Sinopsis Skip Beat episode 2
"Apa benar aku mengkhawatirkannya? menggunakan motif balas dendam untuk ikut audisi apa mungkin bisa lulus" Lian tak habis pikir
Round 2
Gong Xi akhirnya sadar kalau sedang berteriak sendirian ditengah kerumunan orang banyak dan akhirnya pergi dengan berteriak menahan malu. Dua orang polisi seperti biasa mendengar teriakan Gong Xi dan merasa kalau suara itu adalah suara hantu.
Du Jin (Manager Lian) memberitahu Lian kalau Pumkin secara langsung menelepon CEO untuk meminta maaf dan bahkan mengirim email kepada Lian. Manager pun membacakan isi email Pumpkins.
Lian tidak tertarik untuk membacanya tetapi Du Jin tetap membacakan untuk lian
“Tuan Lian terimakasih untuk tanda tangannya, putri saya sangat bahagia. Dua hari lagi adalah ulang tahun putri saya. Bagi putri saya tanda tangan ini adalah hadiah yang terbaik. Dua tahun yang lalu putri saya mendapatkan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, badannya semakin lemah setiap hari dan menjadi penyendiri dan autis, tidak berinteraksi dengan orang-orang dan bahkan tidak mau bertemu sahabatnya tetapi setelah menerima tanda tangan Tuan Lian, putri saya tiba-tiba setuju membiarkan teman-temannya untuk datang ke rumah untuk merayakan ulang tahunnya. Aku dan istriku sangat bahagia. Kami sangat berterimakasih pada anda”.
Lian mendengarkan dengan seksama
“Dan anda sangatlah benar bahwa menjadi seorang artis aku seharusnya tidak membiarkan masalah pribadi mengganggu pekerjaan yang menyebabkan masalah untuk semua tim dan aku berjanji bahwa ini hanya terjadi satu kali saja dan aku tidak akan membiarkannya terjadi lagi. Aku sangat berterimakasih dan semoga anda selalu sehat dan bahagia”
Du Jin pun selesai membacakan email Pumkin. Manager pun menyaadari kenapa Pumkin tidak marah ketika Lian mengatakan hal buruk kepada Pumkin. Manager menghela nafas ketika melihat Lian tidak bereaksi apapun setelah mendengar email Pumkin. Ternyata Lian melihat seseorang sedang berlari di halaman depan kantor LME.
Gong Xi pun masuk ke kantor LME dan dengan pedenya mengatakan akan bergabung dengan LME dan meminta bertemu dengan “superior” secepatnya. Resepsionis meminta Gong Xi untuk membuat janji dulu dan tidak tahu “superior” yang dimaksudkan Gong Xi. Mendengar ada keributan Shen De Yuan (casting directur) yang kebetulan lewat menghampiri Gong Xi dan menanyakan apa yang terjadi.
“Apa yang terjadi” tanya direktur Shen
“Ada seorang wanita yang ingin bergabung dengan perusahaan tetapi tidak membuat janji dengan siapapun direktur Shen” jawab resepsionis tersebut.
Mendengar kata direktur, Gong Xi langsung mengatakan bahwa Direktur Shen pastilah orang yang membuat keputusan. Direktur Shen mengatakan bahwa posisinya adalah kepala dari departemen artis dan tidak berani mengatakan seorang “superior” yang dimaksud Gong Xi tetapi Direktur Shen lah yang membuat masalah perjanjian dengan si artis. Gong Xi merasa senang dan dengan sok akrab senyum-senyum dan menepuk pundak serta mengulurkan tangan untuk salaman. Direktur Shen yang tidak tahu hanya ikut menjabat tangan Gong Xi dan ikut senyum-senyum.
Akhirnya Gong Xi berhasil ke ruangan Direktur Shen. Gong Xi tetap dengan pede mengatakan ingin menjadi artis yang besar dengan cepat karena sudah mempersiapkan diri untuk menjadi terkenal.
“Jadi artis apa yang kamu inginkan, penyanyi?” tanya direktur Shen
“Penyanyi?tapi aku hanya dua kali pergi ke karaoke bahkan tidak pernah bisa menyelesaikan satu lagu” jawab Gong Xi
“Kalau begitu jadi aktris?”
“Aktris??aku tidak terlalu tertarik jadi aktris” kata Gong Xi dengan santainya
Direktur Shen terkejut mendengar semua jawaban Gong Xi.
“Jadi kamu mau jadi manajer atau muncul di variety show?”
Dengan ekspresi tidak senang Gong Xi berkata, “anda mengatakan semacam show yang menipu itu?tidak mungkin, aku sama sekali tidak suka”
Direktur Shen tambah terkejut mendengar jawaban Gong Xi.
“Kalau begitu Host?”
“Aku sama sekali tidak suka karena ketika mereka berbicara mereka hanya mengatakan hal yang menipu” kata Gong Xi tak bisa melanjutkan kata-katanya ketika melihat ekspresi Direktur Shen dan dengan culunnya bertanya apakah ada yang salah dengan apa yang dikatakannya itu.
