Sinopsis Dream High 2 Episode 7
Hye Sung sedang membuka lokernya. Dia kaget karena banyak apel yang berjatuhan dari lokernya. Ternyata teman-temannya mengembalikan apel yang dia berikan. Hye Sung hanya bisa menangis. JB datang dan memungut salah satu apelnya. Dia membersihkan apel itu dengan mengusap-usapnya di lengannya lalu memakannya.
“Hemmm...Apel ini lezat. Jika kau mau membuang semua apel ini bolehkan aku yang mengambilnya. Kau tahu? Aku suka apel,”kata JB.
Hye Sung tidak menjawab. Dia duduk dan menangis.
“Aku..ingin melarikan diri. Aku akan melarikan diri. Apa yang salah dengan ini? Aku akan melarikan diri!”kata Hye Sung sambil menangis sesenggukan.
JB merasa iba melihatnya. “Biasanya, seorang gadis terlihat cantik jika menangis. Tapi kau terlihat tidak cocok jika menangis. Berhentilah menangis! Berhentilah!”kata JB sambil tersenyum.
JB memegang pipi Hye Sung lalu membentuk wajah Hye Sung sehingga terlihat tersenyum. JB yang melihatnya jadi tersenyum. Banyak teman-temannya yang melihatnya termasuk Yoo Jin dan Ri An. JB lalu memungut apel-apel itu satu persatu. Ri An cemburu melihatnya. Dia lalu menginjak salah satu apel di dekatnya sebagai bentuk kekesalan.
Lee Seul sedang melihat foto-foto JB dan Hye Sung saat di depan loker tadi di HPnya. “Apa ini? Si Loner (sebutan Seul untuk Hye Sung) dan JB pacaran?” katanya.
Soon Dong datang. Ia ingin melihat foto-foto itu namun Lee Seul tidak mengizinkan. Soon Dong menyebut Lee Seul picik karena membawa HP di sekolah. Lee Seul heran mengapa ada peraturan yang tidak masuk akal di sekolah ini.
Tiba-tiba ada yang merebut HP Lee Seul. Ternyata itu Si Woo (wah..akhirnya Si Woo muncul juga). “Pacaran dilarang di sekolah ini. Apakah mereka melanggarnya? Tidak disangka,”kata Si Woo lalu mengembalikan HP milik Seul.
“Si Woo..”teriak Nana. Ia langsung memeluk Si Woo. “Akhirnya kau kembali juga.”
Si Woo malu. Ia bilang jangan bersikap seperti ini di tempat umum. Nana tidak menghiraukan. Ia malah mencubit pipi Si Woo sambil berkata Si Woo lucu, ia sangat merindukannya. Nana bertanya mengapa ia baru datang sekarang. Si Woo malah bertanya apakah Nana ingin tahu mengapa ia tidak langsung menemuinya saat ia datang? Nana mengangguk. Si Woo menjawab karena ia ingin Nana merindukannya dan bersikap seperti sekarang.
Nana langsung menjepit kepala Si Woo dengan tangannya. “Lain kali jangan membuat Noona khawatir lagi,”pinta Nana. “Baiklah..baiklah..”jawab Si Woo sambil mengeluh kesakitan.
Nana melepaskan tangannya. Nana memuji Si Woo betapa dia patuh dan bersikap baik sekarang.
Hong Joo yang melihat mereka berdua gemetaran karena cemburu. Ui Bong bertanya apakah dia sakit karena tubuhnya gemetar. Hong Joo tidak menjawab tapi langsung pergi.
Sementara itu JB membawakan Hye Sung kardus berisi apel-apel tadi. Sesampainya mereka di depan kamar Hye Sung, Hye Sung mengambil kardus dari JB sambil mengatakan JB tidak perlu mengasihaninya. JB bilang ini bukan karena kasihan tapi ia paling benci melihat cewek menangis. Hye Sung sedikit tersenyum lalu masuk kamarnya.
JB berbalik dan melihat Ri An sudah di depannya. Ri An mengusap-usap bahu JB sambil berkata ia benci debu menempel di tubuh JB. “Jika kau terus perhatian pada orang yang buruk seperti Hye Sung maka ia akan menikammu,”kata Ri An.
Sambil tertawa sinis JB menjawab,”Lalu siapakah yang bergabung dengan band orang-orang buruk? (nyindir Ri An saat nyanyi bareng Yoo Jin cs) Jika Hye Sung buruk, jangan katakan padaku Yoo Jin tidaklah buruk.”
