dia menunjukkan artikel di sebuah surat kabar. Yoo Jin mengambil surat kabar itu, dan dia menemukan sosok dirinya ketika masih kecil.
Dia mengingat kejadian di masa lalu. Orangtuanya sedang berdebat hebat. Masalahnya timbul, karena Ibu Yoo Jin ketika itu menandatangani kontrak. Padahal menurut ayah Yoo Jin kalau mereka mendatangani kontrak, berapa uang yang harus mereka keluarkan.
Produser Shin juga mengetahui kalau alamat, dan kontak detail orangtua Yoo Jin di buku catatan siswa itu palsu. Dan menuduh Yoo Jin kalau alasannya menjadi penyanyi rock di sekolah itu hanya untuk tempat bersembunyi. Karena ketenaran dan uang yang dimanfaatkan dari Yoo Jin kecil, akhirnya membuat orangtua Yoo Jin bercerai. “Kau mengira aku orang lain,” Yoo Jin membantah.
Kemudian ia membanting surat kabar tersebut. Yoo Jin bilang kalau dia tidak tahu apa-apa tentang ini. Ketika Yoo Jin hendak pergi produser menambahkan kata-kata,“Aku tahu kau adalah anak yatim piatu.”
Yoo Jin diam sejenak. “Buku catatan siswa bahkan tidak memiliki catatan alamatmu. Nomor kontakmu tidak ada. Dan orangtuamu tidak bisa dihubungi. Tapi, kamu tetap punya masa lalu yang seperti ini.”
“Anda pikir siapa Anda?”geram Yoo Jin
Produser Shin tak peduli apa yang ingin Yoo Jin katakan. Dia tetap meneruskan pembicaraannya. “Rasa sakit yang kamu dapatkan dari orangtuamu saat kamu kecil. Walaupun kamu bisa melarikan diri dari itu, rasa sakit itu tidak akan hilang. Tapi, jika kamu takut orangtuamu akan mengetahui ini, itu sebabnya kamu menjadi ragu-ragu seperti ini. Lalu tinggalkan aku.” Yoo Jin menegaskan kembali kalau ia tidak ingin menjadi idola. Bagaimanapun cara produser itu mengancamnya, ia tetap tidak akan berubah pikiran.
Ketika Yoo Jin hendak segera pergi lagi, produser Shin menjelaskan lagi, “Apakah kamu tidak ingin tahu bagaimana kehidupan orangtuamu saat ini?”
Yoo Jin berhenti dan berbalik sebentar. Lalu dia langsung pergi keluar ruangan.
Di layar, produser Shin memberikan pengumuman. Ketika wajahnya muncul di layar, para siswa terlihat antusias. Ui Bong menunjukkan bahwa itu adalah orangnya. Tapi Soon Dong tidak tahu itu siapa. Ui Bong menjelaskan kalau itu adalah produser ajaib. “Produser ajaib?”
“Kalau orang itu suka untuk mengambilmu, maka kamu akan menjadi bintang dunia.”terang Hong Joo.
Di sebelah mereka ada Ailee yang mendengarkan. Dan dia mengangguk tanda setuju dengan apa yang dikatakan Hong Joo.
“Bintang dunia? Apakah dia benar-benar luar biasa?”tanya Soon Dong lagi.
“Saya menerima permintaan khusus untuk menemukan harimau yang berkeliaran di sekolah seni Kirin ini dan kemudian menjadikannya seorang super idol. Seperti yang semua orang sudah tahu, saya tidak akan memberikan hati saya pada sembarang orang. Di masa depan, melalui beberapa tugas dan beberapa tahap saya akan memilih super idol. Bersama dengan Jin Yoo Jin yang pertama dipilih, akan ada enam orang lagi. Mereka akan menjadi anggota dari group super idol.”
Semua merasa senang dan girang mendengar pengumuman itu. Nana bingung dia harus senang atau apa. “Apa yang harus kita lakukan? Bukankah kita sudah menjadi idola?”
Ailee bilang mereka memang sudah jadi idola, tapi ini adalah level yang berbeda.
“Tugas pertamaku adalah 'rain'. Guru-guru akan membagi kalian ke dalam kelompok untuk tugas ini. Setiap kelompok akan menyiapkan lagu dan menari yang ada hubungannya dengan 'rain'.”
“Rain?”mereka tidak mengerti. Ui Bong yang berlagak mengerti, lalu ia berdiri dan menari.
“Seorang idola super bukan hanya seorang penyanyi, tapi juga artis papan atas. Seorang artis itu penuh pesona, bisa dengan benar melihat ke dalam hati penontonnya. Dan membuat mereka menjadi miliknya. Jadi, penilaian akan adil dengan teman kelas kalian sendiri yang akan menjadi penonton dan memutuskan melalui pemungutan suara. Semuanya. . . apakah kalian ingin jadi superstar????”
“Yyyeeessss!!!”
“Jika seperti itu, maka lakukan tugas ini.”
Ri An berjalan dengan cepat menuju ruang guru. Dia menemui guru Ji Soo. “Kenapa Jin Yoo Jin?”. Ri An mengakui kalau orang-orang yang melihat penampilan kemarin, tidaklah terpesona dengan Jin Yoo Jin tapi dengan Ri An. Dengan percaya diri, Ri An mengatakan bahwa potensi yang ada di penampilan kemarin ada pada Ri An. Ri An memohon pada guru Ji Soo untuk memberikannya satu kesempatan. Dia akan melakukan yang terbaik.