Lian sibuk denga HPnya. Du Jin menyarankan untuk membalas email Pumkin karena sudah tulus meminta maaf tetapi Lian malah sibuk dengan HPnya. Lian pun akhirnya mengatakan kalau sudah selesai dan mengatakan sudah membelikan boneka teddy bear. Du Jin mengira kalau Lian akan membelikan dirinya boneka tetapi Lian mengatakan kalau boneka tersebut bukan untuk Du Jin tetapi untuk anaknya Pumkin dan akan pergi memberikannya ketika semua pekerjaan sudah selesai.
Tiba-tiba Lian mendengar suara ribut-ribut yang ternyata suara Gong Xi. Gong Xi berjalan di eskalator tetapi karena salah escalator Gong Xi merasa kalau sedang ditarik oleh Direktur Shen. Gong Xi tidak terima karena Direktur Shen tidak menerimanya bergabung didalam agensi. Direktur Shen mengatakan kalau Gong Xi hanyalah fans Lian yang berpura-pura berusaha jadi artis hanya untuk bisa dekat dengan Lian. Gong Xi terkejut mendengar kalau Lian ternyata anak dibawah manajemen LME tetapi Direktur Shen tidak percaya dan kalau Gong Xi tidak tahu kalau Lian dibawah manajemen LME.
Gong Xi terkejut melihat Lian yang turun melalui escalator yang dinaikinya. Saking terkejutnya Gong Xi sampai jatuh terpental. Gong Xi mengeluh sendiri dan dengan pedenya mengatakan bahwa kenapa Tuhan merencanakan kalau dirinya dan Lian satu perusahaan (padahal Gong Xi diterima saja belum kekekekekek_aidarf, pede dia eon wkwk_iiskyu).
Du Jin heran melihat reaksi Gong Xi yang begitu bertolak belakang dengan cewek-cewek lainnya dimana setiap melihat Lian pasti cewek-cewek akan teriak histeris. Direktur Shen pun menjelaskan apa yang terjadi dengan Gong Xi. Sementara itu Gong Xi terus menggerutu dengan mengatakan apakah akan menyerah di dunia entertainmen gara-gara seorang selaki yang dibencinya yaitu Lian.
Setelah mendengar penjelasan Direktur Shen, Lian pun mengatakan sejak Gong Xi tidak tertarik sama sekali dan tidak punya hasrat di dunia entertainmen dan hanya ingin main-main saja dan Gong Xi lagi-lagi tidak mendengar perkataan Lian dan ternyata sudah berada di halaman kantor LME. Gong Xi pun melihat ke dalam dan melihat Lian yang mengatakan supaya Gong Xi tidak datang lagi karena LME tidak menerima orang yang tidak punya hasrat dalam dunia entertainmen.
Gong Xi berdiri dengan marah dan menatap tajam Lian dan dengan rasa percaya diri Gong Xi berkata didalam hatinya bahwa Lian tidak akan bisa menyingkirkan Gong Xi. Gong Xi pun berlalu pergi. Gong Xi bersumpah pasti akan bisa masuk didunia entertainmen karena Gong Xi tidak akan menyerah dengan mudah.
Direktur Shen mengatakan kalau sekarang ini banyak sekali orang yang fanatik dan banyak hal yang gila tetapi untuk type Gong Xi adalah orang yang suka memaksakan kehendak agar bisa menjadi seorang bintang. Du Jin pun mengatakan bahwa semua ini adalah karisma Lian sendiri dan itulah sebabnya fans berfikir setiap hari dan berfikiran yang aneh agar bisa dekat dengan Lian. Karena itulah seorang ayah rela melakukan apa saja untuk mendapatkan tanda tangan Lian untuk putrinya.
Ternyata Lian memperhatikan sesuatu diluar dan mengatakan kalau yang akan mendapat masalah adalah Direktur Shen sendiri karena tidak mudah menyingkirkan Gong Xi. Direktur Shen terkejut mendengar apa yang dikatakan Lian. Direktur pun berdiri dan melihat Gong Xi berlutut denga kalimat “direktur Shen, ini salahku, saya mohon beri saya kesempatan yang lainnya” di sekelilingnya.
Gong Xi terus berlutut dan mencari sosok Direktur Shen. Setelah melihat Direktur Shen, Gong Xi dengan semangat melambaikan tangannya dan dan memohon-mohon tak lupa menunjukkan kata-kata disekelilinnya dengan muka yang memelas. Du Jin tersenyum melihatnya sementara Direktur Shen ketakutan dan berusaha menjauh dari pandangan Gong Xi. Du Jin mengatakan bahwa Gong Xi pasti akan menyebabkan kekacauan untuk Direktur Shen dan Lian ikut menakuti Direktur Shen. Lian dan Du Jin meningalkan Direktur Shen yang masih dengan wajah yang bingung.
Gong Xi masih berlutut sampai kakinya seperti mati rasa tetapi Gong Xi masih bersemangat dan tidak mau menyerah sampai akhir. Direktur Shen pulang dengan mengendap-ngendap dan melihat apakah Gong Xi sudah menyerah tetapi ternyata Gong Xi muncul seperti hantu membuat Direktur sangat terkejut. Gong Xi terus meminta untuk menerimanya tetapi Direktur Shen bersikukuh kalau Gong Xi tidak bisa diterima.