“Ada kemungkinan kau merasa rendah di depan Yoo Jin? Sepertinya aku benar. Apakah kau cemburu? Itulah mengapa kau bersikap seperti ini untuk mencoba menyakitiku? Jika benar apa yang kau lakukan maka kau disebut NG. Kau tidak tahu NG? Sejak kau dilarang beraktivitas (maksudnnya dilarang tampil dsb..masih ingat hukum perlindungan artis di bawah umur?) dan datang ke sekolah ini ada sesuatu yang salah dengan semangatmu. Terharu dengan seorang gadis biasa. Jangan biarkan standarmu turun. Karena itu membuatku merasa murahan,”kata Ri An.
“Murahan?”tanya JB.
“Ya. Itu membuat semua waktu yang kita habiskan bersama di masa lalu seperti barang murahan bagiku,”kata Ri An.
“Tarik kembali ucapanmu,”pinta JB.
“Gairah hanya sebentar. Perasaan bisa mudah berubah. Biarkan aku mengingatkanmu kau lemah terhadap wanita yang menangis, sampai sekarang kebiasaanmu tidak berubah,”kata Ri An.
“Aku minta tarik ucapanmu kembali,”pinta JB lagi.
Ri An mendekatkan wajahnya sambil berkata,”Seperti ini. Mengapa kita putus? Aku sudah memikirkan tentang ini. Hatimu lemah pendirian. Itu sungguh NG. Aku pikir kau akan berubah. Tapi kau masih sama,”kata Ri An. (maaf g tau arti dari NG).
Ri An masuk ke kamarnya. Di sana Hye Sung sedang mengemasi pakaiannya. Ri An melihat kardus apel sekilas. “Seperti pepatah seekor anjing yang kesepian akan melompati dinding. (mungkin artinya orang yang kesepian akan mencari cara untuk menarik simpati orang lain). Kau sungguh cakap. Menggunakan apel agar kau terlihat menyedihkan. Itu tidak sederhana,”tuduh Ri An.
“Itu hasil perkebunan ayahku. Jadi jangan bicara seperti itu,”bela Hye Sung.
“Apakah ayahmu tahu? Kau menggunakan apel-apel itu untuk menggoda pria,”tuduh Ri An lagi. Sambil menghela nafas Hye Sung mengaku bahwa ia memang salah dan karena kebodohannya ia melakukan kesalahan oleh karena itu ia meminta maaf sebagai teman.
“Teman? Kau berkata seperti ini karena kita di sekolah yang sama, berbagi kamar yang sama, makanya kau salah paham. Aku bukan temanmu. Kemasilah barang-barangmu. Jangan menunjukkannya lalu pergilah,”kata Ri An.
“Meskipun ini bukan karena tidak ingin melihatmu aku juga akan pergi. Jadi jangan khawatir,”kata Hye Sung.
“Senang mendengarnya. Oh ya, jika kau pergi jangan gunakan kaos itu. (kaos bergambar bebek yang sedang dipakai Hye Sung). Bukankah itu membiarkan orang lain tahu bahwa kau adalah bebek yang buruk rupa? Itu seperti kau punya 2 wajah. Itu membuatku bingung,”kata Ri An sambil keluar dari kamar (walah..walah masuk kamar cuma buat ngejek Hye Sung duank). Hye Sung hanya bisa menghela nafas.
Yoo Jin sedang memainkan gitar. Ia ingat saat JB menyentuh pipi Hye Sung. Ia jadi kesal dan tidak konsentrasi memainkan gitar. Ri An datang melihatnya. Ia bertanya apa ada yang salah sehingga ia memainkan gitar seperti itu. Yoo Jin menjawab tidak ada ia hanya mencoba menyusun lagu milik Hye Sung.
Ri An tertegun. Ia bertanya jika Yoo Jin memetik gitar seperti itu apakah akan mengurangi stres. Yoo Jin tidak menjawab malah menawari Ri An untuk bermain gitar. Ri An ikut duduk di samping Yoo Jin. Yoo Jin menyerahkan gitarnya. Ri An mencoba memetik gitar. Yoo Jin bilang sedikit keras. Lalu menunjukkan di mana kunci A minor.
Hye Sung datang dan melihatnya. Hye Sung meminta Ri An pergi karena ia ingin berbicara dengan Yoo Jin. “Bicaralah,”kata Yoo Jin.