Guru Ji Soo menjelaskan karena itulah diadakan audisi. Ri An bisa mengambil kesempatan audisi bersama teman-teman yang lain. Jika Ri An ingin menjadi super idol, pasti dia akan ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
“Aku menjadi cepat terkenal setelah debut. Setengah dari penggemar herShe adalah milikku. Seperti yang diharapkan, aku lebih baik dari yang lain. Kenapa saya harus membuktikan kemampuan lagi?”bela Ri An
“Apakah kamu pernah membuktikan kemampuanmu sebelumnya?”tanya guru Ji Soo. Guru Ji Soo menerangkan apa yang akan orang lain pikirkan jika mereka memilih Ri An. Seorang idola yang mempunyai kemampuan akting yang buruk, dan hanya menunjukkan kecantikannya di dalam grup. Dan bilang kalau Ri An kasar dan egois. Periode rata-rata bintang untuk bersinar sekitar 5 tahun, dan herShe memulai debutnya sejak 2 tahun yang lalu. Guru Ji Soo menyebutkan kalau grup Ri An mungkin masih ada sisa 3 tahun lagi untuk bersinar. Tapi anggota yang lain memiliki kemampuan menyanyi yang baik, mungkin mereka bisa bersolo karir.
“Aku akan melakukan yang terbaik untuk berubah. Itu sebabnya aku ada dalam penampilan kemarin.”sahut Ri An dengan wajah gelisah dan kecewa.
“Apakah kamu membutuhkan uang?”tanya Ji Soo. Jika tidak, Ji Soo menanyakan kenapa Ri An begitu gelisah. Dan guru Ji Soo berharap kalau Ri An menggunakan kesempatan audisi ini sepenuhnya. Untuk membuktikan bahwa Ri An termasuk orang yang khusus, maka dari itu guru Ji Soo mengatakan semua ini.
Yoo Jin menuruni tangga. Tiba-tiba dari arah samping, Hong Joo, Soon Dong, dan Ui Bong cepat-cepat menghampiri Yoo Jin. Soon Dong di sebelah kiri langsung menggandeng tangan Yoo Jin, Hong Joo di sebelah kanan merangkulnya, dan Ui Bong sok-sok membersihkan baju Yoo Jin.
Mereka bertiga ternyata sedang merayu Yoo Jin. Dengan segala kata-kata manis, mereka terus mencoba merayu. Mereka ingin masuk ke dalam kelompok Yoo Jin. “Cukuppp!!”
“Kenapa jika aku seorang idola super?” teriak Yoo Jin sambil menghindar dari ‘dekapan’ teman-temannya itu. kemudian dia sok membenarkan. Kalau dia menjadi seorang super idol, teman-temannya itu akan rindu padanya dan akan menjadi sangat kasihan. Ui Bong mengelak. Tapi ujung-ujungnya dia merayu lagi. Kemudian mereka rebutan lagi untuk masuk ke dalam kelompok Yoo Jin.
Lalu Yoo Jin bertanya pada mereka apakah ada berita tentang Shin Hye Sung. Ekspresi Soon Dong langsung berubah, “Apa yang ingin kamu lakukan dengan Hye Sung?” (dengan nada sedikit tidak suka). Soon Dong memberikan hpnya pada Yoo Jin. Dia sudah beberapa kali menelpon Hye Sung tapi tak pernah di angkat. Jadi dia meminta Yoo Jin yang coba menelponnya.
Ketika sedang menunggu telponnya diangkat Hye Sung, tiba-tiba sebuah bola basket mendarat di pelukan Yoo Jin. Ternyata yang melempar bola itu adalah JB. Dengan muka masam, JB mendatangi Yoo Jin dan mengajaknya berbicara. Ia menarik tangan Yoo Jin.
Yoo Jin berteriak,”Lepaskan!” tapi, JB tetap menarik tangannya dan beranjak pergi membawa si Yoo Jin.
Di lain tempat, diam-diam Ri An sedang menelpon ibunya. “Bu, berapa banyak aku harus bilang padamu? Kita tidak bisa menandatangani kontrak dengan 2 perusahaan. Aku akan diusir jika ibu terus melakukannya. Aku akan mengikuti apapun kemauan ibu, kecuali yang ini. Tolong jangan tandatangani surat-surat itu lagi,oke? Bu, aku tidak bisa menjadi solois. Sesuatu yang besar akan terjadi. Di sekolah sekarang sedang melakukan pemilihan super idol. Aku akan menjadi lebih terkenal jika aku terpilih. Oleh karena itu ...” Ri An diam sejenak mendengar pembicaraan dari telpon di seberang sana. Kemudian Ri An menjawab kalau dia mengerti.
Ri An telah selesai menelpon. Saatnya ia pergi. Tapi, dia melihat di sebelah sana, ada JB yang menarik Yoo Jin. Ri An pun hanya diam melihat dari balik tembok.
JB, “Apa kamu sama sekali tidak menyadari situasi?”
Yoo Jin, “Bagaimana dengan ini? Apakah kamu merasa cemburu? Jadi, bagaimana jika aku menjadi super idol? Hhh, aku tidak membutuhkan semua itu. Silakan kamu ambil saja. Kamu ini begitu kekanak-kanakkan.”
“Apa?”JB spontan langsung mendorong Yoo Jin dan meremas kerah bajunya. “Hei!!!”teriak Yoo Jin.
“Ada batasnya untuk menyakiti orang,” kata JB. JB menyuruh Yoo Jin untuk selalu berpikir bahwa dia selalu benar.
“Untuk mencuri lagu Shin Hye Sung, apakah karena itu kamu selalu memaafkannya?”tanya JB.
“Aku tidak mencuri,”elak Yoo Jin.
Mereka pun mulai berdebat. Di tengah perdebatan itu, Yoo Jin tak sengaja membawa nama Ri An ke dalam masalah mereka. Tapi mereka tak tahu bahwa Ri An yang berada tak jauh dari situ mendengar pembicaraan mereka.
JB lalu balik menuduh Yoo Jin yang bersikap kekanak-kanakkan. Kemudian Ri An keluar dari persembunyiannya. Ia menemui mereka yang tengah berdebat.