Direktur Shen terus melangkah dan Gong Xi terus mengejar sampai Direktur Shen naik taxi dan langsung pergi. Gong Xi pun mengejar Direktur Shen dengan sepedanya. Direktur melihat Gong Xi mengejarnya dengan sepeda dan sangat terkejut ketika tiba-tiba Gong Xi sudah berada di samping pintu taxi. Direktur Shen menyuruh supir untuk ngebut. Taxi pun ngebut dan meninggalkan Gong Xi. Direktur yang merasa sudah tidak ada masalah dengan santai turun dari taxi dan tiba-tiba melihat sepeda merah yang dipakai Gong Xi dan tiba-tiba muncul disamping Direktur yang menyebabkan Direktur Shen sangat terkejut.
Ternyata Gong Xi mengikuti Direktur Shen sampai ke rumahnya dengan melihat alamat rumah Direktur Shen melalui internet. Gong Xi meminta untuk bicara tetapi Direktur Shen tidak mau dan langsung masuk ke rumahnya. Direktur Shen ketakutan ketika melihat istrinya pulang karena takut Gong Xi akan ikut masuk dan dengan segera menyuruh istrinya untuk masuk. Direktur pun melihat keluar dan berfikir kalau Gong Xi sudah tidak ada.
Direktur bermimpi didatangi roh Gong Xi yang memelas meminta supaya Direktur Shen menerimanya. Direktur Shen melihat Gong Xi berlutut didepan rumahnya tetapi istrinya mengatakan tidak ada orang didepan dan ternyata Gong Xi berada dibalik pohon sedang makan ramen. Gong Xi terus berada di halaman Direktur Shen dengan membawa semua perlengkapannya dan berkemah di halaman rumah Direktur Shen dan tentu saja setiap malam Direktur Shen selalu didatangi oleh roh Gong Xi. Tiap malam Direktur Shen tidak bisa tidur dan terus mengigau yang menyebabkan istrinya marah.
Direktur Shen mengira kalau istrinyalah yang menyiapkan sarapan tetapi begitu melihat Gong Xi, Direktur Shen sangat terkejut. Direktur Shen yang bingung dan dengan wajah yang ketakutan menanyakan kenapa Gong Xi bisa masuk. Istrinyapun menjawab bahwa bukanlah Direktur sendiri yang memanggil pelayan yang menyiapkan sarapan.
Akhirnya Direktur Shen memberikan Gong Xi kesempatan. Direktur Shen memberikan Gong Xi formulir audisi yang dilaksanakan oleh LME dan Gong Xi harus lulus dalam ujian tersebut. Direktur Shen menakut-nakuti Gong Xi bahwa dari 100 ditambah Gong Xi jadi 101 yang akan lulus tidak pernah lebih dari 10. Gong Xi sedikit ragu-ragu menerima formulir tersebut. Audisi juga akan dilakukan 3 hari dan Gong Xi tidak punya cukup waktu untuk persiapan. Setelah tarik ulur formulir akhirnya Gong Xi memantapkan hatinya untuk ikut audisi dan penuh keyakinan (terlalu pede kali ya kekekeeke_aidarf) akan diterima oleh LME. Direktur Shen heran melihat kepedean Gong Xi.
Gong Xi keluar ruangan dengan senyum riang. Ia memegang formulirnya sambil meyakinkan dirinya kalau itu bagus, ia akan menjadi bagian dari LME. Tiba-tiba Lian mengambil formulir dari tangan Gong Xi. Lian melihat form itu dan mencibir, “sepertinya kau terus meneror Direktur Shen hingga ia menyerah”. Gong Xi berusaha tersenyum, “kau mengatakannya sangat buruk, seharusnya kau bilang aku punya keteguhan hati”. Lian terus menatap Gong Xi tajam. Gong Xi kesal, “ekspresi apa itu? Kau pasti berpikir aku hanya membuang-buang waktu dan energi karena tidak akan berhasil”.
Lian tersenyum sinis, “apa kau sedang membaca pikiran orang?”
Gong Xi mencibir, “semuanya jelas dari sikapmu”.
Lian bilang ia tahu Gong Xi akan membuang-buang waktunya tapi ia juga membuat orang lain membuang waktu dengan memaksa melihat penampilan Gong Xi. Lian juga bilang kalau mereka seharusnya melakukan hal yang lebih penting daripada berkorban menghabiskan waktu dengan Gong Xi. Gong Xi kesal, “apa kau sopan mengatakan hal itu?”
Lian tetap menatap tajam, “apa alasanmu masuk dunia hiburan. Kau tidak tertarik tapi memaksa ingin masuk. Kau pikir itu menyenangkan? Kenapa kau menggunakan banyak cara untuk memaksa direktur Shen untuk memberimu kesempatan?”
