Sinopsis Skip Beat Episode 10
Preview . .
Gong Xi merawat Lian yang sedang sakit. Gong Xi akhirnya mengikuti ujian masuk universitas. Guo Mei Sen mengatakan kalau Gong Xi bisa masuk universitas karena ada koneksi. Du Jin senyum-senyum sendiri karena sebagai seorang pengganti manager Gong Xi tidaklah perlu berbuat terlalu banyak kecuali ada perasaan didalamnya.
Gong Xi protes karena Lian memotong poin yang diberikan yang semula 100 tetapi dikurangi 10 sehingga menjadi 90. Lian tidak mau kalah karena Gong Xi telah berjanji untuk melakukan semuanya tidak hanya untuk mengejar nilai.
Gong Xi menjadi bintang MV Shang setelah Gong Xi yang pada awalnya ditolak Gong Xi. Asisten Shang mengira kalau Shang menyukai Gong Xi tapi Shang dengan angkuh mengatakan Gong Xi bukanlah tipenya.
Shang terus melihat iklan yang dibintangi Gong Xi dan masih ragu-ragu apakah yang di iklan itu Gong Xi atau bukan. Shang sangat ragu karena penampilan Gong Xi sangat lain dan berubah. Shang juga ingat ketika Gong Xi bersumpah akan masuk dunia hiburan juga untuk balas dendam kepada Shang.
Shang mengatakan kalau memang itu benar Gong Xi maka Gong Xi harus membuktikan dirinya apakah Gong Xi mampu mengalahkannya,
Gong Xi datang ke kantor managemen Shang dengan aura setannya yang membuat si resepsionis ketakutan.
Lian ternyata ada pekerjaan di Asia Tenggara. Du Jin mengatakan kenapa Lian tidak memberitahu Gong Xi.
“ Untuk apa aku memberitahunya” jawab Lian
Du Jin heran dengan jawaban Lian karena mengira kalau Lian dan Gong Xi sangat akrab akhir-akhir ini. “Tidak” jawab Lian dengan ragu-ragu
“Ketika aku sakit pasti banyak yang telah terjadi antara kalian berdua? Aku melihat caramu melihatnya berbeda dari sebelumnya” kata Du Jin
“Hmmm aku memang melihatnya dengan berbeda sekarang” jawab Lian dalam hatinya. Lian juga mengatakan didalam hatinya bahwa tidak mau melihat Gong Xi menyia-nyiakan waktunya hanya untuk balas dendam dan lebih baik untuk Gong Xi apabila tidak bertemu dengan Shang karena selama tidak bertemu Shang, Gong Xi tidak akan memikirkan tentang balas dendam (Lian ga tahu tu Gong Xi bakalan membintangi MVnya Shang_ come to me aja ayang Won2 _aidarf). Suatu hari nanti Gong Xi pasti akan melupakan Shang asalkan tidak bertemu Shang sama sekali.
Gong Xi lelah karena sudah satu jam menunggu tetapi tidak ada seorangpun dan bahkan satu bayangan yang datang.
Gong Xi melihat dari cermin bayangan Shang. Shang terus memperhatikan Gong Xi tanpa berkedip untuk memastikan apakan benar itu Gong Xi. Gong Xi langsung bangun dan menghadap Shang. Gong Xi dan Shang sama-sama diam dan saling menatap. Geng setan Gong Xi mengatakan supaya Gong Xi berpura-pura untuk tidak mengenal Shang selama syuting berlangsung dan berpura-pura menjadi orang lain.
Gong Xi menyapa Shang dengan nama Bu Po Zhai. Gong Xi mengajak Shang untuk bersalaman dan memperkenalkan diri dengan nama Gigi. Shang menjabat tangan Gong Xi membuat Gong Xi berpura-pura berteriak senang. Melihat reaksi Gong Xi yang hiper aktif, Shang yakin kalau Gigi bukan Gong Xinya. Gong Xi terus berakting dan yakin Shang tidak mengenalinya.
Gong Xi bertemu dengan sutradara dan mengajak Gong Xi ke ruangannya. Shang dengan genit merangkul pinggang sutradara tersebut (jeweeeerrrrr Shang genit amat si????_aidarf). Gong Xi sangat marah melihatnya. Gong Xi merasa bahwa Shang pasti seperti itu dibelakangnya dulu dan semakin sadar kalau selama ini Shang hanya menganggapnya pembantu saja.
Seorang gadis mendekati Shang dan membuat terkejut Gong Xi. Gadis itu adalah teman sekampus Gong Xi yaitu Guo Mei Sen, Gong Xi langsung memotong kata-kata Guo Mei Sen ketika Mei Sen akan menyebut nama Gong Xi. Gong Xi berpura-pura baru bertemu dengan Mei Sen dan memperkenalkan diri dengan nama Gigi. Mei Sen bingung dan mulai akan berbicara dan Gong Xi kembali memotong ucapan Mei Sen dengan mengeluarkan aura setannya sehingga membuat Mei Sen pingsan.
Shang semakin yakin kalau Gigi bukanlah Gong Xi yang dikenalnya karena Gong Xi tidak pernah tertarik dengan artis lain selain dirinya. Sutradara memberitahu kalau Mei Sen dan Gong Xi akan membintangi MV Shang. Mei Sen tidak senang mendengarnya dan mendorong Gong Xi kemudian pindah duduk disebelah Shang dan memilih peran sebagai angel yang dicintai Shang.
Gong Xi bingung mendengarnya dan sutradara menjelaskan bahwa tema dari MV Shang adalah angel dan demon (malaikat dan iblis). Seorang demon yang berdarah dingin. Hatinya terbuat dari es dan tidak mengerti cinta itu apa. Sedangkan dua angel cantik dan baik hati sangat dekat seperti saudara sendiri.
Suatu hari salah satu angel bertemu dengan iblis dan saling jatuh cinta. Angel satunya akhirnya tahu dan tidak senang karena angel dan demon tidak ditakdiran untuk bersama dan untuk menyelamatkan temannya, dia membunuh iblis dengan tangannya.
Setelah sutradara selesai menjelaskan, Gong Xi langsung mengacungkan tangannya dan meminta memerankan angel yang membunuh demon. Tapi sutradara menyarankan untuk Gong Xi memikirkannya lagi karena perannya tidak akan disukai bahkan akan dibenci oleh fans nya Shang. Gong Xi tidak mau karena peran membunuh angel adalah impiannya dari kecil sambil menghadap Shang.
Mei Sen mengatakan kalau Gong Xi adalah orang yang aneh karena memilih perannya yang berbeda. Shang pun mengatakan kalau orang perlu melakukan hal yang berbeda. Mei Sen kuatir Gong Xi akan menggunakan nama LME untuk mengambil peran Mei Sen. Shang terkejut mendengar Gong Xi berada dalam perusahaan LME yang berarti bahwa Gong Xi adalah junior dari Lian. Shang juga menanyakan nama asli Gong Xi karena satu sekolah dengan Gong Xi maka Mei Sen pasti tahu. Ketika akan menulis nama Gong Xi, Mei Sen melihat ke arah pintu dan melihat Gong Xi yang sedang mengeluarkan energi setannya. Mei Sen langsung ketakutan. Gong Xi masuk dan memuji Shang dan Mei Sen sebagai pasangan yang serasi.
Sutradara masuk dan menyuruh untuk istirahat makan siang sebelum melakukan make up. Shang, Gong Xi dan Mei Sen makan bersama. Gong Xi sangat senang dengan menu makan siangnya. Shang heran hanya dia yang tidak dikasih kotak makan siang tetapi ternyata Mei Sen sudah menyiapkan sendiri kotak makan siang buat Shang.
Melihat itu, Gong Xi teringat ketika menyiapkan kotak makan siang buat Shang yang disiapkan dengan penuh cinta. Gong Xi melihatnya dengan tatapan sedih. Shang mulai memakan makan siangnya tetapi ekspresi Shang sangat lain ketika memakan makanan tersebut. Shang melihat ke makanan dan ingin memuntahkannya. Gong Xi yang tahu Shang tidak suka telur manis melemparkan garam buat Shang. Shang diam dengan menatap curiga dan membuka garam tersebut kemudian memakannya.