“Aku hanya menyanyikan lagu Shin Hye Sung. Apa masalahnya? Kenapa kau begitu sensitif terhadap lagunya?”kata Ri An pada JB. “Apakah... kamu menyukainya?”
Sebenarnya Ri An hanya basa-basi saja bertanya hal itu pada JB, namun JB menjawabnya dengan serius. Ia mengatakan kalau ia memang menyukai Shin Hye Sung. Ri An merasa tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.
“Apa? Kamu pasti salah. Tenang saja, aku tidak akan cemburu.”suara Ri An terdengar lirih dan penuh harap.
“Terserah apapun yang kamu pikirkan.”jawab JB ketus. Kemudian dia segera pergi.
Di luar sekolah ia melihat Si Woo dan Nana menuju mobil. Sepertinya mereka ingin pergi. Si Woo membukakan pintu untuk Nana, dan JB datang menemui mereka.
JB ingin meminjam mobil Si Woo. Dia berjanji untuk mengembalikan segera setelah ia selesai dengan urusannya. Dari dalam mobil Nana bertanya pada JB, apakah JB ingin pergi menemui Shin Hye Sung. Tapi pertanyaan itu tidak digrubis oleh JB. Ia langsung saja meminta kunci mobil pada Si Woo. Si Woo agak kesal juga. Perasaan dia belum bilang kalau dia mengijinkan JB membawanya, tapi kok sudah diminta kunci mobilnya. Karena Si Woo tak langsung memberikan kunci mobilnya, JB nekat langsung naik ke mobil.
“Apakah kamu berkencan dengan Shin Hye Sung?”tanya Nana.
“Keluar!”pinta JB dengan nada datar.
“Hei ini mobilku. Siapa kamu menyuruhnya turun,” balas Si Woo.
JB tanpa disuruh, langsung menyodorkan tangannya. JB memasang wajah begitu memelas, membuat Si Woo tak tega melihatnya. Akhirnya dengan terpaksa ia memberikan kunci mobilnya. JB kemudian menghidupkan mobil dan Nana segera turun.
Produser Shin sedang berjalan di ruang guru. Guru-guru pun memberi hormat padanya. Kemudian dia menanyakan, apakah guru-guru sudah membagi siswa ke dalam kelompok yang akan ikut pemilihan. Lalu, ia ingin tahu siapa saja siswa yang akan mereka bimbing.
Dimulai dari Guru Ji Soo. Ia akan membimbing JB, Si Woo, Ailee, Nana dan Ri An. Dia ingin menggabungkan herShe dan i:dn menjadi satu. Produser memuji kalau guru Ji Soo memilih orang-orang yang ‘aman’.
Guru Ahn kemudian mengangkat tangan dan mulai membacakan nama-nama yang akan masuk ke dalam kelompoknya. Mereka adalah Park Hong Joo, Jung Ui Bong, Shin Hye Sung, Park Soon Dong, dan Lee Seul. “Bukankah pilihanmu sedikit beresiko?”tanya produser Shin.
“Tujuan pemilihan ini adalah untuk mengeluarkan potensi yang ada pada siswa...”
“Penjelasanmu saat ini tidak dibutuhkan,” produser Shin memotong pembicaraan guru Ahn. “Mari kita lihat saja hasilnya dalam beberapa hari,” lanjut produser Shin.
Produser Shin kemudian menambahkan Yoo Jin ke dalam kelompok guru Ahn. Ia mengatakan pada guru Ahn, hal itu agar perbedaan potensi dengan kelompok lain tidak terlalu besar. Guru Ahn tersenyum mendengarnya. Tapi guru Ji Soo nampak tak terlalu senang. Ia menanyakan pada guru Ahn bukankah Hye Sung sudah pindah ke sekolah lain.
Guru Ahn beralasan kalau Shin Hye Sung menyerah pada mimpinya karena guru Ahn. Maka sebab itu guru Ahn ingin Hye Sung menemukan kembali mimpinya itu. (mungkin maksudnya, Hye Sung tidak jadi pindah)
Guru Ahn mulai latihan untuk anak didiknya. Dia menyuruh mereka memakai ember di atas kepala mereka sambil bernyanyi. Hanya Lee Seul yang tidak memakai ember itu. Sementara mereka latihan berlima dulu, karena Hye Sung tidak ada.
Guru Ahn menjelaskan, ia menyuruh mereka memakai ember di atas kepala sambil bernyanyi adalah agar mereka mendengar sendiri bagaimana suara mereka, mencoba mencari nada dan musik sendiri. Lalu ia menyuruh mereka untuk melepaskan ember itu dari kepala mereka.
“Tidak tahu apa impian kalian, dan apa yang kalian semua khawatirkan sekarang. Selain itu, aku tidak tahu apa kekuatan dan kelemahan kalian. Perhatikan baik-baik ember kalian. Aku, sebagai guru kalian akan memulai semuanya lagi dari sini. Kita akan berhenti menggunakan ember untuk berlatih. Dan mulai mendengarkan suara kalian satu sama lain. Untuk mengetahui kelemahan kalian sendiri, dan membantu yang lain menemukan kekuatan mereka sendiri.”jelas guru Ahn dengan tegas.
“Mengapa Anda tiba-tiba berpihak pada kami? Bukankah Anda membandingkan kami dengan yang lain? Apakah Anda akan menyiksa kami lagi?” Hong Joo sedikit bingung dengan guru Ahn.
Guru Ahn : “Aku ingin semua orang menyadari bahwa kita bukanlah itik buruk rupa.”
“Untuk siapa? Untuk direktur?”tanya Ui Bong.
“Tidak. Tapi untuk diri kita sendiri.”
Di ruang latihan yang lain, guru Ji Soo juga sedang melatih anak didiknya. Dia memberikan pengarahan dan penjelasan. Apa perbedaan antara amatir dan profesional, apa yang dia maksud dengan ‘basic’, dan memberikan penjelasan dengan perumpaan seekor angsa.