Gong Xi terpojok, ia bingung mau menjawab apa, tapi karena kesal ia langsung berteriak, “aku melakukannya karena ingin balas dendam pada Bu Pho Shang. Bagaimana? Kau senang dengan jawabanku? Akan sulit mengalahkan Bu Po Shang. Ini bukti aku mempunyai target besar bukan bukan seperti gadis yang tidak punya tujuan”. Lian terdiam membuat Gong Xi bingung dan bertanya apa ada masalah dengan alasannya. Lian langsung berbalik dan mengeluarkan ponselnya. Gong Xi berusaha melihat tapi dihalangi Lian. Gong Xi pun menyelinap dan melihat yang dilakukan Lian (mencari info tentang Shang di internet wkwk..)
Gong Xi tanpa sadar memberitahu Lian penulisan nama Bu Puo Shang yang benar.(wkwkwk..)
Lalu Gong Xi tersadar kalau Lian tidak kenal Shang dan mulai mengoceh kalau Shang adalah penyanyi terkenal, album pertamanya menjadi puncak chart, bagaimana bisa Lian tidak mengenalnya. Lalu Gong Xi menutup mulutnya dan merutuki dirinya kenapa ia memuji-muji Shang padahal Shang musuhnya yang harus ia maki 1000kali. (tenang Gong Xi, walau Shang jahat saya juga masih cinta koq wkwk…..)
Lian menatap tajam lagi ke arah Gong Xi yang membuatnya risih. Gong Xi tanya kenapa Lian menatapnya seperti itu. Lian balik bertanya, “jadi dia adalah motivasimu untuk masuk dunia hiburan?kau hanya ingin balas dendam?”. Gong tidak mau kalah, “ kenapa? Apa tidak boleh?’
Lian tersenyum, “sudah lupakan saja kita akan bicara tentang ini setelah kau lulus audisi. Tapi asal kau tahu saja tidak mudah lulus dalam audisi ini. Ini…lebih sulit daripada meneror Direktur Shen. Jika kau berpikir bahwa dengan keberanian dan kesabaran akan cukup. Kau salah!”
Gong Xi terdiam menatap balik Lian, ia merasa kalau aura permusuhan yang dipancarkan Lian kuat tapi langsung ia menggeleng dan bilang ke dirinya kalau ia terlalu banyak berpikir.
Melihat Gong Xi yang hanya terdiam, Lian terus memojokkan Gong Xi. Lian bilang Gong Xi tidak akan mengerti apa yang ia katakan dengan kapasitas otak Gong Xi yang terbatas. (jyahh… ekspresinya cool tapi itu kalimat menohok wkwk…). Lian juga menyuruh Gong Xi mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan mencobanya, saat Gong Xi terjatuh berkeping-keping barulah ia akan mengerti. Lian lalu berbalik meninggalkan Gong Xi. Gong Xi diam-diam mengikuti untuk mengambil formulirnya. Tapi begitu Lian berhenti, Gong Xi langsung buru-buru lari ke tempatnya semula. Lian tersadar dan berbalik mendekati Gong Xi dan menyerahkan formulir itu ke Gong Xi. Lalu Lian langsung berjalan pergi. Sepeninggalan Lian, Gong Xi sangat kesal, “apa-apaan itu! Aku tidak akan jatuh berkeping-keping. Orang aneh, aku tidak pernah menyinggung perasaanmu, tapi kenapa kau membuatku marah!” Gong Xi menggeram marah.
Di kamarnya Gong Xi teriak-teriak ke dinding yang terpasang foto Shang yang sobek dan di sampingnya foto Lian. Kedua foto itu penuh dengan anak panah. Gong Xi teriak kalau setelah lulus audisi ia akan menjadi bintang internasional. Pada saat itu Gong Xi ingin Shang dan Lian berlutut dan memohon-mohon padanya, terutama Shang. Gong Xi menunjuk boneka Shang dan menusukkan jarum ke boneka itu sambil teriak agar boneka itu (Shang) berlutut dan memohon juga memanggilnya Ratu Gong Xi. (ckck… aneh juga Gong Xi tertawa dan teriak menirukan suara boneka Shang yang pura-pura lagi memohon… pantesan aja kayak anak kecil wkwk)
Di bawah kamar Gong Xi, Ny. Boss bilang kalau mendengar Gong xi teriak-teriak seperti itu jadi menakutkan. Suaminya lalu bilang kalau mungkin Gong Xi sedang bermain peran seperti mereka juga. Keduanya lanjut bermain dokter-dokteran.
Gong Xi berdiri di teras kamarnya. Dalam hati ia berkata kalau ia akan bekerja sangat keras dan berdiri di panggung yang cerah, membiarkan orang melihatnya dari bawah panggung dan bertepuk tangan. Gong Xi membulatkan tekat lalu berteriak, “aku pasti akan berusaha sangat..sangat keras!”
Dua petugas satpam dibawahnya mendengar teriakan itu. Salah satunya menyangka itu suara hujan. Yang satunya lagi tersenyum dan bilang ia sudah sering mendengarnya.(wkwk…. itu petugas lagi mabok kali yak??? Itu payung kacau… mana bisa buat nahan hujan…ckck). Sementara Gong Xi tersenyum lega di jendela kamarnya setelah berteriak.