Shang mulai curiga karena hanya satu orang yang tahu kalau Shang tidak suka telur goreng manis. Karena apa yang Shang suka atau tidak suka makan bahkan ibu Shang sendiri tidak tahu dan hanya Gong Xilah yang tahu dan paling mengerti.
Shang tiba-tiba melihat sebuah parfum dengan dengan botol berbentuk angsa. Shang teringat kalau Gong Xi sangat menginginkannya dan bertekad akan membongkar penyamaran Gong Xi dengan parfum tersebut.
Gong Xi menyesal telah melempar garam ke Shang karena Shang pasti sudah menyadari keberadaan Gong Xi. Mei Sen selesai di make up dan menyuruh Gong Xi untuk di make up juga. Gong Xi terpana melihat Mei Sen yang katanya cantik (aduh Gong Xi masa itu Mei Sen cantik????hadew_aidarf). Mei Sen mengatakan secantik apapun Gong Xi nanti tetap tidak akan bisa menarik hati Shang. Gong Xi mengatakan Shang tidak akan tertarik kepadanya karena bukan tipenya Shang. Tipenya Shang (dengan melihat dada Mei Sen, wkwkwkwk) adalah gadis yang mempunyai banyak kelebihan seperti Mei Sen.
Shang keluar dengan gagahnya (sumpah meleleh liat ayang Hae dandan begini^^_aida rf) dan Gong Xi terdiam dan terpana melihatnya. Shang yang tahu Gong Xi melihatnya mengatakan kalau Gong Xi pasti terpesona melihatnya. Gong Xi membantah mengatakan kalau Shang terlihat lain dengan dandanan seperti itu.
Shang tidak percaya dan berjalan mendekati Gong Xi sehingga Gong Xi mundur mengikuti langkah Shang. Shang mengatakan kalau Gong Xi sangat suka cerita angel dan demon pada saat kecil dan ingin selalu membunuh demon. Gong Xi terbata-bata mengelak. “Kamu pasti kurang tidur, Bu Po Zai” kata Gong Xi
“Kamu seharusnya memanggilku Shang” kata Shang sambil terus berjalan
“Bu Po Zai” kata Gong Xi terus mundur
Terus seperti itu sampai Gong Xi tersudut ditembok (jeles banget, pengen diposisinya Gong Xi tersudut oleh Haeku . .wkwkwkwk_aidarf). Gong Xi terselamatkan karena Mei Sen tiba-tiba datang dan menarik Shang. Manager Shang datang dan menyuruh Mei Sen untuk ganti baju. Gong Xi juga dipanggil untuk di make up.
Setelah Mei Sen pergi, Shang kembali medekati Gong Xi dan menunjukkan botol farfum yang sangat di inginkan Gong Xi. Melihat botol parfum itu, Gong Xi tanpa sadar mengambilnya. Shang sepenuhnya yakin kalau Gigi adalah Gong Xi. Shang kemudian mengambil botol parfum tersebut dan tersenyum dengan penuh kemenangan.
“Kena kau” kata Shang dengan senyumnya yang maniez (seperti diriku wkwkwkwk_aidarf). Gong Xi hanya tersenyum salah tingkah mendengarnya.
Sementara itu Lian syuting drama di luar negeri dan ditemani Du Jin. Du Jin heran kenapa Lian memberikan poin yang salah kepada Gong Xi karena untuk seorang Lian yang mempunyai penilaian yang tinggi sangat aneh melihatnya. Lian dengan tersenyum mengatakan walaupun Gong Xi sudah bekerja keras tetapi Gong Xi tidak melakukannya karena untuk Lian sendiri tetapi hanya untuk memuaskan dirinya sendiri. Mendengar kata-kata Lian, Du Jin dengan tersenyum dan curiga megatakan sebenarnya Lian kecewa karena Gong Xi bekerja keras ternyata bukan untuk Lian sendiri dan karena Gong Xi adalah gadis yang disukai Lian. Lian tersenyum dan salah tingkah mendengarnya. Du Jin semakin tersenyum curiga melihat wajah Lian yang berubah. Lian tiba-tiba membela di dengan mengatakan bahwa perasaan pribadinya tidak mempengaruhi penilainnya. Du Jin hanya tersenyum dan mengangguk mendengarkan Lian tetapi didalam hatinya Du Jin heran apabila berhubungan dengan Gong Xi maka Lian akan bingung dengan perasaannya sendiri. “Jangan-jangan Lian tidak tahu kalau itu namanya Cinta” kata Du Jin.
Gong Xi memakai kostumnya. Shang berjalan mondar mandir. Walaupun sudah tahu kalau itu Gong Xi, Shang tidak mengganti Gong Xi karena Shang ingin melihat sampai mana kemampuan Gong Xi untuk membalas dendam kepadanya.
Shang terpana melihat Gong Xi ketika Gong Xi keluar. Tanpa berkedip Shang terus memandangi Gong Xi. Gong Xi mengatakan dalam hatinya semoga Shang tidak meyesal. Sutradara dan manager Shang pun terpana dan tidak percaya dengan perubahan Gong Xi.
Gong Xi terus berjalan menuju Shang dan begitu sampai didepan Shang, Gong Xi langsung menendang kakinya Shang. “Sakit kan? Kamu tidak akan pernah mengerti rasa sakitku di sini” kata Gong Xi menunjuk dadanya.
“Apa-apaan ini!!” kata Shang marah
“Apakah kamu mengira aku adalah Gong Xi yang tetap menganggapmu sebagai pusat hidupku?ku beritahu, aku yang dulu innocen dan naif telah hilang. Kamulah yang ingin tidak menggantiku, sejak kamu percaya diri, tunggu dan lihatlah aku akan membuatmu menyesal sampai mati” kata Gong Xi dengan tegas.
Sutradara yang terus memperhatikan dari jauh seperti melihat Gong Xi punya sayap hitam dan mengatakan Gong Xi benar-benar seperti angel yang berubah jadi Demon. Dan terinprirasi untuk dijadkan tema dalam MV Shang.
Shang memberitahu direktur bahwa Gong Xi adalah teman masa kecilnya. Manager terkejut dan tidak percaya kalau Gigi adalah Gong Xi. Mei Sen tidak mau syuting karena tidak menyukai Gong Xi. Direktur dan sutradara menenangkan Mei Sen. Shang menyalahkan Gong Xi karena tidak popular sejak kecil sehingga setiap orang melihat Gong Xi seperti melihat hantu. Gong Xi dan Shang ujung-ujungnya bertengkar sehingga membuat Mei Sen tambah kesal karena tidak mengerti apa yang dipertengkarkan Gong Xi dan Shang karena Gong Xi dan Shang terlihat bertengkar seperti pasangan.
Shang akhirnya menenangkan Mei Sen. Shang mengatakan kalau Gong Xi hanyalah teman masa kecilnya dan sekarang adalah musuhnya. Mei Sen tidak percaya karena cara Shang melihat Gong Xi berbeda dan terus menatap Gong Xi tanpa henti seperti benar-benar melihat seorang angel. Setelah ditenangkan oleh Shang, Mei Sen pun mau syuting dan syuting berjalan dengan lancar. Direktur mengatakan kalau Gong Xi lah yang memimpin Mei Sen dalam berakting kepada Shang. Shang sekarang merasa kalau di kenyataan antara dirinya dan Gong Xi adalah musuh. Dalam MV Gong Xi adalah seorang Angel yang akan membunuh Demon.
Shang mendekati Gong Xi dan mengatakan kalau Gong Xi sebenarnya tidak tahu cara berakting. Dengan lantang dan tegas Gong Xi menjawab didepan semua crew bahwa kalau bukan karena Shang telah mencampakkannya maka Gong Xi sama sekali tidak tertarik dengan dunia akting. Semua terdiam mendengar kata-kata Gong Xi.
Shang terus melamun sehingga tidak mendengarkan penjelasan Direktur. Sutradara menanyakan kebenaran kata-kata yang diucapkan Gong Xi. Begitu pula dengan Mei Sen menanyakan hal yang sama kepada Gong Xi.
Evil-evil Gong Xi keluar dan mengatakan kalau dulu Shang memperlakukan Gong Xi dengan buruk dan seperti sampah. Mei Sen yang merasa merinding menyuruh Gong Xi untuk tidak jadi bercerita. Gong Xi pun mengatakan kalau itu semua adalah masa lalu dan dan dimasa sekarang maupun masa depan Shang tidak akan melihat Gong Xi sebagai seorang wanita. Gong Xi menyuruh Mei Sen untuk percaya diri tetapi Mei Sen sadar bahwa antara Shang dan Gong Xi ada seseuatu yang tidak bisa dimasuki oleh orang lain. Sesuatu yang tidak dimiliki oleh dirinya dan Shang.