Hye Sung meminta maaf karena meninggalkannya tanpa pamit saat tampil di jalan. Yoo Jin bilang tidak apa-apa karena Ri An datang dan menyanyi sehingga penonton puas. Hye Sung bertanya apakah Yoo Jin masih marah padanya. Yoo Jin menjawab marah pada Hye Sung hanya membuang-buang waktu malah harusnya ia berterima kasih karena pertunjukkannya menjadi bagus dan Hye Sung melarikan diri hanya karena takut.
Hye Sung hanya menjawab benar. Dan ini membuat Yoo Jin marah. Dia tanya apa alasan Hye Sung ingin menjadi penyanyi. “Kau tidak punya bakat dan gairah/passion. Apa identitasmu sebenarnya? Apakah menyenangkan membuatku dalam masalah?” cecar Yoo Jin.
“Teganya kau mengatakan hal ini padaku...” belum selesai Hye Sung bicara sudah dipotong Yoo Jin.
“Menangis di depan orang lain untuk mendapat simpati. Jangan katakan padaku ini caramu menggoda pria dengan berpura-pura terlihat menyedihkan,”tuduh Yoo Jin.
“Kau tidak mengerti aku. Bagaimana kau menuduh aku seperti ini?,”bela Hye Sung.
“Tidak. Aku mengenalmu dengan baik. Beberapa tahun ikut audisi, alasan kau tidak diterima satu kalipun. Aku mengerti dengan baik. Tapi mengapa kau tidak? Berpura-pura menyedihkan, rajin dan tertekan. Aku tidak dapat lebih lama lagi memaafkanmu,”kata Yoo Jin.
“Berhentilah! Mulai sekarang aku tidak perlu maafmu lagi,”kata Hye Sung lalu pergi. Namun langkah Hye Sung terhenti karena Yoo Jin meminta Hye Sung mengembalikan alat rekamnya. Hye Sung berbalik dan menaruh alat rekam/recorder milik Yoo Jin di meja. Lalu ia pergi. Yoo Jin terlihat menyesal.
Ri An tanya mengapa Yoo Jin mengatakan hal-hal yang tidak sesuai dengan isi hatinya. Yoo Jin meminta maaf dan bilang akan mengajari Ri An main gitar lain waktu. Lalu Yoo Jin pergi.
Di kamar Yoo Jin mendengarkan recordernya. Ternyata berisi rekaman perkataan Hye Sung untuk Yoo Jin.
“Aku tahu kau mengajariku supaya aku bagus. Itulah mengapa kau begitu keras padaku. Apakah kau pikir aku akan mengatakan hal ini? Kau anak yang egois. Seperti orang gila. Datang dan pergi. Datang dan pergi. Siapa aku? Siapa aku? Diabaikan orang lain, apakah kau pikir itu mudah? Seorang yang berbakat sepertimu...”
Belum selesai mendengarkan, Yoo Jin melepas recodernya. “Apakah aku punya kelainan kepribadian ganda? Mengapa ini membuatku frustasi?” keluh Yoo Jin.
Hong Joo yang mendengar keluhan Yoo Jin bilang ia juga mengalami hal yang sama. Hari ini kadang moodnya baik kadang buruk. Ui Bong tanya kapan itu terjadi. Hong Joo bilang saat tidak melihatnya ia gelisah dan saat dia melihatnya dia merasa moodnya baik. Saat melihatnya bersama cowok lain ia merasa marah.
“Dia? Kau bicara tentang Nana bukan? Kau menyukainya,”kata Ui Bong.
Hong Joo mengelak. Ui Bong berkata lagi matanya menangkap sosok Nana setelah mereka menyanyi bersama. Ui Bong mengejek Hong Joo amatir karena melewatkan kesempatannya dan masih mengejarnya. Hong Joo bilang ia bukan amatir. Ui Bong bilang Hong Joo tidak bisa membedakan antara yang umum dan pribadi dan dengan bodohnya terjebak pada cinta yang tak berbalas. “Jika bukan amatir lalu kau disebut apa?”ejek Ui Bong.
Hong Joo mengelak. Katanya ini bukan cinta yang tak berbalas karena Nana juga menyukainya. Ui Bong menertawakannya. Ia tanya bagian dari Hong Joo yang mana yang disukai Nana. Hong Joo mencubit pipi Ui Bong sambil berkata manis..manis.. dia berkata itulah yang dilakukan Nana padanya. “Gadis yang menyebut seorang laki-laki itu manis berarti ia menyukainya,”lanjutnya.
Ui Bong bilang Nana juga melakukan hal yang sama pada Si Woo. “Dia juga melakukannya pada semua orang,”kata Ui Bong. Hong Joo cemberut mendengarnya.
Yoo Jin hanya menghela nafas lalu melanjutkan mendengarkan rekaman.