Gong Xi terkesima melihat orang-orang yang datang ke tempat audisi. Mereka semua berlatih untuk menampilkan kemampuan maksimalnya. Ada yang bermain gitar, hola hoop, senam lantai,dll. Gong Xi melihatnya antusias lalu saat melihat cermin ia berpikir ini tidak adil, semuanya terlihat gaya dan menarik padahal Gong Xi sudah menghabiskan uangnya membeli pakaian dan ponsel serta mengganti gaya rambut tapi ia tidak pernah berpikir untuk membeli kosmetik. Itu semua gara-gara Shang, Gong Xi mengeluarkan boneka Shang dan membejek-bejeknya (duh bahasanya kacau…wkwk).
Salah satu peserta membawa anak kecil dan marah-marah. Nan Qin marah karena ada orang yang membawa anak kecil ke tempat audisi padahal ia sudah mempersiapkan untuk audisi kali ini. Nan Qin bertanya ke sekeliling siapa ibu gadis kecil itu. Gong Xi ikut melihat ke sekeliling mencari ibu gadis kecil itu. Nan Qin yang melihat Gong Xi memegang boneka menuduh Gong Xi adalah ibu gadis kecil itu.
Nan Qin menatap sinis Gong Xi, “yak… kau yang bawa boneka! Bawa anakmu pergi!”
“Aku?” tanya Gong Xi bingung
“Kau satu-satunya yang membawa boneka. Bawa dia pergi, sekarang!”
“Apa salah jika aku membawa boneka? Sudah kubilang, aku bukan ibunya?”
“Bahkan jika kau bukan ibunya, kalian ini satu jenis. Berapa usiamu?dan kau masih bermain dengan boneka. Ini audisi , semua orang mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mengalahkan yang lain. Cuma kau yang bermain dengan boneka.”
“Kau salah paham, aku tidak bermain dengan itu, aku hanya memberi pelajaran…”
“Aku tidak punya waktu untuk mendengar omong kosongmu. Wanita sepertimu yang membosankan kuno bahkan tidak seksi, bahkan kau tidak tahu bagaimana menggunakan boneka untuk menutupi keburukanmu”. Nan Qin menatap sinis Gong Xi.
Gong Xi kesal, “apa? Apa katamu?”.
Nan Qin mengulangi, “aku bilang kau umum, rendahan, lemah dan bertindak menyedihkan. Orang-orang sepertimu membuatku marah. Jika kau tidak serius, pergi dari sini. Jangan datang dan merusak audisi ini!”. Nan Qin lalu pergi berlalu meninggalkan Gong Xi. Maria (gadis kecil itu) menangis membuat orang-orang mengerubunginya. Peserta audisi yang lain berkomentar kalau Nan Qin keterlaluan dan bertanya apa Maria kehilangan ibunya.
Sementara itu, Gong Xi berdiri terpaku dengan perkataan Nan Qin. Gong Xi kaget dan bilang kalau ia hanya memegang boneka, apa itu masalah. Tapi Nan Qin malah memarahinya seperti itu, sungguh konyol. Lalu Gong Xi teringat perkataan Nan Qin yang bilang ia membosankan, kuno bahkan tidak seksi. Gong Xi ingat perkataan Nan Qin sama persis dengan yang dikatakan Shang. Hal itu membuatnya Gong Xi bertekad tidak akan kalah dari gadis sombong itu. Gong Xi akan membuktikan kalau seseorang tidak perlu menggunakan make up untuk terlihat kharismatik. Gong Xi bilang kalau pesona seseorang tergantung pada keyakinan teguh orang tersebut. Lalu Gong Xi ketawa evil (ngetik kata “evil” jadi inget si telor ungu wkwk^_^)
Gong Xi lalu menghampiri Maria dan mencubit pipinya. Peserta lain kaget dan bertanya kenapa Gong Xi mencubit anak itu. Gong Xi langsung memberikan tatapan setannya yang membuat semuanya menjauh ketakutan. Gong Xi beralih kembali pada Maria sambil terus mencubitnya. Gong Xi bilang, “gadis kecil, apa kau pikir dengan menangis maka akan ada orang yang datang untuk membantu dan menghiburmu?”. Gong Xi terus saja mencubit pipi Maria sambil ketawa evil.
Ruang audisi. Semua peserta yang sudah selesai diaudisi keluar. 4 orang anggota tim audisi yang duduk di meja menunggu peserta selanjutnya. Salah satu tim berkata kalau babak pertama audisi sangat standar, ia belum menemukan yang menarik di matanya. Lalu ia bertanya pada Direktur Shen kalau Direktur Shen mengatur satu peserta terakhir, apa ia harus mengatisipasinya. Direktur Shen hanya tersenyum mendengarnya. Lalu ia bertanya siapa nama peserta yang dimasukkan Direktur Shen sambil membuka-buka formulir pendaftaran. Direktur Shen langsung bilang kalau nomor terakhir 101. Pas dilihat ternyata Gong Xi menempelkan fotonya yang sedang marah di formulir. Orang tadi pun bertanya ini tidak masuk akal, biasanya orang akan menempelkan fotonya yang sedang tersenyum. Direktur Shen hanya bisa senyum semuanya tergantung audisi hari ini jadi tidak apa-apa mengeliminasi dia. Orang tadi kembali bertanya apa benar boleh mengeliminasinya. Direktur Shen hanya mengangguk tidak semangat. Dia teringat saat Gong Xi mengikutinya dan menerornya. Lalu tiba-tiba Direktur Shen membayangkankan dihantui hantu Gong Xi yang mengutuknya karena mengeliminasi Gong Xi. (wkwk… ada-ada aja imajinasinya, ngebayangin Gong Xi kayak vampire yang tiba-tiba ada di belakang dan mau mencekik wkwk..). Direktur Shen berteriak ketakutan dan sembunyi di bawah meja membuat semua orang kaget dan bingung. Saat ditanya kenapa, direktur Shen hanya menjawab ia merasa digigit nyamuk tadi lalu kembali ke kursinya.