Shang memberitahu managernya kalau direktur menanyakan hubungannya dengan Gong Xi. Shang mengatakan diam saja tidak menjawab pertantaan Direktur. Shang sama sekali sama sekali tidak merasa bersalah karena sampai saat ini Shang merasa Gong Xi masih miliknya dan masih merasa berhak memperlakukan Gong Xi seperti itu. Shang pergi meninggalkan managernya. Manager berkata dalam hati jika nanti perasan Shang berubah menjadi cinta terhadap Gong Xi, manager membayangkan Shang akan menjadi sosok seperti apa suatu hari nanti.
Scene terakhir akan dimulai. Sebelum dilakukan syuting, direktur menjelaskan jalan ceritanya bahwa Gong Xi akan mendorong Shang dari atas. Sutradara memberitahu Shang untuk menghadap Gong Xi ketika akan jatuh. Gong Xi memandang Shang dan mengatakan akan melakukan yang terbaik dan akan membuat Shang menyesal.
Syuting pun dimulai. Begitu sutradara mengatakan action, Gong Xi mulai berakting dengan sangat serius. Setan-setan dalam tubuh Gong Xi keluar. Gong Xi mendekati Shang dan langsung benar-benar mencekik Shang dengan sekuat tenaga yang membuat semua terkejut melihatnya. Shang sampai kesulitan bernafas.
Sutradara berteriak memanggil Gong Xi untuk berhenti. Gong Xi sadar dan meminta maaf kepada Shang. Mei Sen langsung mendekati Shang. Setelah melihat kejadian itu, Mei Sen menjadi yakin kalau Gong Xi adalah musuh Shang.
Gong Xi mondar-mandir dengan bingung di bawah tangga lalu datanglah Qing Jie. “Aku minta maaf. Saat Sutradara berkata ‘action’ tanpa sadar aku langsung menjadi serius,” sesal Gong Xi. “Gigi, jangan lupa kalau peranmu di sini adalah seorang malaikat,” kata Qing Jie. “Tapi kau bilang peranku adalah malaikat yang berubah menjadi setan?” tanya Gong Xi heran. “Memang benar, tapi dia awalnya tetap adalah malaikat yang murni dan tidak berdosa. Hatinya menjadi rusak karena kemarahannya melihat temannya menapaki jalan yang salah maka ia membunuh setan yang mendekati temannya lalu malaikat itu berubah menjadi setan juga,” terang Qing Jie. “Jadi malaikat itu menjadi setan karena membunuh si setan?” tanya Gong Xi. Qing Jie mengangguk dan berkata, “Aktingmu tadi bagai setan yang ingin membunuh setan lainnya. Sama sekali tidak ada aura malaikatnya,”
“Aku terlalu arogan dan bodoh dalam berakting,” kata Gong Xi murung. “Kau harus menenangkan diri dulu. Kami akan syuting adegan antara Shang dan Mei Sen,” kata Qing Jie lalu beranjak dari duduknya. “Kau pasti bisa melakukannya seperti saat berakting bersama Mei Sen tadi. Aktingmu sangat bagus bahkan kau bisa menuntun Mei Sen agar berakting mengikutimu. Lakukan seperti tadi,” kata Qing Jie lalu tersenyum dan meninggalkan Gong Xi. Gong Xi memikirkan aktingnya bersama Mei Sen tadi dan bergumam kalau tadi ia menganggap Mei Sen adalah Nan Qin maka ia bisa berakting dengan natural. “Santai selalu kau malah duduk-duduk di sini sambil menatap langit,” tegur Shang yang baru saja turun dari atas.
Mendengar suaranya Gong Xi segera berdiri dan bertanya apakah Shang baik-baik saja. “Tentu saja tidak. Karena kau jadwal syuting kita molor. Aku menyesal tidak menggantimu sejak awal,” jawab Shang kesal. Gong Xi tampak kecewa mendengarnya. “Kalau kau berakting seperti itu, aku sudah bisa memprediksikan masa depanmu,” kata Shang lalu menarik Gong Xi ke pelukannya. “Tunjukkan kemampuanmu yang sebenarnya,” kata Shang lalu ia pergi.
Gong Xi termenung selepas kepergian Shang dan berpikir, “Kenapa aku diam saja dan diajari olehnya? Aku membutuhkan waktu yang lama sebelum menemukan jati diriku sebelum berakting. Apakah begini rasanya balas dendam? Tuan Lian, apa yang harus aku lakukan?” pikir Gong Xi bingung lalu ia menelepon Lian namun yang menerima adalah voice mail. “Ini Gong Xi, kau pasti sedang sibuk bekerja dengan baik. Alasanku menelepon karena …” Gong Xi terdiam dan tidak melanjutkan kata-katanya. Ia berpikir kalau Gong Xi menceritakan apa yang sedang ia kerjakan sekarang, Lian pasti langsung tahu modus aslinya menerima pekerjaan ini. Ia tidak mau Lian mengetahuinya. Tiba-tiba telepon terputus namun Gong Xi membiarkannya karena ia juga tidak tahu apa yang akan ia katakan kepada Lian.
Tidak sampai sepuluh detik HP Gong Xi berbunyi. Gong Xi berpikir kalau yang menelepon adalah Lian tapi ternyata yang menelepon adalah Nan Qin. Dengan gembira Gong Xi langsung menerima telepon dari Qin tersebut. “Hei, suaramu terdengar sangat bahagia. Padahal tadi kau mengirim pesan kalau kau sedang terlibat masalah dan duniamu akan hancur. Aku sangat khawatir mendengarnya. Tapi sekarang suaramu sangat bahagia sekali,” omel Nan Qin. “Siapa bilang aku bahagia? Aku sangat sengasara tapi aku senang karena kau menelepon,” kata Gong Xi. Nan Qin meminta Gong Xi cepat menceritakan permasalahannya. Saat mendengar omelan Nan Qin yang menyuruhnya cepat bercerita dengan jelas Gong Xi malah merasa senang walau Nan Qin mengguruinya karena selama ini tidak ada orang yang begitu perhatian kepada Gong Xi. Gong Xi memperlakukan Nan Qin sebagai sahabat dekat, begitu juga sebaliknya. Mereka bersahabat layaknya Gong Xi dan Mei Sen di MV yang sedang dikerjakan Gong Xi. Gong Xi membayangkan kalau Nan Qin jatuh cinta kepada pria yang jahat. Ia terus bengong dan tidak berbicara apa-apa di telepon sampai Nan Qin kebingungan. Akhirnya Gong Xi tersadar dari lamunannya dan bercerita kepada Nan Qin kalau ia berperan sebagai malaikat. Ia lalu bertanya kalau misalnya Nan Qin jatuh cinta kepada seorang pria dengan sangat dalam namun mencintai pria itu dapat membuat Nan Qin semakin lemah bahkan sulit untuk bernapas sehingga Gong Xi membunuh pria itu. “Kalau hal seperti itu terjadi, bagaimana denganmu?” tanya Gong Xi. “Aku tidak akan menyesal telah mencintainya walaupun aku akan lemah karenanya. Karena aku tahu bagaimana beruntungnya aku telah mencintainya,” jawab Nan Qin.
Sementara itu Mei Sen sedang menonton hasil syutingnya bersama Shang. Dalam MV itu Shang mencium rambutnya sehingga Mei Sen sangat senang dan merasa Shang menyukainya. Qing Jie sedang menerangkan kepada Shang bagaimana ia harus berakting nanti bersama Gong Xi. Shang mengerti lalu Qing Jie beranjak untuk memanggil Gong Xi. Namun Gong Xi sudah berjalan menghampiri mereka dengan murung. Qing Jie bertanya apakah Gong Xi sudah siap. Gong Xi mengiyakan namun Qing Jie agak khawatir karena Gong Xi sangat murung sekali. Shang berdiri dari kursinya lalu beranjak menghampiri mereka dan menyuruh Gong Xi berakting sebaik mungkin. Melihat kehadiran Shang, Gong Xi langsung menjauh dengan wajah takut bercampur benci (kayanya dia sudah menghayati perannya deh). Shang dan Qing Jie bingung melihat Gong Xi. Gong Xi berjalan pergi sambil bergumam kalau ia membenci pria yang telah menyebabkan sahabatnya lemah dan hampir mati. Lalu ia membayangkan Nan Qin berdiri di depannya dan Gong Xi bertanya kepada Nan Qin bagaimana kalau misalnya ia membunuh pria yang Nan Qin cintai. “Kalau kau membunuhnya, maka aku akan membencimu sampai akhir hayatku,” jawab Nan Qin.