Hong Joo sedang berlatih bernyanyi di depan teman-teman sekelompoknya. Guru Ahn mendengarkan dengan seksama. Dan dia berkomentar kalau suara Hong Joo begitu bagus. Sehingga Hong Joo akan diposisikan sebagai vokalis utama. Kini giliran Ui Bong yang bernyanyi. Guru Ahn memuji kalau Ui Bong memiliki penampilan yang berseri, dan ia akan mendapat perhatian dari penonton, maka ia akan diposisikan sebagai icon utama kelompok.
Giliran Yoo Jin yang memeperlihatkan bakat yang ia punya. Tak butuh waktu lama, guru Ahn langsung saja memutuskan kalau Yoo Jin sebagai super idol. Giliran Lee Seul. Ia tak tahu harus menampilkan bakat apa. Akhirnya guru Ahn memutuskan agar Lee Seul diposisikan sebagai rapper untuk mengekspresikan perasaannya.
Dan terakhir adalah giliran Soon Dong. Ia mencoba bernyanyi. Namun, suaranya tak bagus untuk didengar. Teman-teman yang lain, hanya tertawa di belakangnya. Setelah selesai menyanyi, dia juga merasa agak aneh. Dan dia jadi pesimis.
“Guru, apakah aku tidak punya ‘kekuatan’?”tanyanya.
Dari belakang, Ui Bong menjawab,”Kemampuan menarimu cukup bagus.”. dan langsung saja guru Ahn langsung memutuskan Soon Dong diposisikan sebagai dancer.
Setelah selesai memberikan penjelasan, guru Ji Soo mulai melatih anak didiknya menari. “5..6..7..8..”
Guru Ji Soo melihat Ri An di kaca. Dan dia tersenyum melihat Ri An cepat untuk dilatih. Ri An pun membalas senyumaannya. Lalu, guru Ji Soo menyadari sesuatu, “Di mana JB?”
Dengan membawa mobil Ui Bong, kini ia telah sampai ke suatu perkampungan. JB turun dari mobil, dan tiba-tiba ada seorang gadis kecil mengulurkan tangannya. Ia meminta permen pada JB. JB bingung kenapa ia harus memberikan gadis kecil itu permen. Gadis kecil itu mengatakan, kalau JB ingin dipandang baik, ia harus memberi gadis kecil itu permen.
JB tambah bingung,”Siapa kau?”. Gadis kecil itu menjawab bahwa dia adalah adik perempuan Hye Sung. JB pun tersenyum.
JB menemui ayah Hye Sung. Terlihat bahwa saat itu ayah Hye Sung sedang sibuk. “Aku tidak akan membiarkan Shin Hye Sung pergi ke Seoul lagi. Jika dia melihatmu dia akan berpikir tentang itu lagi. Dan dia akan ingin memainkan musik lagi.”ujar ayah Hye Sung pada JB.
Hye Sung dan adiknya melihat ayah mereka dan JB dari balik jendela. “Apakah kalian berdua dekat? Itu tidak bisa. Kakak tidak bisa menipuku. Teman seperti ini akan mencari orang lain yang setara dengannya. Tapi, kak JB ini terlalu tampan, dia tidak dapat bergaul dengan kamu Kak. Tapi, apa yang kak JB lakukan di sini? Bukankah Kakak bilang kalau kalian tidak dekat.”
“Itu benar. Jadi Apa yang dia lakukan di sini?”tanya Hye Sung pada dirinya sendiri.
Kembali lagi ke JB dan ayah Hye Sung. Ayah Hye Sung mengatakan kalau Hye Sung sedih karena dia telah kehilangan harapannya. Ayahnya lebih suka melihat Hye Sung bahagia. “Jika kamu peduli pada Hye Sung, kamu seharusnya mengerti apa yang aku coba katakan.”
“Tidak dapatkah saya berbicara dengan Hye Sung sebentar?”pinta JB.
“Pergi saja!” lalu ayahnya mengangkat ember berisi air dan benda warna kuning (jujur, Cha ga tahu itu apa benda kuning itu apa). Ketika JB mencoba untuk memohon lagi, ayahnya Hye Sung berbalik dan tak sengaja mendorong JB ke dalam ember lain yang berisi benda kuning tersebut.
Hye Sung yang sedari tadi melihat JB dan ayahnya dari balik jendela, segera berlari keluar rumah untuk menemui JB. “Apa kamu baik-baik saja?”tanya Hye Sung perhatian.
“Haii.. apakah kamu potong rambut?”tanya JB balik. Ayah Hye Sung melihat mereka dengan perasaan bersalah.
JB mengganti pakaian yang dikenakannya dengan pakaian ayah Hye Sung. Karena pakaian JB basah. Setelah dia selesai berganti pakaian, adiknya Hye Sung sudah menungguinya di depan kamar dengan dandanan yang menor (berlebihan). Adiknya mengatakan bagaimana JB bisa begitu bodoh jatuh di sana itu membuat JB telah kehilangan banyak poin di mata ayahnya.
Kemudian adiknya Hye Sung itu menarik tangan JB dan membawanya ke kamar. Sesampainya di kamar, ia menutup pintu dan kemudian berputar. “Bagaimana penampilanku? Bisakah aku mendapat juara pertama?”
“Huh?? Juara pertama?” JB bingung.
Adiknya Hye Sung bilang kalau besok dia mau mengikuti kontes kecantikan. “Miss Little Apple Contest”. Dia mengatakan, dia mempersiapkan selama 1 tahun untuk kontes ini.
JB memuji kalau dia cantik, apalagi kalau tanpa make-up. “Aku sudah bilang pada ayah, bahwa sudah terlambat bagi Anda untuk pergi. Jadi, jangan biarkan ayah tahu. Diam-diam bawa aku ke sana,oke?”