Di luar, petugas mengumumkan kepada peserta audisi nomor urut 81-101 untuk memasuki ruang audisi. Nan Qin yang mendengarnya langsung berdiri dan masuk ke dalam. Semua peserta juga bangkit dan masuk ke dalam. Gong Xi yang terduduk ikut bangkit dan berdiri. Gong Xi meremas boneka Shang dan menyemati dirinya kalau rencana balas dendamnya akan segera dimulai.
Sementara itu, Lian yang sedang di lokasi syuting bertanya pada manajernya. Lian tanya, “tes seharusnya sudah mulai kan?’. Manajernya bingung, “tes apa?”. Lian kembali menjelaskan, “tes. Audisi”.
Da Jun (manajer Lian) hanya tersenyum simpul dan bilang, “apa yang terjadi di sini? Apa kau khawatir tentang audisi? Atau kau mengkhawatirkan salah satu peserta audisi?”.
Belum sempat Lian menjawab, kru film menatanginya dan bertanya apa Lian sudah siap. Lian mengangguk dan menyiapkan diri (ngaca dulu wkwk… udah cakep bang…)
Lian pun bangkit dan menjalani syuting. Lian berakting action dengan tembakan.(keren dah pokoknya cuma itu kenapa ada cewek nyempil di belakang Siwon wkwk… masih kerenan Poseidon dah ^^)
Selesai melakukan scene Lian mengucapkan terima kasih kepada seluruh kru film. Lian berjalan dengan wajah sumringah ke ruang gantinya. Lian membasuh tangannya dan kembali berpikir apa mungkin Da Jun benar, ia mengkhawatirkan seseorang dalam audisi. Lian tersenyum dan bilang, “balas dendam? Menggunakan motif lucu seperti itu untuk pergi audisi, apa dia bisa lulus. Masuk dunia hiburan sebagai apa?”. Lian menghela nafas dan kembali memandang cermin.
Gong Xi sudah memasuki ruang audisi. Dia duduk di samping Nan Qin karena nomor mereka berurutan. Saat audisi akan dimulai Nan Qin menyadari kalau CEO tidak turut hadir menjadi juri di situ. Ia protes karena menurutnya CEO tidak peduli akan audisi itu.
Tiba-tiba terdengarlah suara musik yang keras dan muncul penari dari belakang panggung. Semua orang kecuali Nan Qin terpukau melihatnya. Lalu keluarlah Tuan Luo Li dari belakang penari-penari itu. Salah satu peserta audisi berkata kalau Tuan Luo Li lebih ‘artis’ dari sekedar artis biasa. Lalu Tuan Luo Li memberi sambutan menyambut peserta audisi yang datang. Ia berkata kalau LME adalah tempat yang bisa mewujudkan mimpi mereka dan mereka tidak akan rugi mengerahkan seluruh bakat mereka untuk LME tapi sebelum diterima di LME mereka harus bisa membuat ia terpukau dalam audisi ini.
Lalu audisi dimulai. Peserta audisi menampilkan kemampuan terbaik mereka mulai dari menari salsa (atau tango ya?) sampai bermain biola. “Semua orang menampilkan bakat terbaiknya sementara aku …” pikir Gong Xi lalu ingatannya melayang ke saat ia mengobrol dengan boss restorannya dan istrinya. Ia meminta bantuan mereka untuk menghadapi tes bakat saat audisi. Gong Xi tidak berharap banyak kalau bossnya akan membantu karena ia berpikir kalau bossnya pasti meremehkan bakat Gong Xi dan menganggap Gong Xi memiliki bakat ini hanya untuk mengikuti audisi. Namun Gong Xi tidak akan mengecewakan bossnya yang telah bersedia meminjamkan benda pusaka peninggalan nenek moyangnya untuk audisi Gong Xi.