Gong Xi dan Shang sudah bersiap untuk syuting lagi. Sekarang ia membayangkan kalau malaikat yang didekati Shang adalah Nan Qin dan Shang adalah pria yang ambisius, suka mencampakkan wanita, serta playboy. Syuting dimulai, Gong Xi berjalan pelan-pelan menghampiri Shang sambil tetap membayangkan semua perkataan Nan Qin tadi. Matanya mulai berkaca-kaca. Ia tidak ingin kehilangan Nan Qin yang adalah sahabat pertamanya. Ia tidak rela kalau Nan Qin meninggal karena orang jahat seperti Shang. Gong Xi mulai mencekik Shang namun Shang hanya memandangnya dan menyerah pada cekikan Gong Xi tanpa perlawanan. Shang tiba-tiba teringat saat ia kecil dulu. Saat itu Gong Xi menangis sambil mengejar ibunya yang hendak pergi namun ibu Gong Xi melarangnya ikut dan menyuruhnya diam dan kembali tidur. Gong Xi hanya menangis sambil memeluk lutut selepas kepergian ibunya. Shang memandang kejadian itu dengan sedih. Shang tersadar dari lamunannya dan memerhatikan wajah Gong Xi yang saat itu sedang menangis. Ia sadar kalau tangisan Gong Xi sekarang adalah tangisan yang benar-benar berasal dari hatinya. Shang sudah hendak jatuh dan semua kru melihat kejadian itu dari bawah dengan cemas. Qing Jie berkata dalam hati kalau Shang tidak boleh lupa untuk menutup matanya.
Shang akhirnya terjatuh dari kastil namun ia tidak menutup matanya. Ia malah terus memerhatikan Gong Xi.
Gong Xi melihat ke bawah kastil dengan senyum licik dan puas lalu sayap hitam keluar dan membentang dari punggungnya. Qing Jie melihat akting Gong Xi dengan lega.
Sementara itu di lokasi syutingnya Lian baru saja selesai syuting. Du Jin memuji aktingnya sambil memberikan sebotol minuman. Lian mengecek HPnya lalu mendengarkan pesan suara dari Gong Xi sambil tersenyum. Namun saat pesan suara itu terpotong di tengah-tengah dengan bingung Lian segera menelepon Gong Xi balik. Du Jin melihat kejadian itu dengan tidak percaya. Lian tidak pernah menelepon balik orang lain saat ia sedang bekerja. Lalu Du Jin bertanya siapa yang menelepon. “Ia memutuskan pesannya di tengah-tengah pembicaraan dan saat kutelepon balik tidak ada jawaban. Apakah ada masalah dengan HPnya?” tanya Lian heran. “Mungkin ada sedikit masalah karena roaming,” jawab Du Jin sambil tersenyum (di Skip Beat ini Aii paling suka Du Jin :p). Lian masih memutar-mutar HPnya di meja sambil memikirkan telepon dari Gong Xi.
Syuting akan dimulai kembali. Kali ini mereka akan men-shoot bagian Shang. Mei Sen yang kebetulan lewat di situ heran kenapa mereka melakukan syuting ulang. Qing Jie sedang berbicara di dekat situ dengan salah satu crew. Qing Jie menerangkan kalau judul lagu yang mereka kerjakan MVnya itu adalah ‘Prisoner’ yang menceritakan tentang seseorang yang ada di dalam penjara. “Peran yang Shang mainkan adalah seorang setan yang mencintai malaikat yang diperankan Mei Sen. Namun Shang membawakannya seakan ia mencintai Gigi (Gong Xi). Ia sama sekali tidak melepaskan pandangannya dari Gong Xi bahkan sampai akhir hidupnya. Mereka seperti pasangan yang sebenarnya,” keluh Qing Jie. Mei Sen mendengarkan dialog itu dengan sedih.
Qing Jie menghampiri Shang yang sedang duduk di pinggir kastil. Ia mengingatkan Shang agar tidak lupa menutup matanya. Dengan kesal Shang mengomel kalau ia mengerti dan menyuruh Qing Jie membiarkan ia meresapi perannya. Qing Jie mengalah dan pergi dari situ. Shang menutup matanya dan tampak berkonsentrasi lalu Gong Xi mendekat. Dengan kesal Shang bertanya untuk apa Gong Xi datang kemari. Gong Xi memanggil Shang dengan nama aslinya dan mengingatkan Shang untuk menutup mata serta mendengarkan instruksi dari crew. Setelah itu Gong Xi tersenyum jahil dan langsung berlari pergi. Dengan kesal Shang meneriaki Gong Xi.
Make up dan kostum Gong Xi dibersihkan. Ia kini mengenakan seragam kantornya lagi. Dengan sedih Gong Xi melihat bayangan dirinya di dinding. Ia lalu menundukkan kepalanya. Qing Jie masuk ke ruangan dan melihat Gong Xi yang sedang sedih. Qing Jie menghampirinya dan bertanya ada apa. Gong Xi menggeleng dan menjawab kalau ia selalu sedih setiap make upnya dihapus dan berkata kalau ia ingin selalu terlihat cantik (padahal menurut aii dia cantik kok).
Gong Xi lalu bertanya kepada Qing Jie apakah ada masalah dengan syutingnya. Qing Jie menjawab kalau ada sedikit masalah namun bagian Gong Xi sudah selesai dengan baik. Sutradara bahkan memujinya. Qing Jie berkata kalau Gong Xi adalah artis yang hebat. Ia pernah mendengar kalau artis yang hebat biasanya susah untuk keluar dari perannya. Seperti itulah yang terjadi pada Gong Xi tadi. Gong Xi sangat senang mendengarnya. “Saat berhadapan dengan si idiot itu aku sama sekali tidak berpikir tentang membalas dendam. Aku hanya memikirkan peran yang aku bawakan,” pikir Gong Xi lalu ia mulai menari-nari dengan riang.
Gong Xi keluar dari gedung dan berkata dalam hati, “Tuan Lian, aku sudah semakin dekat denganmu. Walaupun awalnya aku menggunakan orang itu (Shang) sebagai batu loncatan, tapi saat berakting aku benar-benar lupa dengan niat untuk membalas dendam. Kemampuan aktingku lebih tinggi dari gunung dan lebih dalam dari laut,” kata Gong Xi senang.
Shang sedang membaca majalah di dalam ruangan saat Mei Sen masuk dan duduk di sebelahnya. “Oh, kau,” kata Shang cuek lalu lanjut membaca. Melihat tanggapan Shang yang hanya begitu, Mei Sen menjadi sedih. “Memangnya siapa lagi kalau bukan aku?” tanya Mei Sen lirih lalu ia teringat dialog antara Qing Jie dan crew tadi. Ia mulai menangis. Shang melirik Mei Sen lalu melempar majalah yang ia baca ke meja dan bertanya kepada Mei Sen ada apa. “Apa kau benar-benar menyukaiku?” tangis Mei Sen. Shang melihatnya dengan tatapan bosan lalu mencium kening Mei Sen. Mei Sen menarik tangan Shang karena ia merasa Shang belum menjawab pertanyaannya. Shang menarik Mei Sen ke dalam pelukannya dan berkata kalau ia menyukai Mei Sen. Ia bahkan memanggil Mei Sen ‘putri kecilku’ dan meminta Mei Sen tidak menyebabkan masalah dan membuat Shang pusing. Gong Xi melihat kejadian ini sambil terdiam.
Shang tidak sengaja melihat ke arah Gong Xi. Shang langsung bersikap lebih perhatian kepada Mei Sen dan berkata kepada Mei Sen kalau sepertinya Mei Sen demam dan menyuruhnya beristirahat. Saat ia menoleh kembali Gong Xi sudah tidak ada di tempatnya yang tadi.