“Apa? Membawa kamu ke sana?”
“Ayah tidak suka aku ikut kontes kecantikan. Itu karena kak Hye Sung.” JB tersenyum dan mengelus kepala adik Hye Sung.
JB melihat lemari di dekatnya, ada banyak rubik di sana. Dan dia mengambil satu.
“Ah. Itu punya Kakak. Sebelumnya, setiap kali kakak ulang tahun ibu selalu memberikan kakak satu. Namun, ibu meninggal 2 tahun yang lalu.”adik Hye Sung mengenangnya sedih.
JB mengingat ke belakang. Ketika ia bersedih ada Hye Sung. Ia menyuruh JB untuk memainkan rubik itu ketika sedih. Dan perasaannya mungkin akan lebih baik. Lalu, JB mengingat lagi ketika Hye Sung dengan cepatnya memainkan rubik dengan benar. Dan Hye Sung tahu kalau JB sudah punya rubik itu sejak 2 tahun. Hye Sung beralasan kalau dia tahu hal itu, karena dia adalah fans dari JB.
Lamunan JB buyar, ketika Hye Sung membuka pintu dan menyuruh adiknya, Hye Pung adiknya, untuk segera makan. Dan Hye Sung hanya tersenyum melihat Hye Pung dan JB.
Mereka kini sedang menikmati makan malam mereka. Semua yang ada di meja agak sedikit terkejut melihat JB makan. JB terlihat antusias, atau lebih tepatnya terlihat seperti orang yang kelaparan. Dia makan apapun yang ada di meja dengan lahapnya.
Karena begitu lahapnya, ketika JB melihat kalau ayah Hye Sung melihat ia spontan tersedak makanan. Ia berusaha menepuk-nepuk dadanya, dan minum.
“Ayah! berhenti melihatnya. Dia akan tersedak.”kata Hye Pung.
“Itu karena dia sangat tampan. Aku tidak berharap dia akan minum fermentasi sup kacang kedelai. Tapi aku melihat dia makan dengan baik. Dan itu membuatku takjub.”
JB mengatakan sudah lama sekali sejak dia tidak makan masakan rumah. Kalau tidak makan di asrama, ya makan di tempat kost. Ayah Hye Sung kemudian bertanya, kenapa dia tidak minta ijin untuk pulang agar bisa makan bersama keluarga.
“Orangtua saya sudah meninggal dunia. Ibu saya meninggal ketika saya masih kecil, dan ayah saya meninggal 2 tahun lalu.”
“Aku tahu. Rasa sakit yang kamu alami, semakin membuat kamu dewasa. Sudah terlalu malam, jadi menginap saja di rumah kami,” kata ayah Hye Sung dengan prihatin.
Hye Pung langsung merasa senang,”Yes”, dia tersenyum pada JB dan JB membalasnya. Hye Sung juga ikut senyum pada JB.
Hong Joo, Ui Bong, dan Soon Dong sedang berlatih menyanyi. Mereka sedikit demi sedikit menyanyikan lirik lagu yang telah mereka buat. Kemudian datanglah Yoo Jin. Ia mengambil kursi dan langsung duduk.
“Apakah tetap tidak ada kabar dari Shin Hye Sung?”tanya Yoo Jin penuh harap. “Dia tidak mau mengangkat telponnya. Ini benar-benar gila.”tambahnya.
“Apakah kamu menyukai Shin Hye Sung? Kenapa kamu menghabiskan waktu sepanjang hari untuk mencari Hye Sung?” kata Ui Bong blak-blakan.
“Sejak kapan? Aku? Aku hanya khawatir”
“Ketahuan nih.. ketahuan nih dia. Semakin kamu menyangkalnya, semakin kami yakin kalau itu benar.”
Soon Dong langsung mengatakan, kalau lebih baik Yoo Jin melupakan Hye Sung. Hong Joo mengatakan kalau Hye Sung dan JB sekarang berkencan. JB juga sudah mengatakan pada ayah Hye Sung.
“Di mana Hye Sung sekarang?”tanya Yoo Jin. Sepertinya dia benar-benar khawatir kalau JB dan Hye Sung berkencan.
Hye Sung sekarang ada di Chungju. Ui Bong menyarankan Yoo Jin untuk melupakan Hye Sung. Karena Hye Sung di Chungju bersama JB. Yoo Jin beranjak pergi.
Tapi ia kaget karena melihat Ri An sudah berdiri di tangga. Dan sepertinya Ri An mendengarkan pembicaraan mereka. Itulah kenapa wajah Ri An terlihat begitu kecewa. Yoo Jin yang melihat pun juga merasa tak nyaman.
Ri An kini menumpahkan segala perasaannya dengan menari. Ia asyik berlatih sendiri di ruang latihan ditemani dengan iringan musik. Kemudian dia mengingat kata-kata guru Ji Soo yang menyuruhnya untuk mengikuti pemilihan ini.
Tak jauh dari situ, Ailee dan Nana sedang memperhatikan Ri An sedang berlatih. Mereka merasa sudah lama sekali sejak Ri An berlatih menari. Ailee menyadari kalau Ri An banyak berubah sejak produser Shin datang ke sekolah Kirin.
Produser Shin tidak akan melihat seseorang dari kecantikannya. Jadi apa bisa, Ri An melatih bakatnya dalam waktu yang singkat. Dan Ailee merasa bahwa Ri An adalah yang terburuk di herShe. Karena takut Ri An mendengar, Nana menyuruh Ailee untuk memelankan suaranya. Kemudian menariknya menjauh dari ruang latihan itu.
JB dan Hye Sung sekarang sepertinya sedang berada di gereja. “Kenapa kita di sini?”tanya Hye Sung
“Aku juga tidak tahu. Aku juga tidak tahu kenapa kita ada di sini.”jawab JB
Kemudian dia mengeluarkan rubik dari sakunya. Ia mengatakan, mereka di sana mungkin karena JB ingin mengembalikan rubik itu pada Hye Sung.