Gong Xi sangat terpukau dengan penampilan peserta lain. Bahkan yang bakatnya paling sederhana sekalipun. Peserta yang duduk di barisan depan Gong Xi berbisik-bisik dan berkata kalau penampilan semua peserta masih kalah dibandingkan pertunjukkan CEO tadi. “Di sini adalah tempat pertarungan bakat. Kalau kau merasa tidak punya bakat lebih baik pulang saja,” kata Nangin sinis. Lalu Nan Qin dipanggil untuk audisi. Peserta lain berbisik-bisik dan berkata kalau Nan Qin sangat arogan. Gong Xi berpikir kalau walaupun Nan Qin membuat banyak orang membencinya namun ia sama sekali tidak takut dan tetap percaya diri. Nan Qin memperkenalkan diri dan berkata kalau tujuan hidupnya adalah menjadi artis yang hebat dan pertunjukkan bakatnya kali ini hanya bisa terlaksana dengan bantuan juri yang hadir di sana. Ia meminta script pada CEO lalu membaca script itu dengan serius. Script yang dibaca oleh Nan Qin adalah script yang berisi adegan percakapan dan musical. Direktur Shen bertanya pada Tuan Luo Li apakah ia tertarik dengan Nan Qin. Tuan Luo Li berkata kalau Nan Qin sangat menarik karena kepercayaan dirinya. Direktur Shen juga setuju dengan pendapat Tuan Luo Li dan berkata kalau di CV milik Nan Qin tertulis kalau ia tidak memiliki pengalaman audisi sebelumnya. Tuan Luo Li menjadi lebih tertarik dan meminta Direktur Shen membantunya menyiapkan sesuatu. Nan Qin yang sudah selesai membaca script meminta supaya diuji kemampuannya. Tuan Luo Li berkata kalau Nan Qin akan beradu acting dengan seseorang di layar dan Nan Qin harus dapat menjawab dialog orang itu. Gong Xi yang melihatnya berpikir kalau hal itu terlalu sulit karena Nan Qin harus menghapalnya apalagi ia juga harus beracting. Nan Qin bisa membuktikan kalau ia bisa menghapal dialognya dengan lancar dan tanpa salah sama sekali.
Setelah itu nama Gong Xi dipanggil namun ia masih bengong terpukau dengan kesempurnaan acting Nan Qin sehingga ia tidak menyadarinya sampai Direktur Shen sendiri yang memanggilnya. Nan Qin tersenyum meremehkan saat ia melewati Gong Xi. “Kenapa kau begitu arogan? Aku tidak akan kalah darimu,” kata Gong Xi lalu ia naik ke panggung dan memperkenalkan diri. Saat memperkenalkan diri Gong Xi bingung apalagi yang harus ia katakan pada juri. Salah satu juri berkata kalau Gong Xi bisa memberitahukan motivasinya menjadi artis dan menyuruh Gong Xi cepat agar audisi cepat selesai dan mereka bisa pulang. Juri yang lainnya berkata kalau Gong Xi tidak mengisi formulirnya dengan baik sehingga kalau penampilannya buruk maka akan membahayakan audisinya. Gong Xi tidak terima dan berkata dengan nada tinggi kalau ia pasti mendapatkan nilai yang baik. Direktur Shen menyela dan berkata kalau Gong Xi bisa langsung memulai pertunjukkannya tanpa memberitahukan motivasinya. Namun Gong Xi berkata karena juri sudah bertanya maka ia akan menjawabnya. Gong Xi berkata kalau motivasinya adalah untuk menjadi artis yang lebih terkenal daripada Bu Puo Shang karena itu adalah target hidupnya. Juri-juri yang ada di sana meremehkannya dan berkata kalau Gong Xi sangat konyol karena menjadikan artis dari agensi lain sebagai saingannya.
Direktur Shen panik karena ia sudah memperingatkan Gong Xi untuk tidak menyebut-nyebut Shang dalam motivasinya. Juri yang duduk di sebelah Direktur Shen berkata kalau awalnya ia mengira orang rekomendasi dari Direktur Shen adalah orang yang berbakat. Namun ternyata Gong Xi hanyalah fans biasa. Tuan Luo Li menyela dan berkata kalau Gong Xi bukanlah fans biasa. Kalau memang Gong Xi adalah fans dari Bu Puo Shang, pasti Gong Xi mendaftar di agensi yang diikuti Bu Puo Shang. Dan menjadikan artis lain sebagai target adalah hal yang luar biasa. Juri lain tersenyum dan mengangguk-angguk mendengarnya. Mereka semua menyetujui pendapat Tuan Luo Li padahal dalam hati mereka berpikiran lain. Juri yang duduk di sebelah Direktur Shen berkata kalau Tuan Luo Li hanya menganalisa. Juri yang lain berkata dalam hati kalau ia setuju dengan pendapat Tuan Luo Li agar audisi cepat selesai dan ia bisa segera pulang untuk menemui anaknya. Tuan Luo Li menyuruh Gong Xi memulai pertunjukkannya.
Sebelum memulai pertunjukkan Gong Xi meminta agar para juri memperhatikan pertunjukkannya bahkan sampai detail terkecil. Lalu ia melempar tas yang ia bawa dengan kakinya. Namun sebelum berhasil menangkapnya tas itu malah terlempar ke wajah Direktur Shen. Semua peserta tertawa sementara Nan Qin memperhatikan dengan kesal dan menggumam kalau seorang ceroboh akan tetap menjadi orang yang ceroboh. Gong Xi sudah siap dengan barang-barang yang diperlukannya. Yaitu pisau, lobak putih, dan meja. Orang-orang di sana heran dan tidak dapat menebak apa yang akan Gong Xi lakukan. Gong Xi berusaha menenangkan dirinya. Karena kalau ia gugup maka semua akan berantakan. Ia teringat saat bossnya menyerahkan pisau peninggalan leluhurnya kepada Gong Xi untuk audisi kali ini. Bossnya mengizinkan Gong Xi meminjam pisau itu dengan syarat Gong Xi tidak boleh gagal.