Gong Xi merawat Lian yang sedang sakit. Gong Xi akhirnya mengikuti ujian masuk universitas. Guo Mei Sen mengatakan kalau Gong Xi bisa masuk universitas karena ada koneksi. Du Jin senyum-senyum sendiri karena sebagai seorang pengganti manager Gong Xi tidaklah perlu berbuat terlalu banyak kecuali ada perasaan didalamnya.
Gong Xi protes karena Lian memotong poin yang diberikan yang semula 100 tetapi dikurangi 10 sehingga menjadi 90. Lian tidak mau kalah karena Gong Xi telah berjanji untuk melakukan semuanya tidak hanya untuk mengejar nilai.
Gong Xi menjadi bintang MV Shang setelah Gong Xi yang pada awalnya ditolak Gong Xi. Asisten Shang mengira kalau Shang menyukai Gong Xi tapi Shang dengan angkuh mengatakan Gong Xi bukanlah tipenya.
Round 10
Shang terus melihat iklan yang dibintangi Gong Xi dan masih ragu-ragu apakah yang di iklan itu Gong Xi atau bukan. Shang sangat ragu karena penampilan Gong Xi sangat lain dan berubah. Shang juga ingat ketika Gong Xi bersumpah akan masuk dunia hiburan juga untuk balas dendam kepada Shang.
Shang mengatakan kalau memang itu benar Gong Xi maka Gong Xi harus membuktikan dirinya apakah Gong Xi mampu mengalahkannya,
Gong Xi datang ke kantor managemen Shang dengan aura setannya yang membuat si resepsionis ketakutan.
Lian ternyata ada pekerjaan di Asia Tenggara. Du Jin mengatakan kenapa Lian tidak memberitahu Gong Xi.
“ Untuk apa aku memberitahunya” jawab Lian
Du Jin heran dengan jawaban Lian karena mengira kalau Lian dan Gong Xi sangat akrab akhir-akhir ini. “Tidak” jawab Lian dengan ragu-ragu
“Ketika aku sakit pasti banyak yang telah terjadi antara kalian berdua? Aku melihat caramu melihatnya berbeda dari sebelumnya” kata Du Jin
“Hmmm aku memang melihatnya dengan berbeda sekarang” jawab Lian dalam hatinya. Lian juga mengatakan didalam hatinya bahwa tidak mau melihat Gong Xi menyia-nyiakan waktunya hanya untuk balas dendam dan lebih baik untuk Gong Xi apabila tidak bertemu dengan Shang karena selama tidak bertemu Shang, Gong Xi tidak akan memikirkan tentang balas dendam (Lian ga tahu tu Gong Xi bakalan membintangi MVnya Shang_ come to me aja ayang Won2 _aidarf). Suatu hari nanti Gong Xi pasti akan melupakan Shang asalkan tidak bertemu Shang sama sekali.
Gong Xi lelah karena sudah satu jam menunggu tetapi tidak ada seorangpun dan bahkan satu bayangan yang datang.
Gong Xi melihat dari cermin bayangan Shang. Shang terus memperhatikan Gong Xi tanpa berkedip untuk memastikan apakan benar itu Gong Xi. Gong Xi langsung bangun dan menghadap Shang. Gong Xi dan Shang sama-sama diam dan saling menatap. Geng setan Gong Xi mengatakan supaya Gong Xi berpura-pura untuk tidak mengenal Shang selama syuting berlangsung dan berpura-pura menjadi orang lain.
Gong Xi menyapa Shang dengan nama Bu Po Zhai. Gong Xi mengajak Shang untuk bersalaman dan memperkenalkan diri dengan nama Gigi. Shang menjabat tangan Gong Xi membuat Gong Xi berpura-pura berteriak senang. Melihat reaksi Gong Xi yang hiper aktif, Shang yakin kalau Gigi bukan Gong Xinya. Gong Xi terus berakting dan yakin Shang tidak mengenalinya.
Gong Xi bertemu dengan sutradara dan mengajak Gong Xi ke ruangannya. Shang dengan genit merangkul pinggang sutradara tersebut (jeweeeerrrrr Shang genit amat si????_aidarf). Gong Xi sangat marah melihatnya. Gong Xi merasa bahwa Shang pasti seperti itu dibelakangnya dulu dan semakin sadar kalau selama ini Shang hanya menganggapnya pembantu saja.
Seorang gadis mendekati Shang dan membuat terkejut Gong Xi. Gadis itu adalah teman sekampus Gong Xi yaitu Guo Mei Sen, Gong Xi langsung memotong kata-kata Guo Mei Sen ketika Mei Sen akan menyebut nama Gong Xi. Gong Xi berpura-pura baru bertemu dengan Mei Sen dan memperkenalkan diri dengan nama Gigi. Mei Sen bingung dan mulai akan berbicara dan Gong Xi kembali memotong ucapan Mei Sen dengan mengeluarkan aura setannya sehingga membuat Mei Sen pingsan.
Shang semakin yakin kalau Gigi bukanlah Gong Xi yang dikenalnya karena Gong Xi tidak pernah tertarik dengan artis lain selain dirinya. Sutradara memberitahu kalau Mei Sen dan Gong Xi akan membintangi MV Shang. Mei Sen tidak senang mendengarnya dan mendorong Gong Xi kemudian pindah duduk disebelah Shang dan memilih peran sebagai angel yang dicintai Shang.
Gong Xi bingung mendengarnya dan sutradara menjelaskan bahwa tema dari MV Shang adalah angel dan demon (malaikat dan iblis). Seorang demon yang berdarah dingin. Hatinya terbuat dari es dan tidak mengerti cinta itu apa. Sedangkan dua angel cantik dan baik hati sangat dekat seperti saudara sendiri.
Suatu hari salah satu angel bertemu dengan iblis dan saling jatuh cinta. Angel satunya akhirnya tahu dan tidak senang karena angel dan demon tidak ditakdiran untuk bersama dan untuk menyelamatkan temannya, dia membunuh iblis dengan tangannya.
Setelah sutradara selesai menjelaskan, Gong Xi langsung mengacungkan tangannya dan meminta memerankan angel yang membunuh demon. Tapi sutradara menyarankan untuk Gong Xi memikirkannya lagi karena perannya tidak akan disukai bahkan akan dibenci oleh fans nya Shang. Gong Xi tidak mau karena peran membunuh angel adalah impiannya dari kecil sambil menghadap Shang.
Mei Sen mengatakan kalau Gong Xi adalah orang yang aneh karena memilih perannya yang berbeda. Shang pun mengatakan kalau orang perlu melakukan hal yang berbeda. Mei Sen kuatir Gong Xi akan menggunakan nama LME untuk mengambil peran Mei Sen. Shang terkejut mendengar Gong Xi berada dalam perusahaan LME yang berarti bahwa Gong Xi adalah junior dari Lian. Shang juga menanyakan nama asli Gong Xi karena satu sekolah dengan Gong Xi maka Mei Sen pasti tahu. Ketika akan menulis nama Gong Xi, Mei Sen melihat ke arah pintu dan melihat Gong Xi yang sedang mengeluarkan energi setannya. Mei Sen langsung ketakutan. Gong Xi masuk dan memuji Shang dan Mei Sen sebagai pasangan yang serasi.
Sutradara masuk dan menyuruh untuk istirahat makan siang sebelum melakukan make up. Shang, Gong Xi dan Mei Sen makan bersama. Gong Xi sangat senang dengan menu makan siangnya. Shang heran hanya dia yang tidak dikasih kotak makan siang tetapi ternyata Mei Sen sudah menyiapkan sendiri kotak makan siang buat Shang.
Melihat itu, Gong Xi teringat ketika menyiapkan kotak makan siang buat Shang yang disiapkan dengan penuh cinta. Gong Xi melihatnya dengan tatapan sedih. Shang mulai memakan makan siangnya tetapi ekspresi Shang sangat lain ketika memakan makanan tersebut. Shang melihat ke makanan dan ingin memuntahkannya. Gong Xi yang tahu Shang tidak suka telur manis melemparkan garam buat Shang. Shang diam dengan menatap curiga dan membuka garam tersebut kemudian memakannya.
Shang mulai curiga karena hanya satu orang yang tahu kalau Shang tidak suka telur goreng manis. Karena apa yang Shang suka atau tidak suka makan bahkan ibu Shang sendiri tidak tahu dan hanya Gong Xilah yang tahu dan paling mengerti.