“Terima kasih. Aku sungguh ingin mengucapkan itu pada orang yang memberikan aku rubik ini padaku. Ketika aku merasa tertekan dan ingin menyerah, ini memberikan aku kekuatan. Kini, ini akan menjadi kekuatanmu. Tapi, apakah kamu tidak ingin menyanyi lagi?”. Hye Sung merasa ia harus sadar akan kenyataan bahwa ia tak bisa bernyanyi tak peduli berapa banyak dia mencoba.
“Siapa bilang? Siapa bilang kamu tidak bisa nyanyi? Tidakkah ayahmu pernah bilang sebelumnya? Jika setelah mendengar lagumu ada satu orang yang tersentuh, kamu diijinkan untuk terus bernyanyi. Dan ada satu di sini. Orang yang tergerak dengan lagumu.”kata JB penuh makna. Hye Sung menyayangkan, ia bilang hal itu tak berguna sekarang. “Ayah sudah menunggu, ayo kita pergi sekarang.”
Hye Sung sudah hampir berdiri, sampai JB bilang “Aku menyukaimu.”
“Hahh!?!” Hye Sung kembali duduk. “Aku juga menyukaimu. Sejak kamu mulai debut, aku selalu menyukaimu”. Sepertinya Hye Sung tidak mengerti atau pura-pura tidak mengerti maksud JB.
JB bilang kalau ia suka bukan karena Hye Sung adalah penggemarnya. Tapi, dia memang menyukai Hye Sung sebagai wanita.”Kenapa kamu menyukaiku?” Hye Sung ingin penjelasan yang lebih detail dari JB. JB tak bisa langsung menjawab pertanyaan Hye Sung itu. “Kamu... hampir saja membuatku tertipu. Jika kamu menyatakan kebohongan ini di tempat lain, kamu akan dihukum.”ujar Hye Sung dengan tawa kecil.
Kemudian JB melihat ke arah kanan. Dia melihat di atas meja ada teko. Tanpa tanya-tanya lagi, ia langsung mengambil teko itu dan langsung meminumnya. Namun kata Hye Sung teko itu tidak berisi air, namun berisi anggur yang digunakan selama sacrement kudus.
Mendengar itu JB tersedak. Dan kemudian, tak perlu menunggu waktu lama ia merasa pusing dan pingsan dan jatuh tepat di pelukan Hye Sung. Hye Sung sedikit terperanjat namun perasaannya begitu terlihat senang.
Karena menunggui JB yang tertidur di pahanya, Hye Sung jadi ikut ketiduran. Namun, JB akhirnya bangun. Dan memasangkan earphonenya Hye Sung ke telinga JB. Kemudian JB mulai bernyanyi. Hye Sung yang tertidur di sebelahnya, karena tak bersandar, kepala Hye Sung jatuh ke pundak JB. JB tersenyum kecil dan tetap melanjutkan nyanyiannya.
Tak berapa lama JB menyanyi, Hye Sung terbangun. Ia mendengarkan JB bernyanyi. Tapi ia tak langsung bangun, ia tetap bersandar di pundak JB.
Di kamar asrama, Ri An sibuk membuang barang-barang yang merupakan kenangan-kenangannya dengan JB dulu. Soon Dong yang sibuk berfoto-foto sendiri melihat apa yang dilakukan Ri An. “Apa kamu berencana untuk membuang itu semua?”
“Aku sudah tidak membutuhkan semua ini.”jawab Ri An datar.
Dasar Soon Dong, karena Ri An menjawab seperti itu dia malah meminta agar semua barang itu diberikan padanya. Ri An dengan wajah yang agak sedikit sedih, mengiyakan permintaan Soon Dong.
Soon Dong kemudian melihat barang-barangnya. Dan ia mengambil sepasang sepatu,”Tapi.. yang satu ini sudah jelek. Sepertinya kita harus membuangnya.” Lalu sepatu itu dilempar. Ri An memandangi sepatu itu dengan rasa hampa, sedih, dan tersiksa.
Di gereja JB masih melanjutkan nyanyiannya. Hye Sung mendengarkan dengan begitu menikmati.
Yoo Jin semalaman tidak bisa tidur. Jadi pagi-pagi sekali ia sudah bangun. Ia mulai mengecek hp-nya. Kemudian ia menekan angka-angka di keypad.
“Hey! Aku sudah telpon kamu beberapa kali. Kenapa kamu baru angkat sekarang?”serobot Yoo Jin
“Siapa kamu?”tanya seseorang yang ada di seberang telpon.
Yoo Jin heran. Bukankah ini hp milik Shin Hye Sung. Seseorang di seberang sana yang ternyata adalah Hye Pung mengatakan bahwa Hye Sung belum pulang sejak semalam. Yoo Jin tiba-tiba panik. Ia langsung melontarkan banyak pertanyaan,”Apa? Hye Sung tidak pulang semalam? Dengan siapa? Di mana dia sekarang? Kenapa?”
Hye Pung dengan santai menjawab, “Buat apa aku harus bercerita padamu?”
“Hey! Apakah Hye Sung bersama JB sekarang?”tanya Yoo Jin dengan nada tinggi, kasar, dan tidak sabar. Hye Pung merasa kesal, dia tidak akan bilang kemana Hye Sung pergi. Apalagi Yoo Jin tidak bilang siapa dia sebenarnya. Akhirnya Hye Pung langsung memutuskan sambungan telponnya dengan Yoo Jin.