Sementara itu Hye Sung sedang berdiri di atas panggung sambil pura-pura membawa mic. Ia mulai bicara seolah-olah ada penonton yang melihatnya. JB yang sedang lewat tidak sengaja melihatnya.
“Halo semuanya. Aku murid kelas 3 Kirin Art School. Shin Hye Sung. Hye artinya laut. Sung artinya bintang di langit. Bintang yang tersembunyi di lautan yang dalam. Meskipun berdiri di atas panggung aku belum pernah benar-benar menyanyikan lagu. Tidak apa-apa. Ini akan selalu menjadi hari di mana aku akan bersinar di sebagian langit.” JB iba mendengarnya.
Hye Sung pura-pura ada yang bertanya padanya. “Nona Hye Sung apakah kau berencana keluar dari Kirin?”
“Ya aku menyerah menjadi penyanyi dan aku bersiap untuk jalan yang lain.”
“Nona Hye Sung tidak ingin menjadi penyanyi. Jika tidak ingin menjadi penyanyi lalu apa yang ingin kau lakukan?”
“Tidak. Tidak. Aku, selain menjadi penyanyi, tidak terpikirkan jalan yang lain.”
Perkataan Hye Sung ini mengingatkannya saat audisi masuk ke sekolah Kirin bersama Yoo Jin dulu.
Flashback.
Kepala sekolah Jung Wan bilang padanya untuk mencari jalan lain dan jangan membuang-buang waktu. JB berkata tidak ada alternatif lain. Lalu JB berlutut (seperti Hye Mi dulu) memohon agar kepala sekolah menerimanya jika tidak dia mungkin akan mati.
Kepala Sekolah bilang JB adalah yang kelima yang berlutut dan bilang akan mati. “Apakah kau mau aku menerima mereka juga?”tanya Kepala Sekolah. Lalu dia menyuruh JB keluar.
Saat di luar Yoo Jin memberikan minuman pada JB sambil berkata musik bukanlah sesuatu yang hanya dapat diusahakan. Inspirasi, bakat dan pembawaan emosi juga diperlukan. “Jangan meniru seseorang hanya karena mereka kelihatan keren. Bagaimana seorang dancer menjadi tidak percaya diri? Mengapa begitu putus asa? Ayo, tegakkan bahumu, luruskan punggungmu, dapatkan semangatmu! Saat kau memainkan gitar kau terlalu membungkuk. Lihatlah aku! Seperti ini, lebih percaya diri,”kata Yoo Jin menyemangati JB. Namun JB tetap terlihat lesu.
Flashback end.
Kembali ke masa sekarang. JB sedang menulis not balok lagu milik Hye Sung. Dia lalu menulis judul lagu tersebut Hello To Myself. Di samping judul dia menulis buat Hye Sung. Dia lalu tersenyum.
Di kamar, Soon Dong sedang berbicara dengan bonekanya. “Sam Dong ah...aku ingin sebuah HP dan sangat ingin jatuh cinta. Bagaimana hal itu dilarang? Apa yang harus kulakukan?”
Lampu asrama mulai dimatikan. Saatnya tidur. Lee Seul yang sedang membaca buku kesal. Ia bertanya siapa yang mematikan lampu. Soon Dong bilang jika sudah tengah malam maka lampu asrama dimatikan. Lee Seul heran mengapa ada peraturan itu.
Soon Dong bicara lagi pada bonekanya mengapa Hye Sung belum pulang. Ia menuduh Ri An yang menyebabkan ini semua. Ri An mengelak. Soon Dong bilang jika kita menyakiti orang lain maka kita akan tersakiti dua kali bahkan lebih, maka sebelum bertemu Tuhan dia meminta Ri An untuk tidak membuat masalah lagi dengan Hye Sung.
“Huh benar-benar. Mengapa aku seperti ini?”teriak Ri An lalu berbaring sambil menarik selimutnya. Lee Seul yang merasa terusik menarik selimut Ri An dan memerintahnya untuk membawa Hye Sung kembali karena jika tidak ia akan merasa terganggu semalaman dengan ocehan Soon Dong. Ri An tidak menghiraukannya dan menarik selimutnya kembali.
Lee Seul yang kesal menemui ayahnya (Direktur Lee). Ia protes dengan peraturan sekolah. Ia bilang meskipun ia gila namun sepertinya setiap orang di sekolah ini juga gila. Ia menganggap sekolah ini seperti TK. Ayahnya tidak menghiraukannya. Ini membuat Seul kesal sehingga menendang meja lalu pergi. Direktur Lee hanya menghela nafas.