Shang tiba-tiba melihat sebuah parfum dengan dengan botol berbentuk angsa. Shang teringat kalau Gong Xi sangat menginginkannya dan bertekad akan membongkar penyamaran Gong Xi dengan parfum tersebut.
Gong Xi menyesal telah melempar garam ke Shang karena Shang pasti sudah menyadari keberadaan Gong Xi. Mei Sen selesai di make up dan menyuruh Gong Xi untuk di make up juga. Gong Xi terpana melihat Mei Sen yang katanya cantik (aduh Gong Xi masa itu Mei Sen cantik????hadew_aidarf). Mei Sen mengatakan secantik apapun Gong Xi nanti tetap tidak akan bisa menarik hati Shang. Gong Xi mengatakan Shang tidak akan tertarik kepadanya karena bukan tipenya Shang. Tipenya Shang (dengan melihat dada Mei Sen, wkwkwkwk) adalah gadis yang mempunyai banyak kelebihan seperti Mei Sen.
Shang keluar dengan gagahnya (sumpah meleleh liat ayang Hae dandan begini^^_aida rf) dan Gong Xi terdiam dan terpana melihatnya. Shang yang tahu Gong Xi melihatnya mengatakan kalau Gong Xi pasti terpesona melihatnya. Gong Xi membantah mengatakan kalau Shang terlihat lain dengan dandanan seperti itu.
Shang tidak percaya dan berjalan mendekati Gong Xi sehingga Gong Xi mundur mengikuti langkah Shang. Shang mengatakan kalau Gong Xi sangat suka cerita angel dan demon pada saat kecil dan ingin selalu membunuh demon. Gong Xi terbata-bata mengelak. “Kamu pasti kurang tidur, Bu Po Zai” kata Gong Xi
“Kamu seharusnya memanggilku Shang” kata Shang sambil terus berjalan
“Bu Po Zai” kata Gong Xi terus mundur
Terus seperti itu sampai Gong Xi tersudut ditembok (jeles banget, pengen diposisinya Gong Xi tersudut oleh Haeku . .wkwkwkwk_aidarf). Gong Xi terselamatkan karena Mei Sen tiba-tiba datang dan menarik Shang. Manager Shang datang dan menyuruh Mei Sen untuk ganti baju. Gong Xi juga dipanggil untuk di make up.
Setelah Mei Sen pergi, Shang kembali medekati Gong Xi dan menunjukkan botol farfum yang sangat di inginkan Gong Xi. Melihat botol parfum itu, Gong Xi tanpa sadar mengambilnya. Shang sepenuhnya yakin kalau Gigi adalah Gong Xi. Shang kemudian mengambil botol parfum tersebut dan tersenyum dengan penuh kemenangan.
“Kena kau” kata Shang dengan senyumnya yang maniez (seperti diriku wkwkwkwk_aidarf). Gong Xi hanya tersenyum salah tingkah mendengarnya.
Sementara itu Lian syuting drama di luar negeri dan ditemani Du Jin. Du Jin heran kenapa Lian memberikan poin yang salah kepada Gong Xi karena untuk seorang Lian yang mempunyai penilaian yang tinggi sangat aneh melihatnya. Lian dengan tersenyum mengatakan walaupun Gong Xi sudah bekerja keras tetapi Gong Xi tidak melakukannya karena untuk Lian sendiri tetapi hanya untuk memuaskan dirinya sendiri. Mendengar kata-kata Lian, Du Jin dengan tersenyum dan curiga megatakan sebenarnya Lian kecewa karena Gong Xi bekerja keras ternyata bukan untuk Lian sendiri dan karena Gong Xi adalah gadis yang disukai Lian. Lian tersenyum dan salah tingkah mendengarnya. Du Jin semakin tersenyum curiga melihat wajah Lian yang berubah. Lian tiba-tiba membela di dengan mengatakan bahwa perasaan pribadinya tidak mempengaruhi penilainnya. Du Jin hanya tersenyum dan mengangguk mendengarkan Lian tetapi didalam hatinya Du Jin heran apabila berhubungan dengan Gong Xi maka Lian akan bingung dengan perasaannya sendiri. “Jangan-jangan Lian tidak tahu kalau itu namanya Cinta” kata Du Jin.
Gong Xi memakai kostumnya. Shang berjalan mondar mandir. Walaupun sudah tahu kalau itu Gong Xi, Shang tidak mengganti Gong Xi karena Shang ingin melihat sampai mana kemampuan Gong Xi untuk membalas dendam kepadanya.
Shang terpana melihat Gong Xi ketika Gong Xi keluar. Tanpa berkedip Shang terus memandangi Gong Xi. Gong Xi mengatakan dalam hatinya semoga Shang tidak meyesal. Sutradara dan manager Shang pun terpana dan tidak percaya dengan perubahan Gong Xi.
Gong Xi terus berjalan menuju Shang dan begitu sampai didepan Shang, Gong Xi langsung menendang kakinya Shang. “Sakit kan? Kamu tidak akan pernah mengerti rasa sakitku di sini” kata Gong Xi menunjuk dadanya.
“Apa-apaan ini!!” kata Shang marah
“Apakah kamu mengira aku adalah Gong Xi yang tetap menganggapmu sebagai pusat hidupku?ku beritahu, aku yang dulu innocen dan naif telah hilang. Kamulah yang ingin tidak menggantiku, sejak kamu percaya diri, tunggu dan lihatlah aku akan membuatmu menyesal sampai mati” kata Gong Xi dengan tegas.
Sutradara yang terus memperhatikan dari jauh seperti melihat Gong Xi punya sayap hitam dan mengatakan Gong Xi benar-benar seperti angel yang berubah jadi Demon. Dan terinprirasi untuk dijadkan tema dalam MV Shang.
Shang memberitahu direktur bahwa Gong Xi adalah teman masa kecilnya. Manager terkejut dan tidak percaya kalau Gigi adalah Gong Xi. Mei Sen tidak mau syuting karena tidak menyukai Gong Xi. Direktur dan sutradara menenangkan Mei Sen. Shang menyalahkan Gong Xi karena tidak popular sejak kecil sehingga setiap orang melihat Gong Xi seperti melihat hantu. Gong Xi dan Shang ujung-ujungnya bertengkar sehingga membuat Mei Sen tambah kesal karena tidak mengerti apa yang dipertengkarkan Gong Xi dan Shang karena Gong Xi dan Shang terlihat bertengkar seperti pasangan.
Shang akhirnya menenangkan Mei Sen. Shang mengatakan kalau Gong Xi hanyalah teman masa kecilnya dan sekarang adalah musuhnya. Mei Sen tidak percaya karena cara Shang melihat Gong Xi berbeda dan terus menatap Gong Xi tanpa henti seperti benar-benar melihat seorang angel. Setelah ditenangkan oleh Shang, Mei Sen pun mau syuting dan syuting berjalan dengan lancar. Direktur mengatakan kalau Gong Xi lah yang memimpin Mei Sen dalam berakting kepada Shang. Shang sekarang merasa kalau di kenyataan antara dirinya dan Gong Xi adalah musuh. Dalam MV Gong Xi adalah seorang Angel yang akan membunuh Demon.
Shang mendekati Gong Xi dan mengatakan kalau Gong Xi sebenarnya tidak tahu cara berakting. Dengan lantang dan tegas Gong Xi menjawab didepan semua crew bahwa kalau bukan karena Shang telah mencampakkannya maka Gong Xi sama sekali tidak tertarik dengan dunia akting. Semua terdiam mendengar kata-kata Gong Xi.
Shang terus melamun sehingga tidak mendengarkan penjelasan Direktur. Sutradara menanyakan kebenaran kata-kata yang diucapkan Gong Xi. Begitu pula dengan Mei Sen menanyakan hal yang sama kepada Gong Xi.
Evil-evil Gong Xi keluar dan mengatakan kalau dulu Shang memperlakukan Gong Xi dengan buruk dan seperti sampah. Mei Sen yang merasa merinding menyuruh Gong Xi untuk tidak jadi bercerita. Gong Xi pun mengatakan kalau itu semua adalah masa lalu dan dan dimasa sekarang maupun masa depan Shang tidak akan melihat Gong Xi sebagai seorang wanita. Gong Xi menyuruh Mei Sen untuk percaya diri tetapi Mei Sen sadar bahwa antara Shang dan Gong Xi ada seseuatu yang tidak bisa dimasuki oleh orang lain. Sesuatu yang tidak dimiliki oleh dirinya dan Shang.