Yoo Jin kelihatan marah dan kesal sekali. Dia benar-benar ingin tahu apa yang dilakukan Hye Sung dengan JB. Ui Bong selesai mandi. Dan Yoo Jin melihatnya. Karena ia tak ingin Ui Bong tahu siapa yang ditelponnya, ia berpura-pura bahwa telponnya tidak jelas atau putus-putus. Ui Bong hanya tersenyum.
“Apa yang kamu lakukan?”selidik Ui Bong. Yoo Jin mengalihkan perhatian. Ia beralasan hari itu dia sakit. Jadi tak bisa masuk sekolah. Kemudian Yoo Jin pergi. Ui Bong ternyata sudah tahu apa maksud Yoo Jin. Ia tahu kalau Yoo Jin ingin mencari Hye Sung dan berpura-pura sakit. “Tapi, apakah Yoo Jin bisa menang dari JB?”
Kini Yoo Jin pergi menemui guru Ahn. Ia meminta alamat rumah Hye Sung. Tapi guru Ahn bilang kalau dia yang akan bertemu dengan Hye Sung dan membawa gadis itu kembali lagi ke sekolah. Tapi, Yoo Jin menolak. Ia tetap bersikukuh agar dia saja yang menemui Hye Sung.
Kemudian, mereka melihat Ri An bersama ibunya jalan terburu-buru menuju ruang direktur Lee. Guru Ahn dan Yoo Jin heran melihatnya.
Di ruang direktur Lee, ibunya Ri An tanpa permisi langsung marah-marah pada direktur Lee. “Kenapa dia perlu ikut audisi lagi? Dia sudah melewati 3-4 kali audisi. Ada tes di akhir pekan dan ada tes lagi di akhir bulan. Sampai sebelum debut. Anda sudah cukup menyiksa dia. Menghentikannya beraktivitas dan mengembalikannya ke semula. Apakah dia perlu diaudisi? Hhh??”bentak ibunya Ri An.
Direktur Lee dengan santai mencoba menjawab ibunya Ri An. Tapi, tak sempat. Karena ibunya Ri An sudah langsung menyerobot lagi. Jika seperti ini, ibunya Ri An mengancam untuk pindah perusahaan dan membatalkan perjanjian.
“Mari kita menunggu sebentar lagi,” pinta direktur Lee. Ibunya Ri An tetap tidak mau. “Menunggu..menunggu.. berapa lama saya harus menunggu?? Jika kami terus menunggu, keluarga kami akan mati kelaparan. Satu-satunya yang bisa membiayai keluarga kami hanyalah Ri An.” Ibunya juga menambahkan agar direktur Lee bisa mengatur beberapa jadwal untuk Ri An. Direktur Lee kemudian menyanggupi permintaan ibunya Ri An. Dia akan mengatur Ri An untuk bersolo karir.
“Baiklah, di masa depan aku tidak ingin membuang-buang waktu untuk datang kemari. Tapi, kami akan langsung pindah perusahaan,” ibunya Ri An segera keluar dari ruangan itu.
Direktur Lee lalu berdiri Ri An memberi tanda maaf atas kelakuan ibunya. Direktur Lee kemudian menyuruh Ri An pergi dan temui ibunya. Sepertinya direktur Lee tahu kalau ibunya Ri An hanya berpura-pura mengancam.
Di luar, Ri An menemui ibunya. Ibunya bertanya bagaimana aktingnya, apa itu bagus. Ri An menyarankan ibunya agar tidak melakukan hal seperti itu lagi. Bahkan ibunya tidak tahu bagaimana cara berdebat. Ibunya membela bahwa dirinya melakukan itu untuk Ri An dan telah berlatih seperti itu di depan cermin beratus-ratus kali. Dan ibunya berpamitan untuk pergi. Sebelum pergi, ia mengingatkan Ri An untuk makan secara teratur. Karena Ri An terlihat lebih kurus dan jangan terlalu sedih.
Setelah ibunya pergi, Ri An jadi benar-benar merasa sedih. Yoo Jin melihat Ri An dari belakang. Ia merasa iba melihatnya. Kemudian ia mencoba untuk mendekati Ri An. Namun, langkahnya terhenti. Ia tak jadi mendekati Ri An.
Di ruangannya direktur Lee sedang mengatur jadwal untuk Ri An. Ri An ternyata dapat tawaran untuk bernyanyi di daerah Chungju. Dan dia harus naik bis untuk menuju ke daerah itu. Kemudian ia mengambil tempat. Ia mengomel, kenapa perusahaan tak pernah menyiapkan mobil untuknya bahkan untuk ke daerah seperti itu.
Tak berapa lama, ternyata Yoo Jin juga mau naik bis itu. Ri An melihat Yoo Jin dan berusaha untuk menutupi wajahnya, agar Yoo Jin tak melihatnya. Namun sayang sekali Yoo Jin melihatnya. Dan dengan sigap, Yoo Jin langsung mengambil tempat duduk di sebelah Ri An.
“Ada apa denganmu? Kenapa kamu selalu berada di sekelilingku?”tanya Ri An.
“Aku juga punya masalah sendiri di Chungju.”jawab Yoo Jin
Yoo Jin lalu menanyakan keadaan Ri An, apakah Ri An baik-baik saja. Ri An heran. Yoo Jin kemudian mengelak. Ia bilang tak apa lalu ia langsung memasang earphone-nya.
Hye Sung pelan-pelan membuka pintu kamar ayahnya. Ia mengintip ayahnya sedang melakukan apa. Ternyata ayahnya sedang tidur. Hye Sung langsung menutup pintu kamarnya. Hye Sung, Hye Pung, dan JB bersiap untuk pergi. Mereka ingin pergi ke kontes kecantikan yang diikuti Hye Pung.
Mereka bertiga naik ke mobil. JB di depan, Hye Sung dan Hye Pung di belakang. Sebelum berangkat, JB melihat ke arah Hye Sung melalui kaca spion. Hye Sung pun juga melihatnya. JB kemudian batuk (sepertinya batuknya di sengaja).