Gong Xi bertekad kalau ia tidak akan mengecewakan bossnya dan leluhur bossnya. Gong Xi memulai pertunjukkannya. Ia memotong ujung lobak. Juri-juri berpandang-pandangan dengan heran. Mereka mengira Gong Xi hanya akan memotong lobak itu. Lalu Gong Xi memotong ujung satu lagi dari lobak itu dan memulai aksinya. Ia menguliti lobak itu dengan sangat tipis sampai lobaknya habis dan kulit yang tipis itu berbentuk bunga (susah ngedeskripsiinnya. Mianhe).
Semua orang di sana terpukau karena yang bisa melakukan itu hanya chef terkenal, Cheng Heng. Gong Xi teringat saat dia kecil dan tinggal di rumah Shang ia biasa mengupas lobak setiap hari sehingga kemampuannya bisa setara dengan chef terhebat. Gong Xi pernah mendengar ucapan orangtua Shang yang berkata kalau pelanggan di sana menyukai Gong Xi dan Gong Xi sangat hebat karena masih kecil namun sudah mempelajari cara mengupas lobak.
Gong Xi sebenarnya mempelajari cara mengupas lobak bukan karena ia ingin menjadi koki masakan Jepang. Namun karena ia tidak ingin membuat orang tua Shang kecewa. Tuan Luo Li sangat kagum dan berkata kalau pertunjukkan Gong Xi adalah pertunjukkan paling hebat dan spektakuler. Semua orang yang hadir di sana kecuali Nan Qin bertepuk tangan.
Seusai audisi Gong Xi menunggu audisi babak kedua di luar. Ia senang karena keahlian yang ia pelajari di rumah Shang malah bisa menjadi kuncinya untuk masuk ke dunia entertainmen dan melumpuhkan Shang. Di depan Gong Xi ada poster Lian. Gong Xi yang memang tidak menyukainya memasang wajah jelek dan mengejek-ngejek Lian yang telah meremehkan kemampuannya. Tiba-tiba datanglah Nan Qin yang berkata kalau kemampuan Gong Xi memang bagus. Menampilkan bakat mengupas lobak yang tidak ada hubungannya dengan dunia entertainmen tentu saja akan membuat orang-orang di sana menganggap Gong Xi hebat. Gong menjadi kesal dan berkata pada Nan Qin agar tidak cemburu padanya. Nan Qin mengelak dan berkata kalau ia tidak cemburu. Ia hanya merasa bakat Gong Xi tidak sesuai pada tempatnya seperti babi berbelalai yang datang ke dunia manusia. Ia juga menambahkan kalau bakatnyalah yang paling baik sementara Gong Xi hanyalah pemeran pembantu. Orang seperti Gong Xi harusnya mengikuti sirkus saja. “Kau sangat arogan!” teriak Gong Xi. “Aku memang arogan. Lalu kenapa, babi berbelalai?” tantang Nan Qin. Lalu mereka bertatapan dengan tatapan membunuh satu sama lain.
Setelah itu audisi kedua dimulai. Audisinya adalah mereka harus menjawab telepon dan berakting sambil menerima telepon. Gong Xi melirik Nan Qin dan bergumam kalau ia sangat tidak beruntung duduk di sebelah Nan Qin. Nan Qin berbicara pada Gong Xi kalau audisi di LME berbeda-beda setiap tahunnya. Tuan Luo Li yang menentukan tema audisinya lalu Nan Qin naik ke panggung. Juri-juri yang awalnya sudah malas langsung bersemangat begitu melihat Nan Qin. Nan Qin menerima telepon itu lalu langsung menangis. Juri di sebelah Direktur Shen berkata kalau Nan Qin bisa menangis hanya dalam waktu tiga detik. Ia juga bisa menguasai emosinya dan aktingnya sangat natural. Tuan Luo Li sendiri mengakui kalau akting Nan Qin luar biasa.
Direktur Shen tersenyum melihat Tuan Luo Li. Ia berdoa agar mood Tuan Luo Li bagus sampai akhir audisi sehingga Gong Xi bisa mendapatkan hasil yang baik dan bisa memulai debutnya. Gong Xi naik ke panggung dan mengangkat teleponnya. “Maaf. Aku sangat egois dan berhati dingin. Akulah yang sangat bodoh. Aku tidak tahu cara menghargaimu. Kau sudah banyak berkorban untukku namun aku masih saja berkata kalau kau ceroboh dan membosankan,” kata orang di seberang telepon. Gong Xi terdiam. Shang juga bersifat seperti orang di telepon itu. Ia membayangkan melihat Shang juga ada di panggung bersamanya ..
No comments:
Post a Comment