Shang memberitahu managernya kalau direktur menanyakan hubungannya dengan Gong Xi. Shang mengatakan diam saja tidak menjawab pertantaan Direktur. Shang sama sekali sama sekali tidak merasa bersalah karena sampai saat ini Shang merasa Gong Xi masih miliknya dan masih merasa berhak memperlakukan Gong Xi seperti itu. Shang pergi meninggalkan managernya. Manager berkata dalam hati jika nanti perasan Shang berubah menjadi cinta terhadap Gong Xi, manager membayangkan Shang akan menjadi sosok seperti apa suatu hari nanti.
Scene terakhir akan dimulai. Sebelum dilakukan syuting, direktur menjelaskan jalan ceritanya bahwa Gong Xi akan mendorong Shang dari atas. Sutradara memberitahu Shang untuk menghadap Gong Xi ketika akan jatuh. Gong Xi memandang Shang dan mengatakan akan melakukan yang terbaik dan akan membuat Shang menyesal.
Syuting pun dimulai. Begitu sutradara mengatakan action, Gong Xi mulai berakting dengan sangat serius. Setan-setan dalam tubuh Gong Xi keluar. Gong Xi mendekati Shang dan langsung benar-benar mencekik Shang dengan sekuat tenaga yang membuat semua terkejut melihatnya. Shang sampai kesulitan bernafas.
Sutradara berteriak memanggil Gong Xi untuk berhenti. Gong Xi sadar dan meminta maaf kepada Shang. Mei Sen langsung mendekati Shang. Setelah melihat kejadian itu, Mei Sen menjadi yakin kalau Gong Xi adalah musuh Shang.
Gong Xi mondar-mandir dengan bingung di bawah tangga lalu datanglah Qing Jie. “Aku minta maaf. Saat Sutradara berkata ‘action’ tanpa sadar aku langsung menjadi serius,” sesal Gong Xi. “Gigi, jangan lupa kalau peranmu di sini adalah seorang malaikat,” kata Qing Jie. “Tapi kau bilang peranku adalah malaikat yang berubah menjadi setan?” tanya Gong Xi heran. “Memang benar, tapi dia awalnya tetap adalah malaikat yang murni dan tidak berdosa. Hatinya menjadi rusak karena kemarahannya melihat temannya menapaki jalan yang salah maka ia membunuh setan yang mendekati temannya lalu malaikat itu berubah menjadi setan juga,” terang Qing Jie. “Jadi malaikat itu menjadi setan karena membunuh si setan?” tanya Gong Xi. Qing Jie mengangguk dan berkata, “Aktingmu tadi bagai setan yang ingin membunuh setan lainnya. Sama sekali tidak ada aura malaikatnya,”
“Aku terlalu arogan dan bodoh dalam berakting,” kata Gong Xi murung. “Kau harus menenangkan diri dulu. Kami akan syuting adegan antara Shang dan Mei Sen,” kata Qing Jie lalu beranjak dari duduknya. “Kau pasti bisa melakukannya seperti saat berakting bersama Mei Sen tadi. Aktingmu sangat bagus bahkan kau bisa menuntun Mei Sen agar berakting mengikutimu. Lakukan seperti tadi,” kata Qing Jie lalu tersenyum dan meninggalkan Gong Xi. Gong Xi memikirkan aktingnya bersama Mei Sen tadi dan bergumam kalau tadi ia menganggap Mei Sen adalah Nan Qin maka ia bisa berakting dengan natural. “Santai selalu kau malah duduk-duduk di sini sambil menatap langit,” tegur Shang yang baru saja turun dari atas.
Mendengar suaranya Gong Xi segera berdiri dan bertanya apakah Shang baik-baik saja. “Tentu saja tidak. Karena kau jadwal syuting kita molor. Aku menyesal tidak menggantimu sejak awal,” jawab Shang kesal. Gong Xi tampak kecewa mendengarnya. “Kalau kau berakting seperti itu, aku sudah bisa memprediksikan masa depanmu,” kata Shang lalu menarik Gong Xi ke pelukannya. “Tunjukkan kemampuanmu yang sebenarnya,” kata Shang lalu ia pergi.
Gong Xi termenung selepas kepergian Shang dan berpikir, “Kenapa aku diam saja dan diajari olehnya? Aku membutuhkan waktu yang lama sebelum menemukan jati diriku sebelum berakting. Apakah begini rasanya balas dendam? Tuan Lian, apa yang harus aku lakukan?” pikir Gong Xi bingung lalu ia menelepon Lian namun yang menerima adalah voice mail. “Ini Gong Xi, kau pasti sedang sibuk bekerja dengan baik. Alasanku menelepon karena …” Gong Xi terdiam dan tidak melanjutkan kata-katanya. Ia berpikir kalau Gong Xi menceritakan apa yang sedang ia kerjakan sekarang, Lian pasti langsung tahu modus aslinya menerima pekerjaan ini. Ia tidak mau Lian mengetahuinya. Tiba-tiba telepon terputus namun Gong Xi membiarkannya karena ia juga tidak tahu apa yang akan ia katakan kepada Lian.
Tidak sampai sepuluh detik HP Gong Xi berbunyi. Gong Xi berpikir kalau yang menelepon adalah Lian tapi ternyata yang menelepon adalah Nan Qin. Dengan gembira Gong Xi langsung menerima telepon dari Qin tersebut. “Hei, suaramu terdengar sangat bahagia. Padahal tadi kau mengirim pesan kalau kau sedang terlibat masalah dan duniamu akan hancur. Aku sangat khawatir mendengarnya. Tapi sekarang suaramu sangat bahagia sekali,” omel Nan Qin. “Siapa bilang aku bahagia? Aku sangat sengasara tapi aku senang karena kau menelepon,” kata Gong Xi. Nan Qin meminta Gong Xi cepat menceritakan permasalahannya. Saat mendengar omelan Nan Qin yang menyuruhnya cepat bercerita dengan jelas Gong Xi malah merasa senang walau Nan Qin mengguruinya karena selama ini tidak ada orang yang begitu perhatian kepada Gong Xi. Gong Xi memperlakukan Nan Qin sebagai sahabat dekat, begitu juga sebaliknya. Mereka bersahabat layaknya Gong Xi dan Mei Sen di MV yang sedang dikerjakan Gong Xi. Gong Xi membayangkan kalau Nan Qin jatuh cinta kepada pria yang jahat. Ia terus bengong dan tidak berbicara apa-apa di telepon sampai Nan Qin kebingungan. Akhirnya Gong Xi tersadar dari lamunannya dan bercerita kepada Nan Qin kalau ia berperan sebagai malaikat. Ia lalu bertanya kalau misalnya Nan Qin jatuh cinta kepada seorang pria dengan sangat dalam namun mencintai pria itu dapat membuat Nan Qin semakin lemah bahkan sulit untuk bernapas sehingga Gong Xi membunuh pria itu. “Kalau hal seperti itu terjadi, bagaimana denganmu?” tanya Gong Xi. “Aku tidak akan menyesal telah mencintainya walaupun aku akan lemah karenanya. Karena aku tahu bagaimana beruntungnya aku telah mencintainya,” jawab Nan Qin.
Sementara itu Mei Sen sedang menonton hasil syutingnya bersama Shang. Dalam MV itu Shang mencium rambutnya sehingga Mei Sen sangat senang dan merasa Shang menyukainya. Qing Jie sedang menerangkan kepada Shang bagaimana ia harus berakting nanti bersama Gong Xi. Shang mengerti lalu Qing Jie beranjak untuk memanggil Gong Xi. Namun Gong Xi sudah berjalan menghampiri mereka dengan murung. Qing Jie bertanya apakah Gong Xi sudah siap. Gong Xi mengiyakan namun Qing Jie agak khawatir karena Gong Xi sangat murung sekali. Shang berdiri dari kursinya lalu beranjak menghampiri mereka dan menyuruh Gong Xi berakting sebaik mungkin. Melihat kehadiran Shang, Gong Xi langsung menjauh dengan wajah takut bercampur benci (kayanya dia sudah menghayati perannya deh). Shang dan Qing Jie bingung melihat Gong Xi. Gong Xi berjalan pergi sambil bergumam kalau ia membenci pria yang telah menyebabkan sahabatnya lemah dan hampir mati. Lalu ia membayangkan Nan Qin berdiri di depannya dan Gong Xi bertanya kepada Nan Qin bagaimana kalau misalnya ia membunuh pria yang Nan Qin cintai. “Kalau kau membunuhnya, maka aku akan membencimu sampai akhir hayatku,” jawab Nan Qin.