Esoknya JB mengetuk pintu kamar Hye Sung. Ri An dengan enggan membuka pintu. Begitu melihat JB, ia heran mengapa JB datang ke kamarnya pagi-pagi sekali. JB tidak menjawab malah melihat ke dalam kamar dan tidak mendapati Hye Sung. Dia menanyakan Hye Sung. Dia bilang akan memberikan sesuatu padanya.
Ri An merebut buku yang dibawa JB. Dia membukanya. “Hello To Myself. Apa ini? Kau menyusun lagunya dan ingin memberikannya?” tanya Ri An.
JB tidak menjawab dan berusaha merebut bukunya. Dia bertanya apakah Hye Sung tidak ada. Lee Seul yang baru bangun bilang bahwa semalam Hye Sung tidak di kamar karena Ri An. (Padahal sebenarnya tidak). Ri An diam saja tidak membela diri. JB langsung pergi dan tidak berkata apa-apa lagi. Ini membuat Ri An semakin kesal dan kecewa.
Yoo Jin melihat Hye Sung dan ayahnya masuk ke dalam taksi. Yoo Jin memanggilnya namun Hye Sung tidak menghiraukannya. Ia tetap masuk ke dalam taksi. Yoo Jin mendatangi mereka. Ayah Hye sung bertanya apakah Yoo Jin temannya.
Yoo Jin membuka pintu taksi. “Kau bodoh. Kau harus mengambil ini jika kau pergi,”kata Yoo Jin sambil memberi recorder pada Hye Sung.
“Aku tidak tahu siapa yang mengambil itu dariku. Ayo kita pergi ayah,”sindir Hye Sung.
“Mengapa kau melarikan diri karena panik? Apakah kau tetap bodoh seperti ini sampai akhir?”kata Yoo Jin. Yoo Jin menaruh recordernya dalam pangkuan Yoo Jin. Hye Sung meminta ayahnya agar mereka segera pergi. Taksi mulai melaju. Yoo Jin berteriak meminta Hye Sung untuk mendengarkan recordernya. Yoo Jin menyesali apa yang sebelumnya ia katakan pada Hye Sung.
Di dalam taksi. “Dia seperti ini sampai akhir. Siapa yang bodoh di sini?”gerutu Hye Sung sambil memandang recorder dari Yoo Jin. Ayahnya bertanya apakah cowok tadi menyukai Hye Sung. Hye Sung bilang tidak seperti itu.
Saat di sekolah Direktur Lee memperkenalkan Yoo Jin pada seorang composer terkenal. Direktur Lee bilang Yoo Jin lah yang menciptakan lagu-lagu itu. Composer itu mengulurkan tangan mengajak Yoo Jin bersalaman. Yoo Jin bingung lalu bertanya siapa dia pada Direktur Lee. Composer itu hanya tersenyum. Direktur Lee bilang bagaimana seorang murid seni tidak mengenali composer paling top di negeri ini. “Dia adalah produser Shin Jae In.” Yoo Jin membuka lebar-lebar mulutnya tanda kaget.
Direktur Lee bilang setelah mendengarkan lagu yang diciptakannya produser Shin Jae In ingin mempromosikannya. “Laguku?”tanya Yoo Jin. Dia bilang tidak membiarkan orang lain mendengarkan lagunya lalu bagaimana mereka bisa mendengarkan lagunya.
“Aa...Maksudmu lagu yang kubuat untuk tugas menciptakan lagu untuk teman-temanku. Itu bukan apa-apa. Itu hanya kukerjakan secara random, tidak perlu usaha untuk melakukannya, apalagi untuk orang terkenal seperti anda,”kata Yoo Jin. (aq baru tahu di epi 1 dulu cd-cd Yoo Jn kenapa laris dijual, ternyata teman-temannya butuh untuk ngumpulin tugas mereka).
Yoo Jin bilang dia ingin hidup dan membuat musik seperti yang dia inginkan jadi dia menolak untuk dipromosikan. Lalu dia pergi
Produser Shin Jae In bilang Yoo Jin seperti anak harimau, sangat menarik. Direktur Lee bilang ia menyerahkan anak harimau yang tidak patuh padanya. Produser Shin bilang dibandingkan dengan murid yang patuh tapi tak punya bakat, murid yang bertalenta dan punya opini sendiri itu lebih layak untuk dipromosikan. Ternyata Ri An dari tadi melihat mereka.
"Bersambung"
Ke Part 2
No comments:
Post a Comment