Hye Pung menyadari sesuatu,”Apakah terjadi sesuatu pada kalian berdua tadi malam?” Mereka berdua dengan serempak menjawab tak ada. Tapi, Hye Pung tetap merasa ada yang aneh. JB lalu menghidupkan mobilnya.
Yoo Jin telah sampai di daerah Chungju. Ia mencari kesana-kemari alamat Hye Sung. Ia menemui kedua nenek-nenek yang sedang duduk di kursi. Ia bertanya apa mereka kenal dengan Shin Hye Sung. Kedua nenek itu bertanya apa Yoo Jin mencari Hye Sung.”Ya”. nenek itu bilang, kalau Hye Sung sudah pergi ke acara kontes kecantikan di kota.
Lalu salah satu nenek itu keceplosan bilang, “Kenapa semua anak laki-laki yang mencari Hye Sung itu begitu tampan?”
“Terima kasih”balas Yoo Jin.
Yoo Jin kemudian bertanya bagaimana caranya agar bisa pergi ke kota. Nenek itu bilang, Yoo Jin cukup mengikuti jalan di samping mereka itu. maka dia akan sampai. Yoo Jin berterima kasih dan berpamitan. “Kontes kecantikan? Hehhehe.. Hye Sung benar-benar melakukan apa saja.” Yoo Jin ternyata salah mengira.
Ri An telah sampai di acara yang di maksud. Namun ia terlihat begitu geram. Karena acara yang di maksud itu, berada di tempat yang menurutnya sangat tidak nyaman. Acara itu berada di sekitar lapangan sepak bola. Dan terlihat banyak orang yang sedang bermain sepak bola.
Ia kemudian mencari orang yang bertanggung jawab untuk acara itu. Dan setelah mencoba bertanya kesana kemari (walau tidak ada yang menjawab pertanyaannya, karena mereka semua sedang sibuk) akhirnya ia menemukan orang yang bertanggung jawab untuk acara itu.
Orang itu lalu menyuruh Ri An mengikutinya. Mereka masuk tenda, dan orang itu menyuruh Ri An untuk memakai aksesoris yang sudah disiapkan panitia. Ia mendapat sms dari direktur Lee yang berpesan agar Ri An mengambil foto untuk penampilannya dan segera mengirimkannya ke direktur.
Lalu ia melihat aksesoris-aksesoris itu dan kecewa karena mereka semua adalah topeng kucing dan sarung tangan kucing. Ia kesal sekali dan ia menelpon ibunya. Ia mengadu bahwa ia tak bisa melakukan hal memalukan seperti itu. Tapi ibunya bilang, kalau direktur Lee sudah mengirimkan uang senilai 10 juta won. Jadi terpaksa ia harus tetap melakukannya.
Hye Sung, JB, dan Hye Pung telah sampai ke tempat acara. Ternyata acara itu sama dengan acara yang akan menampilkan Ri An sebagai bintang tamu. JB agak sedikit terkejut dengan keadaan tempatnya. Hye Sung sedikit beralasan mungkin karena panggungnya belum siap 100%.
JB dan Hye Sung mengambil tempat duduk di barisan penonton. Dan para pesertanya duduk di tempat yang sudah disediakan panitia. Hye Pung menuju tempat duduk yang di maksud. Dan dia bertemu dengan Ri An yang sudah memakai topeng kucing.
“Bahkan untuk menarik perhatian orang harus memakai topeng kucing. Bukankah itu kuno?”ucap Hye Pung. Ri An lalu menonjok pelan kepala Hye Pung dan berkata agar Hye Pung mengurusi urusannya sendiri dan menyuruh Hye Pung cepat duduk. “Aiisshh..”gerutu Hye Pung.
“Baiklah, untuk merayakan kesempatan ini, kami telah mengundang penyanyi khusus. Silakan naik ke panggung.”sambut MC-nya
“Oohh.. bukankah itu lagu herShe?” Hye Sung antusias. Namun, Hye Sung lalu mengira kalau herShe tak mungkin datang ke tempat seperti itu.
Ri An diseret naik ke panggung oleh MC-nya. Ri An tetap bersikeras untuk tidak ingin tampil di muka umum. Sesampainya di panggung, ia diberi microphone untuk bernyanyi. Dan secara tak sengaja ia melihat JB duduk bersebelahan dengan Hye Sung. Mirislah hati Ri An. Hye Sung yang memperhatikan Ri An merasa kalau yang berada di atas panggung itu memang benar-benar mirip Ri An.
Ri An kemudian berusaha untuk menyembunyikan wajahnya, agar Hye Sung dan JB tak melihatnya. Yoo Jin akhirnya sampai juga di tempat itu. Kemudian salah satu penonton meneriaki Ri An agar ia langsung bernyanyi dan jangan berlama-lama berdiri di situ. Dan para penonton bilang betapa memalukannya itu. Jika Ri An tak bisa bernyanyi, lebih baik turun saja dari panggung.
Dan salah satu penonton yang berstatus bapak-bapak kemudian maju dan mempraktekkan tarian. Dan temannya juga ikut-ikutan. Ri An yang berada di atas panggung tetap berusaha untuk bernyanyi, tapi tetap tidak bisa ia lakukan, ia mulai menangis. Dan tiba-tiba dari arah lain, sebuah bola melayang dengan keras ke arahnya dan tepat mengenai kepalanya.
Ia terjatuh topengnya terlepas. Hye Sung dan JB melihat itu terkaget-kaget dibuatnya. JB spontan berdiri dan mungkin berniat menolongnya. Tapi sudah keduluan Yoo Jin. Yoo Jin yang sedari tadi melihat itu, bergegas naik ke panggung dan menolong Ri An. Tapi kemudian Ri An pingsan. Dan Yoo Jin langsung menggendongnya.
No comments:
Post a Comment