Gong Xi dan Shang sudah bersiap untuk syuting lagi. Sekarang ia membayangkan kalau malaikat yang didekati Shang adalah Nan Qin dan Shang adalah pria yang ambisius, suka mencampakkan wanita, serta playboy. Syuting dimulai, Gong Xi berjalan pelan-pelan menghampiri Shang sambil tetap membayangkan semua perkataan Nan Qin tadi. Matanya mulai berkaca-kaca. Ia tidak ingin kehilangan Nan Qin yang adalah sahabat pertamanya. Ia tidak rela kalau Nan Qin meninggal karena orang jahat seperti Shang. Gong Xi mulai mencekik Shang namun Shang hanya memandangnya dan menyerah pada cekikan Gong Xi tanpa perlawanan. Shang tiba-tiba teringat saat ia kecil dulu. Saat itu Gong Xi menangis sambil mengejar ibunya yang hendak pergi namun ibu Gong Xi melarangnya ikut dan menyuruhnya diam dan kembali tidur. Gong Xi hanya menangis sambil memeluk lutut selepas kepergian ibunya. Shang memandang kejadian itu dengan sedih. Shang tersadar dari lamunannya dan memerhatikan wajah Gong Xi yang saat itu sedang menangis. Ia sadar kalau tangisan Gong Xi sekarang adalah tangisan yang benar-benar berasal dari hatinya. Shang sudah hendak jatuh dan semua kru melihat kejadian itu dari bawah dengan cemas. Qing Jie berkata dalam hati kalau Shang tidak boleh lupa untuk menutup matanya.
Shang akhirnya terjatuh dari kastil namun ia tidak menutup matanya. Ia malah terus memerhatikan Gong Xi.
Gong Xi melihat ke bawah kastil dengan senyum licik dan puas lalu sayap hitam keluar dan membentang dari punggungnya. Qing Jie melihat akting Gong Xi dengan lega.
Sementara itu di lokasi syutingnya Lian baru saja selesai syuting. Du Jin memuji aktingnya sambil memberikan sebotol minuman. Lian mengecek HPnya lalu mendengarkan pesan suara dari Gong Xi sambil tersenyum. Namun saat pesan suara itu terpotong di tengah-tengah dengan bingung Lian segera menelepon Gong Xi balik. Du Jin melihat kejadian itu dengan tidak percaya. Lian tidak pernah menelepon balik orang lain saat ia sedang bekerja. Lalu Du Jin bertanya siapa yang menelepon. “Ia memutuskan pesannya di tengah-tengah pembicaraan dan saat kutelepon balik tidak ada jawaban. Apakah ada masalah dengan HPnya?” tanya Lian heran. “Mungkin ada sedikit masalah karena roaming,” jawab Du Jin sambil tersenyum (di Skip Beat ini Aii paling suka Du Jin :p). Lian masih memutar-mutar HPnya di meja sambil memikirkan telepon dari Gong Xi.
Syuting akan dimulai kembali. Kali ini mereka akan men-shoot bagian Shang. Mei Sen yang kebetulan lewat di situ heran kenapa mereka melakukan syuting ulang. Qing Jie sedang berbicara di dekat situ dengan salah satu crew. Qing Jie menerangkan kalau judul lagu yang mereka kerjakan MVnya itu adalah ‘Prisoner’ yang menceritakan tentang seseorang yang ada di dalam penjara. “Peran yang Shang mainkan adalah seorang setan yang mencintai malaikat yang diperankan Mei Sen. Namun Shang membawakannya seakan ia mencintai Gigi (Gong Xi). Ia sama sekali tidak melepaskan pandangannya dari Gong Xi bahkan sampai akhir hidupnya. Mereka seperti pasangan yang sebenarnya,” keluh Qing Jie. Mei Sen mendengarkan dialog itu dengan sedih.
Qing Jie menghampiri Shang yang sedang duduk di pinggir kastil. Ia mengingatkan Shang agar tidak lupa menutup matanya. Dengan kesal Shang mengomel kalau ia mengerti dan menyuruh Qing Jie membiarkan ia meresapi perannya. Qing Jie mengalah dan pergi dari situ. Shang menutup matanya dan tampak berkonsentrasi lalu Gong Xi mendekat. Dengan kesal Shang bertanya untuk apa Gong Xi datang kemari. Gong Xi memanggil Shang dengan nama aslinya dan mengingatkan Shang untuk menutup mata serta mendengarkan instruksi dari crew. Setelah itu Gong Xi tersenyum jahil dan langsung berlari pergi. Dengan kesal Shang meneriaki Gong Xi.
Make up dan kostum Gong Xi dibersihkan. Ia kini mengenakan seragam kantornya lagi. Dengan sedih Gong Xi melihat bayangan dirinya di dinding. Ia lalu menundukkan kepalanya. Qing Jie masuk ke ruangan dan melihat Gong Xi yang sedang sedih. Qing Jie menghampirinya dan bertanya ada apa. Gong Xi menggeleng dan menjawab kalau ia selalu sedih setiap make upnya dihapus dan berkata kalau ia ingin selalu terlihat cantik (padahal menurut aii dia cantik kok).
Gong Xi lalu bertanya kepada Qing Jie apakah ada masalah dengan syutingnya. Qing Jie menjawab kalau ada sedikit masalah namun bagian Gong Xi sudah selesai dengan baik. Sutradara bahkan memujinya. Qing Jie berkata kalau Gong Xi adalah artis yang hebat. Ia pernah mendengar kalau artis yang hebat biasanya susah untuk keluar dari perannya. Seperti itulah yang terjadi pada Gong Xi tadi. Gong Xi sangat senang mendengarnya. “Saat berhadapan dengan si idiot itu aku sama sekali tidak berpikir tentang membalas dendam. Aku hanya memikirkan peran yang aku bawakan,” pikir Gong Xi lalu ia mulai menari-nari dengan riang.
Gong Xi keluar dari gedung dan berkata dalam hati, “Tuan Lian, aku sudah semakin dekat denganmu. Walaupun awalnya aku menggunakan orang itu (Shang) sebagai batu loncatan, tapi saat berakting aku benar-benar lupa dengan niat untuk membalas dendam. Kemampuan aktingku lebih tinggi dari gunung dan lebih dalam dari laut,” kata Gong Xi senang.
Shang sedang membaca majalah di dalam ruangan saat Mei Sen masuk dan duduk di sebelahnya. “Oh, kau,” kata Shang cuek lalu lanjut membaca. Melihat tanggapan Shang yang hanya begitu, Mei Sen menjadi sedih. “Memangnya siapa lagi kalau bukan aku?” tanya Mei Sen lirih lalu ia teringat dialog antara Qing Jie dan crew tadi. Ia mulai menangis. Shang melirik Mei Sen lalu melempar majalah yang ia baca ke meja dan bertanya kepada Mei Sen ada apa. “Apa kau benar-benar menyukaiku?” tangis Mei Sen. Shang melihatnya dengan tatapan bosan lalu mencium kening Mei Sen. Mei Sen menarik tangan Shang karena ia merasa Shang belum menjawab pertanyaannya. Shang menarik Mei Sen ke dalam pelukannya dan berkata kalau ia menyukai Mei Sen. Ia bahkan memanggil Mei Sen ‘putri kecilku’ dan meminta Mei Sen tidak menyebabkan masalah dan membuat Shang pusing. Gong Xi melihat kejadian ini sambil terdiam.
Shang tidak sengaja melihat ke arah Gong Xi. Shang langsung bersikap lebih perhatian kepada Mei Sen dan berkata kepada Mei Sen kalau sepertinya Mei Sen demam dan menyuruhnya beristirahat. Saat ia menoleh kembali Gong Xi sudah tidak ada di tempatnya yang tadi.
No comments:
Post a Comment